Erna yang melihat gerakan dan desahanku langsung bangun lalu mengambil posisi disisi kananku yang kemudian menghisap pentil payudaraku serta gigitan kecil di sekitarnya sambil tangannya mulai ikut mengocok penisku.
Ihh.. ahh.. uhhh.., hanya itu yang dapat keluar dari mulutku merasakan nikmat yang baru kali ini aku rasakan dengan gaya permainan Erna yang memang belum pernah aku lihat dan lakukan.
Ouh.. sst.. aduh nikmat Er.., sambil merasakan terus sensasi kenikmatan yang dibuat oleh Erna.
Tak lama kemudian Erna mulai menjilat dan menciumi seluruh tubuhku yang memang masih wangi oleh aroma sabun yang melekat pada tubuhku karena memang aku baru saja selesai mandi. Sejengkal demi sejengkal ia menjilati setiap bagian tubuhku tidak ada yang terlewatkan.
Ahh.. Er.. ohh.. sstt.., seruku sambil tubuhku mulai mengeliat seperti cacing menahan rasa geli bercampur nikmat karena permainan lidah Erna yang sangat hebat pada tubuhku.
Ohh.. hoo.. huss, sambil mulai mengangkat-angkat pantatku ketika mulut dan lidah Erna sudah sampai di sekitar bagian paling sensitif tubuhku.
Ayo.. Er.. sedot dong, hoo.., menyuruh Erna menyedot penisku yang berdiri tegak seperti tiang bendera disertai mengalirnya air bening kenikmatan yang keluar dari lubang penisku. Tetapi Erna tidak menghiraukan permohonanku itu, justru ia asyik mempermainkan lidahnya di sekitar selankanganku dan sesekali singgah dibuah zakar penisku yang mulai memerah.
Napasku mulai tidak beraturan, hawa panas dingin mulai mengalir masuk ke kepalaku yang kemudian turun ke tubuhku. Namun Erna belum juga menyentuh batang penisku yang semakin deras mengeluarkan air bening seperti sedang menangis minta dijamah oleh tangan Erna atau mulutnya, pokoknya terserah yang penting salah satu dari dua bagian tubuh Erna itu. Sampai-sampai bulu-bulu di sekitar pangkal penisku sudah terasa basah semua.
Ahh.. Yaaa.. sekarang sedot kuat-kuat Er.., pintaku pada Erna.
Kini batang penisku mulai dijilat perlahan-lahan oleh lidah Erna seperti sedang menjilat lelehan es lilin yang airnya mengalir turun di batangnya.
Ketika ujung lidahnya menyentuh lubang penisku ia mulai memutar-mutar lidahnya itu disitu.
Oh.. nikmatnya, hoo.. sekarang sedot Er.., please, kembali aku memohon agar Erna menghisap penisku, jangan hanya mempermainkan dengan lidahnya saja.
Ya.. thanks, ohh.. masukkan semua di dalam mulutmu, ohhh.., seruku berterima kasih karena Erna kini sudah memasukkan penisku di dalam mulutnya.
Sungguh luar biasa permainan Erna membiarkan perasaanku penasaran dengan bermain-main dahulu dengan lidahnya di sekitar penisku sehingga ketika penisku sudah sangat ingin dihisap dengan tanda air beningku sudah banyak meleleh baru dia mulai memasukkannya ke dalam mulutnya. Perasaanku memang langsung seperti dihempas entah kemana ketika aku merasakan penisku sudah kuat disedot oleh mulut Erna. Apalagi gerakan itu ia lakukan tanpa bantuan tangannya, semuanya ia lakukan hanya dengan mulut dan lidahnya karena kedua tangannya sibuk juga mempermainkan vaginanya sendiri.
Sst.. ohh.. Er sedot terus, seruku mulai tidak karuan dengan napas yang mulai memburu.
Air kenikmatan mulai terasa berkumpul disetiap persendianku dan mulai mengalir pelan menuju kebatang penisku.
Ahh.. terus Er.. ya.., seruku lagi terus menyuruh Erna mengocok penisku dengan mulutnya.
Ya.. sedikit lagi Er, aku sudah mulai rasa ya.. ohh.., seruku sambil pantatku ikut bergoyang kiri kanan mengimbangi mulut Erna yang maju mundur di batang lasoku. Air spermaku yang mengalir dari seluruh persendianku kini terasa sudah berkumpul banyak di batang penisku. Sisa menunggu waktu saja untuk mengeluarkannya.
