Trainer Plus

Aku ditugaskan kantor untuk mengiukuti training yang diselenggarakan diluar kota. Tempat trainingnya disuatu resort yang nyaman. Aku mendapat kamar sendiri dan letaknya persis disebelah ruang untuk nonton TV. Aku berangkat pagi2 dengan kendaraan dari kantor karena training dimulai jam 9, kebetulan resort itu gak jauh dari jakarta. Aku terkejut karena ternyata yang menjadi trainer adalah mas Hide dan seorang temannya.

Dia juga terkejut melihatku, “Apa kabar Nes, makin cantik aja kamu”, sapanya setengah berbisik agar tidak terdengar yang lain. Diapun duduk disebelahku. “Baik mas , gak nyiapin kelasnya?” tanyaku. “Udah beres kok, dan lagi kan ada temenku yang merapikan sisanya. Kamu makin seksi aja”, jawabnya. “Ah biasa saja mas “, jawabku. “Sendiri?” tanyanya lagi. “Iya mas “, jawabku. “Nanti kita ngobrol lagi waktu break ya”, katanya sambil meninggalkan ku. Selama training aku hanya bengong memandangi mas Hide. Aku jadi teringat lagi bagaimana mas Hide mengentoti aku di apartmentnya, dia napsu banget melakukannya dan aku menikmatinya. Ngebayangin itu, napsuku jadi naik. Kayaknya ada kesempatan nih untuk mengulang nikmat yang aku reguk bersama mas Hide, gak tau dia mau atau tidak karena ada temannya. Apalagi aku dapat kamar sendiri, sehingga bisa saja dia tidur di kamarku. Atau dia ngajak temannya untuk mengantri aku. Lamunanku makin meluas sehingga aku tidak memperhatikan apa yang sedang dibahas. Kebetulan sesi pertama dia yang membawakannya. Ketika break, aku duduk menyendiri terpisah dari yang lain. Dia duduk disebelahku sambil membawa kopi dan makan kecil. “Kok masih gini2 aja Nes?” tanyanya. “Sekarang cowoknya siapa?” “Ya masih gini2 aja mas , abis keadaannya belum berubah. Ines gak punya cowok kok mas “, jawabku. “Ah masak, kamu kan napsunya gede, pasti kan perlu kepuasan juga kan”, katanya berbisik. Aku hanya tersenyum saja. “Mas sendiri gimana, katanya mau kasi proposal lagi?”tanyaku setengah berbisik juga. “Sedang dipersiapkan, nanti kalo sudah mateng aku kontak kamu. Malem ini kita ulangan yuk”, ajaknya. “Terus temen mas ?” tanyaku. “Aku kan dapet kamar sendiri”, jawabnya. “Ines juga kebetulan dapet kamar sendiri mas “, kataku sambil menyebutkan nomor kamarku. “Ah kebetulan kamarku persis disebelah kamarmu, di kamarku ada pintu tembus ke kamarmu sehingga keluar masuk gak akan ada yang liat. Jadi nanti malem ya Nes”, katanya. Waktu break sudah selesai, kelas dimulai lagi. Kali ini giliran temannya yang membawakan. Dia duduk disebelahku yang kebetulan kosong. Sesekali dia mengajakku berkomunikasi tetapi secara tertulis supaya tidak mengganggu yang lain. “Mau ya Nes nanti malem kita ulangan, kamu pasti udah lebih lihai diranjang ya Nes”, tulisnya. “Masih sama seperti ketika itu kok mas , ilmunya gak nambah2, abis mas udah gak pernah ngetrain lagi sih”, jawabku tertulis. “Makanya nanti malem kita training lagi ya”, lanjutnya. Ketika waktu makan siang, dia tidak ngobrol denganku, supaya gak menyolok, katanya.

