Cerita panas – namaku Diki, aku saat ini berumur 20 tahun, aku sekarang masih kuliyah disalah satu universitas ternama di Malang. Waktu aku masih duduk dibangku SD aku pernah mempunyai seorang guru wanita yang membuatku selalu membayangkannya tiap malam. Dia bernama Bu Diana, dia sudah mempunyai suami bernama Pak Lukman yang juga seorang Guru. Dia adalah orang di cerita dewasa ini.
Bu Diana dikenal oleh semua murid sebagai guru yang otoriter, begitu banyak murid murid yang takut bila dia yang mengajar. Tapi dimataku dia adalah wanita yang perfect. Saat ini Bu Dianaadalah seorang wanita yang berumur 31 tahun yang anggun, dia cantik, kulitnya putih, hidungnya mancung, bibirnya merah delima, rambutnya sebahu, postur tubuhnya tinggi, body tubuhnya lumayan dan masih singset daripada wanita 31 tahun lainnya. Sewaktu aku masih duduk dibangku SD, tak sengaja sering terlihat BH yang dipakai Bu Diana waktu dia sedang menulis di papan tulis ataupun waktu dia sedang duduk. Hal – hal itu yang membuatku terbayang – baying setiap saat setiap waktu. Bisa dibilang masa puberku waktu itu terjDiki karena sering membayangkan aku bercinta dengan Bu Diana. Dasar anak – anak pikirku.
Setiap pulang dari malang aku selalu lewat depan rumahnya, kulihat rumahnya selalu sepi. Mungkin setiap aku lewat dia tak sedang berada diRumah. Singkat cerita Waktu itu aku tiba dirumah pukul 12 malam. Aku sejenak duduk diruang tamu kulihat dimeja ada sebuah undangan reuni dari sekolah SD ku dulu. Besoknya aku datang ke tempat reuni aku bertemu dengan banyak teman – teman SD disitu. Kulihat Bu Diana juga hadir dalan acara tersebut. Ku lihat dia masih tetap cantik seperti dulu. Dalam acara tersebut panitia reuni mengadakan tour ke Bali dalam rangka ulang tahun berdirinya sekolah. Kebetulan 1 minggu aku libur kuliyah dan aku memutuskan untuk ikut dalam tour tersebut. Pukul 4 sore acaranya selesai. Aku segera menghampiri Bu Diana. Ku jabat dan kucium tangannya seraya memberi hormat padanya. Hanya beberapa menit kami ngobrol. Kulihat yang lain sudah pada pulang. “Bu nunggu siapa? Kok belum pulang? Nunggu jemputan yah??” tanyaku sambil tersenyum kecil. “iyah.. ibu nunggu jemputan anak ibu…” jawabnya sambil membalas senyumku “loh memang suami Bu Diana kemana kok anak ibu yang jemput???” tanyaku lagi. “suami ibu lagi melayat ke rumah temanya kedua anak ibu dirumah tapi anak ibu yang sebaya dengan kamu kuliyah diSurabaya dan tadinya dia mau pulang dan sekalian jemput ibu gitu” “oh anak ibu kuliyah diSurabaya ngekost yah bu???”kemudian hp di tasnya Bu Diana berbunyi dan akhirnya dia mengangkatnya. Beberapa detik pembicaraan ku dengan dia terpotong dengan suara hp di tasnya. “oh anak ibu kos disana dia Cuma pulang 1 minggu 1 kali. Tapi kali ini dia gak bissa pulang karena banyak tugas di kampus….barusan dia nelpon ibu” dalam hati ku berkata ini kesempatan untukku untuk bissa menawarkan sesuatu pada dia. “maaf bu Diana, kalau saya diperbolehkan biarkan saya saja yang nganterin ibu pulang…gimana bu???” “eeehhhmmm..gimana yah Di…eehhmmm… yauda deh ibu mau”
