Mila: Siswi Budak Seks 3




Mila, Siswi Budak Seks 3



Mila
Selang beberapa hari , Pak Solihin , menyuruh Milla untuk datang ke ruangnya . Milla pun pergi ke ruang itu dengan langkah gontai . Begitu tiba dan masuk di ruang itu , pak Solihin tersenyum melihatnya .

Milla hanya diam berdiri . Pak Solihin meraih pengaris panjang . Milla terkejut “ jangan , jangan , pukul pak..” . Pak Solihin tersenyum “ tenang , saya tidak akan memukul kamu..” .

Pak Solihin dengan pengaris itu mengukur tinggi baadan Milla , dari pundak ke pusar dan Dari pinggang ke paha nya . Milla tak mengerti apa yang di lakukan gurunya itu. Selesai itu pak Solihin berkata “ sudah . Milla kamu boleh kembali ke kelas kamu.”.
 


Masih terbengong bengong , Milla melangkah keluar , lalu “ eh tunggu Milla saya hanpir lupa..” kata pak Solihin . Lalu memberikan Milla sebuah kotak . “ ini buat kamu , mulai besok pakai ini yah.. dan besok kamu datang ke ruang saya jam 10.00 pagi” kata pak Solihin . “ jam 10.00 pagi pak ?” kata Milla . Pak Solihin menangguk.

Milla membuka kotak itu , dia mendapati selusin celana dalam , dengan Bra , dengan aneka warna dan motif . Milla berjalan keluar , tanpa berkata apa apa . Pak Solihin cuma tersenyum melihatnya .

Setelah Milla keluar , tak lama pak Timbul , guru fisika yang terkenal kiler itu masuk ke ruang pak Solihin . “ eh ini , ukurannya , kamu atur yah..” kata pak Solihin , memberikan ukuran tubuh Milla yang baru saja di ukurnya itu .


Pak Timbul , tersenyum , “ beres , apa kamu sudah atur , waktunya..” . Pak Solihin tertawa “ ha..ha.. ha.. Milla itu budak sex Ku , mengatur Dia , sama seperti mengatur boneka.. Besok jam 10.00 pagi ..” . Pak Timbul pun tertawa .

“ Selamat pagi , Milla sayang..” begitu kata pak Solihin ,tatkala Milla memasuki ruangnya tepat jam 10.00 pagi . Milla hanya diam , memikirkan apa lagi tingkah gurunya dan apa yang akan di lakukan terhadapnya. 

“ Milla , ayo buka baju kamu..” kata pak Solihin . Milla dengan lemas mulai membuka kancing bajunya . lalu membuka roknya . Pak Solihin menatapnya . Milla mengunakan Bra kuning , dan celana dalam yang juga kuning , yang di berikan pak Solihin kemarin .

“ Milla buka Bra kamu sayang..” kata pak Solihin . Milla pun melepas Branya . Pak Solihin menatap nafsu buah dada Milla yang kecil itu .

Lalu pak solihin mengeluarkan baju dan rok biru dari tasnya .” Milla pakai ini.” Perintah pak Solihin . Milla mengambil baju itu . Dan melihat baju kemeja putih dengan logo OSIS SMP , tapi baju itu pendek sekali . “ pak.. ini kependekan..” kata Milla . “ iyah , saya tahu..” kata pak Solihin.

Milla hendak memakai branya , tapi pak Solihin melarangnya .” Jangan pakai Bra “ Lalu Milla memakai kemeja itu . pendek sekali , sehingga perutnya yang rata , terlihat . kemeja itu hanya menutupi buah dadanya . Begitu pula , rok biru itu , Rok yang pendek sekali , hanya mampu menutupi celana dalamnya .

“ wah .. Milla , kamu cantik dan sexy sekali ..” katanya . Pak Solihin lalu menfotonya beberapa Shoot . Lalu Milla di suruh duduk di sofa . Dan Di foto lagi dengan berbagai pose .
 

Lalu pak Solihin duduk di sebelahnya . Menciumi bibirnya , dan tangannya masuk ke dalam kemeja Milla , lalu meraba raba payudaranya . Tubuh Milla mengelijing . dan rasa birahinya bangkit . Pak Solihin terus merangsang tubuhnya .