Sorenya, sesudah kelas selesai aku balik ke kamar duluan, istirahat dulu karena sehabis makan malem ada kelas lagi. Kunci pintu tembusannya aku buka supaya mas Hide bisa masuk ke kakamarku. Aku melepas pakaianku, tinggal CD minim yang tipis dan braku saja. Aku berbaring diranjang, gak lama kemudian pintu tembusan kamarku terbuka dan muncullah mas Hide, dia tersenyum melihat poseku yang menantang di ranjang. Dia duduk disebelahku dan langsung mencium bibirku dan dilumatnya dengan penuh napsu. Aku membalas lumatannya juga. “Nes aku kangen sama badanmu yang montok”, katanya sambil menciumi leherku. “Sama Ines nya gak kangen mas “, jawabku sambil mengusap2 pinggungnya. “Ya otomatis dong kangen juga sama yang punya badan”, jawabnya sambil tangannya mulai meremas2 toketku. Gak lama kemudian dia melepaskan braku.Ciumannya menjalar menyusuri leherku dan belakang kupingnya. Aku menggelinjang kegelian, “Geli mas “. Aku makin menggeliat ketika lidahnya menyelusuri toketku dan turun di belahannya. Dia terus memainkan lidahnya di toketku tapi tidak sampai ke pentilnya. “mas diisep pentilnya dong, nanti Ines isep kontol mas juga”, aku mendesah2. Dia terus saja menjilati daerah sekitar pentilku, tapi pentilnya tidak disentuh. Kemudian ciumannya turun ke arah perutku sambil tangannya mengusap2 daerah memekku, CD ku sudah basah karena napsuku yang sudah berkobar2. “Nes, kamu udah napsu banget ya, sampe CD kamu basah begini”, katanya sambil meneruskan usapannya. Aku gak tahan lagi, kepalanya kutarik dan kudekatkan ke pentilku. “Diisep dong mas “, rengekku. Dia segera mengisap pentilku dan tangannya meremas toketku. “Terus mas , diisep yang keras mas , enak mas akh”, erangku. Dia mengemut pentilku bergantian, demikian pula toketku diremasnya bergantian. Sesekali tangannya mengelus2 itilku dari luar CDku. Aku bangkit, kulepas semua yang menempel dibadannya. Kontolnya yang besar dan panjang sudah ngaceng dengan kerasnya. “Kontol mas masih besar dan panjang ya mas , keras banget lagi”, kataku sambil menciumi kontolnya dan kukenyot kepalanya. Kepalanya kemudian kujilati dan jilatanku turun ke arah bijinya. Seluruh kontolnya kujilati. “Enak Nes terusin dong emutannya”, katanya. Kemudian dia memutar tubuhnya sehingga posisinya menjadi 69. CDku langsung dilepasnya, “Ni jembut lebat banget”, katanya sambil mengelus2 jembutku yang sudah basah karena lendir memekku. Dia mulai menjilati memekku. “Enak mas , terus”, erangku keenakan.Aku makin menggelinjang ketika lidahnya menyentuh itilku. Kontolnya kuemut dengan keras, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dimulutku. Karena napsuku yang sudah berkobar sejak pagi, akhirnya aku gak bisa bertahan lebih lama lagi, aku nyampe kerana itilku dikenyot2nya, “mas , Ines nyampe mas , aakh”. Kontolnya kukocok dengan cepat keras sambil menikmati nyampeku. “Nes, aku mau ngecret juga Nes”, katanya terengah. Segera kepala kontolnya kuemut lagi dan kukenyot dengan keras, tanganku terus mengocok kontolnya sampai akhirnya dia ngecret dimulutku. Banyak banget pejunya nyembur sampe meleleh keluar dari bibirku. Kontolnya terus kukenyot sampe denyutan ngecretnya hilang baru kulepas. Pejunya kutelan tanpa rasa jijik, “Nes nikmat banget ya emutanmu, pastinya emutan memekku lebih nikmat lagi ya”, katanya terengah. Aku berbaring disebelahnya, kupeluk badannya. Belum dientot saja dia sudah menggiring aku ke kenikmatan.

