Aku semakin lama semakin tengelam dalam lumpur kehidupan yang begitu dalam, saat aku sendiri duduk melamun sering kali aku terbayang dengan perbuatan perbuatan yang pernah aku lakukan dengan wanita wanita setengah baya yang pernah tidur denganku. Semakin lama orientasi sex ku berubah!, aku jadi semakin ketagihan melakukan hubungan sexual dengan wanita yang sudah berumur.
Pernah terbersit keinginan untuk melupakan hasrat sexualku yang begitu nyeleneh, namun semakin aku mencoba melupakan semakin pusing kepalaku memikirkannya. Sepertinya aku tidak bisa melupakan kenikmatan demi kenikmatan yang kuraih saat bercumbu bersama mereka. Namun aku tetap tidak melupakan tanggung jawabku sebagai suami, untuk selalu memberikan nafkah lahir dan batin buat indri istriku.
Kasihan sekali Indri!, sering sekali aku bohongi, bahkan tubuhkupun sudah bukan sepenuhnya lagi ia miliki, tubuhku sudah menjadi milik semua wanita setengah baya yang ingin tidur denganku.
Yah, Itulah kehidupan yang aku jalani saat ini.
*****
Dear Mas Pento,
Saya adalah penggemar cerita cerita yang Mas Pento tulis, saya Lastri di jakarta saya mau tanya apakah cerita Mas ini asli atau hanya sekedar khayalan. Kalau memang cerita asli saya mau mencoba segala kenekatan yang Mas Pento miliki.
Thanks
*****
Aku tersenyum, membaca email yang dikirim Lastri, langsung aku balas..
*****
Dear Lastri,
Ceritaku asli!, kalau mau coba kapan dan dimana?
Pento
*****
Setelah kukirim, aku tidak perduli lagi, aku semakin larut dalam pekerjaanku, untung hari ini Ibu Mila sedang keluar negeri mengunjungi anaknya, sehingga aku terbebas dari segala macam rutinitasku yang berhubungan dengan Ibu Mila.
Setelah Istrirahat dan kembali sibuk dengan pekerjaanku, jam 1:30 kubuka emailku, ku lihat Lastri membalas email yang aku kirim.
"Mas Pento, saya mau ketemu Mas Pento hari ini juga ini nomor HP saya 081582834xx"
Langsung kuhubungi nomor HP yang diberikan Lastri padaku
"Hallo siapa nih", tanya Lastri diseberang sana
"Saya Pento",
"Hai surprais sekali".
Setelah bercakap cakap dan saling memperkenalkan diri, aku dan Lastri janjian untuk bertemu. Lastri menungguku di apartemennya di daerah Tb. Simatupang.
Jam 5 sore aku buru buru cabut dari kantorku didaerah timur jakarta menuju kearah selatan yang cukup jauh jaraknya. Untungnya supir taxi yang kunaiki cukup ahli mengemudikan mobilnya, sehingga dalam waktu yang relatif singkat aku sudah sampai di apartement Lastri. Langsung kupencet no HPnya.
"Hai Pento kamu ada di mana?"
"Saya ada di bawah Bu, apakah saya langsung naik atau gimana?".
"Yah naik saja!, tadi saya sudah bilang sama penjaga di bawah kalau ada yang nyariin saya bernama Pento suruh naik saja".
Setelah meninggalkan kartu identitas langsung aku menuju lantai 12 tempat Lastri tinggal, setelah yakin nomor pintunya langsung kuketuk. Saat pintu terbuka aku terperangah menyaksikan seorang wanita yang membukakan pintu adalah seorang wanita setengah baya dengan tubuh yang begitu gendut sekali.
"Ayo masuk Pen, jangan bengong begitu dong", ajak Lastri sambil menarik tanganku dan menutup pintu.
Aku benar benar bingung harus berbuat apa!, apalagi melihat tubuh Lastri yang begitu besar mirip artis Tarida xx, namun aku harus mencoba tenang agar Lastri tidak kecewa.
Lastri seorang wanita setengah baya yang berumur kurang lebih 41 tahun, sudah menjanda dengan 2 orang anak yang semuanya kuliah di ITB bandung. Setelah berbasa basi aku pamit sebentar kekamar mandi dan membasuh tubuhku, didalam kamar mandi aku berpikir alamak ini terlalu besar apa aku bisa memuaskannya? Apa kontolku bisa ngaceng, apa iya aku bisa membuatnya puas? Benar benar merupakan suatu dilema buatku.