Dan Jari jari nya mulai mengesek selangkanan Milla yang lembab . Dan menyelinap di balik celana alamnya , dan mengesek klitorisnya . Milla mulai mendesah . Pak Solihin terus mengesek klitorisnya . Sampai Milla benar benar basah .

Lalu pak Solihin membuka celananya dan kolor . Dan menbuka kaki Milla lebar , lalu menyibak celana dalamnya . “ Pak , jangan “ kata Milla .

Pak Solihin , mendorong masuk penisnya dengan cepat . “ Aghhhh , sakitt pelan pelan…” .jaritnya . Pak Solihin terus menyetubuhinya dengan kasar dan cepat . Nafsunya sudah demikian tinggi . Walaupun Milla menjerit , pak Solihin tak peduli sama sekali . “ oh enak benar , memek kamu sayang , ayo menjerit aku mau dengar jeritan kamu sayang “ kata pak Solihin

Milla merintih , meronta , dalam dekapan pak Solihin . Sampai pak Solihin melepaskan spermana di liang Milla . Dan mencabut penisnya .
Milla megap megap , dan meringgis , karena rasa perih di vaginanya . Pak Solihin membiarkannya , terkulai lemas di sofa itu .

Setelah beberapa saat , pak Solihin , berkata “ Milla kamu boleh pergi , kamu harus masuk kelas pakai baju itu..” . “ tapi , tapi , baju ini terlalu pendek pak , saya malu tolong jangan permalukan saya pak , saya mohon..” Milla berkata memelas.

“ Ha ha ha… Milla kamu lupa yah , kamu itu budak sex Ku..” kata pak Solihin . Milla lalu berdiri , lalu pergi meninggalkan ruang pak Solihin .
 
Milla berpikir untuk segera pulang , dan berganti baju . Tidak mungkin dia masuk kelas dengan pakaian seperti itu .

Milla berjalan pelan menuruni tangga . Mila tidak menyadari seseorang mendekatinya dan tangan orang itu merangkul bahunya.

"Mila, pakaian kamu sangat tidak sopan dan melanggar aturan sekolah ini.” Kata pak Timbul . Milla menatap Pak Timbul , “ tolong pak , pakaian ini diberikan pak Solihin..”

“ APA , Ayo ikut saya menemui pak Solihin..” kata pak Timbul . Milla berpikir , dia menemukan sang penyelamat tapi dia salah besar .

Sebab , pak Timbul lebih sadis dari pak Solihin , dan sekarang akan memberi pelajan sex buat Milla , Pak Timbul sudah merencanakannya .

Akhirnya mereka berdua sampai di depan kantor Pak Solihin. Ia mendorong Mila masuk dan mengunci pintunya setelah mereka masuk ke dalam ruang pak Solihin. Mila memandangi seisi kantor itu. Ada perbedaan .

Matanya terpaku pada sebuah benda yang terletak di tengah ruangan, bentuknya mirip dengan kuda-kuda pelana yang digunakan di olahraga senam, dengan lebar sekitar 50 senti dan panjang sekitar 150 senti dengan kaki-kaki dari besi. Kapan benda di di bawa kemari ,tadi tidak ada benda itu . Pikirnya .

“ Pak Solihin maaf , apa benar bapak memberinya pakaian seperti ini..” tanya pak Timbul . Pak Solihin berpura pura kaget dan menjawab .“ ya , ampun pakaian itu ,lebih mirip pelacur dari pada pelajar , mana mungkin saya menyuruhnya memakai itu pak Timbul..” .

“ Milla kamu berbohong yah..” kata pak Timbul . “ tidak sumpah pak , benar pak Solihin yang memberi saya baju ini” jawab Milla .

“ Milla , apa salah saya , kamu menuduh saya begitu..” kata pak Solihin .

Dan “ Ctarrr.” . Pantat Milla di Pukul keras oleh pak Timbul . “ aduh sakit…..” teriak Milla .
 

“ Pak Solihin , murid kurang ajar ini perlu dihukum…” kata pak Timbul .

“ Baik , baik, pak Timbul , saya serahkan dia pada Pak Timbul untuk di hukum..” kata pak Solihin tersenyum .