Setelah itu kami membersihkan diri di kamar mandi. Didalam kamar mandi pun kami saling membersihkan badan pasangan. Kontolnya mengeras lagi ketika kukocok2 pelan2, aku jongkok didepannya dan mengemut kontolnya lagi, langsung saja kontolnya ngaceng dengan kerasnya. Kepalaku bergerak maju mundur memasuk keluarkan kontolnya dimulutku. DIa gak bisa menahan diri lagi, langsung dia duduk di toilet, aku dipangkunya menghadap dirinya, sambil mengarahkan kontolnya ke memekku. Segera kontol besarnya nancep dimemekku, terasa sekali memekku melebar untuk menampung kontolnya yang dienjotkan pelan2 sehingga makin nancep di memekku, “Enak mas , ssh”. Aku mengenjotkan badanku maju mundur supaya kontolnya bisa nancep dalem di memekku, diapun mengenjotkan kontolnya juga sehingga terasalah gesekan kontolnya dimemekku. Nikmat banget rasanya. Sedang nikmat2nya, tiba2 dia berhenti mengenjotkan kontolnya. Dia menyuruhku memutar badanku tanpa mencabut kontolnya dari memekku. Aku disuruhnya nungging sambil berpegangan di wastafel. Mulailah dia mengenjotkan kontolnya dari belakang. Sambil mengenjot, toketku yang mengayun2 seirama enjotannya diremas2nya. “Akh mas , nikmat banget mas . Kontol mas nancepnya dalem banget mas , Sesek memek Ines rasanya, gesekan kontol mas kerasa banget, enjot terus yang cepet mas , Ines udah mau nyampe lagi”, erangku. “Cepet banget Nes”, katanya. “Abis nikmat banget sih mas kontolnya, jadi Ines gak bisa nahan lagi”, erangku. Dia makin cepat mengenjotkan kontolnya keluar masuk sampe akhirnya aku menggelinjang dengan hebat, “Akh mas , Ines nyampe lagi, Ines lemes mas “, erangku terengah2. Karena aku mengeluh lemes, dia mencabut kontolnya yang masih perkasa dan minta diemut lagi. Dia kembali duduk di toilet dan aku berlutut didepannya. Kembali kontolnya kuemut2 sambil kukocok2 dengan cepat dan keras, sampe akhirnya, “Nes, aku ngecret lagi Nes”. Dia mengecretkan pejunya lagi didalem mulutku. Walaupun ini yang kedua, pejunya tetep saja banyak ngecretnya. Seperti tadi pejunya kutelen sambil terus mengemut kontolnya. “Nes, udah waktunya makan malem nih, nanti kita lanjutin lagi”, katanya. Kami segera membersihkan diri sekali lagi, kemudian dia kembali kekamarnya dan aku segera berpakaian untuk makan malem. Sesi malem terasa lama sekali buatku, yang sudah kepingin untuk dientot lagi.

Akhirnya selesailah sesi malem, aku gak bisa langsung ke kamar karena kelompok diskusiku ngumpul untuk membahas pekerjaan yang harus diselesaikan untuk besok. Cukup lama diskusi berlangsung, kulihat dia sudah tidak ada di kelas, kelihatannya sudah menunggu dikamar. Aku sudah tidak bisa berkonsentrasi tetapi tidak dapat meninggalkan diskusi. Setelah diskusi selesai, teman2 yang lain masih ngumpul2 untuk ngobrol dan menikmati snack malem, aku beralasan sakit perut segera kembali ke kamar. Ketika masuk kamar, tiba2 dia memelukku dari belakang erat2, rupanya dia bersembunyi dibelakang pintu kamarku ketika mendengar kunci pintu berfungsi. “Lama bener Nes, aku sampe kedinginan nungguinnya”. Aku membalikkan badan dan memeluk dia erat2 juga. Bibirku langsung diciumnya dengan penuh napsu, lidahnya yang dijulurkan ke mulutku kuisep kuat2 juga. Aku melingkarkan tanganku di lehernya. Dia langsung meremas2 toketku. Terasa kontolnya sudah ngaceng menekan ke perutku. Pakaianku segera dipretelinya sehingga hanya tinggal CD minim yang tipis. Dia terus saja meremas2 toketku, pentilku yang sudah mengeras langsung dijilatinya. Aku jadi menggelinjang kegelian dan juga nikmaat. Jilatannya turun terus ke bawah, ke puserku dan terus menciumi daerah memekku. CDku sudah basah. “Nes kamu sudah siap dientot ya, udah basah begini”, katanya sambil melepas CDku. Gantian aku yang segera melucuti semua pakaiannya sehingga kita sudah berbugil ria. Dia membopongku sambil terus menciumi bibirku, kuat juga dia membopongku. Aku dibaringkan di ranjang, dia terus menciumi seluruh tubuhku, napsuku sudah berkobar2, berkali2 aku menggelinjang. Sambil mengulum bibirku, tangannya mengelus2 pinggulku, kemudian jarinya mulai mengilik memekku dan akhirnya itilku yang menjadi sasaran. Aku mengangkangkan pahaku supaya dia mudah mengakses memek dan itilku. Aku menggeliat2 saking napsunya. Jarinya makin cepet menggesek itilku, aku mengangkat2 pantatku karena sudah pengen banget dienjot, “Ayo dong mas , Ines dientot, udah pengen banget kemasukan kontol mas lagi”, rengekku. Dia kemudian menelungkup diatasku, kontolnya diarahkan ke memekku dan mulai nancep kepalanya di memekku, “Akh, enak mas , masukin semuanya mas “, lenguhku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk, makin lama makin cepat dan akhirnya dengan satu enjotan keras seluruh kontolnya nancep semuanya di memekku, “Akh, enak mas , masuk semuanya ya mas , memek Ines sampe sesek banget rasanya kesumpel kontol mas “. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk makin cepat dan keras, nikmat banget rasanya, “Enak mas , terus mas , enjot yang cepet dong”, rengekku terus. Setengah permainan dia mencabut kontolnya dari memekku, “kenapa dicabut mas , belum nyampe”, protesku. “Variasi dong”, jawabnya sambil menjepitkan kontolnya yang keras banget di toketku. Aku menjepit kontolnya dengan toketku, dia bergerak maju mundur, menggesekkan kontolnya di toketku. Ketika dia memajukan kontolnya, kepalanya kuemut sebentar dan kemudian terlepas karena dia memundurkan lagi, terus seperti itu. “Enak yang”, erangnya. Setelah puas digesek toketku dia berubah posisi lagi, “Kamu sekarang diatas ya Nes”, katanya sambil berbaring. Segera aku menaiki badannya dan menempatkan kontolnya yang ngaceng tegak di memekku. Aku menurunkan memekku pelan2 dan bles, kontol besarnya mulai ambles di memekku, “Akh, enak banget mas “, lenguhku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnyapun makin cepat terkocok2 didalem memekku, nikmat banget rasanya. Dia pun melenguh, “Enak Nes, terus yang cepet”. Aku merunduk dan mencium bibirnya, dia memeluk punggungku sambil gantian mengulum bibirku. Dia meremes2 toketku yang berguncang2 seiring dengan naik turunnya badanku mengocok kontolnya. Pentilku diplintir2nya. Aku makin bernapsu mengocok kontolnya dengan memekku. Dia memegang pinggulku sementara aku terus mengocok kontolnya. Kocokanku makin kencang, “mas , Ines sudah mau nyampe nih”, kataku terengah. DIa meraba itilku dan dikilik2nya, ini mempercepat proses aku nyampe, “Akh, mas , Ines nyampe, akh nikmatnya”, lenguhku dan aku ambruk menelungkup dibadannya. Aku mengeluarkan kontolnya dari memekku, masih perkasa kontolnya. Kemudian kontolnya aku ciumi dan kepalanya aku emut, kepalaku mengangguk2 mengeluar masukkan kontolnya dalam mulutku. “Nes, kamu makin lihai urusan ranjang nih, latihan sama siapa saja?” tanyanya. Aku tak menjawab, kontolnya terus kuemut sambil kukeluar masukkan di mulutku, batangnya aku kocok2 dengan cepat. “Akh enak banget Nes” erangnya. Cukup lama aku mengemut kontolnya, rupanya karena sudah ngecret 2 kali, dia bisa bertahan lama sekali. Kontolnya dikeluarkan dari mulutku dan aku disuruhnya nungging dipinggir ranjang. Dari belakang sambil berdiri dia mencolokkan kontolnya lagi kedalam memekku, sekali enjot kontolnya sudah amblas semua ke memekku, “Akh, enak banget mas “, erangku. Dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku, karena dia berdiri enjotannya terasa lebih keras dan lebih cepat, nikmatnya gak terlukiskan dengan kata2. Dia meraba2 lubang pantatku, kemudian terasa jarinya ditusuk2kan kepantatku. “mas sakit”, protesku. Dia berhenti menusuk2 pantatku, pinggulku dipegangnya sambil mengenjotkan terus kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dia membungkuk dipunggungku supaya bisa meremes2 toketku yang berguncang2 seirama dengan sodokannya. Pentilku kembali diplintir2nya. “Enak mas , terus enjotannya, Ines udah mau nyampe lagi mas “, erangku. “Cepet kok Nes, aku belum ngerasa apa2″, katanya sambil terus mengenjot memekku. Akhirnya aku tak bisa nahan lebih lama lagi, “mas , Ines nyampe mas , akh”, aku tersungkur diranjang karena lemes, kontolnya tercabut dari memekku, masih keras dan berlumuran lendirku. Dia tidak memberi kesempatan aku istirahat, aku ditelentangkan dan kontolnya dimasukkan lagi ke memekku, terus mulai dienjotkan lagi keluar masuk dengan cepat dan keras. “mas , kuat amat sih ngentotnya, Ines udah lemes mas , abis udah 2 kali nyampe”, lenguhku, Dia tidak memperdulikan lenguhanku, terus saja kontolnya dienjotkan keluar masuk. Rupanya dia udah mau ngecret, makin lama enjotannya makin cepet dan keras, aku sudah pasrah saja telentang keenakan. Toketku diremas2 sambil memlintir2 pentilku, akhirnya “Nes aku ngecret”, dan terasa semburan pejunya dimemekku. Aku memeluk dan mengelus2 punggungnya. “mas , nikmat banget ngentot dengan mas , istirahat dulu ya mas , Ines udah lemes banget”, dia mencabut kontolnya dan rebah disebelahku. Tak lama kemudian aku tertidur kelelahan.