Ayo Rur.. keluarkan di dalam mulutku, aku ingin sekali meminum semua spermamu, seru Erna sepintas lalu yang kemudian memasukkan kembali penisku ke dalam mulutnya dan mengocok, menyedot dan mempermainkan lidahnya di penisku secara bergantian.
Ya.. terus.. ayo.. sedot Er.., seruku seiring dengan semprotan air spermaku sebanyak empat kali di dalam mulut Erna. Memang Erna benar-benar meminum air spermaku, itu dibuktikannya dengan tidak setetespun air spermaku yang keluar dari mulutnya padahal penisku juga masih berada di dalam mulutnya. Bahkan ketika aku merasa air spermaku sudah keluar semua dan tidak ada yang tertinggal di batang penisku, mulutnya justru menyedot kuat di lubang penisku seakan-akan ingin meyakinkan dirinya bahwa air spermaku telah keluar semua dan telah tertelan olehnya.
Ah.. oh.. ahh.., seruku lemas merasakan sisa-sisa kenikmatan yang baru saja aku rasakan sungguh sangat luar biasa, sampai-sampai seluruh persendianku terasa ngilu. Sementara itu Erna yang sudah mengeluarkan penisku dari mulutnya tersenyum puas sambil melihatku dan mengelus-elus penisku yang perlahan-lahan mulai lemas.
Tak terasa permainan sex yang kami lakukan berjalan kurang lebih satu setengah jam, itu dapat dilihat dari film BF yang kami putar telah habis tanpa kami sadari berdua. Setelah kami berdua bergantian kekamar mandi untuk membersihkan diri akupun mengambil kaset BF dari Video dan menyimpannya kelemari pakaianku di kamar. Erna yang telah mengenakan celana pendek serta kaosnya kembali dan aku yang juga sudah mengenakan celana pendek serta kaos oblong bertemu dimeja makan untuk makan karena perut kami memang terasa lapar akibat tenaga kami terkuras setelah sama-sama berjuang mendaki gunung kenikmatan.
Rur.. kamu sudah pernah melakukkanya ya ?, tanya Erna padaku sambil memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya.
Soalnya kamu tadi sepertinya sudah pengalaman, sambung Erna coba mengorek pengakuanku.
Kamu juga bahkan sangat pengalaman persendianku masih terasa ngilu, balas aku kepada Erna.
Iya, aku melakukannya dengan pacarku bahkan hampir setiap ada kesempatan kami pasti melakukannya, balas Erna.
Sudah sebulan aku tak melakukannya makanya tadi aku sangat agresif, sambung Erna.
Kenapa?, tanyaku balik mengorek keterangan dari Erna.
Ia lagi tugas belajar ke Jakarta, mungkin enam bulan baru balik, balas Erna menjawab pertanyaanku.
Wah.., kamu bisa tahan ndak, tanyaku pada Erna sambil kakiku yang berada di bawah meja makan mulai kugerak-gerakkan mencari selangkangan Erna yang berhadapan denganku.
Kan ada kamu.., jawab Erna sambil memandangku genit dan sedikit agak mendesah karena ujung jari-jari kakiku telah berada diselangkanganya dan sedang mengusap-usap vaginanya yang masih tertutup oleh celana pendeknya. Rupanya Erna mulai terangsang kembali, setelah sesaat aku menekan-nekan vaginanya dengan ujung jari-jari kakiku.
Rur, kita ke kamarmu aja ya, seru Erna sambil berdiri dari kursi meja makan.
Aku yang memang mulai berani karena ternyata kakak sepupuku ini memang sudah tidak perawan lagi dan sering bermain dengan pacarnya, langsung ikut berdiri dan berjalan menuju kamarku.
Aku memang benar-benar mendapatkan hari yang sangat beruntung karena kedua adikku ada les tambahan di sekolah hari itu sehingga mereka berdua pasti agak terlambat pulang ke rumah. Dengan begitu aku dan Erna masih mempunyai waktu untuk melampiaskan nafsu kami.
Kami berdua sudah berada di dalam kamarku, Erna langsung membuka pakaiannya dan tinggal mengenakan celana dalam saja sehingga terlihatlah payudaranya yang sebesar bola voli tergantung indah dengan puting yang kaku menandakan ia sedang dalam keadaan birahi yang tinggi.
Berbeda dengan aku ketika aku telah berada di kamarku dan melihat tubuh Erna tinggal mengenakan CD saja langsung membuka celanaku sehingga penisku yang sudah ereksi berat terlihat juga oleh Erna.