Sebelum Milla sempat berbuat apa apa , Pak Timbul sudah memegang pundaknya dan mendorongnya jatuh ke atas kuda-kuda itu. Segera setelah Milla jatuh tertelungkup, Pak Timbul mengikat tangan dan kaki Milla ke kaki kuda-kuda itu.
 

Dalam waktu singkat Milla terikat erat dengan tangan dan kaki terikat dan kepala tergantung dipinggiran kuda-kuda, bernafas dengan sesak karena tubuhnya terikat erat di kuda-kuda itu. menyebabkan Milla menjerit.

Pak timbul memasukan 2 butir , pil perangsang kedalam gelas . Lalu memaksa Milla meminumnya . Milla meronta ronta , tapi akhirnya obat perangsang itu tertelan .

"Asal Bapak tahu, saya akan melaporkan ini pada polisi saya sudah muak , sebarkan foto foto saya , saya tak peduliii.. .." Milla menjerit kesal dan putus asa .

Dan “ Ctarrr…” . Milla menjerit lagi ketika ikat pinggang Pak Timbul memukul bagian belakang tubuhnya meninggalkan bekas berwarna merah.

"Wah, Milla, jangan begitu , Kamu kan anak yang pintar."

Dan “ Ctarrrr..”…… “ Ctarrrr…” .

Setiap kali ikat pinggang itu memukul tubuhnya, Milla menjerit dan meronta, berusaha melepaskan dirinya dari pukulan-pukulan di punggung dan pantatnya. Tapi itu tak berhasil karena ikatannya terlalu kuat.

“ Sekarang katakan , saya pelacur .. saya budak sex… saya suka di entot..”
Milla tidak menjawab, air matanya mulai mengalir ke pipinya. Milla sangat ingin melindungi punggung dan pantatnya dengan kedua tangannya, tapi semuanya terikat begitu erat.

“ Ctarrr….” . “ ampun…sakittt…..”

"Kamu belum bilang Milla. Jangan menangis dan katakan , di sekolah kamu adalah mainan saya. Mengerti?"

Milla menggelengkan kepalanya keras-keras, mempertahankan harga dirinya. Ia tidak sudi mengakui bahwa dirinya adalah budak nafsu dan mainan dari guru guru bejat itu. Milla bertekad tidak akan mengucapkan apa yang ingin didengar oleh Pak Timbul.

"Saya masih punya banyak waktu Milla." Kata pak Timbul .
Punggung Milla mulai berubah warna menjadi merah . Pak Timbul terus saja memukulnya dengan ikat pinggangnya

“ Ctarrrr ” . “ aghh ” jarit Milla

Milla meronta-ronta sambil mejerit keras. Rasa sakitnya tak tertahankan, tubuhnya menggeliat dalam ikatan. Tapi tidak cukup untuk menghindari setiap pukul

“ Ctarrrr.” . “ aghh ,ampunnn” jarit Milla

Pak Timbul kembali tersenyum lebar, melepaskan ikatan Milla memutar tubuhnya sehingga berbaring terlentang dan mengikatnya lagi. Dan Pak Timbul berkata "Kita coba apa kita bisa bikin bagian depan kamu seindah yang di belakang."

Milla menjerit dan pukulan-pukulan itu berlanjut.
Satu jam kemudian, Pak Timbul berhenti untuk membalikan lagi tubuh Milla hingga tertelungkup lagi, dan memberinya waktu untuk beristirahat.
 

Pak Timbul meletakan ikat pinggangnya dan berlutut di depan wajah Milla, mengamati wajahnya yang basah karena air mata. Pak Timbul menyibakan rambut dari wajah Milla, mengusapnya.

"Kamu boleh istirahat sebentar Milla." Kata pak Timbul tersenyum.
Milla tetap diam tak menjawab, tapi Pak Timbul melihat sinar kelegaan di mata Milla. Pak Timbul berdiri dan mengambil sesuatu dari mejanya. "Saya suka sekali dengan lilin ini Milla."
 

Milla memandangi sebuah lilin berukuran besar, tidak mengerti apa yang akan dilakukan Pak Timbul dengan lilin itu, dan ia tertalu lemah untuk meronta lagi.
 
