Mbak Amy meletakkan gelas dan berlutut didepanku.. Mbak Amy melepas ikatan rambutnya dan mengibaskanya sehingga harum rambutnya tercium olehku. Mbak Amy memegang rambut dengan tangannya dan menundukan kepala sementara tangannya yang satu lagi memegang 'adik'ku lagi meremas memijat dan mengelusnya
"Mbak ingin nyepong kontol kamu lagi Vi.. kontol kamu enak sih" katanya sambil menundukan kepala dan menghisap 'adik'ku.
Setelah beberapa lama.. 'adik'ku tegang lagi dan rambut Mbak Amy menyentuh perutku sementara Mbak Amy sibuk menghisap dan menjilat, aku memegang dan mengelus kepala Mbak Amy.
"Mm.. mm.. ohh.. Mbbaakk..!" desahku.
Aku keluar lagi. Mbak Amy menelan air maniku lagi. Mbak Amy tersenyum dan mencium bibirku. Lalu duduk dan tiduran di pangkuanku
"OVi tolong ambilin telpon itu donk.. Mbak mau telp kerumah" ujarnya.
Mbak Amy menelepon dan mengatakan bahwa malam ini akan menginap di apartement. Setelah selesai menelepon, aku dan Mbak Amy berpakaian dan pergi mencari makan diluar. Mbak Amy menggunakan kain sarung bali warna merah dipadu dengan t shirt warna putih dan aku menggunakan celana pendek dan kaos. Aku menyetir mobil Mbak Amy menuju kearah kebayoran.
Setelah selesai makan, kita kembali ke apartement, didalam lift aku memeluk Mbak Amy dari belakang dan 'adik'ku menempel kepantat Mbak Amy. Mbak Amy dengan sengaja menggesekan pantatnya ke 'adik'ku dan perlahan tapi pasti punyaku kembali tegang.
"Koq ngaceng lagi kontol kamu?"
"Abis Mbak sih gesek-gesekin pake pantatnya" kataku sambil mencubit pahanya.
Ketika Mbak Amy membuka pintu, langsun aku dorong masuk dan aku tutup pintunya. Aku dorong Mbak Amy ketembok dan aku cium bibirnya, Mbak Amy membalas dengan hot. Mbak Amy mendorong aku dan melepaskan ciumannya dan berjalan kearah kamar sambil menyanggul rambutnya yang panjang seperti ibu-ibu pejabat. Mbak Amy sangat cekatan menyanggul rambutnya karena memang Mbak Amy mempunyai salon dan sanggar senam di Jakarta.
Aku dorong Mbak Amy keatas kasur dan terlentang aku mengangkangi perutnya dan meremas buah dadanya, Mbak Amy merogoh celanaku dan mengeluarkan 'adik'ku yang sudah tegang dari tadi. Mbak Amy menyuruhku berdiri disamping tempat tidur. Mbak Amy terus mengocok 'adik'ku dan membuka celanaku. Mbak Amy berlutut dan kembali mengoral 'adik'ku.
"Mbak.. Oohh.. yyeess.. sshh.. yyeeaa" desahku sambil sedikit mengelus rambut serta memainkan kepalanya naik-turun.
Mbak Amy sangat menyenangi oral sex. Aku menarik Mbak Amy berdiri, aku tidurkan diatas tempat tidur dan menyuruh Mbak Amy membuka kaos dan bra-nya sementara aku menarik tali kain balinya. Ternyata Mbak Amy memakai g-string
"Masukin.. sayang.. aku udah gak tahan nih.. masukin sayang.. please.. entot aku sayang" pintanya.
Aku mengesek-gesekan 'adik'ku di clitorisnya
"Sshh.. aahh.. masukin Vi.. sshh.. mmaasuukiin.. dong.. sshh.. aahh.. yyeess! ohh.. ohh.. pompa say.. oohh.. yyeess" desahnya berulang kali.
Aku membalikkan tubuhnya dan menjadikan posisi Mbak Amy tengkurap. Aku renggangkan kakinya dan menusukkan 'adik'ku kedalam vaginanya.
"Ahh.. trus.. Vii.. aahh.. eennaakk.. bbaannggeett.. aacchh.. aacchh" desahnya.
Aku memiringkan posisi Mbak Amy sehingga kakinya rapat, itu membuat 'adik'ku makin terjepit menambah kenikmatan bagiku.
"ACH.. yyeess.. oohh.. cepet.. Vii.. yyaanngg.. kkeenncceengg say.. trus say.. aacchh.. iimm.. ccoommiinngg.. iimm.. ccoomm.. aacchh.. aahh.. yyeess" jeritnya bersamaan engan cairan hangat menyiram batang 'adik'ku.
