Cerita dewasa kali ini membawa sebuah cerita panas yang memang di alami oleh seorang cewek, memang cerita kali ini membawa sebuah alur sex yang biasa di lakukan oleh anak muda jaman sekarang karena dalam kenikmatan sex adalah hal yang enak sekali. Lima tahun sudah aku berpisah dengan istriku, karena beberapa hal yang sangat prinsip, kami tidak bisa mempertahankan apa yang telah ku idamkan tentang keluarga bahagia. Ketiga anakku tetap menjadi hak-ku karena merupakan keputusan akhir dari pengadilan. Untungnya anakku yang pertama pada saat ditanya sama hakim, memilih aku untuk mendapatkan hak asuh…. Alasan anakku karena ibunya telah menyakiti bapaknya. Iba juga aku mendengarnya… tapi itulah yang menjadi kebahagian tersisa dalam hidupku… bahwa aku masih memiliki mereka sebagai bagian dari hidupku.
Kujual rumah yang telah kami tempati puluhan tahun, pertimbangan anakku, mereka ingin menghapus kenangan pahit mamanya. Aku menyetujuinya dengan harapan, ditempat baru nanti aku mendapatkan perubahan kehidupan demi anak2ku.
Aku menempati rumah baru yang merupakan pilihan demokratis dari ketiga anakku. Sisa dari hasil penjualan rumah, aku belikan tanah didaerah pengunungan yang sekarang ini telah dipenuhi dengan beberapa villa dan hotel. Cukup luas juga lokasi yang aku pilih. Seandainya aku masih memiliki tabungan yang cukup, mungkin dengan tambahan dana pinjaman di bank, aku bisa membangun beberapa villa dan outbound yang memang dari dulu aku impikan.
Aku mulai berpikir untuk benar2 memulai hidup baru. Ku buka beberapa arsip kenalanku terdahulu di Jakarta. Beberapa aku hubungin dengan harapan mereka bisa memberikan respon positif atas apa yang aku alami sekarang ini. Gayung disambut… Erick termanku yang dulu pernah aku bantu dalam karirnya, memberikan respon yang sangat positif. Kliennya, ada beberapa investor muda yang sangat tertarik dengan proposalku.
Aku pamit dengan ketiga anakku, ku titip mereka kepada kakak iparku untuk menjaga selama aku ke Jakarta. Dengan segala harapan dibenakku, mudah2an harapanku terwujud. Setiba diJakarta, seminggu penuh aku pergunakan waktu untuk presentasi di berbagai tempat kantor dari klien nya Erick temanku. Tapi,… semuanya belum memberikan jawaban yang pasti. Dengan rasa pasrah aku kembali ke daerah asalku.
Serba Kebetulan (Bagian 2)
Keberangkatan, masih 2 jam lagi. Kebetulan ticket ku jam 9 malem. Tapi karena takut ketinggalan pesawat, aku mengambil keputusan datang lebih awal ke bandara. Sambil menunggu aku nongkrong di lounge bandara sambil ngopi dan browsing. Selama aku di lounge, aku sempat memperhatikan seorang ibu muda setengah baya, aku tapsir umurnya antara 35 s/d 40an, asyik dengan kesendiriannya. Sempat aku berpikir, mudah2an sama tujuannya dengan ibu muda tersebut. Pengumuman untuk boarding, memupuskan hayalanku. Aku bergegas untuk siap2 untuk menuju ruang tunggu, secara kebetulan pas bayar dikasir, si ibu muda itu juga tampaknya lagi bersiap2. Lagi antre bayar, aku memberanikan diri untuk menyapanya;

“mau ke B*** juga bu? tanyaku

“oh… iya pak, bapak ke B*** juga? Jawabnya

Sambil berjabat tangan aku memperkenalkan diri… saya Andre

“Saya Vitri jawab nya.
“iya bu, saya mau pulang, kebetulan saya memang tinggal di B***. Ibu dengan GA (Garuda) juga kan? Tanyaku dengan pede.

“iya pak, kebetulan yach kita satu pesawat… bisa ada teman ngobrol nanti pak kita satu pesawat. Saya di kursi A1, bapak?