Pak Timbul menyalakan lilin itu dan menyeringai sadis pada Milla.
 

Milla merasakan tetesan lilin cair jatuh ke punggungnya. Matanya terbelalak dan tubuhnya yang lemah lunglai menegang karena kesakitan.

Akhirnya Milla bisa berteriak lagi. "Jangaaaaan , ampun perih , Jangann…."
Setiap kali sebuah memar tertutup oleh lilin, Pak Timbul akan langsung pindah ke memar yang lain, membuat Milla terus menjerit dan meronta karena sakit ,panas dan perih , yang menyerang bagian belakang punggungnya.

"Jangan, jangan, baik pak, saya bilang apa yang bapak mau, saya mainan bapak, saya mainan bapak. Saya mainan bapak, sakit sekali pak, saya sudah bilang pak, saya mainan bapak. Saya mohon berhenti pak, sakit!" kata Milla mengiba iba .

Pak Timbul menjawab,"Wah agak terlambat Milla." . Dan terus saja Pak Timbul meneteskan lilin itu di tubuhnya .

Selama setengah jam berikutnya, Pak Timbul melanjutkan kerjanya menetesi setiap memar Milla dengan lilin .Milla merintih perlahan, tenggorokannya sakit karena terus menjerit selama setengah jam.
 

Pak Timbul berdiri sambil menatap , Milla sangat cantik ,sangat manis. Buah dadanya yang kecil bergoyang setiap kali ia menarik nafas, dan pahanya gemetar.
 

Pak Timbul terus memandangi tubuh Milla selama beberapa saat. Kemudian ia memutuskan untuk memberi perhatian pada penisnya yang telah tegang sedari tadi.

"Oh, Milla kamu betul-betul cantik sayang ." kata Pak Timbul
Milla mengerang dan terengah-engah. "Saya benci bapak. Saya benci bapak!" Pak Timbul hanya tersenyum."Milla, kamu harus bisa mengendalikan diri kamu. “
Milla mendengar Pak Timbul menurunkan resleting celananya dan melepaskannya.
 

Milla kembali mengerang, walaupun semua lilin di belakang tubuhnya telah mengeras tapi rasa sakit masih terasa sekali. Ikatan Pak Timbul ,membuat dirinya sesak nafas dan tangan dan kakinya terasa sakit terikat begitu erat.
"
"ohh…. apa yang bapak lakukan?" jerit lirih Milla .

Pak Timbul sedang berlutut dan membuka belahan pantatnya. Kemudian ia menjilati lubang anus Milla dengan lidahnya
"Membuat kamu terangsang Milla. Nikmati dan jangan mengeluh." Kata Pak Timbul .

Milla mengerang. Pak Timbul memasukan jari tengahnya ke vagina Milla dan meraba-raba clitorisnya dengan ibu jarinya, sementara lidahnya terus menjilati liang anus Milla. Obat perangsang itu bekerja efektif ,rasa nikmat perlahan bangkit dari vagina Milla.

"Tubuh kamu ternyata tidak benci saya Milla." Ledek pak Timbul .

"Saya benci bapak" jerit Milla .

Jari Pak Timbul makin cepat bergerak keluar masuk, begitu juga rabaan ibu jarinya. Milla menjadi sangat terangsang , dan vagina basah . Tanpa sadar mulai bergerak-gerak mengikuti irama gerakan jari Pak Timbul, erangannya makin lama makin cepat dan keras.

"Masih benci saya Milla?" tanya pak Timbul .
 

"Sa ,sa ,saya ben bencibapak. Jang, jangan, ooohh, aaahh, ohhhh …"
Pak Timbul mengeluarkan jarinya. Dan menghentikan Aktifitas di vaginanya .

"Jangan, jangan berhenti." Teriak Milla secara reflek .

“ ha ha ha kamu doyan juga yah …” kata pak Timbul meledek Milla .

Milla menyerah dan menyadari apa yang baru saja dikatakannya, membuat mukanya memerah.

"Sekarang saya ,akan masukan penis saya ke anus kamu , apa kamu Siap Milla?"
 

