Malam itu, Asmirandah baru saja hendak beristirahat sepulang sekolah ketika ada ketukan dipintu rumahnya. Ia pun bergegas membukakan pintu. Ternyata bang Tagor yang ada didepan pintu.
“Eh bang Tagor, ada apa bang?”
“Gini Dah, pak Mardi minta non segera ke tempat syuting, katanya shoot kemarin ada beberapa adegan yang harus diulang” kata bang Tagor
“Tapi sekarang kan Andah libur bang, Andah mau istirahat” jawabnya sedikit kesal.
“Tapi mau gimana lagi, sinetron ini kan kejar tayang, jadi harus dibereskan secepatnya, lagian adegannya gak banyak kok” kata bang Tagor
“Ya udah, kalo gitu Andah mau panggil mama dulu buat nganter ke tempat syuting”
“Gak usah non, biar bang Tagor yang nganter, nanti aja mama non Andah suruh jemput kalo syutingnya sudah selesai”
“Ya udah, tunggu yah, mau siap-siap dulu” kata Andah sambil bergegas
Setelah bersiap-siap dan berpamitan pada mamanya, Asmirandah pun berangkat ke tempat syuting diantar bang Tagor, yang memang sudah dipercaya baik olehnya maupun mamanya.
Tetapi ketika sampai ke tempat syuting, Asmirandah merasa aneh karena kru yang terlihat amat sedikit, hanya 4 orang ditambah pak Mardi sang sutradara. Apalagi tak ada satupun cast sineton itu yang terlihat di lokasi.
“kok cuman sedikit orangnya pak?” tanyanya
“Yah kan syutingnya cuman sebentar jadi gak perlu banyak orang, udah deh kamu siap-siap, tapi make up sendiri aja yah, soalnya Mince telat nih” jawab pak Mardi.
Asmirandah pun lalu memasuki rumah besar yang dijadikan tempat syuting itu. Didalam kamar yang dijadikan ruang ganti pakaian, dia pun lalu berganti pakaian dengan baju yang telah disiapkan, ternyata baju yang disiapkan adalah baju seragam sekolah yang amat minim, iapun lalu memakai seragam itu dan berjalan keluar. Belum sampai keluar rumah, diruang tamu telah menunggu Bang Tagor.
“Ayo Dah syutingnya di kamar tidur utama”, kata bang Tagor
Dea pun mengikuti ke arah kamar tidur utama yang sangat luas, didalamnya tampak kamera, lighting, dan peralatan tata suara telah diset.
“Tapi ini adegan yang mana? Terus mana pemain yang lain” tanya Asmirandah
“Pokoknya kamu duduk dulu diatas ranjang, terus memandang ke kamera” jawab pak Mardi, sementara keempat orang kru, pak Mardi dan bang Tagor semua menatap sebagian paha Asmirandah yang terpampang mulus dengan tatapan yang membuatnya risih.
Ia pun mendapat firasat yang kurang enak, namun dia akhirnya menuruti perkataan sang sutradara. Namun baru saja pantatnya menyentuh ujung tempat tidur, tampak dua orang kru yaitu Heri dan Pardi menghampiri Andah, tampak banyak bicara, mereka mengerubuti dan memegangi kedua tangannya.
“Ada apa ini, lepasin!” teriak Andah sekuat tenaga
Namun bukannya menjawab, mereka malah mengikat kedua tangan dan kaki Asmirandah Dengan tali keujung ranjang besi tersebut, sehingga kedua tangan dan kakinya terpentang lebar membentuk huruf X. Ikatan itu sungguh ketat, sehingga jangankan melepasan diri, untuk bergerak saja sudah sulit.
“Pak Mardi ada apa ini?” tanya Andah yang mulai ketakutan.
“Tenang aja Dah, kami-kami ini sudah lama punya niat untuk membuat film spesial buat kamu, daripada kamu main sinetron remaja terus, mendingan kamu bikin film bokep aja, nama kamu pasti bakal makin terkenal” jawab pak Mardi sambil terkekeh.
