Habis2an ML dengan flight attendant

Ini pengalaman pribadiku yg original....

Waktu itu aku main facebook, sengaja cari dengan search "pramugari" atau F.A., nach ketemulah 1 orang yg respon dan cantik, singat crita setelah email2an kita ketemu di SENAYAN CITY, karena dia dulunya kerja di #############. sebuah penerbangan international. Nama anak itu DEVI, anak sunda tinggi 168CM, berat 49Kg dengan BRA 36B.

Pas, ketemu, ternyata emang betul2 cantik... putih... and sexy abis. Tapi yg bikin kesel tuh anak belagu amat, maklum bekas pramugari penerbangan international. dia pake baju dengan belahan dada terbuka cocok banget dengan 36B-nya. Pertama ketemu tuh anak agak ogah2an dan ngomongnya gede banget. Ini tantangan buat gue untuk naklukin tuh cowok. Kita makan di sebuah resto yang sengaja gue pilih agak mewahan dikit biar gue ngga kalah gengsi... dan setelah itu gue pingin tau dia brangkat pake mobil ato kagak untuk ngukur kekuatan... ternyata dia pake taksi jadi ada alasan gue untuk nganterin dan pamer TOYOTA HARRIER pinjeman yg gue bilang punya gue....ha...ha...

Sambil menuju ke mobil, dia masih agak sok2an dan bergaya tinggi. Pas di parkiran dia nanya, "mobil loe yang mana?" dan saya tunjuk karimun tua dan dia agak kaget, dan mulai belagu lagi.. sambil bercanda gue bilang "kita coba teken alarm, mobil mana yg buka" dan yg nyala HARRIER di samping karimun tua, barulah DEVI senyum2 manja sambil nyubit dia bilang "kok ngerjain gitu, emang tuh mobil punya kamu?", dengan jawaban diplomasi gue jawab "kalo ngga percaya kamu bawa aja sebulan pasti ngga ada yg komplain", karena emang yg punya lagi pergi ke luar negeri 3 bulan.

Di mobil, dia mulai nanya2 kerja aku apa, dan kujawab manajer di perusahaan telekomunikasi, walaupun semua itu bualanku saja. Mulailah dia manja2 dan menggoda, "Mas pasti pacarnya banyak dan cantik2, kan udah mapan dan ganteng lagi???" Padahal tadi di caffe dia tuh sombong dan cenderung meremehkan sempat dia bilang "loe bukan tipe cowok gue".

Menjelang sampai ke rumahnya, dia mulai merendah "jangan ketawain ya.. rumah ortuku yg sederhana saja", dengan diplomatis aku jawab "ach, kan aku mau pacaran ama DEVI bukan ama rumahnya". Rumahnya memang kecil model BTN, dan aku bawa mobil hati2 banget takut kebaret ama bajaj, MAKLUM MOBIL PINJEMAN....HA...HA...

Sampai di rumah, aku terpaksa harus basa-basi dan tiba2 kaget bukan kepalang sewaktu dikenalin ke ortunya "MAMA, ini mas RONI, pacarku yg pernah aku ceritain itu ma". Aku kaget dibilang pacarnya padahal kita BELUM PERNAH JADIAN SEBELUMNYA.... Oh, ya.... Namaku RONI.

Aku ngobrol 10 menit, sebelum pamit pulang karena udah mau jam 22 malam dan parkir mobil tidak di depan rumah. Pas aku mau masuk ke mobil, dia ikutan ke dalam mobil dan aku kasih dia kecuman pipi, tapi dia malah nantangin.... "kan udah pacar ciuman bibirnya mana", tanpa membuang waktu aku ciumin bibirnya dan aku remas2 payudaranya yg montok, kenyal dan 36B. Dia hanya berbisik pelan "ich, nakal baru kenal pertama udah berani ke situ". Aku pun bales bilang "Kan tadi udah pacarnya". Sebelum pulang aku bilang kalo minggu besok aku mau ajak dia untuk jalan2 ke bandung pagi2 dan dia menyanggupi".

Sampai di rumah sabtu malam jam 23.30 aku mencoba menelpon dia, gila dia bercerita pengalaman pacarannya yg sangat gila dan dilanjutkan ngajak PHONE SEX, sampai jam 02.00 pagi sebelum aku akhiri "sayang, kan besok jam 8 aku harus jemput kamu ke bandung"

Pagi jam 8 tepat aku udah di rumahnya, dan DEVI muncul dengan pakaian yg sangat2 sexy, maklum pramugari. Dia pakai Tanktop warna hitam dan celana jeans ketat banget serta terlihat pusarnya sewaktu mengangkat tas.... aku sempat tanya "mama kamu ngga marah kamu pakai baju begitu", dan dia jawab "kamu kan pacarku jadi mama nggak akan marah". Setelah basa-basi dengan ortunya tepat jam 9.00 pagi kita berangkat ke bandung dengan alasan "TEMENNYA DEVI ADA YG MARRIED".

Di jalan, aku sempat bengong SIAPA YG KAWINAN". Akhirnya aku memberanikan mengkonfirmasi DEVI, "Say, yg kawinan emang siapa? kan semula kita hanya mau jalan aja?" Dijawab ama DEVI "ach, kamu jadi cowok lugu gitu, kebanyakan kerja sich jadi seriusan melulu.... yg KAWIN ya... sapa kek... kalo ngga ada yg KAWIN YA KITA". Mendengar jawaban begitu aku makin nakal, "Brani KAWIN? paling 20 menit udah keok??" dia jawab singkat "SAPA TATUT".....

Di sepanjang perjalanan dia selalu menggoda bahkan pas selepas CIKAMPEK, dia mulai berani meraba2 penisku, dan sempat komentar "Gila gede juga ya.. punya kamu", dan aku pun berani masukin tanganku ke buah dadanya walaupun mobil melaju 120 KM/jam di tol. Menjelang masuk bandung, dia buat kejutan dengan melepas BRA dan hanya pake tank top saja. Tanpa pikir panjang, saya langsung ngajak CHECK IN di hotel JAYAKARTA. "Say, kita ke hotel dulu baru nanti jalan2nya, capek habis nyetir". Dia pun dengan cuek bilang "yg capek DEDEKNYA KALI"

Setelah tiba di JAYAKARTA, kita menempati kamar 311, dan setelah BELL BOY memasukkan tas, saya mencoba menyalakan TV, dan udah di dekap DEVI dari belakang "SAY, AKU MAU NGETEST SAPA YG KALAH DALAM 20 MENIT". Tanpa berbikir panjang, aku langsung membalikkan badan dan memeluk DEVI yg sudah sangat horny, aku lumat bibirnya dalam2 sampai nafasnya tersengal2 pendek2...."Say, cium donk nipel aku tolong... say" iba DEVI yg sudah horny berat. Tanpa membuang waktu aku pun tarik tank top-nya yg sudah TANPA BRA. Payudara yg montok, 36B, putih mulus dengan puting berwarna kemerah2an langsung saya cilatin dan gigit2 kecil sambil tangan kiri menyusup ke celana dalamnya. DEVI memang cewek yg agresif dia pun langsung membuka bajuku dan meraba2 penisku. Tanpa sadar dia pun mulai menciumin Penisku yg memang berukuran super, 17 CM. dengan posisi terbalik, aku mencoba untuk menarik celana jeansnya dan ternyata dia memakai CD jenis G-string warna merah. dengan cepat aku buka CD dan DEVI telah mencukur bersih vaginanya yg berwarna kemarah2an dan telah diberi parfum ... wangi sekali dan aku pun tanpa ampun menciumin vaginanya sambil menyedot lendirnya sampai dia meremas kepalaku keras2 "say terus... jangan lepas"

Setelah, menggunakan gaya 69, dia pun mulai basah dan mendekatkan penisku ke vaginanya "Sayang, kamu kan belom statement aku, dan kita belum jadian, kamu mesti statement dulu dan baru kita ML". Aku pun bangun dari tempat tidur dengan keadaan dua2nya bugil dan menyatakan cinta ke DEVI (walaupun aku belom merasakan cinta itu). Setelah itu aku pake Condom dan DEVI minta di atas, pas penisku mau masuk, DEVI kaget, "Lepas Condomnya, kamu kan pacarku, ML pake Condom emangnya gue perek apa??", dia tarik keras2 condomku.... trus aku pun balik bertanya "nanti kalo keluar di dalam gimana???" Devi pun menjawab "Bukannya enak yg begitu" sambil dia menekan vaginanya ke penisku yg sudah berukuran maksimal tadi. Berbagai gaya dia tunjukkan, dan pas dia mulai main2 JEPITAN, aku nyaris nggak tahan padahal baru 10 menit, untuk saya sudah belajar pernafasan dan akhirnya menjelas 30 menit DEVI mengeluarkan gejala2 akan orgasme... cepat2 saya ciumin putingnya bergantian, dan dia pun bilang "SAY, KITA KELUARIN BARENGAN YA...." aku pun mengangguk dan 1 menit kemudian dia berteriak kesetanan "A YOO.... CEPETIN TERUS SEMPORTIN KENCENG...." DEVI benar2 orgasme dan GELINJANGAN luar biasa sekali, padahal aku masih nahan.... setelah 10 menit DEVI baru sadar "SIALAN GUE KALAH" tapi gue mau MULTI ORGASME....