“Jangan , jangan si situ ..” jerit Milla

Pak Timbul mulai mendorong penisnya yang sudah menempel di liang anus Milla. Pak Timbul merasakan tubuh Milla berusaha mendorongnya menjauh, tapi itu malah membuatnya makin mudah masuk ke dalam anus Milla.

"Jangan, jangan, jangan di situ. AGHHHH, sakiiitt. Sakiittt!" Pak Timbul tidak bisa lagi menahan diri, mendorong seluruh penisnya masuk ke dalam anus Milla. Tubuh Milla meronta, berusaha menendang tubuh Pak Timbul denga kakinya. Pak Timbul merasakan otot kaki Milla menegang. Membuatnya makin bernafsu.

" Ha ha ha Bagaimana rasanya Milla?" tanya pak Timbul .

Milla mengerang, berusaha memahan sakit di anusnya dengan benda besar yang masuk ke dalamnya.
 

Pak Timbul memejamkan matanya, menikmati gerakan otot-otot anus Milla bergerak memijat. Pak Timbul menghela nafas dan menindih punggung Milla. Milla megap-megap, berat badan Pak Timbul membuat dirinya makin sulit bernafas. Ia mengeluarkan rintihan.

"Pak ampunn , pak, sakit pak, sakit sekali." Rintih Milla .

"Kenapa Milla? biar saya bantu kamu." Kata pak Solihin yang asik menonton dari tadi Lalu pak Solihin melempar Dildol yang sebesar 20 cm ,ke pak Timbul .

Pak Timbul mengambil dildo itu. Kembali ia memasukan dildo itu ke vagina Milla tanpa menghiraukan rintih kesakitan Milla. Ketika semuanya telah masuk, Pak Timbul meletakan dasar dildo itu di kuda-kuda sehingga berat tubuh Milla menahannya untuk tidak keluar, dan batang dildo itu tepat menggosok clitoris Milla setip kali pinggul Milla bergerak
"aghh sakit sekali ampun ,saya tidak tahan , agh sakit…" rintih Milla .

Pak Timbul tetap menindihnya, dengan penisnya masuk seluruhnya ke liang anus Milla. Ia tetap menindih Milla tanpa bergerak maju mundur.
Milla , meronta , dan merintih "sakit , sudah ampun , ampunnn aghhh sakit …"

"Ayo goyangkan pantat kamu , bikin saya puas sampai orgasme Milla, kamu masih punya waktu tiga jam. Saya tidak akan bergerak sedikitpun." Kata pak Timbul

"tidak bisa , jangan tidak bisa" erang Milla.

Seperti ingin membunuh Milla ,Pak Timbul makin menindih Milla dengan seluruh berat tubuhnya. Pak Timbul merasakan tubuh Milla yang hangat, sedang gemetar kesakitan. Penisnya kembali merasakan pijatan otot anus Milla.

"Ayo gerakan pantat kamu,." Kata pak Timbul .

"ohh , ampunnn tolong saya" rintih Milla .

Pak Timbul mengerang, Milla dalam keadaan terikat erat mulai berusaha menggerakan pantatnya.
 

Pantat Milla tidak bisa banyak bergerak, paling-paling hanya sedikit kekiri dan ke kanan, sementara otot-otot anusnya menegang dan melemas memijati penis Pak Timbul. "Kamu sungguh cantik Milla. Rasanya nikmat sekali. Kamu juga merasa nikmat juga kan?" kata pak Timbul .

Pak Timbul tertawa kecil, sementara Milla hanya merintih memelas, kakinya mulai letih berusaha menggerakan pantatnya sedari tadi. Untuk lebih menyiksa Milla, Pak Timbul sesekali mendorong tubuh Milla, sehingga dildo yan ada di vagina Milla terdorong-dorong dan bergesekan dengan clitoris Milla.
 

Dan setiap kali rasa nikmat itu timbul di clitorisnya Milla kehilangan irama gerakan pantatnya, dan penis Pak Timbul mulai mengecil lagi, sehingga kembali Milla dengan tangis putus asa berusaha bergerak berirama lagi berusaha memuaskan Pak Timbul.