“Saya A2 bu, koq bisa sama yach kita? Sambil tertawa dan sambil jalan menuju ruang tunggu kami ngobrol ngalor-ngidul untuk mencairkan suasana, kami sepakat tidak memanggil Ibu ato bapak, cukup nama saja karena umur kami tidak beda jauh.
Sampai dipesawatpun kami ngobrol. Tanpa terasa, kami tiba di Bandara NR. Aku menawarkan jasa untuk mengantar ke villa pribadinya. Untuk menjaga privacy sopirku aku suruh balik duluan dengan naik taxi. Selama perjalanan aku menyempatkan bercerita mengenai rencanaku untuk mengelola tempat yang aku miliki. Sangat interest sekali rupanya Vitri mendengarkan rencanaku. Berlanjut dia menyanggupi untuk besok berkunjung ke lokasi. Kami sepakat jam 10 pagi langsung berangkat kelokasi yang berjarak sekitar 60km dari pusat kota.
Kami banyak saling tukar cerita selama perjalanan. Setiba di Lokasi tempatku, Vitri sangat gembira, karena selama ini memang dia mencari lokasi dipinggir sungai dengan hamparan daerah pertanian. Kebetulan lokasiku emang berada di pinggir sungai dan ada mini water fall dilokasiku. Lengkap sudah kegembiraan Vitri melihat2 lokasiku. Pendek kata, dia siap untuk memberikan pinjaman ringan jangka panjang. Wah lengkap sudah kegembiraanku mendengar ini.
Keesokan harinya kami langsung membuat perjanjian kesepakatan atas pinjaman jangka panjang tersebut. Obsesiku akan segera terwujud. Tanpa membuang waktu aku kumpulkan konsep2 dan teman2 yang siap menggarap project ku.
Kesempatan (Bagian3)
Tiga hari sudah aku menemani vitri di B***. Hampir setiap hari aku menemani vitri divilla. Terkadang terbesit juga aku atas kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Tapi rasa itu aku jaga karena aku tidak ingin merusak hubungan partnership yg baru aku bangun.
Dinner yang aku rencanakan diluar, dibatalkan oleh vitri karena alasan males dengan kemacetan. Jadilah kami dinner disamping kolam sambil bercerita ttg kehidupan kami. Tertangkap olehku, kesedihan yg dialami hampir sama spt yg ku alami. Dengan suara parau vitri menjelaskan, dengan sabar aku mendengarkan. Hanya nasehat yang dapat aku berikan padanya. Sambil berjalan ditaman, aku memberanikan diri untuk menggandengnya, sambil bersandar dibahuku, vitri sempat menangis….

“Dre, maaf yach aku telah banyak cerita ama kamu.

“ngak apa2 Vit, kita sama2 mengalaminya. Sekarang gimana kalo kita ndak usah mikirin masa lalu, kita tatap masa depan masing2…. Ku kecup keningnya sebagai rasa prihatin….

“vitri memelukku….Makasih dre… atas perhatiannya… sama2 vit.. aku coba menenangkan vitri. Vitri menciumku dengan pelan tapi pasti… kubalas juga dengan pelan.. tapi dasar hasrat yg sama2 terpendam akhirnya kami berciuman dengan penuh kasih sayang tentunya ada nafsu yg bergemuruh juga dihati kami. Lama kami berpagutan dipinggir kolam. tanganku tanpa sadar telah bergerilya kedaerah2 sensitifnya…

“achhh dre…. Kamu nakal… sambil mengusap si Otong yg sedari tadi telah membengkak…wow gede juga dre…. Kita buka aja yuck… ajak vitri. Tanpa basa-basi kami berdua melakukannya… aku terpesona melihat kemolekan tubuh vitri, dengan pelan aku dudukkan dia di sofa kolam renang… aku mulai menciumnya dengan pelan… dari bibir, dada dan tempat yang paling aku suka adalah Ms.V nya. Sambil aku meremas dadanya yg montok.. ehhh hemmm ohhh achh..
“ahhh..dre… truss dree nikmat sekali dre..lama sekali aku ndak ngerasain kayak gini dre… terus ndre ohhh achh, cairan beningnya secara pelan telah keluar……

“vitri langsung merubah posisi 69…. Wow..sedotannya itu yg membuat aku tambah gairah.. disedot dan dikocok otong ku… wow vit…eeenak sekali vit…. Aku terus memaikan lidahku di Ms,V nya…. Dre… ayo ndre… aku dah ngk tahan nich….
“pelan2 yah ndre, aku dah lama ngk melakukan…. Perlahan aku masukkan si otong. Vitri hanya meringis menahan sakit… (maklum size ku 5’’18cm),“dre…pelan dre….ohh..dre…. enak banget dre… terus pelan2 dre…ohhhh dreeee….. jlebsss.. masuk semua otongku, kudiamkan sejenak sambil mencium bibirnya… Gmana vit, masih sakit.. ?