Aku pun makin liar, dan tiba2 aku memegang anusnya, dan DEVI pun tau, "JANGAN SAY, ANASKU ITU MASIH VIRGIN" aku pun berusaha merayu dan merangsang DEVI. Pantatnya yg putih mulus tak mungkin kubiarkan begitu saja.... setelah dia merintih2 karena jariku kumasukkan, lalu aku bilang "SAY AKU MASUKIN YA..." Dia pun sambil tersengal2 bilang, "KAMU SAYANG KAN KE DEVI? KALO IMANG BENER2 SAYANG KAMU LAKUIN AJA TAPI BUANG DI DALEM KARENA AKU MAU NGERASAIN SENSASINYA" Tanpa berpikir panjang aku pun lakuin dengan memasukkan kepala penis pelan2 sampai akhirnya dia teriak keras "SHIT..., masuk .... CEPET ent*t DEVI".... aku pun mematuhi apa yg dia inginkan mulai dari pelan lama2 cepat sekali dan CROT2 keluar maniku ke anusnya sampai ke kasur.... dia pun bilang "GUE NGERASAIN ML PALING ENAK HARI INI".

Hari itu, kita ML sampai jam 8 malam sebanyak 5 kali dan 3 kali anal. DEVI emang maniak, dia sempat nelen maniku dan facial ke mukaku..... Kita sempat pacaran selama 3 bulan sebelum bubar karena ketauan modal gue cekak....

Minggu siang di kawasan Dharmahusada Indah, Mila sendirian, suaminya Dandy sedang dinas terbang beberapa hari, pembantunya mpok Minah dan mang Dodi sengaja diliburkan Mila ingin santai seharian dirumahnya ketika bel berbunyi. Dilihatnya Otniel kenalannya, teman chattingnya datang.
“Otniel,.... kog tumben ? Ada perlu apa?”
“Boleh aku masuk?” tanya Otniel
“O.. oh,...silahkan,....” mata Mila sedikit menatap ragu, Otniel masuk ke dalam, sambil melihat sekeliling
“Silahkan duduk,... “ sapa Mila dengan ramah dan senyum khas
“Makasih...” Otniel tersenyum pada Mila dan duduk...
“Mau minum apa?” Mila beranjak bermaksud menyuguhi tamunya minum
“ehm... apa aja deh, yang penting enak...hehe” sahutnya
“Sebentar yaa........” Mila meninggalkan tamunya sendiri kemudian Otniel mulai mengambil 1 buah borgol dr dalam tas kemudian di masukkan ke saku celananya. Tak lama Mila kembali dari dapur membawa 2 gelas es teh manis....
“Silahkan.....” tawar Mila sementara KRIIINNGGG......!!!! telpon dirumahnya berbunyi
“Maaf bentar yaa...” pamit Mila
“Oh Silakan....” diam-diam Otniel mengambil sebungkus obat penenang dan dituangkannya kedalam es teh manis Mila, 10 menit terasa lama di telpon,dan akhirnya Mila kembali ke tamunya
“Maaf ya lama!“ lalu menyilakan minum sambil meneguk es teh miliknya
“Seger ya es teh nya, pas banget lagi panas begini....” ujar Otniel sambil menatap Mila
“Sorry yach cuma teh...”
“Oh gak apa apa kok...!” jawab Otniel sekejab Mila merasa pusing dikepalanya, terasa berat.....
“Kamu baik-baik aja Mil....?” tanya Otniel tak lama Mila tidak sadarkan diri
Dengan sigap Otniel menarik kedua tangan Mila kebelakang dan memborgol tangannya, kedua cuffnya dikencangkan untuk memastikan tangannya tidak dapat lolos dan langsung memakaikan borgol kaki dengan rantai hanya tiga itu ke kaki Mila