"Kamu capek ya Milla? Tapi saya tidak tuh, saya masih kuat sekitar 4 atau lima jam lagi kalau begini terus. Gila, nikmat sekali Milla, dan saya tidak usah bergerak sedikitpun!" Milla mendengus dan berusaha menggerakan pinggulnya lebih cepat, berusaha membuat Pak Timbul mencapai orgasme secepatnya, dengan harapan ia bisa segera dibebaskan.
 

Air mata terus jatuh di pipi Milla. Milla sangat ingin melepaskan diri, dan Karena pengaruh obat perangsang itu , Milla sangat ingin merasakan orgasme yang sedari tadi tertunda. Milla menggigit bibirnya dan berusaha berkonsentrasi, mulai lagi bergerak berusaha membuat Pak Timbul mencapai puncak kenikmatan.

Tapi Pak Timbul sendiri selalu berusaha menahan orgasmenya. Ia hampir mencapai puncak beberapa kali, tapi ditahannya hingga Milla kehilangan irama gerakannya. Pak Timbul tersenyum, dan kembali mengerang. Ia memejamkan mata merasakan pinggul Milla kembali bergerak-gerak.

"Terus Milla. Anus Kamu betul-betul sempit, gimana rasanya ****** saya di pantat kamu? Besar bukan? Atau kamu mau saya keluarin ****** saya?" tanya pak Timbul .

Milla mengangguk-angguk cepat. “ Iyah , keluarin aja , cabut dari anus saya..”
 

“ PLAAK “ pak Solihin memukul pantatnya keras . “ awww, sakit..” jerit Milla .

"Kamu nakal Milla. Kamu musti bilang pada setiap laki-laki kalau kamu suka sama ****** mereka. Karena itu kamu musti saya hukum lagi." Kata pak Timbul
Pak Timbul sekarang mulai memukuli belahan pantat kiri dan kanan Milla, setiap kali pinggul Milla bergerak. Setiap pantat Milla mengejang kesakitan, rasa nikmat kembali mengalir di penis Pak Timbul.
 

“ PLAAK” “ PLAAK “

"Ampuun, sakitttt, tolong aghhh ampun sakitt sekaliii …" rintih Milla .

Milla terus merintih , menahan sakit , tapi Dia terus mengoyang pantanya . Kalau dia melambat ,Pak timbul memukul pantatnya .

"Lebih cepat Milla, rasanya nikmat sekali. Mungkin saya bisa orgasme sebentar lagi."

“ PLAAK “ “ PLAAK “

"Sakiiit, jangan pukullll . terusss ooohhh. Jangan, jangan…!" jerit Milla

“ PLAAK “ “ PLAAK “

"Ampuun, sakiit!!" jerit Milla
 

" Goyang pantat kamu yang cepat , Puasin saya Milla. Cepat!" bentak pak Timbul.

Milla berusaha terus mengoyang pantatnya . cepat dan cepat .

"Aaahhhh Milla, kamu cantik sekali. Pantat kamu indah sekali. Aaaahhhh, kamu milik saya Milla, dan akan saya entot setiap hari, eeehhhhggg, aaaahhhhhh. Selamanya, selamanya!"
 

Sambil mengerang dan berteriak, akhirnya Pak Timbul mencapai orgasme, dan menyemprotkan spermanya ke dalam anus Milla, sementara tubuh Pak Timbul bergetar dan menggelinjang nikmat.
 

Setelah selesai, Pak Timbul langsung mencabut dildo dari vagina Milla, agar Milla sendiri tidak bisa mencapai orgasme yang sedari tadi diinginkannya,membuat Milla merintih kecewa.
 

Pak Timbul kemudian berbaring menindih punggung Milla, dan mendengarkan tangis Milla, sementara ia sendiri berusaha memulihkan tenaganya setelah orgasme tadi.
 

Setelah beberapa menit Pak Timbul berdiri dan memandangi tubuh lemah yang indah di depannya.
 

Milla masih terikat erat di atas kuda-kuda, tubuhnya basah karena keringat, rambutnya menutupi wajahnya, dan punggung serta pantatnya memar-memar keunguan. Ia melihat tangan dan kaki Milla juga membiru karena Milla berusaha melepaskan diri tadi.