“dah mendingan dre… tttruss dre.. kocok terus dre..nikmat banget dre…wooh ohh nhee, vitri mulai meracau suaranya saking nikmatnya. Ku genjot terus, kuhujam otongku dengan keras ohhhh….. dre… ccepat dre… aku dah mau keluar dre… ceeepat ohhh..dre…ohh achhhh dre geliiii dreeee….cepat dre ochhhhhh dre sambil teriak melengking dan kejang2 vitri mencapai puncak pertamanya…. Eh..eh…eh… dre..nikmat banget dre… sesak dan penuh rasanya dre…ohhhhh dreee sambil ngos2an vitri memelukku…”makasih ndre…ohhhh nikmatnya dre…” aku masih membenamkan otongku, perlahan aku mencabut dan meminta vitri merubah posisi… Doggy style adalah posisi kedua kami.
“dah siap vit… ku usap2 otongku dibibir vaginanya… ohhh dreee… geli banget dree…. Kucium klentitnya dan kumainkan kembali lidahku…. Dreee nikmat banget dreee….. diarahkan otongku untuk masuk ke vaginanya…. Dreeeee dengan nada tinggi vitri berteriak setelah kuhujam otongku.. woooo dreeee nikmat banget dree oooohhhhh,,,achhh dre…. Terus ku gerakkan pinggulku…ohhhh vit…enak banget vit…oh…. Iya dreee… aduh dreeee… nikmat banget otongmu dree…trusss dree… ciplok…ciplok…ciplak…bunyi si otong menghujam vaginanya vitri….

“dreee cepat dreeee… aku kayaknya mau dapet laaaagiiii dreeee ohhhhh dreee…auwchhhh dreee…. Ceeepat dreeee aku bentarrrr lagi nich….dreee cepat….ummm Tambah aku hujam dengan cepat si otong……

“Vit… bisa tahan bentar vitt…. Aku juga mo keluar vitttt…ohhhh vitttt….. iyach dreeee. Kita barangan aja dreee….. ohhh dree cepat…achhhhh serrrrrrr ochhhh achhhh dreeeee aku keluaaarrrr… secara bersamaan aku semprotkan croooot…crooottt…crooot..crottt …crotttt
Ke esokan harinya aku kembali menemui vitri divillanya….

Siang itu kami akhirnya melakukan sesuatu yang sudah lama kami pendam. Terus terang kami melakukannya dengan terburu-buru dan cepat. Bahkan pakaian tak sempat kami buka semua. Vitri masih mengenakan rok dan blusnya. Hanya saja blusnya sudah terbuka, demikian pula dengan BH-nya, sudah terkuak dan menonjolkan isinya yang bulat padat itu. Sementara rok hitamnya sudah kutarik ke atas pinggangnya dan celana dalamnya sudah kulepas sejak dari tadi. Aku sendiri masih berpakaian lengkap, hanya beberapa kancing bajuku sudah terlepas bahkan ada yang copot direnggut oleh tangan vitri. Sedangkan celana jeans dan celana dalamku tak sempat lagi kulepas, hanya ikat pinggang dan ritsluitingnya saja yang kubuka. Sehingga batang kemaluanku bisa langsung kujulurkan begitu saja dari celana dalamku yang juga tak sempat kulepas. Dengan penuh perasaan vitri mengulum batang penisku, sambil dikocok perlahan… ohhhh vit, enak banget vit…. Sambil kuremas2 dada montoknya…
Segera vitri kutelentangkan di atas ranjang dan aku langsung melakukan penetrasi. Tanpa ba bi bu lagi aku segera tancap gas. Menusuk sedalam-dalamnya dan mulai menggenjotnya.

Kami berdua seperti balas dendam. Segera ingin mencapai puncak. Suara erangan dan lenguhan terdengar bersahutan dengan nafas kami yang saling memburu. Kami benar-benar bermain agak liar. Mungkin karena sudah lama saling memendam birahi. Sehingga saat itu kami lebih tepat disebut sedang bermain seks daripada bermain cinta.
Akhirnya permainan kami selesaikan dengan cepat. Kami tak sempat melakukan variasi atau posisi gaya yang macam-macam. Cukup gaya konvensional saja. Yang penting kami berdua bisa mencapai puncak kenikmatan. Maka begitu vitri sudah mendapat orgasmenya, aku langsung menggenjotnya dengan semangat dan tak lama kemudian aku pun mengerang seiring dengan muncratnya cairan kenikmatan dari batang kemaluanku dalam tubuhnya, berkali-kali. Vit,eunakk banget vit… kamu gimana? Ndre.. aku puas sekali ndre….