‘klek.... klek....’ tangan dan kaki Mila terborgol ‘criik...criik...’ bunyi borgol yang Otniel kencangkan kemudian pahanya yang cantik itu di elus sebentar dan kakinya dipakaikan sepatu berhak tinggi dengan tali melingkar agar dia terlihat lebih sexy...
Lalu Otniel membopong Mila ke dalam kamar dan dibaringkan di atas ranjang sembari menunggu Mila sadar. Dibelai2nya paha Mila yang terlihat akibat rok terusan daster yang dia gunakan begitu pendek dan sedikit tersingkap
“klik..klik...” suara foto yang digunakan Otniel untuk mengabadikan gambar Mila yang terikat tak berdaya serta sebuah handycam diletakkan juga disana untuk mengabadikan videonya lalu tanpa sungkan Otniel pergi ke dapur untuk mencarikan Mila makanan sekaligus memastikan tidak ada orang lain di rumah Mila. Makanan di bawa Otniel kedalam kamar, lengkap dengan minumannya.
Semua ruangan telah di cek, pintu dipastikan sudah terkunci, gorden tertutup semua oleh
Otniel kemudian kembali ke kamar dimana Mila ditahan.
“urgh.......!!” perlahan-lahan Mila siuman, didapatinya tubuhnya terbaring di kamarnya, ugh... tangannya diborgol ketat ke belakang,.... kakinya juga diborgol, dan dilihatnya bahwa kakinya bersepatu, Mila mulai panik namun dilihatnya tamunya Otniel di sudut kamarnya memegang kamera digital
“Niel, apa yang kamu lakukan padaku,...lepasin dong.... Niel !!” tegur Mila
“lepasin? enak banget? kamu lebih bagus gitu, kayak gitu aja ya?” tukas Otniel seraya tersenyum melihat ke arah Mila, sambil terus mengambil foto Mila hingga 2 sampai 3 pengambilan gambar lagi,
“Niel......” sapa Mila dengan sabar yang tidak digubris Otniel sembari menyelesaikan jepretan terakhir, secara alami Mila tersenyum ketika bidikan terakhir. Otniel langsung membereskan kameranya dan duduk disebelah Mila yang terborgol tak berdaya.
“Kenapa Mil...?” Otniel balik bertanya sembari mengelus2 rambut mila
“Lepasin aku Niel......”
“Kenapa aku harus lepasin kamu?” Otniel tersenyum, sembari terus mengelus2 kepala mila
“iyaaa lepaaasiiiinnn............uuuggghhh” rengek Mila
“adududuuh...jangan nangis, cantik...kenapa mau dilepasin sich?
“kayak gini kan lebih enak, mila aman kok, nggak akan aku sakitin.....”
‘udah ya, waktu bicara kamu sudah habis” Otniel langsung mengambil ballgag berukuran besar dan dimasukkan ke dalam mulut Mila, kemudian ballgag tersebut diikat erat dan di gembok bagian belakangnya untuk memastikan ballgag tetap di dalam mulut Mila
“eemmmppphhhhhh...........eemmmppphhhhhh...........!!” Mila meronta-ronta
“udah kamu tidur dulu ya sayang, tenang yach......” Otniel menenangkan hati Mila sambil mengelus2 paha mila yang terlihat begitu cantik
"Kenapa mulutku dibungkam yach?" batin Mila heran, serasa Otniel dapat membaca pikirannya,
“Penutup mulut ini aku pakaikan ke kamu agar kamu bisa lebih tenang, sori ya Mila, kamu harus aku beginikan, ini untuk kebaikan kamu juga kok...” sambil tangannya terus meraba2 paha Mila yang lembut
“eemmmppphhhhhh...........” keluh Mila
“sudah diam...atau mau aku bius?” Otniel mulai mengancam
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila memberontak
‘“eh ga ngerti juga ya....?” balas Otniel
“eemmmppphhhhhh...........!!!! eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila semakin melawan, kemudian Otniel mengambil sapu tangan dan menuangkan chloroform dan dibekapkan ke hidung Mila. Milapun tak sadarkan diri.
Otnielpun karena lelahnya berbaring dan tertidur disamping Mila, sembari memeluknya
(4 jam tertidur hingga jam 19 malam)
“eemmmppphhhhhh...........!!!! eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila tersadarkan diri, dia semakin tidak bisa bergerak dalam pelukan Otniel yang telah menawannya,sementara Otniel mulai terusik dengan suara jeritan Mila, perlahan2 terbangun dan menyesuaikan penglihatan setelah tidur
“Ada apa Mil...kok jerit2 begitu?”
“eemmmppphhhhhh...........!!” erang Mila
“eh kamu mau ngomong apa sih? yang jelas dong..” Otniel mengolok-olok Mila
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila melotot Otniel melihat Mila dengan tersenyum
“mau ngomong ya? ok2 aku lepasin” Otniel menurunkan ballgag dari mulut Mila.
“Niel,.... aku mau ke toilet nich kebelet....” (muka memelas memohon)
“Trus? Kalo aku tidak ijinin kamu ke toilet gimana Mil? godanya
Aaaarrgghhh,.... Niieeelll aku gak mungkin ngompol di tempat tidurkuuu” keluh Mila
“oke oke...!”kemudian Mila dia bopong kekamar mandi...di dudukan di toilet duduk dan roknya sedikit disingkap ke atas karna roknya memang sudah pendek dan celana dalamnya diturunkan ke bawah dan Otniel menunggu Mila selesai didepan pintu kamar mandi...
“aahhhh.....(lega) lalu Niel... udah..!” teriak Mila terdengar
‘oke manis...” Otnielpunmasuk ke dalam, kemudian aku dengan telaten membersihkan bagian kemaluan Mila di cebokin sampe bersih, Mila tersentak dan merasa risih dicebokin cowo, kendati dirinya sering juga pipis dalam keadaan diikat dan dicebok suaminya, kemudian Otniel mengambil handuk dan mengeringkan bagian tubuh Mila yang basah dan memakaikannya celana dalam lagi. Kemudian Mila dibopong ke ruang TV
“Mila duduk yach...”
“hati hati...” sahut Mila spontan didudukkan disebelah Otniel, Mila mulai pasrah dengan keadaannya terborgol
“Mila laper gak?” tanyanya
“eh,... boleh juga” Mila tersipu malu (dalam benaknya Mila ingat dia belum siapkan makan malam untuknya).
“Ya sudah aku tinggal dulu kamu ya beli makanan....” khawatir Mila berteriak minta tolong, mulutnya masukan kain dan disumpal lakban.
“eemmmppphhhhhh...........!!!!”
Otniel mengambil sapu tangan yang sudah diberi chloroform lalu dibekapkan ke mulut Mila
Setelah di bius, Mila terkapar tak sadarkan diri,lalu Otniel mengambil tali pramuka dari dalam tasku dan siku Mila diikat sampai hampir menyatu, dilepaskannya borgol di tangan dan di kaki Mila kemudian pergelangan tangannya diikat erat, dan lutut mila diikat menyatu, demikian pergelangan kakinya setelah itu Mila dibiarkan tergeletak di sofa, Otniel pergi untuk mencari makanan.
2 (dua) jam lamanya Otniel mencari makanan dan akhirnya pulang dan melihat Mila masih tak sadarkan diri di sofa, lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan yang tadi baru di beli
Mila sedang sibuk meronta ketika Niel kembali,... Mila bingung karena kini tubuhnya penuh dengan lilitan tali
“eh Mila, udah bangun?” sapa Otniel dari dapur
“ini aku bawain Mila makanan, kamu pasti laper ya?”
“oh iya, aku bukain dulu sumpelan mulut kamu”
“ah... terima kasih mas...” Mila mulai menjinak dalam tawanan
“kok manggil mas? panggil niel aja, Mila makan dulu ya? laper kan?” Mila mengangguk
Otniel tersenyum melihat Mila, mengelus pipinya sekali dan mulai menyuapinya makan
“Mila memang sering sendirian seperti ini ya?” tanyanya sambil menyuapi mila
“Niel,... berapa lama kamu mau sekap aku.... nanti suamiku pulang lho, dia habis terbang tuh” kata Mila
“emang kapan suami kamu pulang?”
"Minggu depan...." dasar Mila gak biasa bohong, seharusnya dia bilang malam ini atau besok pagi, ugh Mila yang polos...
“oh....kalo gitu kamu aku tahan sampe minggu depan aja, khan masih minggu depan
atau mau aku culik sekalian aja? aku bawa ke tempatku?”
“jangan dong Niel,... besok pasti pembantuku datang, apa kata orang?” tolak Mila sambil disuapi makanan.
“Kalo besok pembantumu datang, berarti aku tepaksa bawa kamu pergi dong, aku bakal rantai kamu untuk selamanya” Mila terdiam dengar ide Otniel yang terakhir itu, tawaran yang tidak mengandung pilihan bagi Mila
“Aku tulisin pesan aja ya kalo kamu bakal pergi keluar kota terus aku bakal nitipin rumah ke pembantu kamu itu....” Mila di belenggu kecemasan yang luar biasa
“Ya Mila...habis makan ini kita siap siap ya!”ajak Otniel sambil mengelus2 paha Mila
“Jangan Niel,... pleaseee!” Mila memohon
“loh tapi pembantu kamu mau dateng tuh...sori Nil, aku terpaksa giniin kamu” makanan habis, segelas air diteguknya lalu mulut Mila disumpal lakban lagi
“Kamu tenang aja yach di tempatku nanti...”
“eemmmpphhhhh....eemmmppphhhhhh...........!!!!” kemudian Otniel langsung bergegas, menyalakan mesin mobil dan memasukkan Mila ke dalam bagasi mobil dalam keadaan tetap di hogtied
“nah kamu disini aja ya” ujar Otniel lembut
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila ketakutan
“takut kelihatan orang nanti” Otniel juga khawatir
“eemmmppphhhhhh...........!!!!”Mila menolak BRAAKK pintu bagasi ditutup
Otniel langsung tancap gas menuju tempat peristirahatannya di daerah Batu Malang setelah beberapa jam, akhirnya sampai di tempat peristirahatannya' mobil dimasukkan mobil ke garasi
Mila digendong dari bagasi menuju sebuah kamar
“eemmmppphhhhhh...........!!!!”
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila terkejut melihat apa yang ada di kamar itu, disana sudah terdapat banyak set penahan, seperti borgol, straitjacket, tali, pasungan
“Nah kamu liat semua alat2 itu Mil? Mila melihat semua perlengkapan Otniel yang bukan sekadar dekorasi
“alat2 itu sudah ku persiapkan buat menawan kamu”
“sekarang coba kamu liat kesana, disana ada sel, tempat aku bakal mengurung kamu nanti...!”
“kalo kamu ga nakal aku biarin kamu tidur bareng aku dikasur, di kamarku, ngerti??” Otniel melepaskan tali yangmengikat menyambung antara kaki dan tangan Mila, memasukkannya kedalam sel dan mendudukkannya kemudian mengunci dengan gembok sel itu di dalam sel Mila terus meronta-ronta berusaha melepaskan tali2nya meskipun dia sadar ikatannya begitu kencang
Mila terus bersuara, meskipun tak jelas terdengar, yang terdengar hanya hmmmphhh saja
Kemudian Otniel beranjak hendak meninggalkan Mila sendirian di dalam sel...tanpa membiusnya
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila sibuk meronta, dia tahu kendati bisa lepas, tubuhnya terkurung dalam sel.
“Selamat tidur Mila...”
“Sia-sia saja Mila” pikir Otniel
“aku tinggal ya Mil...”
“eemmmppphhhhhh...........!!” Otniel pergi meninggalkan Mila sendirian di selnya, rasa khawatir dan takut membelenggu Mila, diculik ke suatu tempat yang dia tidak tahu, diikat, dikurung di sel, di tinggal, dalam sebuat ruangan di lantai atas. Mila menyesali kepolosannya yang mengatakan suaminya akan pulang minggu depan
"duuch.... kenapa sich aku begitu jujur...." sesal Mila dalam hati
Tiba-tiba Otniel kembali ke sel membawa gunting...
“Mil, sori yaach kayaknya pakaian kamu harus aku lepas” ujar Otniel sambil menggunting daster mila mulai dari bawah rok sampai atas dan langsung memasukkan bajunya ke tong sampah
“Kamu aku pakein ini ya Mil” sambil menunjukkan sebuah nipple clamp
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Otniel memasangkannya dengan telaten ke dada mila
“aauuwhh......” erang Mila dalam hati
“Kenapa Mil? masih kurang kencang ya, aku kencengin lagi ya?” Otniel mengencangkan nipple clampnya, sembari memberikan elusan terakhir di dada Mila
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” keluh Mila kesakitan
“selamat tidur, sayang...”
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh...!! jerit Mila kesakitan.

Aku diperkosa adik iparku sendiri | Curahan Hatiku


Aku telah diperkosa oleh adik iparku sendiri. Sebelum memulai Curahan Hatiku ini aku perkenalkan namaku Namaku Elly. Usiaku kini 23 tahun. Aku sudah menikah dengan Albertyang kini berusia 25 tahun, dan kini aku adalah seorang ibu muda, dengan seorang anak yang baru berusia 6 bulan yang kami beri nama Michael. Sejak pacaran dan menikah sampai sekarang ini, suamiku sering berpergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Aku sendiri adalah wanita yang mendapat karunia wajah yang cantik, itu menurut teman temanku. Aku memiliki rambut yang lurus dan panjang sampai sebahu. Tubuhku sudah kembali ramping dan indahseperti pujian suamiku, meskipun aku baru melahirkan setengah tahun yang lalu. Mungkin hal itu karena aku rajin mengikuti senam aerobik, dan memang aku menjaga pola makan supaya badanku tak semakin melar, dan aku sedikit banyak bangga karenanya.

Aku sendiri tidak bekerja di luar, karena suamiku memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Dan memang suamiku ingin aku menjadi ibu rumah tangga yang baik saja, dengan tinggal di rumah untuk merawat anak kami dengan baik. Kehidupan seks kami juga luar biasa. Suamiku adalah lelaki perkasa di tempat tidur, dan aku sungguh menikmati kehidupanku ini. Kini kalau suamiku tak ada di rumah, aku hanya tinggal dengan anakku, juga pembantu kami yang kupanggil bi Iyem, satpam kami yang bernama Adrian, tukang kebun kami yang bernama pak Jono, dan juga sopir kami yang bernama Sarman. Di usiaku yang sekarang ini, nafsu seksku tentu sedang tinggi tingginya. Ditinggal oleh suamiku bekerja seperti ini, kadang aku amat merindukan bermain cinta dengannya. Demikian sekilas tentang keadaanku dan keluargaku.


