Bambang menarik-narik kontolnya, mengocok-ngocoknya, menatap ke depan, entah siapa yang ditatapnya karena tatapannya kosong. Suasana semakin panas saat Nano juga menari, menelanjangi pakaiannya, meliuk-liukkan tubuhnya di belakang tubuh Bambang, memeluknya erat, sesekali Nano meremas-remas kontol Bambang yang besar panjang dan hitam tersebut, mengocok-ngocoknya. Bambang mendesah.. Yah, suara yang memang kuperintahkan untuk dikeluarkannya.
Aku kembali memeluk tubuh Edi, mengelus-elus dadanya dan membuka kaos yang dia kenakan. Dadanya penuh dengan bulu-bulu lebat. Aku menjilati dadanya, mengisap-isap teteknya dan putingnya aku jilati, kugigit pelan dan kutarik. Tanganku terus mengelus tubuhnya yang berbulu tersebut, hingga tanganku masuk ke dalam celananya, tanganku meremas-remas kontolnya yang sudah bereaksi. Aku memintanya untuk melepas celana jeansnya, pandanganku beralih pada Anton dan tersenyum melihatnya.
"Mau ikut?", tanyaku, Anton mulanyanya menolak, namun akhirnya mengikuti permainan kami, laki-laki tersebut menelanjangi pakaiannya dan demikian juga denganku.
Aku memeluk tubuh Anton yang berdiri di depanku, dan langsung mulutku menangkap batang kontolnya yang masih lemas tersebut dan dengan lahap kutelan batang kontolnya untuk kuisap-isap, kutarik-tarik dengan kedua bibirku yang aku rapatkan.
"Akhh", desah Anton menikmati permainanku.
Kontolku yang sudah besar dan panjang tegang, kuremas-remas dan kuminta Edi untuk mengisap-isapnya. Laki-laki tersebut tentu saja menolak. Aku melepaskan batang kontol Anton dari mulutku dan menarik tangan Anton menyuruh Anton mengisap-isap kontol Edi, kontol temannya. Anton sedikit ragu memulainya, padahal kontol Edi sudah berada di depannya.
Aku menepuk kedua tanganku dan saat itu juga Bambang berjalan ke arahku dan dengan sedikit perintah yang kubisikkan di telinganya, laki-laki tersebut mendekati Edi, meremas batang kontolnya dan blup, Bambang menelan batang kontol Edi, menarik-nariknya, mengocok-ngocok kontol Edi di dalam mulutnya, beberapa lama kemudian, Bambang mengeluarkan batang kontol Edi dalam mulutnya dan menyerahkannya kepada Anton, untuk diisap-isap laki-laki tersebut. Anton memulai permainannya dengan membuka mulutnya dan menelan batang kontol Edi. Yeekk, suaranya karena merasa jijik. Bambang mengajarkannya kembali, akhh.. Anton memulainya dengan pelan dan laki-laki tersebut akhirnya mulai menikmatinya.
Aku berdiri, mendekatkan batang kontolku ke mulut Edi dan menyuruhnya untuk menelannya. Edi menolak sambil memalingkan mukanya. Aku mengusap rambutnya dan memutar kepalanya perlahan dan mendekatkan kepala kontolku ke bibirnya sambil kembali memintanya untuk menelan kontolku. Akhirnya Edi melakukannya. Aku langsung mendorong batang kontolku saat mulutnya terbuka.
Sementara Nano dengan bernafsu menyodomi Bambang, laki-laki tersebut menindih tubuh Bambang, mengangkat kedua kaki Bambang ke atas dan menggerakkan pantatnya dengan cepat. Desahan-desahan dan nafas berat Nano terdengar sambil sesekali mencumbu bibir Bambang dengan sangat bernafsu.
Aku menarik tangan Anton dan mendekati Nano yang sedang menyodomi Bambang. Anton yang terus mengocok-ngocok batang kontolnya menyaksikan pemandangan di depannya dan aku menyuruhnya untuk mengambil alih posisi Nano untuk menyodomi Bambang dan tanpa perintah kedua kalinya, Anton yang sudah bernafsu langsung menyodomi temannya tersebut.
Aku menyaksikan pemandangan tersebut dengan tersenyum puas, puas dengan keberhasilan apa yang telah kuperbuat. Aku memeluk tubuh Nano dari belakang, meremas-remas kontolnya yang licin tanpa jembut-jembut, yah aku selalu mencukurnya.