Aku terbangun karena merasa ada yang mengelus2 toketku, dia sedang memandangi aku sambil mengelus2 toketku, “udah pagi ya mas “, kataku setengah ngantuk. “Belum baru jam 5, masih bisa seronde lagi ya Nes”, jawabnya. Luar biasa dia ini, gak puas2nya ngentotin aku. Aku dipeluknya dan bibirku diciumnya, aku membalas memeluknya. Kontolnya mulai kuremas2 sehingga terasa kembali mengeras, terus saja kuremas2 sampe jadi keras sekali. Dia sudah siap nyodok memekku lagi. Aku bangun dan mulai mengisap kontolnya, dia merubah posisi menjadi 69 sehingga bisa mengakses memekku. Memekku dijilatinya, aku mengangkangkan pahaku sehingga dia bisa menjilati itilku, Isepan ku menjadi melemah karena serangan fajar nya di memekku, “mas , subuh2 gini sudah ngasi kenikmatan lagi buat Ines”, kataku sambil mengocok2 kontolnya. “mas , Ines sudah napsu banget, dimasukin lagi dong mas “, pintaku. Dia sudah napsu juga, segera aku ditelentangkan, dinaiki dan kontolnya ditancapkan lagi ke memekku, kemudian mulai dienjotkan keluar masuk. Sebentar saja seluruh kontolnya sudah nancap kemabli di memekku, enjotannya tambah cepat dan keras, “Enak banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjot memekku dengan kontolnya. Akhirnya kembali aku mengejang keenakan, “mas , Ines nyampe mas . mas pinter amat sih nyodok memek Ines, sebentar saja Ines sudah nyampe”, lenguhku. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk. Cukup lama dia mengenjot memekku dengan kontolnya sampe akhirnya aku nyampe lagi, “mas Ines nyampe lagi mas , mas lama banget sih ngecretnya, Ines udah lemes banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjot memekku sampe akhirnya “Nes, aku ngecret”, dia menancapkan kontolnya dalem2 di memekku dan terasa semburan pejunya di memekku. “Nikmat banget ngentotin kamu Nes, memek kamu bisa kedutan, kerasa kaya diemut sama mulut kamu”, katanya. Kemudian dia mencabut kontolnya dari memekku dan berbaring disebelahku. “Nes, nanti sore kita lanjut lagi yuk, kita ngentot semalem lagi”, katanya. “Dimana mas?” “Ya ditempatku lah. Kalo nginep semalem lagi kan menyolok, kelihatan sama temenku”. Aku hanya tersenyum dan akhirnya tertidur lagi dipelukannya.