Hari itu hari Sabtu. Siang hari itu, aku menerima telepon dan aku terkejut dengan berita yang aneh. Aku mendapatkan hadiah sebuah mobil lewat undian sebuah produk. Dan seingatku, aku tak pernah mengikuti prosedur undian itu.

Dengan santai aku berkata, “Pak, terserah bapak mau bicara apa, tapi saya tak akan pernah mentransfer uang apapun untuk pajak atau yang lain”.

Dan orang itu berkata panjang lebar, “Ibu Elly, kami memaklumi kalau ibu berhati hati, memang kami tak menyuruh ibu membayar apapun, karena pajak hadiah ditanggung oleh kami. Kami akan mengantarkan hadiah itu langsung ke rumah ibu sekitar satu jam lagi. Gratis bu, tak dipungut biaya apapun. Ibu boleh mencobanya, kalau ternyata mobilnya bermasalah kami langsung mengganti dengan yang baru. Tapi itu tidak akan terjadi bu, karena kami sudah melakukan More…pemeriksaan terhadap mobil ini”.

Mendengar hal ini, aku hanya bisa mengangkat bahu dan berkata, “Ya terserah bapak. Maaf, dengan bapak siapa saya bicara?”.

Dan orang itu menjawab, “Dengan bapak Anto. Ibu bisa menghubungi kantor kami di nomer *** ****. Aku mengiyakan saja dan kemudian memutus pembicaraan. Dalam hati aku merasa aneh, tapi ya kalau gratis, apa salahnya?

Kulihat sekarang ini adalah jam 1 siang. Aku baru selesai makan siang, maka aku menyusui dan menidurkan anakku, supaya nanti ketika aku pergi aku tak begitu kuatir. Dan memang satu jam kemudian aku mendengar bel rumahku berbunyi, dan ketika aku keluar, aku melihat sebuah mobilKijang Innova keluaran terbaru, dengan cat yang mulus mengkilap. Di belakangnya berhenti sebuah mobil Kijang pickup. Mungkin untuk mereka yang mengantar mobilku ini pulang nanti. Aku agak terkejut juga, berarti mungkin ini benar. Seseorang turun dari mobil pickup itu, sementara orang yang sudah berdiri di depan pintu rumah menyapaku.


“Bu Elly? Saya Anto”, kata orang yang bernama Anto itu sambil mengulurkan tangannya.

Aku menjabat tangannya dengan sedikit perasaan ragu dan menjawab “Elly”.

Orang itu memang penampilannya rapi. Tapi wajahnya agak seram. Aku mencoba membuang semua pikiran negatif. Dan kemudian orang satunya yang berpenampilan biasa biasa, yang juga berwajah biasa biasa, menjabat tanganku.

“Seto”, katanya.

Aku menjabat tangannya dan menjawab, “Elly”.

Setelah acara kenalan yang menurutku hanya formalitas ini, kami duduk di teras rumah, dan aku disodori formulir yang aku baca di bagian awal dan akhir saja, untuk memastikan aku tak keluar uang apapun untuk mendapatkan hadiah ini. Lalu Anto menawarkan padaku untuk mencoba mobil itu, karena nantinya aku harus mengisi formulir untuk memberikan ‘penilaian’ tentang kondisi mobil itu, sebelum acara serah terima surat kendaraan dilakukan. Aku setuju saja, dan aku menerima kunci mobil itu dari Anto. Aku masuk ke dalam mobil itu, joknya masih terbungkus plastik semua, baunya khas mobil baru. Dan dengan didampingi mereka, aku mulai mencoba mobil itu.

Semua baik baik saja, sampai tiba tiba di sebuah gang yang sepi di dekat rumahku, Anto yang duduk di kursi depan menarik handbrake. Aku terkejut sekali, sampai lupa menginjak pedal kopling dan mesin mobil ini mati. Aku menoleh kepada Anto, tapi belum sempat aku bertanya, dari belakang aku dibekap, oleh Seto tentunya. Kurasakan bau yang menyengat, dan tak lama kemudian semuanya gelap…

Perlahan aku mulai sadar. Aku mengeluh perlahan, ketika aku tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang. Sakit rasanya. Aku mulai mencoba mengerti apa yang terjadi pada diriku. Ternyata kedua pergelangan tanganku yang terentang ini, terikat erat pada semacam pilar di ruangan ini. Sedangkan aku sendiri terbaring di atas matras. Yang membuatku tercekat, aku sudah tak mengenakan apa apa lagi selain bra dan celana dalamku. Kakiku memang masih bebas, tapi apa artinya? Aku kini sudah tak berdaya dengan tangan yang terpasung seperti ini. Aku memejamkan mata dan menggigit bibir, tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi padaku. Aku mulai menyesali kebodohanku tadi, mengapa bisa terjebak dengan iming iming hadiah itu.

Tiba tiba pintu ruangan ini terbuka, lalu masuk seseorang yang membuatku ternganga tak percaya pada pengelihatanku.

“Arman?”, seruku tak percaya.

“Halo Elly… lama tak jumpa… bagaimana kabarnya?”, kata Arman dengan senyum yang membuat hatiku dingin seperti disiram air es. Aku takut sekali.

“Arman… apa yang kamu lakukan ini? Ingat Arman, aku ini kakak iparmu. Tolong lepaskan aku..”, aku mencoba menyadarkan Arman walaupun aku tahu ini mungkin sekali merupakan hal yang sia sia.

Aku tahu Arman memang menginginkan aku sejak aku dikenalkan Albert pada keluarganya. Arman adalah adik Albert yang kini berusia 24 tahun. Wajahnya memang cukup tampan. Dan sejak ia mengenalku, ia sudah beberapa kali mencoba mendekatiku, tapi tentu saja aku tak memberinya respon. Suatu hari ketika aku berkunjung ke rumah Albert saat masih tinggal bersama keluarganya, Arman nekat dan nyaris berhasil memperkosaku. Untung saja waktu itu kepulangan Albert menyelamatkanku, dan sejak itu aku tahu aku harus menghindari orang ini. Tapi kini aku sudah jatuh ke dalam tangannya. Tanpa sadar aku bergidik ngeri.

Mendengar kata kataku, Arman hanya tertawa. Ia mendekatiku dan ‘krek…’. Arman merenggut braku hingga tali talinya putus.

“Aduh…”, aku mengeluh perlahan, sedikit sakit rasanya pada bagian tubuhku yang tertekan tali braku saat ditarik Arman. Aku memejamkan mataku erat erat, malu sekali rasanya payudaraku terlihat oleh laki laki lain selain suamiku.

“Elly… Elly… kamu kira aku segoblok itu sudah bersusah payah menjebakmu seperti ini dan melepaskan kamu begitu saja? Hahaha… aku belum gila, Elly”, kata Arman sambil menyeringai mengerikan saat aku menatapnya dengan marah bercampur takut.

“Arman, kamu gila… lepaskan aku!!”, aku mulai panik dan membentaknya.

‘breeet… breeet’… seruanku dijawab Arman dengan merenggut robek celana dalamku, hingga kini aku sudah telanjang bulat.

Aku menjerit kecil. Kini aku hanya bisa memandangi Arman dengan jantung berdebar ketika ia mulai melucuti pakaiannya sendiri. Sesekali aku mencoba meronta, tapi tak ada hasil sama sekali karena aku benar benar tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang lebar. Aku tahu, nasib yang buruk akan segera menimpaku, dan perlahan aku mulai menangis.

“Lho sayang… kok nangis sih? Tenang saja, sebentar lagi kamu juga akan keenakan kok”, ejek Arman yang sudah bersiap di selangkanganku.

Aku semakin ngeri, dengan suara gemetar aku memohon, “Arman, tolong jangan begini… aku ini kakakmu… kakak iparmu… masa kamu tega berbuat begini padaku…”.

Arman tertawa sinis dan berkata dengan suara kasar, “Diam Elly. Kamu telah merendahkanku. Kamu selalu menolakku. Kamu tak pernah menghargai aku”.

Aku sadar kalau aku memang selalu menjaga jarak dengannya, karena aku merasa ia berbahaya. Dan kini memang semuanya terbukti kan?

Dan sambil merenggangkan kedua pahaku lebar lebar, Arman melanjutkan, “Kamu tak pernah mau aku ajak pergi makan berdua. Kamu anggap aku tak layak pergi berdampingan bersamamu. Benar benar perempuan sombong! Karena itu sekarang rasakan pembalasanku!”.

Berkata begitu, Arman menempelkan kepala penisnya ke bibir liang vaginaku. Aku makin panik dan berusaha menggerakkan pinggulku menghindari hunjaman penis Arman saat Arman mulai memajukan pinggulnya.