Pucatlah muka Andah mendengar jawaban ini, ia tahu petaka apa yang bakal menimpanya.
“Tolong pak jangan, saya belum pernah gituan” ibanya
Tetapi bukannya menjawab, para kru justru malah menjalankan kamera dan lampu dan mulai menshoot adegan didepannya. Asmirandah melihat Heri dan Pardi yang telah telanjang bulat mulai menaiki kasur ukuran besar tersebut.
Dia merasa ngeri, baru kali ini ia melihat tubuh pria dewasa yang telanjang. Heri dan Pardi pun memulai operasinya. Tangan Heri mulai membuka kancing seragamnya satu persatu, dan begitu tebuka, iapun menggunting kaos dalam dan BH yang dikenakan Andah dan melepasnya dengan paksa, hingga yang menutupi tubuh bagian atasnya hanyalah seragam yang telah tersingkap lebar. Sementara Pardi menyingkap rok seragam Asmirandah hingga ke perut, dan membelai-belai vagina Andah dari luar celana dalam warna biru yang ia pakai. Kemudian jari-jari tanganya bagaikan ular menyelusup dari samping celana dalamnya dan mengelus-elus bibir vagina Andah.
“waah, toketnya montok banget, kenceng banget lagi, padahal masih cilik”, komentar Heri yang tepat berada di depan payudara kanan Andah.
“Iya nih, udah cantik, toketnya sekel banget, udah gitu putih banget “, tambah si Pardi.
Tanpa menyia-nyiakan kesempatan, Heri langsung menghisap payudara kanan, sedangkan Pardi menghisap payudara kiri Asmirandah. Asmirandah terus meonta-ronta berusaha melepaskan diri, iapun berusaha berteriak, namun Heri segera membenamkan sapu tangan kedalam mulutnya dan membekapnya. Andi, salah seorang kru mendekat, ia meraih gunting yang tadi digunakan Heri, dan mulai menggunting celana dalam Andah yang masih ia kenakan. Karena kedua kaki Andah terentang lebar, begitu ia selesai menggunting celananya, terpampanglah vagina yang merekah berwarna merah muda. Vagina itu tampak begitu menggoda, dan ditumbuhi bulu-bulu halus yang masih jarang, sehingga semua orang yang ada di ruangan itu menelah ludah memandangnya. Pak Mardi pun menshoot close up kearah vagina Asmirandah, sehingga di monitor di samping kamera yang sengaja diletakkan menghadap ke arah ranjang, Andah bisa melihat bagaimana vaginanya di close up dan di rekam oleh pak Mardi.’
“Denger yah, kalo kamu macem- macem rekaman ini bakal saya sebarin di internet, jadi mendingan kamu turuti saja semua perintah kami” bentak Tagor dari belakang lampu.
Asmirandah pun mulai menangis, jika rekaman ini sampai tersebar, bukan hanya karirnya yang akan hancur, tetapi juga nama baiknya dan keluarganya akan hancur berantakan, mau ditaruh dimana muka ini. Sehingga dia pun lalu mengangguk menurutinya.
Melihat korbannya pasrah, Heri dan Pardi lalu membuka semua ikatan pada tangan dan kaki Andah, dan mengambil saputangan dari mulutnya, merekapun lalu membuka semua sisa pakaiannya, hingga ia telanjang bulat diatas kasur. Heri dan Pardi lalu melanjutkan kegiatannya, sementara Andi yang juga sudah telanjang bulat, mendekati vagina Andah, Kedua tangganya lalu membuka kedua kaki Andah lebar-lebar, dan menguak bibir vaginanya hingga bagian dalam vaginanya merekah dan terlihat. Pak Mardi tak menyia-yiakankan dan terus menshoot vaginanya.