Beberapa saat kemudian kami berdua saling berciuman, bercumbu dan kemudian menghampiri Edi yang duduk sambil terus mengocok-ngocok kontolnya. Aku membungkukkan tubuhku dan langsung melahap batang kontol Edi, sementara Nano yang melihatku menungging begitu langsung menghunjamkan batang kontolnya ke dalam lubang pantatku, menyodok-nyodoknya dengan pelan, sesekali tangannya kurasakan meremas-remas kontolku yang agak melemas.
Kontol Edi terus kujilati, dari kepala kontolnya yang besar sampai pangkalnya yang berjembut lebat hitam dan ikal. Edi mendesah menikmati permainanku. Kembali batang kontolnya kubetot di dalam mulutku, menggesek-gesekan gigiku ke batang kontolnya yang membengkak besar tersebut hingga Edi akhirnya menyerah dengan permainanku, laki-laki tersebut tidak mampu menahan kenikmatan yang sangat luar biasa dan aku merasakan cairan kental hangat membanjiri langit-langit dalam mulutku. Akhh, begitu hangatnya.. Aku menatap Edi yang mengelus-elus dadanya yang berbulu, matanya terpejam. Sementar Nano masih terus menyodok-nyodok lubang pantatku, laki-laki tersebut menikmati inci demi inci lubang pantatku, menggoyang pantatnya sehingga bunyi peraduan pantatku dan pangkal pahanya terdengar.
Aku menggeser tubuhku ke depan sehingga kontol Nano terlepas, keluar dari lubang pantatku dan laki-laki tersebut langsung meremas-remasnya. Aku mengajak Edi berbaring di sofa dan merangkul punggungnya, mengatur posisi kakinya yang aku naikkan dengan kakiku, dan meletakkan pahanya tersebut pada lututku. Keadaan demikian membuatku dapat dengan mudah untuk menyodomi lubang pantatnya yang masih perawan dan berbulu banyak di sekitarnya.
Beberapa kali aku mengusahakan agar kepala kontolku yang besar dapat menembus lubang pantatnya, hingga sedikit demi sedikit aku dapat melakukannya dan aku langsung menekan pantatku saat kepala kontolku sedikit masuk ke dalam buritnya. Edi mendesah menahan sakit. Sedikit demi sedikit akhirnya batang kontolku masuk ke dalam lubang pantatnya dan aku mencumbu bibirnya, menciuminya. Tangan Edi beberapa kali memegang pahaku saat aku mulai menggerak-gerakkan pantatku agar ia dapat merasakan geli dan enak, merasakan kenikmatan antara gesekan dinding lubang pantatnya dengan batang kontolku.
Nano menarik tangan Anton dan mereka mendekatiku yang sedang memuaskan nafsuku bersama Edi, Nano menekan pundak Anton ke bawah sehingga mukanya mendekati kontol Edi. Tubuhnya yang sedikit menungging tersebut langsung disodomi oleh Nano. Dengan paksa Nano merobek burit Anton dengan kontolnya. Anton menjerit kesakitan, tetapi justru Nano terus menikmati lubang pantat Anton dengan terus menyodok-nyodok lubang pantat laki-laki tersebut. Nano membekap tubuh Anton sehingga laki-laki tersebut tidak dapat memberontak. Akupun mulai menggerak-gerakkan pantatku, merasakan betotan lubang pantat Edi yang begitu enak kurasakan. Akhh.. Laki-laki tampan yang begitu aku sukai.
Burit Edi, Anton, dan Bambang kugilir malam itu, kontolku merasakan lubang pantat ketiga laki-laki remaja tersebut begitu juga mulutku. Akhh.., berapa kali aku menikmati kenyalnya daging-daging segar tersebut, daging kenyal yang membuatku terpuaskan, batang yang panjang, besar dan sangat-sangat kenyal. Batang kontol Anton dan Edi kutelan secara bersamaan. Kontol kedua laki-laki tersebut merasakan empotan mulutku yang tidak habis-habisnya mendarat masuk ke dalam mulutku dan seperti tidak sabar untuk menunggu antrian untuk dinikmati, diisap-isap dan dikocok-kocok dengan mulutku.