Berhasil, penis itu tak sampai melesak masuk menerobos liang vaginaku.

Tapi rupanya Arman marah dengan perbuatanku, ia menamparku dengan keras, hingga aku mengaduh dan menangis kesakitan.

“Jangan coba coba lagi Elly, atau nanti kamu akan kuberikan pada dua kacungku di depan itu!”, ancam Arman dengan suara yang mengerikan.

Mendengar hal itu aku langsung melemas dan pasrah, di sela tangisanku, aku hanya bisa mengumpat getir, “Kamu gila.. Arman”.

Arman hanya tertawa dan aku hanya bisa membiarkan kepala penis Arman menemukan bibir liang vaginaku, dan sesaat kemudian aku mengerang kesakitan saat liang vaginaku tertembus oleh batang penis Arman.

Aku mulai menangis saat Arman memompa liang vaginaku. Walaupun aku sudah pernah melahirkan, tapi berkat senam dan ramuan khusus, liang vaginaku kembali menyempit. Konsekuensinya, kini aku merasa kesakitan karena liang vaginaku dipompa penis Arman yang cukup besar.

Aku memalingkan mukaku supaya tak melihat wajah Arman yang kesenangan karena berhasil mendapatkan tubuhku. Ia meremasi kedua payudaraku dengan gemas, seolah melampiaskan segala nafsunya yang tak kesampaian untuk menikmati tubuhku sejak dulu. Sedangkan aku sendiri hanya bisa terus menggeliat kesakitan.

“Elly… punyamu enaak”, erang Arman dengan tatapan penuh gairah padaku sambil terus menggenjotku.

Ingin aku menamparnya, tapi kedua tanganku tak bisa kugerakkan. Aku hanya bisa merelakan liang vaginaku ditembusi oleh laki laki yang harusnya memperlakukanku sebagai kakak iparnya. Tapi Arman memang sudah kesetanan, ia mulai mencumbuiku dengan sangat bernafsu. Bibirku dilumatnya dengan ganas, sementara kedua payudaraku diremasnya dengan kuat.

Perlahan aku mulai terangsang karena perbuatan adik iparku ini, rasa terhina karena diperkosa mulai berganti dengan rasa nikmat yang melanda selangkanganku dan juga sekujur tubuhku.

Rupanya vaginaku sudah mampu beradaptasi dengan ukuran penis Arman yang tadinya terasa begitu menyesakkan. Aku malu sekali, ingin rasanya aku menyembunyikan wajahku yang terasa panas ini. Tapi tentu saja hal itu tak bisa kulakukan, maka aku hanya bisa pasrah namun mati matian berusaha menahan diri supaya tak kelihatan menikmati hal ini.

Tapi sayangnya, tubuhku terlalu jujur, perlahan tanpa mampu kucegah, pinggangku terangkat saat aku menahan nikmat yang luar biasa. Kurasakan penis Arman melesak begitu dalam ketika ia menghunjamkan kuat kuat kedalam liang vaginaku, membuatku menggeliat keenakan seperti cacing kepanasan.

Arman tertawa sinis dan mulai menghinaku, “Ternyata kamu menikmati punyaku juga Elly. Makanya kamu jadi cewek jangan sok suci.. hahaha.. kalau sudah kemasukan gini, toh kamu keenakan juga..”.

Sambil menghinaku Arman terus memompa liang vaginaku dengan gencar. Aku sudah tak tahu apa yang harus kulakukan, karena perlahan tapi pasti aku sedang diantar menuju orgasme.

“Arman… oohh… sudaah… ampuuun… ennngghh”, aku mulai mengerang dan melenguh.

“Kenapa El? Enak ya?”, ejek Arman dan malah makin gencar memompa liang vaginaku.

“Kamu…”, aku tak bisa menjawab, tubuhku menggigil, selangkanganku serasa akan meledak.

Aku terus mengerang dan melenguh, sampai akhirnya aku mengejang hebat, kepalaku terlempar ke sana kemari karena aku menggelepar dihantam badai orgasme ini.

“Oh Elly… kamu cantik sekali kalau seperti ini”, desah Arman yang tak menunjukkan tanda tanda akan orgasme, sementara aku sendiri sedang menderita dalam kenikmatan orgasme yang berkepanjangan ini, dan nikmatnya selangkanganku yang terus dipompa Arman semakin menjadi jadi.

Namun rasa ngilu mulai menghampiri liang vaginaku, dan makin lama rasa itu makin menderaku.

Aku sudah tak kuat lagi, dan berteriak “Armaaan… aaaaah… hentikaaaan… amppuuuun…”.

Ia benar benar perkasa seperti suamiku, hanya saja suamiku lebih pengertian, membiarkanku beristirahat kala aku mengalami orgasme. Sedangkan Arman sama sekali tak memperdulikan keadaanku, ia hanya mencari kenikmatannya sendiri.

Aku makin menderita dalam kenikmatan ini, rasanya tulang tulang di dalam tubuhku terlepas semua dari sambungannya, sementara tubuhku meliuk liuk dan menggelepar terhempas badai orgasme yang terus menerus ini. Entah cairan cintaku sudah membanjir berapa banyak, aku mulai pening dan tak mampu mengerang lagi. Dengan kejam Arman terus memompa liang vaginaku, sampai akhirnya ruangan ini rasanya berputar, semuanya gelap…

Ketika aku mulai sadar, kurasakan kedua puting susuku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuat. Vaginaku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak terasa sesak, artinya Arman sudah selesai memompa liang vaginaku. Becek sekali rasanya liang vaginaku, aku tahu si brengsek itu pasti mengeluarkan spermanya di dalam sana. Untungnya aku sedang dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut hamil. Tapi kini aku sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting susuku, yang berarti ada orang lain selain Arman. Dan aku mulai mengenali mereka berdua ini, bahkan Arman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Anto dan Seto yang kini sedang menyusu pada kedua payudaraku.

“Jangaaaan”, aku menjerit ngeri.

Aku tak bisa berbuat apa apa, kedua tanganku yang terentang ini tak bisa kugerakkan sedikitpun, sementara mereka berdua dengan santai meneruskan perbuatan mereka.

“Lepaskan aku… Armaaan kamu bajingaaaan…”, aku mengumpat dalam keputus asaanku.

Dan kudengar tawa yang membuatku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat Arman masuk, dan memegang handycam.

Ia merekamku! Merekamku yang sedang pasrah tak berdaya saat kedua puting susuku disedot oleh kedua kacungnya.

“Biadab kamu Arman… Kamu kan sudah janji..”, aku langsung terdiam.

Bajingan ini memang tak pernah berjanji apa apa.

“Kenapa Elly? Kok diam? Apa aku salah? Aku memang tak pernah berjanji kalau kamu tak akan kuberikan pada mereka bukan? Hahahaha…”, Arman tertawa dengan memuakkan.

Aku hanya bisa menangis. Habislah aku, aku sudah dalam cengkeraman Arman sepenuhnya. Entah seperti apa nasibku di hari hari berikutnya. Sementara kedua kacung Arman ini tertawa senang, dan mereka kembali mencucup kedua puting susuku dengan bersemangat, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudaraku.

Beberapa saat kemudian, dengan gaya yang menjijikkan, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susuku ke arah kamera.

“Wow.. air susu Elly”, kata Arman sambil menyorot mulut kedua kacungnya.

Kedua orang itu menelan air susuku.

“Bagaimana rasanya Anto? Seto? Enak tidak?”, tanya Arman penasaran.

“Gurih abis bos, susu amoy gini”, kata Anto.

“Lebih enak dari susu sapi”, sambung Seto.

Kurang ajar sekali mereka ini. Dan Arman kelihatannya penasaran, lalu ia menaruh handycamnya.

“Aku juga ingin coba”, gumannya.

Ia mendekati payudaraku, dan setelah memberikan beberapa jilatan yang membuatku mau tak mau merasa terangsang, tiba tiba ia sudah mencucup puting susuku. Beberapa sedotan dilakukannya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.

“Bos, susunya diremas”, kata Anto.

“Bisa tambah banyak keluarnya”, Seto menyambung.

Maka Arman menyedot puting susuku sambil meremasi payudaraku. Aku sedikit menggeliat kesakitan. Ia terus melakukannya sampai puas, sementara aku hanya bisa menggigil menahan nikmat.

“Susu yang enak, Elly”, kata Arman dengan nada puas.

“Nanti aku minta lagi”, sambungnya sambil kembali mengambil handycamnya.

“Lanjutkan”, perintah Arman pada Anto dan Seto.

Mereka berdua yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Arman mencicipi susuku. Mereka tentu saja kembali mengerubutiku dengan kesenangan.

Handycam itu kembali merekamku. Kini Anto dan Seto berniat memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka mengocok penis mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi penis mereka. Melihat ukuran penis mereka berdua ini, aku makin ngeri. Baik panjang maupun diameternya semuanya lebih dari ukuran milik Arman.

Aku berusaha mematikan semua perasaanku. Kini aku digumuli oleh dua kacung si Arman. Kedua pahaku dilebarkan oleh Anto. Aku masih terlalu lemas untuk mencoba menghindar.