Aku menggenjotnya semakin cepat aku merasakan ingin mencapai puncak..
".. Mmbaakk.. aakkuu.. jjuuggaa.. mmaauu keelluuaarr..!" desahku.
Mbak Amy mendorong tubuhku dan membaringkan aku terlentang. Mbak Amy menundukan kepala dan menghisap menjilat serta tangannya mengocok dan memutar batang 'adik'ku dengan cepat.
"Aahh.. aacchh.. mmpphh.. mmhh.. yyeess.. Oohh" desahku sambil menjambak rambutnya dan membuka ikatan rambutnya sehingga tergerai lepas. Rambutnya yang wangi mengenai perutku sementara Mbak Amy terus mengoral 'adik'ku. Mbak Amy membetulkan rambutnya yang berantakan sehingga menggangu aktivitasnya mengoral.
"Kenapa dilepas sih rambut Mbak.. khan nge-gangu jadinya" katanya sambil bagian tengah tubuhnya terus memutar dan mengocok 'adik'ku.
Mbak Amy mengikat lagi rambutnya dan mengoral aku lagi
"Oohh.. sshh.. yyeess.. trus Mbak.. trus Mbak.. eenakk.. sshh.. yyeeaahh.. kocok Mbak.. kocok yang cepet..!" desahku.
Batang 'adik'ku menegang dan cret.. cret.. cret.. cret
"Aahh.. mm.. yyeess.. hHPpmmhh" jeritku.
Mbak Amy terus mengulum, menelan airmaniku dan menjilati batangku dari air maniku yang tersisa.. Mbak Amy tersenyum dan kembali mencium bibirku, lalu Mbak Amy memakai kain balinya lagi sebatas dada dan mengajak tidur.
Aku bangun pukul 10 esok harinya dan tampak Mbak Amy sudah mandi dan mengenakan rok mini cream dan kemeja warna putih dan rambutnya tersanggul rapi. Tampak beberapa perhiasan mahal menempel di lehernya dan telinganya
"Udah kamu mandi sana.. kita ke plaza cari baju buat kamu" katanya
"Bentar lagi ya.. aku mau minum dulu" jawabku sambil mencium bibirnya.
Mbak Amy memberikan kopi hangat dan mencium keningku.
"Kamu buat Mbak puas semalam Vi" katanya sambil duduk disebelahku.
"Enak ya.. ampe merem melek gitu" godaku.. Mbak Amy mencubit pinggangku.
Jam 11 kita berdua ke mall di jakarta pusat. Mbak Amy membelikan aku beberapa potong pakaian serta satu celana jeans, yang mungkin aku bisa beli jika aku sudah bekerja.
Mbak Amy menerima telp dari temannya
"Oke. bawa aja.. nanti aku bayar cash.. sampai nanti sore ya" katanya membalas omongan temannya.
Setelah makan dan Mbak Amy membeli mainan untuk anaknya, Mbak Amy mengajak aku pulang karena dia suda ada janji dengan temannya. Sampainya di apartemen Mbak Amy mandi dan aku menonton acara TV..
"Ting tong.. ting tong.." bel apartementnya berbunyi, aku membuka pintu.
Tampak seorang wanita dengan membawa tas kecil dan tas make up berdiri di depan pintu.
"Sore.. Amy ada?" tanyanya
"Oh ada.. tapi lagi mandi.. masuk aja" ujarku sambil mempersilahkan masuk
"Tia" katanya memperkenalkan diri
"Ovi.. silahkan duduk deh Mbak" balasku dan mempersilahkan duduk.
Aku mengetuk pintu kamar dan memberitahu Mbak Amy kalo ada temannya datang
"Temenin dulu deh Vi.. aku lagi dandan nih" sahutnya.
Aku menemani Mbak Tia sambil mengobrol. Aku perhatikan Mbak Tia ini berumur kira-kira sama dengan Mbak Amy. Wajahnya biasa saja tingginya kira-kira 160cm rambut sebahu berwarna agak kecoklatan memakai kacamata hitam yang difungsikan sebagai bando diatas kepalanya.
Kulitnya putih dan buah dadanya tidak terlalu besar dan badannya padat berisi.
"OVi.. kamu mandi sana.. biar ngga apek baunya" suruhnya sambil menepuk bahuku.
Mbak Amy menggunakan kimono hitam dan membiarkan rambut lurusnya tergerai.
"Iya.. emang aku juga mau mandi.. abis Mbak mandinya lama banget" balasku sambil berdiri.