“Gila bagus banget nih memek, baru kali ini gue ngeliat memek sebagus ini” kata Andi yang mulai menggosok-gosok bibir vagina Andah, hingga artis cantik yang merasakan serasangan dari berbagai arah ini mulai mendesah tak terkontrol.
Andi pun mulai sedikit memasukan jarinya kedalam vagina Asmirandah hingga membuatnya mendesah dan mengangkat selangkangannya kearah tangan Andi.
“Wuih liat men, dia kayaknya demen nih” ejek Andi.
Merah kuping Andah mendengar ejekan ini, namun tiba-tiba mulut Pardi langsung mencium mulutnya dan lidahnya menyeruak masuk kedalam mulutnya, sementara remasan tangannya pada payudara Andah makin mengeras, sedotan Heri pun makin kencang. Andi pun yang sudah tidak tahan langsung menjilati vagina Asmirandah dengan semangat. Belum pernah ia merasakan ciuman seperti ini sebelumnya, apalagi diserang oleh berbagai rangangan ini, membuatnya mau tak mau harus mengakui bahwa ia menikmati semua perlakuan ini.
Tak lama Pardi bangkit dan menyodorkan penisnya kemulut sang artis.
“Isep Dah” perintah Pardi
Sejenak ia hanya menatap ngeri melihat penis Pardi yang berdenyut-denyut, belum pernah Ia melihat penis orang dewasa sebelumnya, karena ragu-ragu, Pardi yang sudah tidak sabar langsung menghujamkan penisnya yang gemuk kedalam mulut Andah. Artis muda cantik yang telah terangsang berat karena jilatan-jilatan lidah Andi pada vaginanya mulai menghisap penis Pardi seperti menghisap eskrim, sehingga Pardi pun merem melek keenakan dan memaju-mundurkan pantatnya, seperti orang yang sedang mengentot. Asmirandah merasakan kepalanya mulai terasa ringan, apalagi ketika lidah andi menerobos masuk kedalam vaginanya dan mengobok-oboknya. Sehingga ia merasakan sensasi yang tak pernah dirasakan sebelumnya, dan cairanpun membanjir dari vaginanya, ternyata ia telah merasakan orgasme untuk pertama kalinya, tubuhnya terasa enak luar biasa. Tapi ia terus melanjutkan hisapannya pada penis Pardi, bahkan menyelinginya dengan jilatan-jilatan.
“Gila men, isapannya, ternyata dia ahli ngisep kontol” ejek Pardi
Andah tak mempedulikan ejekan itu dan terus menghisap, hingga akhirnya ia merasakan tubuh Pardi bergetar dan tak lama kemudian ia merasakan semburan cairan dalam mulutnya. Cairan itu tersa aneh, asin, gurih dan hangat, Andah pun menelannya dan ternyata ia menyukai rasanya, sehingga ia pun terus menyedot penis Pardi untuk menghisap cairan yang mungkin masih tersisa, hal ini membuat Pardi makin kelojotan.
Pak Mardi yang tidak tahan melihat semua ini segera membuka semua pakaiannya dan naik keatas kasur dan memposisikan dirinya diantara kedua kaki sang artis yang mengangkang.
“Awas, gue duluan yang memerawaninya, kan gua sutradaranya!” teriak pak Mardi
Iapun lalu menyangkutkan kedua betis Andah ke bahunya yang lebar sambil mengarahkan penisnya ke vagina artis cantik yang baru berusia berusia 18 tahun itu.
“Pak, tolong jangan, jangan dimasukkin pak” pintanya.
Memang meskipun pernah beberapa kali pacaran, ia belum pernah sampai berhubungan seks, apalagi sekarang ini, Andah lebih berkonsentrasi untuk membangun karirnya, daripada pacaran.
“Tenang aja Dah, yang penting enak kan” jawab Pak Mardi yang disambut tawa mereka.