" Milla. Apa kamu Masih kuat?" Pak Timbul tersenyum dan berlutut di belakang Milla, kemudian mulai memasukan lidahnya di vagina Milla. Pak Timbul memutar-mutarkan lidahnya di bibir vagina Milla, sambil memasukan ujung lidahnya ke vagina Milla.
 

Kemudian Pak Timbul menjilati clitoris Milla dan mengulumnya sesekali, dengan lembut dan perlahan.
 

Milla dengan segera, kembali mengerang , Nafsunya meningkat kembali dan mulai menggerakan pinggulnya dengan cepat.
 

Pak Timbul dapat merasakannya , kemudian menarik lidahnya, menunggu gerakan Milla berhenti dan pinggulnya tak bergerak lagi.

"Pak, saya mau keluar pak. Tolong buat saya keluar pak , saya mohon pak." rintih Milla mengiba iba .

"Saya mengerti Milla, itulah indahnya!" Pak Timbul menunggu sampai Milla berhenti memohon-mohon dan terdiam.
Milla hanya bisa kembali menangis .

Pak Solihin yang melihat keadaan Milla , jadi heran “ Timbul , apa ini pengaruh obat yang kamu berikan tadi??? “ tanya pak Solihin .

“ ha, ha, ha, benar sekali…” jawabnya . “ wah ,hebat sekali , bisa membuat dia memohon meminta orgame..” kata pak Solihin .

“ Obat itu ,akan membuatnya memohon untuk dia bisa orgasme , Walaupun kita menyiksanya , dan dia merasa sakit sekali , tapi tetap saja dia bisa orgasme . Karena obat perangsang itu , mempengaruhi syaraf syaraf nya . kalau tidak dapat orgasme dia akan jadi seperti orang gila , lupa diri , rasa malunya hilang , seperti orang ketagihan morfin , Dia akan mengiba iba memohon orgasme..” terang pak Timbul .

“ Ohh , begitu , lalu kalau dia sudah orgasme pengaruh obat itu selesai dong..” tanya pak Solihin lagi .

“ Tidak begitu , setelah orgasme , dia kan terangsang lagi dan memohon untuk di buat orgasme lagi.. “ jawab pak Timbul .
“ sampai berapa kali pak Timbul..” tanya pak Solihin..
 

“ ha ha ha.. tergantung daya tahan tubuhnya , kalau untuk gadis seperti Milla , saya kira 20 kali , baru obat itu habis pengaruhnya..” jawab pak Timbul .

“ Kalau di biarkan saja , bagai mana..? “’ tanya pak Solihin lagi .
 

“ Yah dia akan menderita , selama kira kira 10 jam, vaginanya akan terasa tak enak..” .jawab pak Timbul .

“ wah, hebat sekali , kita mesti cari perawan nih..” kata pak Solihin .
 

“ oh tidak bisa buat perawan , kecuali perawan itu pernah merasakan orgasme , pokoknya obat ini hanya berpengaruh pada cewek yang pernah merasakan orgasme , kalau dia belum pernah orgasme obat ini tak ada pengaruhnya..” jelas pak Timbul
 

“ Wah , pak Timbul beli dimana obat itu..” tanya pak Solihin . “ He he. he walaupun saya Guru Fisika , tapi saya juga pernah sekolah apoteker..” kata pak Timbul .

“ Maksud pak timbul , meracik sendiri obat itu..” tanya pak Solihin lagi . Pak timbul mengangguk .

“ pak Solihin , kita bisa kerja sama , anda lebih jago , merayu cewek , sedangkan saya bisa membuat obat , ha ,ha , ha…” kata pak Timbul .

Pak Solihin sudah mengerti maksud pak Timbul . Dan Dia menangguk tertawa .

Pak Solihin menghapiri Milla , dengan lembut membersihkan sisa sisa lilin yang menempel di badannya . “ pak, tolong saya , ampun..” rintih Milla .

Pak Solihin mengangkat wajahnya , lalu melumat bibirnya ,” Milla mau saya bikin orgasme yah..” tanya pak Solihin . “ mau pak, tolong bikin saya orgasme..” pintanya memelas .

Pak Solihin ke belakang , lalu membuka belahan pantat Milla . Dan menjilati bibir vaginanya . Geterannya langsung menuju pusat syaraf di otak Milla “ ohhhh, iyahh ohhh teruss…” jeritnya .