Saat aku keluar dari kamar mandi, tanpa basa basi Ibu Lastri langsung menarik tanganku, menyeretku ketempat tidur, langsung memeluk serta menciumi bibir dan mukaku dengan ganasnya. Tanpa ampun lagi!, dan tidak memberiku sedikitpun kesempatan untuk mencumbunya dengan sangat kasarnya Lastri melepaskan pakaian yang kukenakan, dihisapnya puting tetekku, belum habis rasa terkejutku dengan sangat kasar sekali Lastri melepaskan celana berikut celana dalamku, kini aku telanjang bulat
Aku benar benar terkejut sekali dengan cara yang Ibu Lastri lakukan, burungkupun masih tertidur dan engan untuk bangun, tidak seperti biasanya, kali ini burungku benar benar masih tertidur. Kulihat Ibu Lastri melepaskan semua pakaian yang dikenakannya, Ibu Lastri kini sama denganku, dengan tubuh telanjang bulat, Ibu Lastri langsung menerkamku.
Kubiarkan saja Ibu Lastri melakukan semua aksinya!, aku tidak ingin mengecewakannya. Dihisapnya kontolku dengan rakusnya, akhirnya lama kelamaan karena terusik dari tidurnya dengan jilatan jilatan yang begitu nikmat burungkupun bangkit dan tegak berdiri dengan sempurna.
Kemudian Ibu Lastri bangkit berdiri mengangkangi tubuhku yang telentang dan bersiap siap memasukan kontolku kelubang memeknya. Aku begitu ngeri sekali membayangkan tubuh besar Ibu Lastri akan mendudukiku. Diarahkannya batang kontolku kelubang memeknya, sekali tekan amblas semua batang kontolku tertelan memek Ibu Lastri yang sudah sangat basah sekali.
"Ahh..", rintihnya, Ibu lastripun langsung menggoyang pantatnya maju mudur, memutar pantatnya dan menaik turunkannya dengan sangat cepat sekali, berkali kaki Ibu Lastri menepis tanganku yang mencoba untuk memegangi buah dadanya, Kuikuti kemauannya dan aku hanya terlentang pasrah menerima gempuran gempuran dari memek Ibu Lastri yang semakin lama semakin nikmat.
"Ahh.. Ibu.. sshh enak.. Bu.." Rintihku.
"Iya.. Pen.. Ibu juga enak sekali.."
Beberapa menit telah berlalu, Ibu Lastri terus mengaduk aduk memeknya dengan batang kontolku, akhirnya dengan satu tekanan yang begitu kuat batang kontolku amblas tertelan daging tebal yang empuk dan Ibu Lastri pun melepas orgasmenya.
"Ahh.. Pento.. im.. cumming.. im.. cumming..", Keras sekali teriakan Ibu Lastri menyambut orgasmenya.
Setelah beberapa saat Tubuh Ibu Lastri rebah kebelakang, untung tidak rebah kedepan kalau sampe menindih tubuhku bisa semaput aku.
Aku yang belum ejakulasi langsung bangkit dan kutindih tubuh Ibu Lastri yang masih rebah terlentang dengan kaki mengangkang tergolek pasrah, tanpa perduli dengan kondisi Ibu Lastri yang lelah karena baru saja mendapat orgasmenya, langsung kutancapkan batang kontol kelubang memek Ibu Lastri yang sangat licin dan basah sekali. Kupompa dengan cepat keluar masuk batang kontolku, Ibu Lastri hanya mendesih dan memejamkan matanya. Berkali kali kontolku terlepas keluar dari lubang memek Ibu Lastri yang sangat basah dan licin sekali sekali, namun semua itu tidak mengurangi rasa nikmat yang kurasakan.
Kuminta Ibu Lastri untuk merubah posisinya, dalam posisi nungging, langsung kutancapakan batang kontolku dengan keras dan kupompa dengan cepat. Akhirnya gairah birahi Ibu Lastri bangkit kembali.
"Ayo.. Pento.. entot yaang keras.. Entotin Ibu.. Pen".