Hari itu aku mengiktui training dengan lesu, maklum aja semaleman dientot sampe nyampe berkali2, pastinya ngantuk dan lemes. Presentasi kelompok diskusiku, aku hanya terdiam saja menjadi pendengar. Selesai training, aku ikut mobilnya. Di perjalanan kami mengisi perut dulu karena memang sudah waktunya, setelah itu baru keapartmentnya. aku duduk disofa. Dia masuk kamar mandi, ketika keluar hanya mengenakan celana pendek dan t shirt, badannya masih tegap. Dia mengambilkanku can soft drink dingin, dibukakan untukku. Aku meminumnya. “Mau mandi yang?’ tanyanya sambil memelukku. Aku diciumnya, tangannya segera meremas2 toketku kembali. Napsunya bukan main. Segera aku ditelanjanginya, toketku diciuminya dan pentilku diemut2nya, segera saja pentilku mengeras. Tangannya segera saja mengiliki2 itilku, dia sepertinya mau memanfaatkan waktu seefisien mungkin. “mas , kok napsu banget sih sama Ines”, tanyaku. “Abis ngentot sama kamu nikmat banget sih”, jawabnya. “Ines kan juga dapet nikmatnya dipatil lagi sama kontol mas “, jawabku. Kemudian dia melepas celana dan t shirtnya, dia rupanya tidak mengenakan CD. Kontolnya sudah ngaceng dengan keras. Dia duduk di ubin di depanku, kakiku dikangkangkannya. Badanku diseretnya sehingga aku setengah rebah di dipinggir sofa. Lidahnya mulai menggesek memekku dari atas ke bawah. Itilku menjadi sasaran berikutnya, dijilat, dihisap, kadang digigit pelan, dijilati lagi, “mas , enak banget mas , terus mas “, erangku. Dia terus menjilati itilku sampe aku nyampe. “Akh mas , belum dientot Ines sudah nyampe, mas lihai banget deh makan memek Ines”, kataku. Dia berdiri, aku ditariknya supaya duduk. Kontolnya tepat ada dimukaku, segera saja aku genggam dan kuemut kepalanya. mulutku mulai mengeluar masukkan kontolnya sambil batangnya kukocok2 dengan cepat dan keras. Dia mengejotkan kontolnya pelan dimulutku seperti sedang mengentoti mulutku. Beberapa saat kemudian, dia berbaring disofa, aku segera menaiki badannya dan menancapkan kontolnya di memekku, kusentakkan badanku kebawah dengan keras sehingga sebentar saja kontolnya udah nancep semua di memekku. Aku menaik turunkan pantatku dengan cepat sehingga kontolnya terkocok oleh memekku dengan cepat juga, “Akh nikmat banget Nes” erangnya. Aku merasa sudah mau nyampe, tapi dia menahan badanku sehingga aku berhenti mengenjot. Kontolnya dikeluarkan dari memekku, aku disuruhnya telungkup menungging di sofa dan kembali kontolnya ditancapkan ke memekku dari belakang. “Bles, kontolnya langsung saja nancep semuanya ke memekku, “Akh, nikmatnya,”, kali ini aku yang menggerang. Dia langsung mengenjot memekku dengan cepat dan keras. Terasa sekali kontolnya menggesek memekku, kalo dienjotkan dengan keras terasa kontolnya nancep dalem sekali di memekku. Makin cepat dienjot makin nikmat rasanya. Tiba2, “akh mas , Ines nyampe, mas ” , kenikmatanku meledak juga akhirnya. DIa terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat sampe akhirnya kembali dia ngecret “Nes, aku ngecret, nikmat banget rasanya Nes”, terasa kembali pejunya membanjiri memekku. “mas , Ines lemes banget mas , baru sampe apartment udah dientot lagi. mas gak ada matinya ya”, kataku sambil tersenyum. “Ya udah kita mandi dan terus tidur, besok pagi kita main lagi ya”, jawabnya sambil masuk ke kamar mandi. Aku berbaring saja di sofa sambil istirahat. Selesai mandi, dia keluar masih bertelanjang bulat. Giliranku mandi. Nikmat berdiri dibawah shower air hangat, apalagi setelah kerja keras barusan. Selesai mandi, dia sudah berbaring diranjang, aku berbaring disebelahnya dan tak lama kemudian aku tertidur.