Terasa waktu terlalu cepat berlalu hingga sudah pagi, entah berapa kali mulutku sudah merasakan semprotan mani ketiga laki-laki tersebut, entah berapa kali juga aku menyodomi lubang pantat mereka secara bergantian, dan entah sudah berapa banyak mani yang telah jatuh ke lantai hingga meninggalkan bekas 'pulau' yang baunya menambah gairahku. Akhh.. Malam yang sangat sensasional, tiga orang laki-laki telah kudapatkan malam itu. Akhh.. Jarang aku mendapatkan malam-malam seperti ini.
Aku tersenyum setelah mengantar mereka ke terminal bus untuk kembali pulang ke rumah mereka masing-masing dengan memberikan uang yang telah kujanjikan, dan Bambang akan terbebas dari kekuatan hipnotisku mulai besok pagi. Laki-laki tersebut akan menyadari bahwa lubang pantatnya sakit saat dia telah sadar, dan pasti bertanya-tanya apa yang terjadi gerangan, apalagi dengan adanya uang satu juta di dompetnya, akh entahlah dan aku tidak ingin memikirkannya.
"Bila butuh Omm, telepon yah", bisikku pada Edi.
Akhh.. Aku begitu menyukai laki-laki tampan tersebut. Kalau saja dia bersedia untuk kujadikan kekasih homosexku yang kedua, wah tambah seru lagi hidupku. Yah, itulah hidupku, jahat, jahat memang, dengan kekuatan hipnotisku aku dapat melakukan apa saja, apa saja yang aku suka dan aku dapat menjadi kaya seperti ini karena kekuatan hipnotisku juga.
Dua tahun yang lalu, kejahatanku ini sempat tercium oleh pihak kepolisian. Dua orang reserse mencoba menangkapku, namun justru mereka yang tertangkap olehku, dengan mengeluarkan kekuatanku secara maximal karena aku tahu bahwa mereka juga mempunyai "pegangan", aku berhasil menghipnotis mereka, mengajak mereka ke hotel dan aku melakukannya dengan mereka, melampiaskan nafsu sexualku, nafsu homoku kepada kedua polisi tampan tersebut. Salah mereka sendiri, kenapa malah polisi tampan yang disuruh untuk menangkapku.
Aku tak habis-habisnya menyodomi kedua laki-laki tersebut, mengisap-isap batang kontol Kapten Herman dan batang kontol Serka Robert yang besar panjang dan belum disunat lagi. Akhh.. Urat-urat batang kontol laki-laki tersebut menonjol besar. Akhh.. Gila.. Aku terpuaskan dan sangat terpuaskan merasakan maninya yang kental dan hangat. Enak gila, batang kontol Serka Robert kubetot di dalam mulutku hingga aku merasakan batangnya yang keras, aku jilati kulit ujung kontolnya dan kutarik dengan mulutku.
Laki-laki tersebut hanya diam dengan tatapan kosong tanpa desahan keluar dari mulutnya, tapi cukup memuaskan bagiku. Aku meninggalkan mereka setelah aku tepuaskan, yah aku sangat puas.
Aku tersenyum, saat salah satu surat kabar memberitakan bahwa dua orang anggota kepolisian kedapatan berhubungan antar sejenis di hotel X dan di kamar xx dan ditemukan lima juta rupiah di kamar tersebut dan satu gram shabu-shabu berikut alat hisapnya dan beberapa pil ecstacy. Rupanya mereka menikmati obat-obat terlarang itu dahulu sebelum berhubungan sex.
Entah sudah berapa puluh orang yang telah menjadi korban kejahatanku, merampok hartanya, atau menyodomi lubang pantatnya dan aku masih mencari korban berikutnya, dengan mengendarai mobil Panther kesayanganku untuk mencari laki-laki tampan di keramaian, di mall, di pusat perbelanjaan, di terminal, di bank atau di beberapa tempat ATM yang aku tahu pasti letaknya di kota ini.
Korban selanjutnya mungkin saja anda!! Hahaha..., akulah si raja hipnotis dan si raja sodomi.. Ingat!! Kejahatanku selalu dekat dan sangat dekat dengan anda. Di saat kalian lengah, di saat itu juga kesempatanku datang dan kalian akan segera berada di bawah kekuasaanku, di bawah pengaruh hipnotisku. Waspadalah...! Waspadalah...!
Tamat