Aku lalu merebahkan badanku memeluk tubuh vitri dengan nafas tersengal-sengal. Ia membalasku dengan mengusap-usap rambutku dan menciumi kepalaku.

Sebenarnya aku masih ingin berdekapan. Tapi segera kuikuti langkahnya menuju kamar mandi. Kulihat ia mulai melepas sisa pakaiannya. Aku memandangnya sambil bersandar pada pintu kamar mandi. Bibirnya terus tersenyum membalas pandanganku yang terus lekat selama ia melepas pakaiannya satu persatu. Sementara aku melongo menyaksikan striptease gratis di depanku. Sampai akhirnya ia benar-benar bertelanjang bulat.
“Mau gabung?” katanya menggoda. Dan aku memang tergoda. Langsung kucopot pakaianku yang sebagian besar sudah setengah terbuka lalu sengaja kusisakan celana dalam saja. Aku langsung menuju ke arahnya. Lalu kembali kami berciuman. Tangannya langsung meremas-remas milikku yang sudah agak lemas dan masih terbungkus celana dalam itu. Sementara aku pun sibuk memainkan puting susunya dengan jari-jariku. Permainan seperti ini sebenarnya pernah kami lakukan. Hanya bedanya kali ini kami melakukannya dalam keadaan tubuh telanjang.

