Tubuhku Diservice Teknisi - 7

Karena posisi pantatku, terutama memekku dekat sekali dengan wajahnya, dia langsung menarik pantatku merapat ke wajahnya. Dia langsung menjulurkan lidahnya ke dalam memekku yang basah sedangkan jari telunjuk kanannya dimainkan diitilku. Dia mencoba untuk menyedot pinggir lubang memekku.

“Ditt..”

Aku jatuh tertelungkup di atas tubuhnya karena tarikan tangannya di pantatku. Sehingga kontolnya berada dekat sekali dengan wajahku. Aku terus meremas-remas kontolnya dengan lembut. Lidahnya masih bermain dilubang memekku. Sedangkan jari telunjuknya masih bergoyang-goyang di itilku.

Tangan kirinya menggapai kontolnya lalu didekatkan kebibirku. Lidahnya sesekali bergoyang kekanan dan kekiri menyentuh bibir-bibir memekku. Kontolnya menyenggol-nyenggol terus bibirku yang masih enggan untuk mengulum karena selama ini bayanganku jijik untuk mengulum kontol.

“Eeaasshh mmhh”

Dia menyedot bibir memekku yang kanan. Jarinya masih menggoyang-goyangkan itilku kadang berputar-putar sambil ditekan-tekan itilku yang mungil itu. Tubuhku menggerinjang akibat permainan di itil dan memekku.

“Entott Tante Ditsshh”

kini dia menyedot bibir memekku yang kiri. Itilku dipegang dengan jari telunjuknya dan ibu jarinya lalu dipelintir-pelintir.

“Pake konthhooll priibumii Dittsshhmm”

Aku yang sudah gatal mau dientot berteriak dengan sekuatnya tanpa mempedulikan ada yang mendengarnya. Karena aku sudah meminta-minta dilepaskanlah itilku itu dan ganti lidahnya yang bermain di itilku sambil digigit kecil itilku. Setelah itu disedot isi memekku.

“Oogghh.. Tante mohon entotin Tante Dithhmm..”

Aku yang sudah kalap sama kontol pribumi berteriak-berteriak tidak sabar. Setelah itu diangkatnya pantatku itu lalu setengah didorong kedepan agar memekku pas diatas kontol yang sudah berdiri tegak. Setelah pas tangan kanannya yang memegangi kontolnya lalu digoyang-goyang dan dipukul-pukul memekku itu dengan kontolnya. Posisiku jadi menungging saat itu.

“Masukin Ditt.. Tante sudah gatel nih..”

Aku bertumpu dengan lutut dan kedua tanganku yang masih berpakaian lengkap itu. Setelah dipukul-pukul kontolnya digosok-gosok dengan kepalanya pas di itilku. Kadang dia mulai menggosok dari atas lubang memekku sampai ke itil. Tangan kirinya mengelus-elus pantatku kadang dipukul-pukul pantatku.

“Pribumi bajingan.. Jangan bikin Tante penasaran..” bentakku yang sudah tidak tahan untuk segera dientot.

Dia mulai mencoba memasukkan kepala kontolnya, namun baru kepala kontolnya dia mencabut lalu digosok lagi ke itilku hingga menyentuh bulu jembutku yang lebat. Itu dilakukannya hingga beberapa kali.

“Sshh Ditt bangsatt kamuu”

Aku menggerinjang menerima kontolnya yang keluar masuk hanya kepalanya itu sambil kedua tanganku yang bertumpu dikasur meremas bed cover. Setelah puas melakukan itu dia memasukkan kontol ke dalam memekku hingga setengahnya lalu ditarik kembali hingga tinggal kepala kontolnya yang ada didalam memekku. Itupun dilakukan hingga beberapa kali, sedangkan tangannya yang kanan memegang pinggangku. Tangan kirinya meremas-remas tetekku, terkadang-kadang memelintir putingku.