"Cerewet kamu.. Sana mandi.. gantinya udah Mbak siapin iatas tempat tidur ya.. Vi..!" omelnya sambil menepuk pantatku.
Aku meledeknya dan Mbak Amy melempar kotak rokok kearahku. Aku jalan ke kamar mandi. Selesai mandi aku menggunakan kimono biru serta CD karena hanya itu yang ditaruh olehnya diatas tempat tidur.
Setelah merapikan diri aku keluar dan Mbak Amy sedang mencoba beberapa perhiasan. oo.. ternyata Mbak Tia sedang menawarkan perhiasan untuk Mbak Amy.
"Vi.. tolong dong pasangin kaitnya" pintanya, aku berlutut dibelakang Mbak Amy dan memasang kait kalungnya
"Gimana Vi.. bagus ngga?" tanyanya meminta pendapat
"Bagus Mbak.. ya khan Mbak Tia" jawabku sambil berdiri.
Aku memperhatikan Mbak Tia, dia memakai celana hipster warna pink dan tank top kerah v warna merah.. serta selop warna hitam senada dengan tasnya. Tampak belahan buah dadanya yang putih membuat 'adik'ku sedikit memberontak.
Aku duduk di belakang sofa mereka dengan menarik kursi meja makan. Aku memperhatikan mereka mengobrol dan sesekali menimpali obrolan mereka. Mbak Tia ini orangnya supel sehingga kita bertiga cepat akrab. Mbak Amy meminta aku mengambil minuman.. aku menuangkan 3 gelas cointreau dan agak banyak ke gelas Mbak Tia..
"Bawa ama botolnya aja Vii.. Mbak Tia ini juga doyan minum koq" pintanya.
Aku membawa tiga gelas serta es batu. Aku menuangkan minuman kegelas mereka. Setelah minum beberapa gelas, tangan Mbak Amy masuk kebalik kimono dan mengelus 'adik'ku sehingga tegang dan keras. Mbak Amy melirik dan tersenyum sambil terus mengobrol tentang perhiasan dengan Mbak Tia.
Mbak Tia tidak memperhatikan yang dilakukan oleh Mbak Amy terhadapku. Mbak Amy menarik sedikit CD-ku dan mengelus batangku dengan lembut. Tampak Mbak Tia melihat apa yang dilakukan Mbak Amy tanpa Mbak Amy menyadari kalo Mbak Tia tahu apa yang dilakukan oleh Mbak Amy terhadapku. Aku duduk menyandar tanpa menyuruh tangan Mbak Amy berhenti mengelus batang.. Tangan Mbak Amy mengisyaratkan agar aku membuka CD-ku dan matanya melirik, agar aku menyimpan CD-ku di kantong kimono. Aku membuka CD-ku dan menyimpan di kantong, Mbak Amy mengocok halus batangku sementara Mbak Tia mencuri pandang kearah selangkanganku. Mbak Tia tersenyum melihatku pasrah dan aku juga tersenyum kearahnya.
Sementara mereka mengobrol sambil minum beberapa gelas lagi, tangan Mbak Amy terus aktif mengocok halus batangku, aku hanya bisa menahan nafas atau merem melek menikmati pijatan dan kocokan tangan Mbak Amy. Mbak Tia terus mencuri pandang dan kimonoku tersingkap sehingga terlihat jelas tanan Mbak Amy yang sedang mengocok batangku. Mbak Amy tidak menyadari hal itu karena udah sedikit mabuk. Mereka berdua terus mengobrol soal arisan dll. Tapi mata Mbak Tia lebih sering melirik kebelakang. Aku berdiri tapi Mbak Amy tidak melepas kocokan tangannya. Aku membiarkan kimonoku terbuka sehingga Mbak Tia dapat melihat jelas apa yang dilakukan Mbak Amy.
Mbak Amy tidak menyadari hal itu karena sudah minum terlalu banyak. Aku elus rambut Mbak Amy dan Mbak Amy secara tidak sadar menolehkan kepalanya dan menjilat kepala 'adik'ku
"Mbak.. sshh.. mm" desahku.
Mbak Amy terus menjilat dan mulai menghisap 'helm'ku.. Mbak Tia melihat jelas apa yang Mbak Amy lakukan dan aku menarik tangan Mbak Tia.. Mbak Tia menggeser duduknya. Aku berjalan kedepan Mbak Amy.. tanpa Mbak Amy melepas tangannya dari batangku. Aku sudah berdiri didepan Mbak Amy dan Mbak Tia sementara Mbak Amy kembali menjilat, mengocok, serta menghisap batang kejantannanku.