Akibatnya, bless… kembali liang vaginaku tertusuk oleh sebatang penis.

Aku menggigit bibir, menahan segala perasaan malu dan sakit ini, air mataku terus mengalir. Handycam yang dipegang Arman terus menyorot ke arah vaginaku yang sedang dipompa oleh Anto. Mukaku rasanya panas sekali membayangkan aku sedang membintangi film porno amatir ini.

Perlahan Arman mengarahkan sorotan handycamnya ke arah tubuhku bagian atas, dan sempat berhenti agak lama ketika menyorot kedua payudaraku. Seto sempat meremasi kedua payudaraku dan semua itu disorot oleh Arman. Sementara itu tubuhku harus terus menggeliat karena menerima rangsangan dua orang sekaligus. Liang vaginaku dipompa dengan gencar oleh Anto sementara kedua payudaraku diremas dengan gemas oleh Seto. Aku sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan. Liang vaginaku masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran penis Anto, tapi sudah mendatangkan nikmat yang membuatku serasa melayang.

“Sudah… hentikaaan…”, aku mengerang dan mulai menggelepar, karena kurasakan liang vaginaku kembali ngilu dipompa segencar itu.

Anto sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat saat menggenjotku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan namaku, “Ooouuuhhh… bu Ellyyy…”.

Tubuhnya berkelojotan di atasku, dan kurasakan penisnya berdenyut keras di dalam sana. Beberapa semprotan lahar panas kurasakan membasahi liang vaginaku, dan Arman segera bergerak ke tempat yang bagus untuk menyorotan handycamnya ke arah vaginaku. Kurasakan Anto mencabut penisnya perlahan, dan Arman terus menyorot daerah vaginaku, aku malu sekali. Gejolak yang sempat membuatku hampir orgasme kini mereda. Tapi gilanya, si Seto langsung bersiap menggilirku, ia sudah mengarahkan penisnya ke liang vaginaku. Aku memang tak bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat kurasakan liang vaginaku tertusuk oleh penisnya Seto. Hanya saja sekarang rasanya tak begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Arman menyorot mukaku, karena si Anto sudah menempelkan penisnya ke mulutku.

“Elly, ayo kulum”, perintah Arman.

Aku hanya bisa menurut, toh aku sudah tak ada gunanya lagi membantah. Daripada aku mendapat tamparan atau siksaan lain, aku lebih baik mengikuti kemauan bedebah ini. Perlahan kubuka mulutku, dan penis Anto yang masih belepotan sperma dan cairan cintaku, menerjang masuk ke dalam mulutku. Rasanya amis dan asin, membuatku ingin muntah. Tapi aku berusaha tak memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesaikan tugasku. Aku terus mengulum penis si Anto ini, kubersihkan cepat cepat dan kutelan semua sisa spermanya dan cairan cintaku sendiri. Anto yang sudah tak tahan mengerang panjang dan menarik penisnya dari mulutku.

Penderitaanku belum selesai.

“Buka mulutmu, Elly”, perintah Arman sambil menyorotkan handycamnya ke mulutku.

“Perlahan!”, perintahnya lagi.

Aku mulai membuka mulutku perlahan, dan Arman terus menyorot mulutku.

“Bagus”, katanya dengan puas.

Aku malu sekali, pasti aku terlihat layaknya seorang wanita nakal dalam handycam itu. Tak lama kemudian tubuhku terguncang guncang, rupanya Seto mulai menikmati liang vaginaku. Dengan bersemangat ia menggenjot liang vaginaku, sementara aku tak tahu bagaimana sekarang raut wajahku saat menahan malu dan nikmat dan disorot oleh handycam milik Arman. Panas sekali wajahku rasanya, untungya Arman kemudian ganti menyorot tubuhku bagian bawah. Kini aku tinggal memusatkan perhatianku pada si Seto.

Diam diam aku melakukan gerakan kegel, sejenis gerakan menahan buang air kecil, sambil pura pura merintih keenakan, supaya Seto cepat ejakulasi dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapanku, tak lama kemudian Seto yang terangsang habis habisan, melolong lolong dan meneriakkan namaku.

“Aaaaarrrrghh… Bu Ellyyyyy…”, jeritnya dan kemudian ia menarik penisnya, tentu saja setelah di dalam sana liang vaginaku dibasahi lahar panasnya.

Arman dengan giat terus menyorot liang vaginaku yang tentunya tak mampu menampung sperma kedua pemerkosaku ini. Jari tangannya ditusukkan ke liang vaginaku mengorek sisa sperma Anto dan Seto. Seto sendiri segera beranjak ke arah wajahku, aku tahu ia hendak menagih jatah servis oral dariku.

Seperti tadi, Arman yang buru buru mengarahkan handycamnya ke wajahku memberikan instruksi instruksi padaku hingga membuatku kembali terlihat seperti pelacur. Tapi aku hanya bisa menurutinya, walaupun dengan hati pedih.

Setelah semua selesai, Arman mematikan handycamnya.

“Arman, sudah, lepaskan aku… please”, aku memohon.

Tapi Arman tak menjawab, malah ia dengan bernafsu melihat ke arah payudaraku.

Aku langsung tersadar dan teringat keinginan Arman tadi, yaitu ingin merasakan air susuku lagi.

Dan memang benar, Arman segera melumat puting susuku, ia menyedot susuku sepuas puasnya. Aku mendesah keenakan, memang rasanya nikmat sekaligus amat merangsangku. Aku menggigit bibir, apalagi Anto ikutan melakukan hal yang sama pada puting susuku yang sebelah. Kini dua orang dewasa menyusu pada kedua payudaraku seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka segera selesai.

Aku melamunkan suamiku… maafkan aku Albert… aku bahkan sempat orgasme ketika diperkosa adikmu…

Tak terasa sampai si Seto juga sudah puas menyusu, dan akhirnya ikatanku dilepaskan. Lega rasanya, walaupun terasa sakit pada bekas ikatan di kedua pergelangan tanganku. Aku duduk dan mengurut kedua pergelangan tanganku, dan aku memandang Arman dengan benci sekaligus takut, karena dengan rekaman handycam itu, ia pasti akan menggunakannya untuk mengancamku agar menurutinya kelak kalau ia menginginkan tubuhku lagi. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan ketika bersama dua kacungnya melihat hasil rekaman film porno tadi.

Aku malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luarku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku digangbang tadi.

“Sudah puas kalian?”, bentakku dengan jengkel dan menahan tangis.

Aku memakai pakaianku tanpa bra dan celana dalam. Keduanya memang sudah tak bisa aku pakai karena tadi direnggut paksa dari tubuhku hingga robek. Mereka tertawa tawa dan beberapa saat lamanya mereka menonton rekaman pemerkosaan terhadap diriku, kemudian Arman mematikan handycamnya. Ia menghampiriku dan tiba tiba melumat bibirku.

Aku menarik wajahku ke belakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, lalu aku menamparnya, keras sekali.

“Bajingan kamu Arman! Kamu tega sekali melakukan ini semua… sekarang antarkan aku pulang!”, kataku lirih, sambil menangis.

Arman mengelus pipinya yang baru kutampar keras itu dan memandangku dengan aneh. Aku bergidik ditatap oleh Arman seperti itu. Lalu Arman melangkah ke arah luar diikuti oleh kedua kacungnya. Aku mengikuti mereka, dan dengan tegang aku masuk ke dalam mobil Kijang Innova pembawa petaka itu. Aku duduk di kursi penumpang depan, Arman yang menyetir, sementara Anto dan Seto duduk di belakang.

Dalam perjalanan, kami semua diam, sedangkan aku sendiri dalam ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosaku. Tapi untungnya mereka tak melecehkanku lebih lanjut, dan mobil sialan ini mengarah ke rumahku.

Ketika aku turun dari mobil, aku mendengar Arman berkata, “Elly, sampai ketemu lagi, kapan kapan kita main main lagi ya”.

Dengan muak aku membanting pintu mobil, dan aku segera masuk ke dalam rumah sambil menahan tangis.

Aku segera melihat anakku. Agak lega melihatnya masih tertidur pulas.

Aku segera mandi dan keramas, membersihkan tubuhku yang sudah ternoda oleh adik iparku yang bejat itu, yang tega menyerahkanku pada dua kacungnya. Aku memang rindu bermain cinta, tapi itu adalah dengan suamiku sendiri, bukan dengan Arman, bukan dengan mereka ini. Apalagi diperkosa seperti tadi, sakit sekali hatiku rasanya. Tanpa sadar aku kembali menangis.

Aku tahu hari ini adalah hari pertama aku mengalami penghinaan seperti ini, dan ini bukan hari terakhir.

Terbukti dua hari kemudian, aku mendapat kiriman DVD dari Arman, yang berisi rekaman pemerkosaan terhadap diriku oleh dua kacungnya itu, dengan sebuah surat bertuliskan “Elly, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tanganmu… kamu pasti akan lebih menikmatinya”.

Bugil kembali jadi cara promosi sebuah perusahaan di China.
Dua pekan lalu sebuah perusahaan membayar 3 gadis untuk bertelanjang bulat di depan puluhan pengunjung untuk promo sabun mandi.