Rur, sedot susuku dulu ya!, seru Erna sambil berbaring mengambil posisi terlentang di tempat tidurku, namun kedua kakinya masih tergantung di pinggir tempat tidur hampir menyentuh lantai.
Aku langsung datang mendekat dan mulai tanganku bergerilya di payudara Erna sambil mulut kami saling menutupi dan lidah kami saling tarik.
Mmh.. mmhh.., suara kami berdua saling berbalas sambil menikmati permainan lidah kami dan tanganku yang sudah semakin liar di payudara Erna.
Setelah kurang lebih sepuluh menit kami lakukan gaya itu akhirnya mulutku menggantikan posisi tanganku untuk bergerilya dipayudara Erna sementara tanganku sudah turun bermain di vagina Erna yang telah becek oleh lendir vaginanya.
Oh.. ya.. sedot Rur, ahh.., seru Erna yang mulai meningkat gairah birahinya akibat sentuhan kenikmatan yang ia dapat dari permainan mulut dan jari tanganku.
Sst.. agh.., masukkan jarimu di lubangnya Rur, sambung Erna memintaku memainkan jari tanganku di dalam lubang vaginanya.
Ya, ouh.. goyang di dalam agh.., desis Erna menikmati permainan jari-jariku di liang vaginanya yang sudah sangat becek.
Hoo.. ya.. cepat Rur, ya.. sedikit lagi, seru Erna yang mengangkat kedua kakinya dan membuka kedua sisi pahanya sehingga vaginanya terbuka lebar. Pantatnya pun kini semakin bergoyang ke kiri-kanan yang kadang mengangkat-angkatnya sedikit.
Tetapi memang Erna sudah sangat pengalaman dalam berhubungan sex sehingga ia tidak ingin mencapai klimaksnya sendiri. Erna kemudian bangun dan duduk di sisi tempat tidur. Posisi wajahnya tepat berada di depan penisku yang berdiri tegak seperti tiang bendera,lalu ia memegang batang penisku yang sudah ereksi berat dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
Ssrr.. cup.. cup.., suara yang keluar dari mulut Erna sedang menyedot kepala penisku dengan kuat sekali sehingga ketika ia menariknya keluar terdengar bunyi tersebut.
Ahh.. aggh.. wow.., seruku yang mulai merasakan kegelian yang teramat sangat akibat permainan mulut Erna terhadap penisku.
Aduhh.. agh.. nikmatnya.., aku mulai rasa nih, seruku memberitahu Erna bahwa aku sudah mendekati klimaks.
Memang air kenikmatan sudah terasa berada di sekitar bokongku apalagi posisiku saat itu masih dalam keadaan berdiri. Rupanya Erna tidak mau menyianyiakan kesempatan itu, ia lalu mengeluarkan penisku dari mulutnya secara perlahan agar aku dapat menahan orgasmeku sesaat.
Rur, baring nanti aku yang diatas, seru Erna menyuruhku menggantikan posisinya untuk berbaring dipinggir tempat tidur dengan kakiku tetap tergantung ke lantai. Iapun berdiri dan mengambil posisi membelakangiku lalu dengan perlahan seperti orang yang akan duduk, ia meraih penisku dan menuntunnya masuk ke dalam lubang vaginanya. Suatu gaya yang benar-benar dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman.
Agh.. ohh.., desis Erna ketika memasukkan kepala penisku kedalam vaginanya dan mencabutnya lalu memasukkannya kembali. Gerakan itu ia lakukan sebanyak dua kali.
Ya.. uhh.. auh.., desahnya lagi ketika ia mulai megeluar-masukkan penisku untuk mencoba memasukkan bagian demi bagian hingga seluruh batang penisku masuk semua hingga ke pangkalnya, itu dapat aku rasakan karena kini dua buah sisi pantatnya telah rapat di kedua pahaku.
Ouhh.. sstt.. yea.., desahku ketika Erna mulai bergoyang diatas kedua pahaku bak orang lagi menunggang kuda. Goyangan pinggul Erna sungguh sangat erotis, sebentar-sebentar lambat dan sebentar-sebentar ia percepat putarannya dan naik turun pinggulnya.
Setelah kira-kira sepuluh menit ia mengambil posisi begitu akhirnya aku mulai merasakan vagina Erna menegang seakan-akan menghimpit penisku dan ingin menghancurkan batang penisku. Bahkan goyangannya semakin cepat dan tidak beraturan.