Perlahan-lahan sutradara itu mulai menancapkan penisnya pada vagina Andah, namun sulit karena vagina yang masih perawan, terlalu sempit untuk menerima penis sebesar itu. Sementara Heri dan Pardi melotot menyaksikan bagaimana si sutradara gendut separuh baya itu memerawani sang artis cantik yang masih amat muda. Akhirnya Asmirandah merasakan sesuatu yang besar menyeruak kedalam vaginanya. Iapun hampir menjerit karena pedih dan sakit, namun pagutan Heri membungkamnya. Dia merasakan penis itu berdenyut-denyut dalam memeknya, yang dipaksa untuk membuka selebar-lebarnya,selangkangannya seakan terbelah dua.
“Tenang yah non, sakitnya cuman sebentar kok” kata pak Mardi.
Asmirandah mengeluarkan jeritan yang keras sekali, ketika perlahan batang penis Pak Mardi membuka bibir kemaluan, dan masuk senti demi senti tanpa berhenti. Kadang ia menarik sedikit batang kemaluannya untuk kemudian didorongnya lebih dalam lagi ke dalam vaginanya
.
Setelah terasa terbiasa, ia mulai memaju mundurkan penisnya dengan perlahan. Dengan menahan rasa sakit, Andah menatap penis pak Mardi yang keluar masuk vaginanyanya, disertai sedikit darah perawan. Tak lama kemudian, pak Mardi mempercepat genjotannya, Andah pun merasakan sedikit nikmat, namun rasa perih masih menguasai, hingga pun menjerit -jerit dan menitikkan air mata. Sementara itu, Heri naik dan mendekati wajah Andah sambil mengelus-elus wajahnya dengan batang kemaluannya. Mulai dari dahi, pipi kemudian turun ke bibir. Andah menggeleng-gelengkan kepalanya agar tidak bersentuhan dengan batang kemaluan Heri yang hitam.
“Ayo dong manis, buka mulut kamu”, kata Heri sambil meletakkan batang kemaluannya di bibir Andah.
“Kamu belum pernah ngerasain punya gue kan?Buka mulut kamu, brengsek!” bentaknya ketika melihat Asmirandah tak bereaksi.
Perlahan mulut Asmirandah terbuka sedikit, dan Heri pun langsung memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut yang indah tersebut. Mulut Asmirandah terbuka agar semua batang penis itu masuk ke dalam mulutnya. Batang kemaluan itupun mulai bergerak keluar masuk di mulutnya,.
“Sedot…iyah gitu…ohhh !” lenguhnya sambil meremas rambut gadis itu.
Ketika Pak Mardi masih terus menggenjotnya, Pardi dan Andi ikut menikmati tubuh Andah dengan mencubit, meremas, meraba, mengisap, mengigit, menjilat dan menciumi seluruh tubuh indah Asmirandah. Mereka mulai dengan memainkan buah dada dan mengisapi puting susunya, tangan-tangan mereka juga menarik-narik puting susunya. Mau tak mau, Andah mulai merasakan nikmat, sehingga jeritannya berubah mennjadi erangan tak jelas.
Lima menit kemudian penis Heri menumpahkan lahar panas di dalam mulut Andah.
“Uuggghh…asyiknya!,” lenguh Heri sambil menekan dalam-dalam penisnya yang menyemburkan sperma.
“Anjing, sip banget nyepongnya, sampai gak tahan lama gue” katanya lagi.
Ketika Heri menarik batang kemaluannya terlihat ada cairan yang keluar dari batang kemaluannya.
“Julurin lidah kamu!” perintahnya
Asmirandah yang sudah setengah sadar kerana merasakan kenikmatan yang amat sangat, membuka mulutnya dan mengeluarkan lidahnya. Heri kemudian memegang batang kemaluannya dan mengusapkan kepala batang kemaluannya ke lidah Andah, membuat cairan kental yang keluar tadi menempel ke lidah Andah. Saat itu, tiba-tiba Pak Mardi yang sedang menggenjot vagina Andah berteriak
“Ngentot!! Keluuarrhh nih…Aaahhh!” Ia tidak menarik batang kemaluannya keluar dari vagina Andah, batang kemaluannya tampak bergetar berejakulasi, menyemprotkan sperma masuk ke dalam rahim sang artis remaja. Andah berontak ketika menyadari sperma Pak Mardi mengalir masuk ke rahimnya.