Ketika terbangun, hari sudah terang, aku males ke kantor hari ini, mendingan juga sama dia mereguk kenikmatan. Aku sms ke bos ku memberi tau bahwa aku masuknya siang karena ada urusan pribadi. Aku bangun ke kamar mandi, pipis dan sikat gigi. Aku pake saja sikat gigi yang ada, muka ku basuh dengan air dingin. Seger sekali rasanya. Ketika keluar dari kamar mandi dia sudah bengun. Dia ada di pantri sedang menyeduh kopi dan menghangatkan roti di microwave. Aku duduk di meja makan. “Nes, kamu harus kekantor pagi ini”, tanyanya sambil menghidangkan roti. “Gak kok mas , kan kita masih mau satu ronde lagi. Ines masuk siang”, jawabku sambil mengunyah hidangan. Sehabis mengisi perut, dia langsung menarik tanganku kembali ke ranjang. Aku dipeluknya, tangannya segera saja meremas2 toketku sambil mencium bibirku dengan gemasnya. Pentilku diplintir2nya pelan, napsuku segera saja berkobar, pentilku segera mengeras. Aku tidak tinggal diam, kontolnya yang sudah ngaceng keras sekali kukocok2. “Aku isep ya mas “, kataku sambil mengubah posisi mendekati kontolnya. Kepala kontolnya kujilati kemudian pelan2 kumasukkan ke mulutku. Kontolnya kukulum2, kukeluar masukkan di mulutku. “Enak Nes”, erangnya. Kemudian dia menarik aku kembali kepelukannya. Bibirku kembali dilumatnya, aku membalas lumatannya, sementara tangannya terus saja meremas2 toketku. Tangannya kemudian mengarah kebawah, itilku menjadi sasaran berikutnya. “Akh mas , enak”, erangku. Dia menciumi leherku, terus kebawah mengemut pentilku bergantian, aku terus mengerang keenakan. Ciumannya terus mengarah kebawah, berhenti di puserku sehingga aku menggelinjang kegelian, “Geli mas , nakal ih pagi2″, kataku manja. Akhirnya sampailah ciumannya pada sasaran sesungguhnya, memek dan itilku. Jilatannya segera menyerbu itilku. Aku sudah mengangkang selebar2nya supaya dia mudah menjilati itilku. Dia meletakkan bantal dibawah pinggulku. “buat apa mas , kan kontol mas panjang. Gak usah diganjel masuknya juga dalem banget”, tanyaku. Dia tidak menjawab, terus saja menjilati itilku yang makin terexpose karena ganjelan bantal itu. Aku jadi tau kenapa dia mengganjal pantatku dengan bantal, supaya dia mudah menjilati itilku. Jilatannya berubah menjadi emutan, itilku diemut2nya pelan. Aku menjadi makin blingsatan. “Akh mas , Ines udah pengen dientot, mas . Masukin dong kontolnya mas “, erangku. Dia menghentikan emutannya, aku dinaikinya dan mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia menggosok2kan kepala kontolnya di memekku yang sudah basah banget, “Ayo dong mas , tancepin aja semuanya”, erangku gak sabar. Aku makin menggelinjang karena gosokan kontolnya itu. Pelan2 dimasukkannya kontolnya ke memekku. Dia menekan kontolnya masuk sedikit2 demi sedikit. Karena ganjalan bantal, kontolnya jadi lebih mudah nancep. “Akh, ssh, enak banget mas , tancepin aja semuanya sekaligus sampe mentok”, kataku. Dia mulai mengenjotkan kontolnya keluar masuk pelan sehingga sedikit demi sedikit kontolnya nacep makin dalem aja. Nikmat banget disodok kontol besar dan keras kaya begitu. Enjotannya makin cepat dan dengan sekali hentak dkontolnya ditancepkan semuanya ke memekku, “akh enak banget mas “, erangku. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya dengan keras dan cepat, “eank mas , terus mas , yang cepet, Ines udah mau nyampe mas “, erangku terengah2. Tau aku udah mau nyampe, dia mempercepat enjotan kontolnya, setiap enjotannya lengsung menancapkan kontolnya dalam2 di memekku.Pantatku menggeliat2 tidak teratur saking nikmatnya. Akhirnya sampe juga puncak kenikmatan buatku. Kakiku segera membelit kakinya, aku memeluk punbggungnya, “mas , Ines nyampe, akh, ssh, enak banget mas “, jeritku keenakan. Dia terus saja mengenjotkan kontolnya keluar masuk setelah aku meletakkan kakiku diatas ranjang lagi, rasa nikmat membuatku terkapar, napasku tersengal2, dia tidak peduli dengan kondisiku, tetap saja kontolnya dienjotkan dengan cepat dan keras. Sebentar kemudian napsuku sudah