Tidaklah munafik bagi setiap wanita yang saat digauli oleh seorang lelaki baik dalam keadaan terpaksa ataupun tidak, sesuai kodratnya sebagai seorang perempuan yang harus melayani kemauan lelaki lambat laun akan tunduk jua. Demikian pula dengan gadis itu yang dari memeknya kini juga telah dibasahi oleh lendir kemaluannya kembali dan semakin membuat batang pelir lelaki itu semakin berkilat-kilat ditengah aksinya keluar masuk menggesek-gesekkan dinding vaginanya.
Sungguh sedap pemandangan yang disajikan oleh mereka berdua dihadapanku ini dan sungguh beruntung sekali mereka-mereka ini yang mendapati seorang cewek cantik yang masih belia sebagai penghangat malam. Padahal aku dan mereka cuma dibatasi oleh tembok seukuran satu belah batu bata saja. Tetapi jika aksiku ketahun oleh mereka, maka mereka juga tak akan segan-segan membunuhku karena cuma aku yang satu-satunya orang yang menjadi saksi mata dari kejadian tragis yang menimpa seorang kembang desa yang digilir para perampok tepat pada malam pengantinnya sendiri.
Akupun tak tahu setelah kejadian ini berakhir pada hari-hari selanjutnya, akankah gadis itu akan menjadi hamil mengingat bahwa malam itu sangat bertepatan dengan masa subur di rahimnya dan sperma kepala rampok tadi telah berhasil bersarang penuh didalamnya serta sudah terserap pula kedalam rahimnya kini.
Sedang asyik-asyiknya kedua pasangan insan ini larut dalam ritual persetubuhannya, pintu kamar itu kini terbuka lagi dan masuklah sosok lelaki ketiga yang baru kelihatan kali ini setelah lepas tugasnya untuk menjaga pekarangan depan rumah pengantin baru itu. Setelah melihat perkembangan situasi yang akan terus aman dan terkendali, akhirnya ia memberanikan diri juga untuk naik keatas dan masuk kamar tempat kedua pasangan ini tengah bergumul dalam ajang arus pelepasan birahi mereka.
Sambil cengengesan lelaki ketiga ini memandangi kejadian di depan matanya saat gadis korbannya sedang dikerjai oleh temannya itu. Dengan mengedipkan sebelah matanya kepada temannya yang tengah asyik masyuk menyetubuhi dara belia ini, maka mengertilah ia akan tanda yang diberikan tersebut. Sebagai jawaban sinyal tanda yang diberikan oleh temannya tersebut, lelaki kedua ini mempergunakan tangan kirinya pula untuk menekuk serta menaikkan tungkai yang sebelah kanan milik gadis tersebut hingga membuat tubuh korbannya ini berada dalam gendongannya dengan kedua belah kakinya telah mengangkang menjepit pinggangnya nan masih menari-nari dihadapan perut rampingnya nan telanjang memukau itu.
Sang lelaki ketiga kini berjongkok dibelakang punggung dara belia yang masih terguncang-guncang dientot dalam gendongan temannya itu, kemudian membuka bongkahan pantat nan padat berisi itu serta menemukan apa yang ia carinya disitu. Tampak pelir temannya masih tertanam di belahan memek korban aksi mereka ini dan masih terus bergerak keluar masuk serta telah berkilat basah oleh lendir persetubuhan keduanya yang menyilaukan matanya. Namun bukanlah itu yang ia cari, hanya bokong dara itu yang menjadi sasarannya dan matanya tertumpu pada lubang mungil dibawahnya, yakni celah dubur kecil milik korbannya ini.
Kedua ibu jari tangannya membuka bokong gadis itu sehingga lubang anusnya sedikit terbuka dihadapannya, namun agak susah juga karena pantat gadis itu dalam keadaan terhempas-hempas oleh sodokan pelir temannya tersebut. Jari kelingking kasarnya ia basuh terlebih dulu dengan cairan ludahnya. setelah itu ditusukkannya kedalam celah sempit lubang dubur cewek belia nan tak berdaya ini. Sia-sia saja cewek pengantin ini berteriak karena redaman plester di mulutnya begitu ketat, sedangkan untuk menolak perlakuan lelaki ketiga itu percuma saja, sebab tubuh telanjangnya telah terjepit ditengah-tengah kedua pemerkosanya.
Kelingking lelaki ketiga itu telah masuk kedalam lobang pantatnya, terasa jepitan otot duburnya yang seperti cincin melingkar pada pintu anusnya begitu ketat dan kuat sekali. Lalu setelah itu jari itu tembus kedalamnya dan hanya terasa sempit pada luarnya tetapi didalamnya terasa lega dan agak lunak-lunak juga ada hawa panasnya pula. Ditariknya keluar jari itu, tampak sedikit kotoran tersisa dari dalamnya kemudian ia melakukan hal serupa kepada lubang anus itu tetapi menggantinya dengan jari telunjuknya setelah diludahi pula. Seperti halnya jari kelingkingnya tadi, ia pun sekarang memuntir-muntirkan telunjuknya yang telah menancap didalam dubur gadis belia ini untuk membuka ruang gerak didalamnya yang nantinya akan ia pergunakan sebagai ajang pemuas nafsu sexnya.