“Sshh.. teruss”

Aku menggelengkan kepala menahan laju kontolnya yang begitu besar untuk masuk ke memekku. Kedua tanganku menarik bed cover dengan kuat sekali. Karena kedutan otot-otot memekku yang meremas urat kontolnya, dia tampak tidak tahan untuk segera memasukkan kontolnya ke dalam memekku.

“Achhss..”
“Memek chinanya enak Tantee.. Oouyucchhss”
“Kontoll pribumii mentookkhh”

Aku tidak peduli ada yang mendengar teriakanku itu.

“Oogffhh”

Tubuhku sedikit terangkat menerima sodokan kontol yang hingga mentok itu. Sesaat didiamkan kontolnya dalam memekku. Lalu dia mulai menariknya perlahan-lahan lalu didorong lagi dengan sekuat tenaga. Kadang pantatnya digoyangkan kekanan dan kekiri agar kontolnya bisa mengaduk-aduk isi memekku.

“Mmsshh Ditt”

aku ikut bergoyang hingga rambutku yang tergerai menutupi punggung menjadi berantakan. Kontolnya yang begitu penuh di dalam memekku membuat aku melenting ke belakang sehingga aku kini tidak bertumpu lagi pada kedua tanganku. Kedua tangannya meremas-remas pantatku yang mulus kadang dielus-elusnya. Sodokkan demi sodokkannya dilakukan kadang lambat kadang cepat.

“Terusshh Ditt.. Enaknyaa kontol pribumii.. Sshh”

Akhirnya punggungku bersandar didadanya sambil tangan kananku menggapai kepalanya yang ada disebelah kanan kepalaku.

“Memek chinaa pun enak Tantee..” teriakannya tidak kalah dengan suaraku.

Karena punggungku menempel didadanya, leherku dijilat dan diciumnya. Tangan kanannya meremas-remas tetekku dan memilin putingku, sedang tangan kirinya mengelus-elus itilku. Aku semakin menggebu-gebu mendengar kata memek cina.

“Aacchh Ditt.. Entotin terusshh”
“Achh.. Tante memeknya chinaa enakkss..”

Dia mendorong-dorong pantatnya kearah atas hingga tubuhku ikut bergerak-gerak keatas. Tangan kirinya mengelus-elus itilku, kadang berputar-putar dengan kedua jarinya. Posisi ini membuatku tidak dapat ikut bergoyang, akhirnya aku memohon kepadanya untuk mengentot aku dengan posisi aku dibawah.

“Ditt.. Tante rebahan ya.. Mmhh”
“Iya Tante.. Ehmss”

Akhirnya aku melepas kontolnya yang ada di dalam memekku. Dan aku merebahkan tubuh telentang di spring bed. Pakaianku masih lengkap hanya kancing baju yang terbuka.

“Suka memek cina Ditt sshh”
“Suka Tante.. Suka sekali sama memek cina yang satu ini Tantee..”

Setelah tubuhku terbaring telentang tangan kanannya menggosok-gosok memekku dan dimainkan itilku, dielus-elus dengan ibu jarinya.

“Cepet entotin cina lagi Ditt.. Sshh”

Aku sudah tidak sabar lagi untuk menunggu. Kedua tanganku memegang bantal bagian atas sehingga ketiak mulusku yang tanpa bulu sedikitpun terpampang jelas. Aku menatap tubuhnya yang hitam seakan membangkitkan gairahku. Tangan kanannya memegang kontolnya, lalu dipukulkan, digosok-gosok diatas memekku hingga ke itilku.

“Cepetan pribumi bangsat” bentakku yang sudah tidak sabar lagi untuk segera dientot.

Setelah puas dengan gosokannya ke itilku, lalu dimasukkan kontolnya ke lubang memekku.

“Annjingg sshh” dia masukkan semua batang kontolnya ke dalam memekku.
“Achhss.. Enakss Tattaanntee..”

Kedua tanganku meremas kuat bantal yang kupegang tadi. Aku mainkan terus otot memek berkali-kali. Denyutan urat memekku yang begitu kuatnya, membuat dia pun tidak ingin kalah dengan permainan memek yang kuberikan lalu disodok-sodoknya memekku itu.