bangkit lagi, aku mulai menggeliat2kan pantatku. “Nes ganti posisi yuk”, katanya sambil mencabut kontolnya dari memekku. Aku disuruhnya menungging dipinggir ranjang. Dia berdiri dibelakangku dan menancapkan kontolnya dimemekku. Sekali sodok, kontolnya sudah nancvep sampe pangkalnya. Sambil berdiri dia mengenjot memekku. Kontolnya bergerak keluar masuk memekku dengan cepat dan keras. Enjotannya lebih terasa keras karena dia berdiri sehingga tenaga enjotannya menjadi lebih besar, buatku sih tambah nikmat jadinya. “Akh mas , enak banget, enjotan kontol mas terasa banget keluar masuk memek Ines, terus mas , ssh”, erangku. Dia mempercepat enjotan kontolnya, “Nes, aku udah mau ngecret Nes”, katanya. “iya mas , Ines udah mau nyampe lagi, barengan ya mas “, jawabku. Tiba2 dia menjenjotkan kontolnya dalem2 dengan keras, “Nes, aku ngecret, akh, ssh”, erangnya. Akupun mengejang karena aku nyampe lagi, “mas Ines juga nyampe mas , akh nikmat banget mas ,” jeritku. Dia menelungkup diatas punggungku sehingga aku rebah keranjang. Kontolnya tercabut dari memekku. Dia berguling dan berbaring disebelahku yang masih nelungkup. “mas , nikmat banget deh enjotannya kalo mas ngenjotnya sambil berdiri”, kataku. Dia hanya tersenyum. Aku bangun ke kamar mandi, pipis. Kemudian memekku kusiram dengan shower, dingin rasanya. Kembali ke ruangan aku mengambil air dingin di lemari es, kuminum habis segelas, aku mengisinya lagi dan kuberikan kepadanya yang masih terkapar kelelahan. Aku masih pengen sekali lagi ngerasain kontolnya keluar masuk, segera saja aku mulai menjilati kontolnya. Terus kuemut2 sambil kukocok2, gak lama kontolnya sudah keras lagi. “Hebat mas , udah ngaceng lagi”, kataku sambil terus mengocok kontolnya. “Kamu juga hebat Nes, napsu kamu cepet sekali berkobar, kayanya kamu gak puas2 ya makan kontolku”, katanya. “Mana bisa puas mas , kan gak tiap hari memek Ines keiisi kontol mas , mumpung ada kesempatan ya dituntasin aja”, kataku sambil kembali mengemut kontolnya. Aku mengubah posisi nelungkup sambil mengangkang diatas mukanya, posisi 69. Dia tau apa yang harus dikerjakannya, sambil menikmati kontolnya yang sedang kuemut2 dia segera menjilati memekku sampe ke pantatku, itilku dikilik2 dengan tangannya. Aku segera bangun dan menduduki kontolnya, kontolnya segera saja ambles dimemekku sekali lagi. Aku menaik turunkan pantatku sambil mengejangkan memekku meremas kontolnya. Enjotanku makin cepat, dia merintih2 keenakan, “Enak Nes, empotan memek kamu kerasa banget, lihai sekarang kamu ya yang”, katanya. Setiap enjotan kebawah membuat kontolnya nancep semua di memekku. Setiap aku menaikkan pantatku, tampak bibir memekku turut terarik keluar karena cengkeraman memekku di kontolnya. Enjotanku makin lama makin cepat, ‘akh mas enak mas , Ines udah mau nyampe lagi”, erangku, dia meremas2 toketku yang berguncang2 mengikuti irama enjotanku, pentilku diplintir2nya menambah kenikmatanku. Sampa akhirnya, “Akh mas , Ines nyampee mas , ssh”, akupun mabruk didadanya. Dia segera menggulingkan aku sehingga sekarang dia yang diatas, kontolnya yang masih keras tetap nancep di memekku. DIa sekarang yang ambil peran, mengenjot memekku dengan cepat dan keras. Cepat sekali enjotannya, aku hanya bisa ber aakh ssh saja saking enaknya, sampe akhirnya diapun gak tahan lagi, “Nes, aku ngecret Nes”, erangnya sambil menancapkan kontolnya sedalam2nya di memekku. Terasa semburan pejunya di memeku sehingga akupun nyampe lagi untuk kesekian kalinya. Benar2 event training yang sangat nikmat. Aku dientot berkali2 dan berkali2 juga nyampe. Wah benar2 terpuaskan napsuku yang tertahan2 selama ini dirumah. Setelah istirahat dan mandi, dia mengantarkanku pulang kerumah. “mas , kapan Ines dientot lagi”, rengekku. “Nanti kalo proposal keduanya sudah pasti, aku anter kamu ke kantor mau gak”, dia menawarkan. “Mau, tapi mas tunggu sebentar ya, Ines beres2 sebentar”, jawabku sambil membereskan semuanya dirumah, aku ganti pakaian dan berangkat ke kantor dengannya.