Pak Solihin terus menjilat , Milla makin mendesah desah . Tubuhnya menegang . tak sampai semenit Milla menjerit “ ahhhhhh , keluarrrrr…..” . Tubuhnya mengejet beberapa kali .

“ ha ha ha mudah sekali membuat kamu orgasme Milla “ kata pak Solihin .
 

Tangan lalu mengusap usap klitoris Milla , kembali Milla menegang “ ohhh , ahhh pak, Terusss…” . desah Milla . Pak Solihin terus mengobel klitorisnya .
 

Dan tak lama Milla mengejet lagi “ keluarrrr……” .
P
ak Solihin terus mengobelnya . Milla mengejet terus ,dan gemetar . Setiap satu menit Milla berteriak “ keluarrr…” . lalu Milla menjerit meminta lagi “ lagi, lagi, pak itil saya gatel sekali , bikin saya keluarr lagiii..” .

Begitu terus sampai Milla orgasme lebih dari 10 kali . Pak Solihin lalu membuka celananya . Lalu mengarahkan ke liang vagina Milla . Dan mendorong keras penuh nafsu . “ aggghhhh “ Jerit Milla.

Pak Solihin terus mengoyang cepat . Dan Milla menjerit kesakitan juga kenikmatan . “ aghhhh… aghh terus, ahh teruss…” rintihnya . Pak Solihin terus menghajar , dan Miila sudah akan orgasme lagi “ ahhhh teruss, mau keluarr ” .

Tapi Pak Solihin , berhenti dan segera mencabut penisnya .

“ aghhh , tolong jangan di cabut, ahhhh tolong pak bikin saya keluar..” pinta Milla . Pak Solihin tersenyum melihat ke arah pak Timbul “ obat perangsang yang hebat.. ha ha ha” .

Pak Solihin memandang ke wajah Milla yang sangat memelas “ kamu suka sama ****** saya Milla..” .
 

Milla seperti orang kehausan akan sex lalu menjawab “ suka, suka masukin masukin di memek saya tolong” pintanya .

“Oke Milla saya akan entot kamu dan bikin kamu orgasme , tapi bilang dulu , kamu dudak sex ku , kamu pelacur , kamu doyan ******…” kata pak Solihin tertawa .
 

“ tolong pak , saya budak sex bapak , saya pelacur bapak , saya doyan ****** bapak, tolong entot saya, tolong bikin saya orgasme…” pintanya mengiba iba .

Pak Solihin lalu kebelakang lagi , dan menghunus penisnya di liang sagama Milla
 

“ ohh , aghhh iyahh teruss…” jeritnya .

Sambil memegang pinggangnya pak Solihin menghentak keras vaginanya . Milla menjerit jerit , sambil mengoyang pantatnya . “ agghhhhh terusss ahhhh…” . tak lama Milla mengejet , dia orgasme .
 

Pak Timbul mendekat “ gantian ..” katanya . Pak Solihin mencabut penisnya dari vagina Milla , dan Pak Timbul kini yang me******* Milla . dan Milla kembali mendesah desah .

Pak Solihin lalu memaksa Milla mengulum penisnya . Milla orgasme lagi di entot pak Timbul . dan mereka lalu berganti posisi lagi . Pak Solihin me*******nya , dan pak Timbul memasukan penisnya di mulut Milla.

Pak Solihin dan Pak Timbul terus bergantian , setiap kali Milla mengerang menikmati orgasmenya . Yang jelas setelah Milla orgasme lebih dari 10 kali , mereka baru ejakulasi . Pak Timbul di mulut , dan Pak Solihin di vaginanya . Mereka memberikan spermanya .

Setelah itu , ikatan tangan Milla di lepas . Dan Milla ambruk , tak mampu berdiri . Dia terkulai lemas di lantai .
 

Nafasnya tersengal sengal . ..
Pak Solihin lalu menarik tubuh Milla dan membaringkannya di sofa . Milla terisak isak. Hari sudah mulai gelap .
 

Tanpa terasa hampir seharian mereka menyiksa Milla .

By: Zonot



© Karya Zonot