“Pak Jangan keluarin didalam! Nanti saya hamil” Ibanya bercucuran air mata
“Ya udah, lain kali kita keluarin dalam mulut lu aja” timpal Andi sambil tertawa-tawa
Andi sekarang ada di antara kaki Andah dan mulai mendorong batang kemaluannya masuk ke liang vagina yang merekah indah itu. Terlihat sekali dengan susah payah batang kemaluan Andi yang besar itu membuka bibir kemaluan Andah yang masih sempit.
Setelah seluruh penisnya masuk dengan sempurna, ia kemudian memegang pinggul Andah dan berguling kesamping, sehingga tubuh Andah menindih tubuhnya. Sementara bang Tagor yang dari tadi hanya menonton sambil mengoperasikan kamera, mulai bergabung. Ia mengacungkan batang kemaluannya ke mulut Andah.
“Dah tau kan non mesti gimana.” dengan kasar ia mendorong batang kemaluannya masuk ke mulut Andah, sampai akhirnya batang kemaluan itu masuk seluruhnya hingga sekarang testisnya berada di wajah Asmirandah.
Tiba-tiba, ia merasakan ada jari yang mengorek-orek anusnya, ketika ia menoleh, ia melihat Pardi yang meludahi lubang anusnya. Asmirandah tersadar apa yang akan dilakukan Pardi pada dirinya, ketika dirasanya batang penis Pardi mulai menempel di lubang anusnya.
“Jangan Bang, jangan! Ampun Bang, ampun, jangan…”
Asmirandah menjerit-jerit ketika kepala batang penis itu berhasil memaksa masuk ke liang anusnya. Wajahnya pucat merasakan sakit yang amat sangat ketika batang kemaluan itu mendorong masuk ke liang anusnya yang kecil. Pardi hanya mendengus-dengus berusaha memasukkan batang kemaluannya ke dalam anus Andah tanpa peduli jerit kesakitan gadis itu. Perlahan, senti demi senti batang kemaluan itu tenggelam masuk ke anus Andah. Hingga akhirnya seluruh batang penis itu masuk, Andah hanya bisa merintih dan mengerang kesakitan merasakan benda besar yang sekarang masuk ke dalam anusnya.
Pardi beristirahat sejenak, beradaptasi sebelum mulai bergerak keluar masuk. Kembali Andah menjerit-jerit, bahkan kenikmatan yang ia rasakan dari genjotan Andi pada liang vaginanya, tidak bisa meredam rasa sakit yang ia rasakan pada anusnya.. Pardi terus bergerak tanpa belas kasihan. Batang kemaluannya bergerak keluar masuk dengan cepat, membuat testisnya menampar-nampar pantat sang artis. Jadilah tubuh seksi dan putih itu digarap dari tiga arah, oleh Andi, Bang Tagor, dan Pardi. Setelah beberapa menit, Andah sudah mulai dapat merasakan kenikmatan dari penis-penis itu dan secara tidak sadar mulai menggoyangkan pinggulnya.
Mulanya Andah digenjot secara perlahan-lahan, akan tetapi kecepatannya terus ditingkatkan sehingga sampai suatu titik tertentu yang dapat membuat perasaannya terbang ke langit karena nikmatnya. Hal ini berlangsung selama 15 menit, hingga akhirnya Pardi mencapai orgasme ia menarik batang kemaluannya dan sperma menyemprot keluar menyembur ke punggung Andah, kemudian menyembur ke pantat dan mengalir turun ke pahanya. Setelah beberapa lama, Andah merasakan tubuh Andi mengejang dan erangan nikmat keluar dari mulutnya. Sperma laki-laki itu menyembur masuk sebanyak-banyaknya ke dalam lubang vaginanya. Sambil terengah-engah ia menarik batang kemaluannya yang berlumur sperma dan darah perawan keluar dari tubuh Andah.
