Setelah sekian lama saya mengikuti cerita di homepage ini, rasanya saya juga ingin berbagi pengalaman antara sesama pencinta cerita Rumah Seks, mungkin pegalaman ini layak di ketahui para pembaca cerita Rumah Seks.
Saya tinggal sama ibu, bapak, adik, dan juga kakak saya. Di rumah saya juga ada seorang pembantu yang baru diambil ibu untuk bantu-bantu di rumah, pembantu ini menginap dan tidur di kamar belakang. Mukanya lumayan cantik, dan juga bentuk bodinya wooii seksi sekali, rasanya tidak layak menjadi seorang pembantu, setidaknya sekretaris di kantorlah.
Biasanya sebelum tidur saya baca buku porno sambil onani dan membayangkan yang nggak-nggak, kadang-kadang saya membanyangkan main sama Desy Ratnasari, Krisdayanti, dll. Kalau mut saya kambuh, saya langsung setel itu VCD di komputer saya yang saya pinjam dari tempat sewa, di situ saya mulai onani dan sampai kadang-kadang saya nggak bisa tidur lagi, jadi bawaannya mau onani melulu, saya bisa sampai 10 kali dalam sehari, kalau memang nafsu saya memuncak.
Waktu itu nafsu memuncak, saya pelan-pelan bangun jam 12 malam, dan buka komputer langsung stel VCD porno, tapi bertepatan dengan itu si pembantu saya (namanya: Dewi), itu keluar mau minum, lalu si Dewi melihat ada lampu bohlam menyala di atas, dan si Dewi beranjak ke atas, selangkah demi selangkah tanpa saya sadari. Dan melihat saya lagi memegang penis saya dan lagi serunya lihat VCD, lalu Dewi mendekati saya dan berkata:
"Blom tidur, Mas Philip?" sambil mendekat ke arah saya.
"Nggak bisa tidur", jawab saya sambil saya melihat payudara besar itu.
"Itu film porno ya, jorok ih", ujarnya sambil duduk di samping saya.
"Benar, tapi suka khan?" sambut saya sambil melihat ke arah mukanya.
"Ih nggak lha yau?" jawabnya dengan tanpa basa basi.
Lalu saya sama dia terus bercanda-canda sambil nonton film porno, saya mulai pegang tangannya, dan juga langsung saya rembet ke pinggul langsung ke payudara, tapi herannya ini orang malah senang, cuma berkata "Ihk genit amat sih", sambil tersenyum. Penis saya sudah tegang dan payudara yang besar itu juga sudah semakin membesar serta vagina yang basah seperti air terjun. Lalu saya mendekati dia memegang mukanya dan perlahan-lahan saya cium pipinya lalu merembet ke bibirnya yang seksi itu, setelah saya memasukkan mulut saya ke bibir dia, dengan kerasnya dia menarik kepala saya, masuk ke dalam supaya ciumnya lebih nikmat dan lebih dalam. Dalam hati saya, ini orang benar-benar sudah professional padahal seorang pembantu? Lalu sambil ciuman saya pegang buah dada yang sebesar kepala saya sendiri, setelah itu saya mau buka baju, tapi langsung tangannya menahan saya dan bilang, "Jangan di sini nanti ketahuan sama ibu."
Lalu sambil ciuman saya beranjak ke kamar saya, dan perlahan-lahan sambil saya "cipokan" sama dia saya juga buat cupangan di lehernya dan perlahan-lahan langsung dibuka bajunya dan roknya, sekarang tinggal BH dan celana dalamnya, diam-diam langsung saya cium dan kecup BH-nya dan saya lihat wah betapa indah pentilnya yang hitam itu langsung saya hisap dan dia merintih, "Ahh.. seiiss.. nikmat.. akh..", sambil memegang penis yang masih pakai tapi sudah tegang. Langsung saya buka celana, baju dan semuanya begitu juga dengan dia, dan saya lihat oh betapa indahnya tubuh dari orang ini, benar-benar ini hari yang menyenangkan bagi saya. Langsung saya ajak dia tiduran sambil mencium payudaranya yang sekal itu dan saya perlahan-lahan memasukan jari ke vaginanya dan dia menjerit kesakitan tapi nikmat, dan dia berkata "Jangan pakai tangan, pakai penis lebih nikmat", lalu tanpa basa basi saya mulai memasukan itu penis ke vaginanya yang sudah basah itu, tapi sayangnya saya suka banget sama onani jadi terpaksa permainan itu sebentar dan tidak lama, tapi dia juga menikmatinya.
Selesai dari itu dia tiduran di bahu saya dan berkata, "Suka main dimana?" lalu saya menjawab, "Baru pertama sama situ", dia nggak percaya, dan saya bilang "Iya benar selama ini mau main tapi takut HIV, tapi sekarang mah nggak takut lagi." Lalu dia berkata, "Saya sebenarnya ke sini ingin bekerja, karena kerja saya yang dulu kotor", dengan polosnya dia berbicara. Saya tanya, "Kotor bagaimana?" "Iya saya pernah menjadi seorang pelacur di diskotik TOPONE", lalu saya belai rambutnya sambil mengatakan dalam hati, "Pantas kayaknya kok professional sekali ini orang."
Lalu saya setiap hari terus main dan main terus, sampai saya konsultasi sama teman-teman saya yang doyan seks bagaimana supaya saya tahan lama, dan mereka memberikan solusinya, sampai sekarang dia sangat menikmati kepedihan penis saya yang begitu dashyat. Sampai saat ini saya melakukannya setiap malam, cuma pada waktu dia haid saya tidak melakukannya. Pokoknya saya makin betah di rumah dan main terus sama ini orang, sudah GRATIS nikmat lagi.
TAMAT