Sebut saja aku arif,aku 18 tahun sekarang dan pengalaman pertamaku terjadi sekitar bulan juni lalu waktu itu adalah masa2 menegangkan dimana aku sedang menunggu hasil ujianku.Aku mempunyai seorang pacar sebut saja nina,kami saling kenal karena pamanku dan bibinya menikah,jadi sebenarnya kami masih terhitung saudara,aku dan nina menjadi begitu akrab setelah pernikahan pamanku bahkan sudah seperti sepasang kekasih tapi diantara kami masih belum ada ikatan, hingga akhirnya dia yang menembakku tepat 1minggu sebelum dia berangkat ke tempat karantina,karna dia ingin pergi bekerja ke luar negeri.
Aku selalu datang ke tempatnya setiap ada waktu,dan kami tetap berkomunikasi walau hanya melalui telepon genggam, hanya pada saat hari minggu saja kami bisa jalan bersama.Berawal dari jalan2 ke tempat yang dipilihnya, yang ternyata menjadi tempat pilihan para pasangan yang ingin mendapatkan kebebasan inilah aku mulai berani merealisasikan khayalanku tentang seorang wanita, bagaimana tidak 1hal yang q takutkan akan merenggangkan hubungan kami seperti penolakan sama sekali tidak ia perlihatkan, bahkan dialah yang menuntun tanganku untuk menjamah payudaranya, mengajari bibirku agar lincah bercumbu dan menarik lidahku agar merogoh kerongkongannya setelah "insiden" ditempat itu obrolan kami baik langsung maupun melalui telepon selalu mengarah ke hubungan sex. Sangat terasa kekecewaanku saat begitu banyak rencana yang telah ku siapkan gagal karna dia akan dikunjungi keluarganya.Saat malam senin aku hanya melamun membayangkan ide2 gilaku yang tak terwujud,sampai akhirnya sebuah sms membangunkanku dari lamunanku, ya itu Nina.
"mas(begitu caranya memanggilku)besok aku pulang karna akan ada razia di tempat karantina,mas bisa datang kerumah kan?" ya pada saat itu gadis dibawah 20 tahun memang tidak di perbolehkan berada di karantina, maka dg hati gembira aku menjawab. "tentu saja".
Singkat cerita q dan nina selalu bersama d saat ia di rumah, hingga akhirnya aku harus mengantarnya kembali saat ia harus kembali ketempat karantina,waktu itu selepas magrib aku dan nina berangkat kekarantina menggunakan motorku sepanjang jalan ia terus berkata bahwa ia masih merindukan keluarganya dan benar saja, ketika kami hampir sampai di tempat karantina dia menangis,karna tak tega maka aku memintakan izin untuk nina berlibur 1hari lagi, akhirnya kami kembali ketika kami hampir sampai dia kembali menangis "sebenarnya aku masih kangen sama kamu mas" katanya, karna merasa di permainkan akupun marah dan berkata "baiklah puaskan kangenmu dan kita pulang"
Berkali2 dia minta maaf karna dia tahu aku marah hingga akhirnya akupun terlarut dalam svasana dan akhirnya kami berhenti di tengah jalan dan saling melepas rindu.
Hingga akhirnya aku tersadar bahwa waktu menunjukkan pukul 23.00 di saat itu aku benar2 bingung kemana aku harus membawanya hingga akhirnya terbesitlah pikiran bejatku,ku bawa dia kerumahku yang memang sepi karna hanya di huni 4 orang aku,adik perempuanku, pamanku serta istrinya yang sebenarnya adalah bibi nina.
Dengan perasaan was2 kubawa nina ke kamarku di lantai 2 sedangkan pamanku dan istrinya berada di ruang tengah. Sampai di kamarku terbesitlah pikiran jahat ku untuk memperkosanya toh,sepertinya dia memberiku peluang itu. Tapi pikiran itu terkalahkan oleh ketakutanku akan teriakannya yang pasti akan mengundang pamanku. Akhirnya aku memaksakan diri untuk terpejam walaupun emosi dan gelora seks ku membara, hingga akhirnya kurasakan hembusan nafas di leherku walaupun kaget tapi aku mencoba untuk tetap tenang,tanpa sepatah katapun keluar kurasakan tangannya membelai2 rambutku dan turun ke wajahku lalu dadaku yang masih terbungkus kaos dan selangkanganku yang masih bahkan makin tegang, kurasa dia tahu bahwa aku hanya pura2 tidur, tanpa membuka mata kurasakan payudaranya menindih dadaku,badannyapun berada di atas badanku dengan lembut ia mencium dahiku kedua pipiku dan akhirnya bibirku, saat itu aku merasa bahwa nafasku sudah tak lagi stabil dan pasti dia sudah menyadarinya maka kubuka mataku dan tanpa berkata akupun melumat bibirnya cukup lama kami berpagutan hingga saat tersadar kami sudah tak lagi memakai pakaian kami sudah telanjang langsung saja kuremas dan kukulum payudaranya kurasa ia mendesis tapi dia menahannya yang kudengar hanya nafas yang memburu keluar dari mulutnya, langsung saja kubuka kedua pahanya yang mulus dan kulakukan hal yang selama ini ku khayalkan. kujilati, kusedot kemaluannya dengan ganas hanya suara kecipak yang terdengar dan akupun merasakan cairan yang agak asin tapi tak lagi ku pedulikan,hingga akupun ingin merasakan kemaluanku dikulum saat kusodorkan "milik"ku entah karna begitu bernafsu atau apalah nina menarik kemaluanku dengan kasar hingga aku mengaduh dia minta maaf dan mulai mengulum kemaluanku sebenarnya aku menyukainya, tapi aku sudah tak tahan ingin merasakan kemaluannya maka kutarik dan kuarahkan milikku ke kemaluannya tapi aku sempat bertanya "bolehkah?"
Dia tak menjawab dan hanya mengangguk,akhirnya ku mulai mencoba memasukkan milikku tapi aku cukup kesulitan mencari lubang itu, hingga akhirnya tangannya bergerak menggapai kemaluanku dan membimbingku ke arah yang benar dan seketika itu juga aku mengetahui bahwa ia tak lagi perawan. Tapi ia sempat mengaduh pelan dan meringis ketika milikku masuk seluruhnya, akhirnya kudiamkan milikku didalam kemalvannya beberapa saat, yang ku tahu kemaluan wanita membutuhkan waktu untuk beradaptasi.
Tamat