Ya.. oh.. ya.. Rur penismu nikmat sekali, desahnya dengan napas yang mulai tidak beraturan dengan goyangan naik turun tubuhnya yang semakin cepat sehingga menimbulkan suara seperti orang yang bertepuk tangan akibat pertemuan kedua pahaku dan dua buah pantatnya yang montok.
Ouh.. agh.. ya.. ya.. aku keluar Rur.. ahh.., desahnya dengan nada yang sedikit panjang. Ketika itu juga tubuhnya berhenti bergerak dan menekan turun tubuhnya sehingga seluruh penisku terasa amblas masuk kedalam vagina Erna.
Oh.. nikmat sekali yah.., desahnya terus mengambil kenikmatan yang masih tersisa di vaginanya seiring dengan mengalirnya keluar air sperma kenikmatan Erna membasahi seluruh pangkal dan bulu penisku, sampai-sampai lubang anusku ikut terasa basah.
Menyaksikan erangan dan mimik kenikmatan serta jepitan otot vagina Erna akibat mencapai orgasme kepala penisku terasa ikut membesar. Sehingga pinggulku membuat gerakan memutar-mutar kecil. Sambil aku mendesis pelan,
Oh enak ya Er?
Hmm, auh, seru Erna membalas desahan pertanyaanku.
Mungkin karena dorongan birahiku yang spontan meningkat akibat berada dalam suasana itu aku langsung mengambil alih kendali dengan menyodok naik lubang vagina Erna sehingga tubuhnya agak terlempar naik sedikit.
Aku ndak tahan nih ohh seruku pada Erna sambil menyodok-nyodok lubang vagina Erna yang masih basah oleh air spermanya dan yang sudah bercampur pula dengan sperma beningku.
Aku lalu mengambil posisi untuk duduk di pinggir tempat tidur dengan Erna tetap di pangkuanku serta penisku yang masih tetap bertahan di lubang vagina Erna dan membelakangi aku.
Ohh ahh, desah Erna yang mulai kembali terangsang akibat kedua payudaranya aku remas dari belakang dengan kedua tanganku sambil menciumi tengkuknya. Erna juga mulai membuat gerakan-gerakan kecil dengan mengoyang pelan buah pantatnya sehingga ujung kepala penisku terasa menyentuh sesuatu di dalam vagina Erna.
Agh agh agh,
Ohh ohhh auh, desah kami saling bergantian apalagi kalau ujung kepala penisku menyentuh entah benda apa yang ada di dalam vagina Erna itu.
Aku semakin tidak tahan dengan gerakan-gerakan kecil Erna yang seakan-akan memelintir batang dan kepala penisku. Air spermaku rasanya sudah kembali berada di seluruh pinggulku dan sedang menuju ke batang penisku.
Aduh Er, aku mulai rasa nih seruku kepada erna.
Aku juga Rur, ogh.. auh, desahnya semakin kuat dengan napas yang mulai tidak beraturan.
Ahh.. ya.. oh.. ups.. ahhh.., desahku dengan sangat panjang mendapatkan orgasmeku dan terasa ada tujuh kali semprotan yang aku hamburkan di dalam vagina Erna.
Oh.. Rury.. aku juga agh.., desah panjang Erna megikuti desahanku yang hanya berselang kira-kira dua puluh detik setelah aku mendapatkan puncak kenikmatanku.
Aku langsung merebahkankan tubuhku ke belakang diikuti oleh tubuh Erna yang masih menempel lemas di depanku. Terasa hangatnya air sperma kenikmatan kami yang telah bercampur, mengalir keluar membasahi selangkanganku dan seluruh pahaku sambil kami terbaring lemas di atas tempat tidurku. Sampai-sampai air sperma kami ada yang jatuh ke lantai ketika kami bangkit untuk membersihkan tubuh kami menuju kamar mandi.
Akhirnya setelah kami berdua telah membersihkan diri dan bertemu di meja makan untuk menikmati soft drink sambil memulihkan tenaga setelah mendaki puncak birahi, kami berbincang-bincang. Ernapun membuat kesepakatan denganku untuk melupakan kejadian hari itu. Rupanya Erna terlambat menyadari bahwa aku ini adalah adik sepupunya.
Dan memang kejadian itu hanya terjadi sekali dalam seumur hidup kami berdua, karena setelah dua tahun kejadian itu Erna menikah karena hamil oleh pacarnya. Kemudian mereka pindah jauh ke daerah lain karena penugasan suaminya.
E N D