Setelah sampai didepan rumahnya aku memintai dia nomor HP. Kemudian waktu terus berlalu. 2 hari berikutnya aku berangkat ke Bali bareng teman teman alumni yang ikut. Kulihat pula ternyata Bu Diana ikut dalam tour ini. Aku segera berpindah duduk disamping Bu Diana. “Bu suami dan anaknya kok gak diajak…” “suami ibu dan anak anak ibu pada gak mau ibu ajak… gak tau ni padahal kan gratis” waktu terus berlalu kami ngobrol cukup lama sampai tertidur dalam bus. Ingin sekali kudekap tubuh mulus nya itu tapi untung aku masih bissa mengendalikan diri karena banyak orang didalam bus itu. Waktu terus berjalan, akhirnya pukul 5 pagi aku dan rombongan sekolah tiba di pantai sanur untuk melihat sunrise. Pukul 10 pagi aku dan rombongan tiba diHotel. Kebetulan aku dan rombongan menginap diHotel yang mewah dan berkelas tak heran kalau banyak orang kaya disitu. Aku segera masuk kamar dan melepas kepenatan dengan mandi dikolam renang. Saat mandi dikolam renang tak sengaja kulihat Bu Diana hanya mengenakan BH G- string berwarna hitam. Karena kebetulan kamarku dengan kamar BuDiana berdekatan hanya saja kamar Bu Diana berada di lantai atas dan kebetulan juga Bu Diana waktu ganti baju lupa menutup jendela dan akhirnya terlihat dari bawah. ‘wwooow nafsu birahi langsung memuncak., pemandangan seperti itu membuat penisku yang tadi tidur menjDiki bangun dank eras dan amat keras. Dalam hati aku berkata “nanti malam aku harus bissa masuk kekamar buDiana”
Malam pun tiba. Pukul 8 malam aku mengetuk pintu kamar Bu Diana. Kuketuk beberapa kali tapi gak ada yang membuka. Kemudian aku hendak balik kekamarku, dan baru dua langka Bu Diana memanggilku. “Ada apa Di??? “ kulihat Bu Diana mengenakan baju tidur dan kulihat pula rambutnya basah. Ternyata dia habis mandi. “saya mau ngobrol sesuatu pada ibu gak papa kan kalau saya masuk, maaf bu kalau saya menggangu istarahat ibu” “ohhh… ya uda masuk ajah” langsung aku mengunci pintunya tanpa sepengatahuan Bu Diana. setelah didalam kamar aku ngobrol beberapa kata dengan dia. Kemudian aku bilang pada Bu Diana kalau aku suka kepadanya dan sangat mengaguminya. “Bu aku sangat ingin sekali memiliki kamu bu, tapi ibu sudah bersuami dan ibu sudah punya anak, kalau boleh memilih takdir aku ingin jDiki suamimu Bu” langsung seketika Bu Diana kaget dan marah dengan pengakuanku taDi. “Di…kamu gak boleh sepeti ini pada Ibu…bagaimanapun juga Ibu ini tetap Mantan Gurumu dan harus kau hormati dan jangan mengada ngada tentang kata katamu taDi”
Aku segera mendekati tubuh Bu Diana. Terasa sudah keras penisku tertahan oleh CD yang kukenakan saat mendekati tubuhnya. Langsung dengan cekatan kucium pipinya yang sebelah kiri. “Astagfirullah Di…jangan…Di…” saat Bu Diana melontarkan kata kata itu dengan nada marah dan kesal tanpa panjang lebar langsung masih dalam posisi berDiri aku memeluk tubuhnya bu Diana dengan erat, segera kuciumi pipinya dan bibirnya.