Sebelum artis muda itu sempat menarik nafas, Heri mengambil giliran selanjutnya dan dengan kasar ia juga mendorong batang kemaluannya masuk ke liang anus Andah yang masih meneteskan sperma. Heri kemudian menarik tubuhnya hingga Asmirandah terbaring telentang menindih tubuh Heri. Rasa sakit itu sekarang sudah berkurang tapi tetap menyakitkan sementara Heri tanpa peduli terus mendorong dan menarik batang kemaluannya. Andah memejamkan matanya berharap ia dapat mengurangi rasa sakit dan ngilu yang menyerang seluruh tubuhnya.
Sementara Bang Tagor yang masih belum orgasme, berjongkok di hadapan Andah, batang kemaluannya sudah tegang dan keras ketika ia tersenyum menyeringai pada si artis, ia lalu mengarahkan batang penisnya ke belahan vagina yang terpampang indah didepannya. Dengan satu dorongan keras batang kemaluan itu merobek masuk ke lubang vagina. Tubuh Andah terasa tersobek-sobek menerima sodokan dari dua arah itu. Terutama ketika batang kejantanan itu masuk ke dalam lubang anusnya yang kering dan sempit. Penis yang bergerak keluar masuk itu terasa seperti besi panas yang membuat nafasnya terputus-putus. Hal ini membuatnya menjerit kecil karena merasa sakit dan nikmat sekaligus. Asmirandah pun mulai meracau, “Ahh…, ahh…, oh…, oh…,” Inginnya ia menjerit nikmat, tapi mana mungkin ia mengaku bahwa ia mulai menikmati perkosaan itu.
Mulutnya tidak berhenti-henti mengeluarkan suara erangan nikmat dan juga kata-kata yang menggambarkan kenikmatan yang tiada tara. Melihat si artis cantik yang sudah seperti orang yang kerasukan setan nikmat itu, semua orang yang ada di ruangan itu tertawa terbahak-bahak.
“Gila, keenakan dia”
“Tau nih, tadinya pura-pura gak mau,sekarang malah ketagihan”
“Gue yakin abis ini dia malah bakal minta kita buat ngentotin dia!”
“Dasar artis, di depan aja sok alim, sok imut, padahal kalau udah gini sama aja sama perek!”
Kata kata yang entah diucapkan oleh siapa itu membuat kuping Andah terasa panas. Tapi mau bagaimana lagi, memang itu yang terjadi kok. Andah bahkan mulai melingkarkan tangannya ke leher Bang Tagor yang ada di atas tubuhnya dan menariknya mendekat, lalu menciumi bibir laki-laki itu tanpa canggung. Ia juga melingkarkan kakinya ke tubuh laki-laki itu. Selain itu, Andah juga melingkarkan dan mengunci kakinya ke pantat dan menariknya hingga penis Bang Tagor itu masuk lebih dalam ke dalam vaginanya, dibarengi olehnya dengan mengangkat pinggulnya. Sebelah tangan Andah mengusapi rambut Bang Tagor itu sementara yang lainnya merabai pundak dan punggungnya. Ia menciumi dan mengulum lidah laki-laki itu sembari mengeluarkan erangan, ia benar -benar telah menikmati semuanya, naluri seks dalam dirinya telah bekerja sedemikian hebat membuatnya lupa akan rasa malu dan harga dirinya. Beberapa menit kemudian jeritan Andah hanya tinggal erangan dan rintihan tapi genjotan bang Tagor bukannya berhenti tapi justru bergerak makin cepat. Tak lama kemudian, Bang Tagor menarik penisnya hingga hampir terlepas dari jepitan vagina Andah, ia mengerang dan maju mendorong ke depan sekuat tenaga.