“Aacchh teruusshh”

Tangan kirinya meremas-remas tetekku bergantian kadang kiri, kadang yang kanan. Itu dilakukan terus tanpa henti-hentinya. Sedangkan tangan kanannya mengelus-elus perutku. Aku berusaha memutar-mutar pantatku agar kontolnya cepat enyemprotkan peju.

Goyangan pantatnya diimbangi dengan gerakan kekanan dan kadang kekiri oleh Didit. Tubuhku melenting-lenting karena kenikmatan sehingga dadaku tampak sedikit membusung kedepan.

“Sshh mmhh cepetthh Ditt kita keluar barengghhss”

Tampaknya dia juga merasakan akan segera keluar, maka goyangan pantatnya dipercepat sekali.

“Buka baju kamu Dittss Tante mau lihat tubuh hitam Diditsshh”

Aku merasa horny sekali ingin melihat laki-laki muda pribumi yang hitam mengentot cina yang putih. Sambil menggoyangkan pantatnya, dia melepaskan baju dengan kedua tangannya. Posisi kontolnya masih maju mundur didalam memekku. Aku tarik tangannya dan memeluk tubuh hitamnya dengan erat sambil terus menggoyangkan pantat berputar. Tidak lupa aku mainkan otot memekku untuk meremas-remas kontolnya.

“Sshh terusshh”

Posisi tubuhnya skrg diatas tubuhku bertahan dengan kedua siku tangannya sedangkan telapak tangannya memainkan tetekku. Kadang memutar-mutar putingku, sedangkan gerakan pantatnya bukan lagi kedepan atau kebelakang melain keatas dan kebawah. Kadang bibirnya menyedot-menyedot puting tetekku.

“Ayo Ditthh kita keluar barengghh cepettann” teriakku yang sudah diujung birahi.
“Iya Tantee.. Ehmss”
“Sshh”

Dia mempercepat gerakan pantatnya maju mundur. Aku memeluk tubuh hitamnya semakin erat seakan tak ingin lepas untuk selamanya.

“Ayoo Tantee”
“Ayoo pribumii”

Saat itu mataku terpejam erat. Sodokan kontolnya di memekku semakin cepat sekali. Tubuhku bergoyang semakin menggila.

“Ayoo memek chinaa.. Itil chinaa ayukss..”

Sambil meremas tetekku kuat-kuat dan goyangan pantatnya cepat sekali sehingga kontolnya menghunjam memekku dengan ganasnya.

“Aahh Ditt, Tantthee nggak kuatthh, kekeelluuaarinn barengss”

Tubuhku mengejang dan jari-jariku mencakar-cakar punggungnya yang hitam.

“Aacchh Tantee keluarrshh”

Aku dan Didit keluar bersamaan. Pejunya menyembur-nyembur bagai lahar panas membanjiri memekku ini. Kedua kakiku menekan pantatnya agar kontolnya dapat masuk sedalam-dalamnya dimemekku. Kemudian tubuhnya lunglai menindih tubuhku. Aku memeluk erat tubuhnya sambil mencium bibirnya kemudian mengulumnya.

“Aauummhh enaknya kontol pribumi Dittsshh” dia menyedot lidahku disaat aku mengulum bibirnya.
“Enak juga memek chinanya Tante ehmss” aku mengulum terus bibirnya dan lidahnya sambil tanganku meremas-remas rambut Didit dengan lemas.
“Tante bisa gila kalau nggak dientot sama pribumi Dit” bisikku.

Sambil dimainkan lidahnya didalam mulutku, tangannya mengelus-elus rambutku.

“Didit juga gila sama memek chinanya Tante” sambil mengelus-elus keningku yang penuh dengan keringat setelah pertempuran yang hebat itu.

Karena lemasnya aku ingin tidur dalam pelukan Didit dengan kontol yang masih terbenam di memekku. Aku memejamkan mata dan pikiranku terbang melayang membayangkan hari-hari yang berikutnya penuh dengan sejuta kenikmatan dan sensasi yang membuat gairahku semakin bertambah.