Akupun semakin bersemangat mengentoti Ibu Lastri yang bertubuh gemuk dengan lemak disana sini, beberapa menit kemudian air kehidupan yang sudah kutahan tahan sejak tadi mendesak desak hendak melepaskan diri.
"Uh.. Ibu.. saya mau.. keluar.."
"Tahan Pen.. Ibu juga mau keluar.."
"Uh.. sshh.. ahh" Rintih kami bersamaan.
Akhirnya aku benar benar sudah tidak sanggup lagi menahan gelombang ejakulasiku yang sudah semakin dekat.
"Arrgg Bu.. aku keluarr dan crett crett crett muncrat sudah spermaku. Belum habis seluruh sperma yang kukeluarkan tiba tiba Ibu Lastri bangkit mendorong tubuhku sehingga aku terlentang, kemudian dengan cepat sekali Ibu Lastri mendudki tubuku dan memasukan batang kontolku kelubang memeknya.
Tanpa ampun lagi Ibu Lastri mengoyang pantatnya dengan cepat dan aku pun berusaha menahan agar batang kontolku tidak menjadi lemas, linu sekali rasanya, namun aku juga tidak ingin Ibu Lastri kecewa karena orgasmenya jadi tertunda karena aku sudah terlebih dahulu mengalami ejakulasi.
Tidak berapa lama kemudian tubuh Ibu Lastri menegang dan goyangan maju mundur pantatnya makin cepat dan semakin tidak teratur, ngilu yang kurasakan berubah menjadi nikmat. Akhirnya dengan teriakan panjang Ibu Lastri melepas orgasme keduanya yang begitu panjang dan akupun kembali mengalami ejakulasi untuk kedua kalinya tanpa sadar aku bangkit dan memeluk tubuh Ibu Lastri dengan eratnya sambil mengigit lehernya.
Ibu lastripun rebah kebelakang, tubuhku ikut terbawa sambil terus berpelukan kami berdua terdiam menikmati sensasi nikmat yang baru saja kami berdua lewati. Pandangan mataku menjadi gelap karena dalam tempo yang sangat berdekatan aku mengalami 2 kali ejakulasi yang begitu nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya, saat ejakulasiku datang seluruh syaraf tubuhku menegang, aku merasa terhempas seperti orang yang terjatuh dan kehilangan pegangan, apa yang kurasakan itu adalah orgasme? aku sendiri tidak tahu.
Setelah beristirahat akupun membersihkan diriku dan mengenakan pakaianku bersiap siap hendak pulang. Kulihat Ibu Lastri masih bermalas malasan diranjangnya, kuhampiri sambil kulirik di memeknya, spermaku masih mengalir keluar.
"Ibu, saya mau pamit"
"Kenapa buru buru!, kan masih sore".
"Maaf Bu!, Ibu kan sering membaca ceritaku, kuharap Ibu mengerti dengan kondisi yang aku alami".
"Ok.., deh Ibu maklum kok. Oh ya Pen!, yang pertama luar biasa, dan yang kedua sangat luar biasa".
"Ah Ibu bisa saja, Ibu juga hebat dan goyangan Ibu juga luar sangat luar biasa" Pujiku.
"Jangan kapok sama Ibu ya Pen, Ibu sangat suka kalau Ibu yang agresif dalam berhubungan badan dan kamu mengerti sekali keinginan Ibu".
Lemas sekali tubuhku, apalagi sebelum pulang Ibu Lastri memintaku menyetubuhinya sekali lagi, mau tidak mau aku memenuhi apa yang di inginkannya, kembali kami berpacu dalam birahi mengejar sejuta kenikmatan dan akhirnya kami berdua terkapar dalam lelah yang begitu nikmat.
Dalam perjalanan pulang akupun tertidur karena tidak kuat menahan kantuk dan lemas seluruh tubuh dan tulang tulangku. Untung supir taksinya baik hati, sehingga tidak melakukan tindakan yang macam macam.
*****
Buat Ibu Lastri, kalau Ibu membaca Rumah Seks dan membaca kisah ini, jangan marah dengan tulisanku yang mungkin membuat Ibu tersinggung, namun jujur saja Bu, aku belum pernah merasakan dalam waktu yang relatif singkat aku mengalami 2 kali ejakulasi.
Tamat