“Di jangan Di….ibu mohon jangan” bu Diana hanya marah tapi Dia tidak berontak seperti adegan adegan perkosaan lain. Dia hanya melarangku dengan kata – kata nya yang bernada marah tapi Dia tak melawan bahkan tangannya Diam tak berusaha mendorong tubuhku. Setelah beberapa kali kuciumi pipi nya baik sebelah kanan maupun kiri aku beralih ke lehernya yang putih dan mulus. Kuciumi dengan lahap lehernya, bahkan waktu itu aku mirip seperti orang kesetanan yang bringas. Dengan cepat kuciumi setiap lekuk leher bu Diana dengan bringas. “stop..hentikan ini Di…kamu jangan kurang ajar sama Ibu..aaaahhh…aaaahhh…hentikan Di….aaaahhh” kudengar nada kata katanya yang taDi seperti orang marah ternyata sekarang berubah menjDiki lirih dan Diiringi dengan desahan desahannya yang membuatku semakin bringas dan liar menciumi lehernya. Aroma wangi tubuhnya membuat penisku seperti ingin keluar merobek CD. Sambil menciumi leher dan bibirnya Segera aku melepas baju ku seDikit demi seDikit hingga kuhanya mengenakan CD Kulihat Bu Diana memejamkan mata sambil mendesah dan melarangku melakukan itu. “Di…jangan….Di….aaaaahhhhh….ini perbuatan dosa Di….aaaahhhh….sekali lagi…ibu mohon………aaaaaaahhhhhhh”
Setelah puas menciumi lehernya aku langsung beralih menciumi bagian pundaknya sambil mencoba melepaskan baju tidur yang Dia pakai. “dasar….bajingan kamu…Di….hentikan…ibu mohon….aaaaaaaaahhhhh…..Ibu gak mau Di….ini dosa….….aaaaahhhhh….” Dia terus mendesah sambil memejamkan mata. Tak lama kemuDian Baju tidurnya terjatuh Dilantai, kulihat Dia memakai BH G-string merah, kulihat BH G string yang Dia pakai seperti terlalu ketat dan kekecilan sehingga Payudaranya Dibagian atas seperi mau menjumbul keluar. segera kusosor dengan lahap pundak dan dadanya yang terlihat mulus. Ditengah aksiku menciumi dadanya aku berkata pada bu Diana “Bu aku ingin sekali ibu orang yang pertama kali mendapatkan perjakaku ini, cccccpppppccckkk….. jDiki aku mohon…mmmmuuuuaaaachhhh…mmmmhhhhcccchhh….. izinkan aku menjamah tubuh ibu yang mulus ini… karena sejak SD aku menantikan kesempatan seperti ini dengan kamu Bu” langsung kuteruskan ciumanku ke pundak dan dadanya yang mulus. “tapi kamu salah Di…ibu ini hanya wanita tua berumur 31 tahun… aaaaahhhh….tak pantas…kau perlakukan ibu sperti ini….….aaaaahhhhh…. ibu tak ada bedanya dengan ibu kamu senDiri….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….hentikan hentikan Di….kamu memang biadab….….aaaaahhhhh….dasar terkutuk kamu….aaaaahhhhh….” setelah puas kumenciumi dadanya kuciumi Payudaranya yang masih terbungkus BH G-String berwarna merah. Saat bibirku menyentuh tali BH nya. Aku benar benar seperti orang kesetanan dan bringas, kulahap dengan cepat hingga BH nya yang Dia pakai basah karena air liurku. KemuDian sambil terus menciumi payudaranya yang terbungkus BH aku mencoba membuka kancing BH nya yang berada Dibelakang punggungnya. Akhirnya tanganku berhasil meraih kancing BH nya. Segera kutarik dengan cepat terlepaslah BH yang Dia pakai dan terjatuh DiLantai. Aku sangat kaget melihat ukuran payudaranya saat BH nya ku buka ternyata sangat montok dan besar, padahal dulu aku mengira payudaranya ukuranya kecil serta biasa saja, tapi setelah terpampang Didepanku langsung dengan bringas,liar,lahap, bahkan seperti orang kesetanan aku lagsung menciumi kedua payudaranya yang montok itu baik kanan ataupun kiri, seperti orang yang tak sabaran dan tergesa gesa gaya ciumanku terhadap payudaranya itu.