Rupanya lelaki ketiga ini adalah seorang pecinta anal sex dan dia tak akan segan-segan memerawani pantat wanita itu. Jeritan kesakitan gadis itu sama sekali tak membuatnya terganggu, malahan ia semakin terangsang membuka celah anus itu dan hal itu dulanginya lagi tetapi kini telah menggunakan batang telunjuk serta jari tengahnya yang dibenamkan secara bersamaan menguak isi dalam lubang pantat cewek dua puluh tahun ini. Dirojok-rojoknya anus gadis itu yang selama ini tidak pernah dimasukki oleh benda asing sekalipun, namun kini telah dipaksakan untuk membuka dan menjepit kedua jari dari lelaki ketiga ini sekaligus. Belum lagi pelayanan yang harus ia penuhi untuk memuaskan pelir temannya yang masih terus menikmati jepitan memeknya nan telah bengkak memerah akibat digilir paksa secara berkesinambungan oleh para bajingan terkutuk itu.
Setelah puas bermain-main dengan kedua jarinya menelusuri dalam dubur si wanita, lelaki itu mencabut jari-jari itu dari dalamnya dan kini mulut lubang anus itu tidak bisa mengatup rapat seperti semula serta menyisakan celah lubang kecil seukuran ujung ibu jari. Aroma yang terpancar dari anus sang cewek cantik ini terasa pekat dihidungnya. Wajah lelaki itu terbenam kembali diantara bongkahan pantat nan jelita, sertamerta celah lubang dubur yang terbuka ini disusupkan oleh lidah lancangnya menjelajahi jalan anal si gadis muda nan masih begitu belia ini. Tarian lidah itu semakin menggetarkan tubuh gadis itu yang membuat kepalanya semakin tergeleng-geleng menggelepar-gelepar dalam kebungkaman mulutnya yang terplester rapat menyesali ke tidak berdayaannya diperlakukan sedemikian rupa oleh para pemerkosa itu.
Lidah lelaki itu dirasakannya seperti menyakiti pantatnya tetapi juga begitu sangat menggelitik-gelitik anusnya laksana kenikmatan yang didapat pada saat cebokkan saja layaknya. Memang demikian kenyataannya, bahwa lelaki itu tengah mencebok lobang pantatnya tersebut dengan lidahnya sampai licin tuntas sudah diantara jeritan kesakitannya. Habislah sudah anal dari sang mempelai belia ini menjadi bulan-bulanan permainan dari si bangsat yang satu ini. Semakin gencar lidah itu menelusup didalam pantat molek tersebut, maka semakin terbuka lebar pula lubang anus berwarna merah muda merangsang itu merekah nan jatuh dalam dekapan si lelaki sialan yang ternyata suka sekali mengemuti pantat milik seorang wanita seperti dirinya ini.
Sang lelaki ketiga kini berdiri merapat dibongkahan pantat gadis belia ini dari arah belakang, kemudian batang pelirnya ia tempelkan tepat pada jalan masuk celah anus yang telah ia buka tadi, siap membenamkan kontolnya untuk menyodomi pantat sang dara cantik menggemaskan lambang kepuasan lelaki ini. Cewek ini mati kutu sudah dalam keadaannya yang terjepit itu tak ada usaha perlawanannya lagi yang berguna sekalipun selain daripada menerima kenyataan yang ada bahwa ia akan disodomi oleh lelaki ketiga ini.
Dan perlahan-lahan anusnya yang terkuak dipaksa untuk menelan pelir seorang lelaki dewasa. Meskipun begitu tersendat-sendat dan seret pelir itu mulai terbenam ke liang duburnya yang sempit. Diperawanilah lubang pantat milik dara belia cantik korbannya sembari dibantu oleh temannya yang masih menunjang tubuh telanjang dara itu. Namun tangan temannya yang tadinya menahan kaki gadis itu kini berpindah merengkuh bongkahan daging pantat serta membantu penetrasi pertama yang dilakukan lelaki ketiga ini kedalam belahan anus sang perawan yang telah ternoda.
Setengah ukuran zakarnya telah terbenam dalam muara anus itu yang sertamerta langsung membuat lonjakan-lonjakan hebat pada tubuh telanjangnya yang terlarang terjepit dalam ketiada berdayaan nana dipaksa melayani dua orang lelaki sekaligus. Untung saja rembesan lendir memeknya yang mengalir lewat sela-sela kedua bibirnya yang tersumbat oleh zakar lelaki pula nan telah merembes ke permukaan duburnya turut membantu melicinkan kontol yang melesak di anusnya.
Perlahan tapi pasti akhirnya kejantanan lelaki ketiga itu telah tertelan ke dalam lobang pantatnya yang kini menganga seukuran diameter kontol tersebut serta menjepitnya. Kini selangkangan gadis itu telah dipenuhi oleh kedua batang pelir lelaki-lelaki pemerkosanya yang bergantian keluar masuk didalamnya. Tubuh montok nan telanjang indah dari gadis itu kini bagaikan daging roti sandwich yang terjepit ditengah-tengah arena maksiat persetubuhan terlarang antara mereka yang tak lazim untuk dilakukan tersebut, dan tragedi di malam pengantinnya ini benar-benar laksana mimpi buruk baginya yang tak akan bisa ia lupakan seumur hidupnya.
Bersambung . . . .