Kini, strategi serupa dilakukan sebuah gerai restoran masakan barat di China. Belum lama ini, dalam pembukaan gerai terbaru di Foshan, provinsi Guangdong, restoran ini mengundang gadis-gadis untuk bertelanjang di depan pengunjung.

Mengutip Maydaily, Selasa (27/12), gadis-gadis muda ini memakai topi tinggi yang biasa digunakan para chef, sementara tubuhnya hanya berbalut plastik transparan.

Pengunjung dengan jelas bisa melihat bagian tubuh pribadi para gadis ini.

Gadis-gadis ini tak terlihat canggung, malah berpose menggoda di depan kamera yang hendak mengabadikan tubuh indah mereka.

Acara ini menimbulkan kontroversi. Banyak netizen yang keberatan dengan kampanye bugil ini, karena dianggap tidak senonoh.

Wajar masyarakat setempat proses. Apa hubungannya restoran dengan bugil?











Source

Bugil kembali jadi cara promosi sebuah perusahaan di China.
Dua pekan lalu sebuah perusahaan membayar 3 gadis untuk bertelanjang bulat di depan puluhan pengunjung untuk promo sabun mandi.

Kini, strategi serupa dilakukan sebuah gerai restoran masakan barat di China. Belum lama ini, dalam pembukaan gerai terbaru di Foshan, provinsi Guangdong, restoran ini mengundang gadis-gadis untuk bertelanjang di depan pengunjung.

Mengutip Maydaily, Selasa (27/12), gadis-gadis muda ini memakai topi tinggi yang biasa digunakan para chef, sementara tubuhnya hanya berbalut plastik transparan.

Pengunjung dengan jelas bisa melihat bagian tubuh pribadi para gadis ini.

Gadis-gadis ini tak terlihat canggung, malah berpose menggoda di depan kamera yang hendak mengabadikan tubuh indah mereka.

Acara ini menimbulkan kontroversi. Banyak netizen yang keberatan dengan kampanye bugil ini, karena dianggap tidak senonoh.

Wajar masyarakat setempat proses. Apa hubungannya restoran dengan bugil?







Ibu Muda Selingkuh Dengan Polisi Pencemburu Malah Habis Dipukuli

Ada warna biru-biru di pelupuk mata Miranti, 37. Pakai eye shadow kah dia? Bukan, itu semua karena habis ditonyo (tempeleng) oleh PIL-nya. Memangnya kenapa? Malam tahun baru lalu, mereka ribut karena cemburu. Sicowok yang oknum Polri, langsung menempelengnya berulangkali, sehingga Miranti diopname.
Pada dasarnya, manusia itu makhluk pembosan. Cepat jenuh dengan sesuatu yang monoton dan itu-itu saja. Paling celakalah kemudian, ketika seorang suami bosan dengan istrinya, atau istri bosan dengan suaminya. Kenapa musti bosan? Bukanka mereka sudah sepakat teken kontrak lewat KUA/Catatan Sipil untuk sehidup semati hingga akhir hayat.


Salah satu wanita yang bosan dengan pasangan sendiri, di antaranya Miranti, warga kota Wonogiri (Jateng). Untuk mengusir kebosanan, bukannya dia memperbaiki atau memodifikasi hubungannya dengan suami, tapi malah sengaja cari Pria Idaman Lain. Alasan Miranti, kabinet saja setiap lima tahun berganti, kenapa kabinet rumahtangga harus permanen? Ooo, lha cah edan!
Miranti edan, ee….ndilalah kersaning Allah kok ketemu oknum polisi yang sama edannya. Aparat dari Polres Wonogiri ini rupanya juga sedang jenuh dengan istri di rumah. Maka ketika ketemu Miranti, Marlan, 42, langsung kontak pendulumnya, blip, blip, blip. Mulailah oknum polisi ini mendekati Miranti yang memang lumayan cantik itu. Tahu sendiri kan, Wonogiri ini memang gudangnya wanita cantik. Sampai-sampai kidalang Anom Suroto pernah bilang, barang siapa terjatuh di kota Wonogiri, pasti ngebruki wong ayu.


Istri Marlan sebetulnya cukup cantik, tapi karena Miranti adalah barang baru, tentu saja rasanya menjadi lain. Ibarat aliran listrik PLN, senggolan Miranti masih ada grengnya, mengandung setrom 240 volt. Sedangkan yang di rumah, sepertinya sudah mati rasa, bagaikan jaringan listrik yang sudah putus arusnya karena sampai tanggal 20 belum juga bayar rekening.
Begitulah, sama-sama berdaya setrom yang masih 240 volt, Miranti – Marlan lalu membangun asmara di bawah tanah, tanpa setahu pasangan masing-masing. Apakah hubungan mereka baru jalan-jalan, apakah sudah bobok-bobok di kamar hotel, tak diketahui jelas. Yang pasti keduanya semakin merapatkan barisan dan senggolan. Saat malam tahun baru 2011 misalnya, keduanya jalan-jalan di seputar kota Wonogiri. Capek jalan-jalan, oknum polisi itu lalu mengantarkan pulang Miranti ke rumah orangtuanya.


Maklum, Miranti memang sedang pisah rumah dengan suaminya. Maka makin lapang saja perjalanan selingkuh oknum Polri ini. Tapi entah kenapa, ketika Marlan hendak pulang, malah terjadi keributan di halaman rumah. Kabarnya soal cemburu dan cemburu. Oknum polisi yang temperamental ini tak peduli statusnya bertamu, langsung saja mengirimkan tinju berkali-kali. Kontan Miranti ndlosor (terkapar). Begitu seriusnya luka-luka itu, dia harus berminggu-minggu dirawat di RSU Solo.
Kasus penganiayaan oleh oknum Polri tersebut kini sedang diusut oleh Polres Wonogiri. Kabarnya, sejak awal Marlan sudah diingatkan komandan, jangan begitu dan begituan dengan istri orang, tapi sang anak buah tetap ngeyel. Nah, akhirnya kini ada tuntutan dari keluarga Miranti. Sebagai bukti atas keseriusan polisi, Marlan kini sudah dimutasikan dan proses hukum tetap berjalan.

Cerita Cula Seru Terbaru : Janda Muda
Janda Muda Bergairah
– Musibah seseorang, kadang jadi berkah bagi yang lain. Misalnya Makmun, 40 (bukan nama sebenarnya), dari Ponorogo (Jatim) ini. Saat Ny. Anis, 35 (bukan nama sebenarnya), tetangganya kesripahan (ditinggal mati) suami, itu kan musibah. Tapi perkembangan selanjutnya, justru “berkah” bagi Makmun. Soalnya, janda penuh gairah itu kemudian menawarkan sejuta kenikmatan baginya.
Setiap nasihat perkawinan disampaikan pada walimahan, pastilah dikatakan bahwa pasangan pengantin itu menjadi keluarga sakinah, guyub rukun hingga kaken-ninen (kakek nenek), Banyak yang tercapai, tapi banyak pula yang tak kesampaian. Bisa karena perceraian, dapat pula karena mati lebih cepat daripada pasangan tersebut. Otomatis, pasangan yang ditinggalkan akan menyandang status baru, kalau bukan janda ya duda.


Ny. Anis adalah pasangan yang apes dari Desa Beton, Kecamatan Siman, Ponorogo. Baru dua pelita membangun rumahtangga, sang suami dipanggil Sang Khalik. Diapun menyandang status janda muda, dengan “warisan” tiga anak yang masih kecil-kecil. Untung saja almarhum suami seorang PNS, sehingga ada dana pensiun untuk menunjang kehidupan keluarga. Di samping itu, Ny. Anis memang wanita ulet, karena selama ini dia juga punya usaha sampingan.
Ditinggal mati sekian lama, secara ekonomi tidak masalah. Maksudnya, untuk urusan perut sudah teratasi dengan mudah. Tapi yang di bawah perut, inilah yang musykil dan bikin pusing. Saat ada suami, selalu surplus, karena tanpa minta pun selalu dipasok terus. Tapi sekarang? Untuk menikah lagi, sudah kurang peminat. Maklumlah, menikah dengan janda beranak tiga, itu sangat bertentangan dengan prinsip Kantor Pegadaian: mengatasi masalah tapi malah bikin masalah.