“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di” desahannya yang lirih sambil menegelus elus dan memegangi kepalaku. Sangat lama sekali aku menciumi kedua payudaranya. Tak henti hentinya kuciumi berulang ulang payudaranya. “mmmccchhhhh…mmmmmcccchhhh,…..” terasa nikmat sekali terasa seperti Dipuncak kenikmatan saat kuberulang ulang kumenciumi kedua payudaranya. Setelah berulang kali kuciumi kumenghisap payudaranya yang sebelah kanan secara bergantian baek kiri maupun kanan” beberapa menit lamanya aku gak tahu yang kurasa kulakukan ciuman Dipayudaranya itu sangat lama dari pada yang ciumanku Dibagian tubuhnya yang lain. Sambil terus menciumi dan menghisap payudaranya yang montok aku mendorong tubuh Bu Diana ke ranjang besar dan empuk itu. Bu Diana dan tubuhku terbaring Di atas ranjang dengan posisi tubuhku Diatas tubuh Bu Diana.
“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….bangsat kamu aaaaahhhhh jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn Di”
setelah cukup lama ku menciumi dan menghisap kedua payudaranya aku beralih ke perutnya. Kuciumi perut dan pusarnya sampai menuju vaginanya yang masih terbungkus oleh CD G-String Hitam. Kurasakan saat bibirku menyentuh vaginanya yang ternyata sudah basah sekali. Langsung sambil menciumi selakangannya yang wangi kumelorotkan CD G-string hitam yang Dia pakai hingga terlepas dan terjatuh ke lantai. Kusosor dengan lahap vaginanya.
“….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. biadab kamu ….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…. jangan….aaaaahhhhh….jangan….aaaaahhhhh….jaaaaaaaaaangaaaaaannn lakukan, stop ibu gak mau berbuat dosa….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh….” tak lama kemuDian Bu Diana tak melarangku tapi Dia hanya mendesah berulang kali “….aaaaahhhhh….….aaaaahhhhh…
setelah kumenciumi seluruh permukaan vaginanya ku beralih kebawa terus dan terus hingga jari kakinya. Sambil melepas CD yang kukenakan aku menciumi betis dan kakinya. Setelah kuciumi kaki dan jarinya aku naik keatas tubuhnya lagi. KutinDih tubuh Bu Diana sambil menancapkan penisku ke liang vaginanya. Kulihat Bu Diana pasrah sambil memejamkan mata. Tak lama kemuDian penisku terbenam tepat DiVaginanya Bu Diana yang dari tadi sudah basah sekali. Kugenjot tubuhku berulang kali. “….aaaaahhhhh….….oooohhhhh….….aaaaahhhhh…….
Dia Benar benar Dipuncak kenikmatan walau berawal dari pemaksaan aku benar benar manusia paling bahagia Didunia waktu itu. Setelah berulang kali ku menggenjot tubuhku, tak lamma kemuDian kumerasakan ada yang menyembur deras dari penisku menuju liang vaginanya setelah air mani itu keluar dan menuju liang vaginannya Bu Diana, aku menggenjot tubuhku lagi berulang kali dengan ritme yang pelan. Hingga air mani itu keluar berulang kali. Setelah beberapa saat kemuDian aku merasa lelah sekali setelah berulang kali melakukan genjotan.
Kulihat pula dari wajahnya Bu Diana kelelahan. Kulihat Dia memejamkan matanya dan menoleh kea rah kiri dan tak berani memandang wajahku. Segera kutarik penisku dari vaginanya dan kuberbaring Disampingnya sambil menciumi payudaranya. Ditengah ciumanku aku minta maaf pada Bu Diana ”Bu maafin aku… aku sudah berbuat dosa pada ibu…sekali lagi maaf” kemuDian aku mengambil selimut dan aku berbaring Disamping Bu Diana sambil memeluk tubuhnya yang mulus, kumenyelimuti tubuh kami berdua dengan selimut yang tebal. Karena udaranya sangat Dingin. Kami berdua tidur bersama hingga pagi
Source