"Mbak.. kamu dilihatin Mbak Tia tuh.. sshh.. aahh" kataku sambil mendesah.
"Tia.. nih buat kamu" ujarnya.
Aku menarik Mbak Tia sehingga berlutut didepanku dan Mbak Amy duduk dibelakangnya. Aku menunduk dan mencium bibir Mbak Tia dan Mbak Tia tidak menolak.. kami berciuman cukup lama.. sementara tangan Mbak Tia mengelus batangku dan mengocoknya pelan.. sementara Mbak Amy tampak meremas buah dada Mbak Tia.. sambil mencium telinganya
"Ini buat kamu Tia.. isep kontolnya.. aku mau nonton kalian lagi ngentot" bisiknya.
".. sshh.. mmhh.. yyeess.. hhmm.." desah Mbak Tia sambil mengangguk.
Sementara aku meminta Mbak Tia untuk berdiri. Tank top Mbak Tia sudah dibuka oleh Mbak Amy sehingga hanya bra warna merah tua. aku berlutut didepannya dan berciuman dengan Mbak Amy.. Mbak Amy berlutut disampingku. Mbak Amy membuka kancing celana Mbak Tia dan aku menurunkan retsleting celananya. Aku melepas celana Mbak Tia dan melemparnya entah kemana. Mbak Tia hanya tinggal menggunakan bra dan g-string dengan warna senada.
Aku berdiri dan meminta Mbak Amy untuk duduk disofa.. aku berciuman dan mencium telinganya"sshh.. mm.. mm"desahnya sementara tanganku memeras payudaranya yang berukuran kira-kira 34b
"Yyaa.. mmpphh.. tterruuss Vii" desahnya sambil tangannya mengocok batangku
"Kontol kamu gede ya.. aku suka Vi.. aku mau" katanya sementara tangan kirinya memeluk leherku.
Kita berciuman lalu Mbak Tia berlutut dan mencium batangku.. aku melirik Mbak Amy dan dia hanya tersenyum melihatku. Akupun balas tersenyum. Mbak Tia menjilat dan menghisap batangku dan lidahnya tidak kalah lincah menari menjilati serta melumuri batangku dengan ludahnya.
Aku duduk disebelah Mbak Amy dan Mbak Tia terus menghisap batangku tanpa menghiraukan keberadaan Mbak Amy. Tangan kanannya terus mengocok batangku sementara mulutnya menghisap 'helm'ku dan lidahnya menari menjilati 'helm'ku juga. Kepala Mbak Tia terus naik turun menghisap menjilat dan mengulum batang kejantananku..
"Sshh.. ohh.. yyeess.. Mmbbaakk" desahku sambil mengelus rambut Mbak Tia dan tangan kananku meremas payudara Mbak Amy yang duduk menghadap kearah kita.
"Sshh.. ohh" desahku dan menarik Mbak Amy dan berciuman.
Sementara aku berciuman dengan Mbak Amy dan Mbak Tia masih sibuk mengoral aku.. birahiku memuncak dan cairanku sudah mencapai ujung.
"Mmhh.. mmhh.. mphh" jeritku tertahan oleh Mbak Amy yang memelukku dan terus mencium bibirku.
"Aahh.. yyeeaa.. ohh.. aacchh" jeritku setelah Mbak Amy melepas ciumannya.
Mbak Tia terus menelan dan menghisap penisku. Mbak Tia menelan semua air maniku, Mbak Tia tersenyum dan mencium telingaku
"Kontol kamu enak Vi.. aku suka.. ngentot sama Mbak donk.. Mbak ingin nih" bisiknya meminta.
Aku tersenyum dan mengangguk. Aku menuju kamar mandi membersihkan penisku dan kembali ke depan TV.
"Amy loe gila ya.. bikin gue horny aja.. baru kali ini lho gue nyeponk depan teman gue" kata Mbak Tia.
"Ya salah loe sendiri kenapa horny?" balas Mbak Amy
"Gimana gak horny ngeliat loe megang kontol sambil dikocok depan gue.. pasti loe gak sadar deh" sergah Mbak Tia
".. kepala gue pusing banget ampe gak sadar klo loe ngeliatin gue.. ha.. ha.. ha.. jadi malu gue" katanya sambil tertawa.
"Masa loe nggak sadar kalo kimononya kebuka.. trus Ovi berdiri depan loe.. loe-nya maen nyeponk aja lagi depan gue.. sinting loe ya..!" balas Mbak Tia.
"Ahh.. tapi loe pengen khan.. OVi.! Sini donk jangan berdiri disitu aja" balasnya dan memanggilku.
Bersambung . . . .