“aku mulai mencium klirotisnya”, sambil menusukkan jari tengahku ke celah bibir kemaluannya. Terasa agak seret tapi lentur dan sedikit lengket. Itulah legit.
Aku mulai terangsang. Milikku pelan-pelan mengembang dan mengeras. “Dree…” ia mulai merintih ketika sambil tanganku bermain di bawah sana, mulutku juga mulai merambah telinga, leher dan berhenti di ujung buah dadanya yang telah mengeras. Jilatan dan isapan mulutku makin membuatnya merintih-rintih kenikmatan.
Akhirnya kami melakukannya lagi di dalam kamar mandi. Bahkan kami tak sempat mandi lebih dahulu sesuai rencana semula. Tapi kali ini kami ingin bermain cinta, tidak semata-mata main seks seperti tadi. Semua berawal ketika ia melepaskan celana dalamku dan lalu memintaku untuk segera menusuknya. Segera kuangkat dan kududukkan tubuh moleknya di atas meja wastafel. Lalu dalam posisi berdiri aku langsung menghujamkan kejantananku ke sela-sela pahanya yang segera dibukanya lebar-lebar. Kami berdua kembali bernafsu. Bibir kami saling melumat dan tangannya langsung merangkulku erat-erat. Sementara pinggulku spontan menyentak-nyentak, mengayun dan menghujam dengan liarnya. Gerakan yang sudah lama sekali tak pernah kulakukan. Dengan cepat kupompa dan kuhujamkan batangku ke vaginanya…..
Kurasakan vitri pun sepertinya sudah lama tak menikmati permainan cinta seperti ini. Kedua kakinya melilit pinggangku yang ramping dengan ketatnya. Kedua tangannya terus mencakar punggungku bila dirasakannya aku menusuknya terlalu dalam. Kudengar mulutnya mendesis dan melenguh bergantian. “Dree… dree…” ia mulai memangil-manggil namaku. Sepertinya ia sudah mau orgasme. Maka aku terus mempergencar gerakanku. Kurengkuh kedua pantatnya dan kutekan ke depan sehingga membuat batang kemaluanku makin melesak dalam liang surganya. Berkali-kali kulakukan gerakan itu sehingga makin membuatnya meneriakkan namaku berulang-ulang. Akhirnya kurasakan badannya menggigil hebat dan mulutnya merintih panjang. Orgasmenya datang. Cukup cepat menurutku, seperti waktu kami main di ranjang tadi. Ia ternyata memang cepat panas. Sejenak aku menghentikan gerakanku. Kubiarkan vitri menikmati sendiri puncak birahinya. Aku mencoba membantu menambah kenikmatannya dengan cara menjepitkan jempol dan telunjukku pada kedua puting susunya dan melintirnya pelan-pelan. Bola matanya sayu menggantung, meresapi rasa nikmat yang tengah melanda sekujur tubuhnya. Tangannya mencengkeram erat bahuku yang bidang dan punggungku yang kokoh. Sementara kakinya makin kuat menjepit, “Dre… kamu belum keluar?” lanjutnya sambil matanya melihat sebagian batang kemaluanku yang masih tertancap di jepitan pahanya. “Belum dong. Ini kan ronde kedua”, kataku sambil tersenyum. Sebenarnya aku tadi juga hampir muncrat. Meskipun ronde kedua, tapi aku agak tak kuat juga menahan laju birahiku yang sudah lama tak tersalurkan. Tapi untuk permainan kali ini aku berusaha menahan sekuatnya. Karena ini benar-benar pengalaman pertamaku bermain cinta dengannya, harus sip. Pelan-pelan pinggulku mulai kugoyang lagi. Kutatap matanya lekat-lekat sambil terus kugerakkan pinggul dan pantatku maju mundur. Ia kembali tersenyum merasakan gerakanku yang sengaja kubuat pelan tapi mantap. Diaturnya posisinya sehingga aku bisa melakukan tusukan lebih dalam.
Kembali kami berdua bekerja sama mencapai puncak kenikmatan. Kukocok-kocokkan terus batang kemaluanku dalam liang senggamanya. Sementara bibirku sibuk menelusuri telinga dan lehernya dengan ganas. Ia sampai menggelinjang ke sana ke mari karena kegelian. Punggungnya lalu terasa menegang ketika mulutku mampir ke buah dadanya dan mulai bermain-main di situ. Putingnya yang coklat dan menonjol besar itu kini menjadi bulan-bulanan lidah dan bibirku. Kubuat beberapa cupang merah di gundukan kedua gunung kembarnya.
Pertahananku akhirnya bobol ketika secara pelan-pelan kurasakan batang kemaluanku terasa dijepit oleh dinding yang makin menjepit dan berdenyut-denyut. Beberapa saat kunikmati sensasi itu. Sensasi yang sudah lama tak pernah kurasakan. Tampaknya vitri hampir mendapatkan orgasmenya yang kedua. Maka dengan perlahan-lahan penuh konsentrasi aku mulai mengayun pinggulku, mengayun dan terus mengayun, dan akhirnya menjadi gerakan menyentak-nyentak yang makin lama makin kuat. Membuat tubuh Maryati terlonjak-lonjak. Beberapa kali kutekan pantatku kuat-kuat ke depan. Menusuk dan mengocok. Dan pada tusukan yang kesekian, mulailah muncul rasa geli yang berdesir-desir pada pangkal kemaluanku. Makin lama desiran itu makin kuat, makin geli, makin enak, makin nikmat.
Begitulah pengalaman pertamaku dengan vitri. Pengalaman pertamaku bermain cinta yang sebenarnya dengan seorang wanita yang kusukai sejak aku ketemu di bandara. Hari-hari selanjutnya aku dan vitri sudah bagaikan suami isteri yang sah saja. Hubungan kami sangat hangat dan mesra. Bahkan menurutku lebih mesra dibandingkan dengan mantan istriku yang dulu.
waktu pertama kali kenal dengan vitri, aku tak pernah mempunyai pikiran untuk menjadi orang terdekatnya. Terus terang aku memang menyukainya, tapi hanya berani sebatas partner saja karena dia telah melakukan beberapa hal untuk mewujudkan beberapa rencana project ku.
Seminggu sudah aku menemani vitri dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam persiapan tahap pertama project ku. Keberangkatan mendadak vitri ke eropa, membuat aku kaget mendengarnya..
“Dre… aku besok harus berangkat ke eropa… untuk mengurus usahaku disana. Aku percayakan sama kamu dre untuk ngurus semuanya disini. Terserah kamu dre mengelolanya. Asal dikelola dengan benar dree.. masalah kerjasama kita saya harap bisa berlangsung terus..jangan kamu mikirkan perihal pengembalian investasiku dre.. kapan project nya udah berjalan bagus baru kita bicarakan hal tersebut. Begitulah kalimat yang keluar pagi hari pada saat kami berdua lagi santai ngobrol. Lama aku terdiam karena tidak ada yg bisa aku utarakan….
“dree koq diem…?

“iya vit aku agak kaget dengar rencana kamu, tapi aku harus berusaha untuk mengembangkan apa yang telah kamu percayakan sama aku vit….
Aku antar vitri kebandara, sebenarnya berat juga melepas kepergiannya, setelah apa yang kami lakukan dan rasakan bersama selama seminggu ini… tapi itulah kenyataan, ketika aku telah menemukan seseorang yang aku baru mulai menyukai, ternyata harus kulepas lagi….
“Rekan semprot, aku akan menceritakan kelanjutan perjalanan hidupku dibagian lainnya… tentunya dengan segala kisah kehidupanku……..