Kepala Asmirandah terdongak dan lenguhan keras terdengar panjang keluar dari mulutnya. Bang Tagor mengejang beberapa saat dan bergerak beberapa kali, dan penisnya menyemburkan sperma ke dalam vagina si artis cantik.
“Uuggghh…asyiknya!” lenguh Bang tagor sambil menekan dalam-dalam penisnya yang menyemburkan sperma.
Heri pun akhirnya tak tahan juga, penisnya serasa diremas kuat oleh dinding anus yang bergerinjal-gerinjal dan sempit itu. Penisnya memuntahkan sperma hangat ke dalam pantat artis muda itu, ia menekan dalam-dalam penis itu selama mengeluarkan isinya hingga akhirnya penisnya menyusut lalu ditariknya lepas. Asmirandah sekarang tergeletak tak bergerak di atas ranjang dengan sperma mengalir keluar dari vagina dan anusnya. Tubuhnya kesakitan seperti baru saja dipukuli. Ia mengerang lirih ketika dua orang menarik tangannya dan melemparkan bajunya.
“Wuih makasih banget yang Dah, udah mau ngelayanin kita semua. Tenang aja, nih rekaman gak bakal kemana-mana kok, asal kamu juga mau tutup mulut soal semua ini.” kata Pak Mardi sambil tersenyum.
Tanpa menjawab, Asmirandah memakai kembali semua pakaian, yang ia pakai ke tempat syuting. Minus BH dan celana dalamnya yang telah digunting oleh para pemerkosanya. Sambil menahan isak tangis, ia berjalan keluar dari rumah tersebut, diiringi senyuman para kru sinetron bejat yang baru saja menggarap tubuhnya habis-habisan.
Diluar, masih ada seorang kru yang tidak ikut memperkosanya, namanya Fandi.
“Non Andah, maafin saya yah, gak bisa bantu. Saya udah coba mencegahnya, tapi saya diancam akan dipecat dan dibunuh kalo saya coba melapor” katanya sedih sambil membantu Asmirandah berjalan kearah mobil dinas PH tersebut.
“Sini non, saya anter pulang ke rumah” kata Fandi sambil membuka pintu belakang mobil tersebut
Asmirandah pun naik kedalam mobil berlogo tersebut, ia tidak bicara apa-apa karena pikirannya masih berkecamuk, antara sedih, marah, dendam, tapi anehnya ketika mengingat semua peristiwa yang baru saja terjadi itu, tanpa sadar sebuah senyum terpampang diwajahnya. Ia menyeka vaginanya yang hanya ditutupi oleh rok pendeknya sambil mencoba merasakan kenikmatan yang baru saja ia alami di sekujur tubuhnya.
Terasa benar ada cairan kental yang hangat dan sedikit gatal menggelitik memenuhi vaginanya. Ia menggerakkan tangan untuk menyeka bibir vagina itu dan tangannya pun langsung dipenuhi dengan cairan kental berwarna putih susu yang berlepotan di sana. Tanpa sadar ia kemudian memasukkan jemarinya tersebut kedalam mulutnya, dan merasakan sperma dari beberapa lelaki yang barus saja menggarapnya itu.
“ehhm, enakk…” desahnya dalam hati.
Sepertinya lain kali, ia tidak perlu dipaksa untuk melakukan gangbang lagi. Bahkan dengan senang hati akan melakukannya. Mobil itupun terus berjalan menembus malam, menuju rumah sang artis Asmirandah. Sejak itulah Asmirandah mulai menjadi budak seks Pak Mardi, Bang Tagor dan kru-kru lainnya. Pak Mardi bahkan bertindak sebagai germo yang menjualnya dengan harga tinggi ke para eksekutif dan pejabat-pejabat tinggi. Namun di depan publik, Andah tetaplah Andah yang memiliki imej sebagai cewek imut, alim, dan innocent, karirnya pun makin melesat dan mulai merambah layar lebar.