Anis sangat menyadari akan posisinya, maka dia tidak terlalu ngaya. Kalau jodoh, takkan lari ke mana-mana. Dia juga tak mau bahwa rumahtangga jilid duanya hanya membahagiakan diri sendiri, tapi menyengsarakan bagi anak-anaknya. Soalnya kan tak banyak lelaki yang butuh emaknya juga perhatian sama anaknya. Mayoritas, ibunya digoyang, anaknya disingkang-singkang (dinistakan).
Adalah Makmun, tetangga depan rumah Ny. Anis. Sebetulnya dia sudah lama jadi pemerhati wanita ini. Ingin sebenarnya menjalin hubungan lebih dalam, sukur-sukur bisa “mendalami”, tapi terhalang oleh status wanita itu, juga status dirinya. Kala itu Anis kan masih punya suami, dan Makmun sendiri juga guru madrasah. Masak guru sekolah agama kok terlibat kasus senior (senang istri orang).
Begitu suami Anis meninggal, rasanya “tembok berlin” itu sudah runtuh. Pelan tapi pasti, diam-diam Makmun mulai mendekati janda depan rumah dalam rangka “pendalaman”. Soal status guru madrasah ibtidaiyah, namanya baru kena godaan setan, apa salahnya? Maka lobi-lobi politik mulai dilancarkan, agar koalisi bersama Ny. Anis bisa dibangun sampai 2014, dan dilanjutkan dengan eksekusi.
Ny. Anis dengan cepat menangkap aspirasi urusan bawah lelaki tetangganya. Karena selama ini sudah demikian tersiksa menahan gairah, pertimbangan etika dan moral jadi ternafikan. Maka ketika Makmun main ke rumahnya di malam hari disambut dengan gembira. Dan ketika anak-anak sudah tidur, mereka pun “main” bak layaknya suami istri. “Gersang tapi damai,” kata Makmun setelah “entuk-entukan” dari rumah si janda. Maklum, ibarat sawah Ny. Anis kan sudah lama tak dicangkul.
Aktivitas guru madrasah di rumah Ny. Anis lama-lama tercium tetangga. Maka beberapa malam lalu, saat keduanya sedang “ketanggungan” langsung digerebek. Tak ampun lagi keduanya diarak menuju Balai Desa. Warga mendesak Pak Kades agar mengusir keduanya dari desa itu, agar tidak mengotori kampung. Beruntung, sebelum warga bertindak anarkis pada Makmun – Anis, polisi datang dan membawa mereka ke Polres Ponorogo.
Guru madrasah siap poligami nggak? (RN/Gunarso TS)

AMIT-amit, jaman sekarang kok masih ada guru main guna-guna. Tapi begitulah, kelakuan guru Marsum, 49 (bukan nama sebenarnya), benar-benar mirip Pendita Durna dalam kisah perwayangan. Lewat ilmu Semar Mesem atau Jaran Guyang, seorang wali murid, Ny. Titik, 35 (bukan nama sebenarnya), dari Pasuruan (Jatim) berhasil dikadali dan digauli.
Tersebutlah dalam kisah perwayangan, Pendita Durna dari pertapan Sokalima, adalah guru handal bagi keluarga Pendawa dan Kurawa. Dia tak sekedar menguasai ilmu kesaktian dan memanah, tapi juga pakar menaklukkan wanita. Lewat ajian Jaran Guyang dan Semar Mesem yang diajarkannya, banyak wanita langsung bertekuk lutut dan berbuka paha pada murid Durna. Namun celakanya, ketika Durna sendiri membutuhkan untuk menaklukkan Srikandi, Rukmini, atau Setyaboma, tak pernah berhasil.
Ilmu semacam itu ternyata juga dimiliki oleh Pak Guru Marsum yang mengajar di sebuah SD Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan. Penampilannya sih sebenarnya biasa saja. Namun berkat ajian tersebut, dia bisa ngrentengi (menggandeng) sejumlah cewek cakep di kelasnya. Bila mulutnya sudah berkomat-kamit, lalu tangannya memegang-megang ujung kerah bajunya, wes hewes hewes…., cewek langsung nyanthol dan bisa digathol!


Kepakaran Marsum sebagai penakluk wanita memang teruji. Lihat cewek di jalan, lihat sepintas Pak Guru ini sudah bisa memastikan bahwa dia bisa digaet. Saat teman-temannya tak percaya, Marsum segera turun dari mobil dan mendekati gadis itu. Eh, beberapa menit kemudian dia sudah dapat nomer HP-nya dan berhalo-halo sepanjang jalan bersamanya. Bahkan sekali waktu, bekas napi cantik pun berhasil digaetnya hanya sekali ketemu. Semoga saja tidak menjadi Jaksa Heru Sutopo jilid II.


Akibat ilmunya yang patent, guru Marsum begitu mudah jadi petualang asmara, dari kembang satu ke kembang lain. Belakangan, dia kasmaran dengan Ny. Titik yang kebetulan orangtua salah satu muridnya. Di mata Pak Guru mata keranjang ini, bodi dan penampilan wanita itu memang enak digauli dan perlu. Maka tanpa berpikir panjang lagi, wes hewes….., ilmu Semar Mesem-nya pun ditembakkan.
Hanya dalam hitungan menit, Ny. Titik langsung klepeg-klepeg, bagaikan kerbau dicocok hidung. Diajak ke mana saja oleh Pak Guru, dia menurut saja. Termasuk dibawa ke hotel dan digauli bak istri sendiri. Dan sejak itu, Ny. Titik sepertinya jadi lupa pada suaminya di rumah. Dalam benaknya hanya ada wajah Guru Marsam seorang.
Aksi guna-guna Marsam terbongkar ketika dia kirim SMS mesra pada Titik dan terbaca oleh Bandi, 40, suaminya. Saat diusut dan diklarifikasi, Titik mengiyakan saja, bahkan katanya, dia ingin minta cerai untuk segera bisa menikah dengan Pak Guru Marsam. “Aku lebih baik mati bila tak kawin dengannya,” kata Titik mantap sekali.
Yah, suami cap apa yang takkan terkejut mendengar pernyataan sikap seperitu itu? Curiga ada yang tak beres, Bandi segera mencari seorang kiyai. Ternyata setelah dibacakan doa-doa, Titik kembali ke alam sadar. Dia jadi malu sekali karena selama ini sudah kadung berbuat jauh dengan Pak Guru Marsam. Tak rela dirinya diobok-obok pihak yang tak berhak, bersama suaminya Titik mengadu ke Badan Kepegawaian Kabupaten Pasuruan. Minta guru mental Durna ini dipecat dan ditangkap.
Untung belum kena “cunda manik” Pak Guru Marsam. (DS/Gunarso TS)

DISCLAIMER

 
  • Cerita ini mengandung unsur pornografi. Bagi Anda yang di bawah umur, tidak menyukai pornografi, atau tidak mengerti mana kehidupan nyata dan mana kehidupan cerita fiksi diharapkan jangan membaca cerita ini yang bisa menyebabkan tegang dimana-mana. Tak kan ada yang bertanggung jawab atas perbuatan Anda di kehidupan nyata.
  • Tak ada wanita, pria, menteri, politikus, ormas, wasit, fans, ataupun hewan yang tersakiti dalam pembuatan cerita ini.
  • Cerita ini hanyalah cerita fan fiction belaka yang bertujuan untuk menghibur para pembaca. Tak ada unsur untuk menjelek-jelekkan artis yang ada di dalam cerita ini dan membuat mereka hina di mata public sebab cerita ini murni 100% imajinasi, BUKAN KISAH NYATA !!
#############################

Amy Qonita
 
“hffh hffh”. Terlihat seorang wanita sedang berjogging di atas treadmill.

 
Seorang wanita cantik dengan rambut panjang yang kelihatan berkilau nan indah. Jogging membuat kemasan susu si wanita itu berguncang-guncang naik-turun dengan indahnya. ‘Susu’ yang telah membesarkan anak-anaknya. Ya, wanita itu adalah seorang ibu yang telah memiliki 3 anak. Namanya Amy Qonita, ibu dari seorang artis playboy yang sok asik bernama Raffi Ahmad. Amy Qonita baru sering tersorot kamera saat anaknya menjalin hubungan dan digosipkan akan menikah dengan Yuni Shara. Awalnya, tak ada yang menyangka kalau dia adalah ibu Raffi Ahmad. Seorang ibu berumur 43 tahun yang telah memiliki 3 orang anak. Memang dilihat dari manapun, Amy tak akan disangka-sangka berumur kepala 4, setidaknya orang pasti menyangka di bawah 35an. Wajahnya masih segar, tak kusam, dan sama sekali tak ada kerutan. Tubuhnya pun masih kencang, padat, dan indah karena ditunjang kulitnya yang masih kenyal & kencang, persis seperti wanita berumur 25-30 tahun.Awet muda memang kata yang cocok untuk Amy Qonita. Tapi, untuk awet muda, Amy harus rutin berolahraga, banyak makan buah & sayuran, luluran, spa, dan banyak minum air putih. Namun, selain itu ada satu usaha lagi yang dilakukan Amy. Usaha yang membuat Amy terlihat begitu cantik & anggun di mata semua orang yang memandangnya. Bukan operasi plastik, juga bukan karena susuk, melainkan hal lain yang tak mungkin diungkapkan Amy ke khayalak umum.

 
“hff..”, Amy turun dari treadmill, mengelap keringatnya yang bercucuran dari dahinya. Bulir-bulir keringat yang membasahi tubuhnya menambah daya sensualnya. Daya sensual yang mungkin hanya dimiliki dirinya.

 
“tante Amy…udahan nih treadmillnya ?”, tanya seorang gadis cantik yang berdiri di sampingnya.

 
“oh udah, Vi..kamu mau pake ?”.

 
“ah nggak, Tan…cuma mau ngobrol aja sama Tante..”. Selvi, nama gadis cantik yang sedang mengobrol dengan Amy.

 
Sama halnya dengan Amy, Selvi juga anggota gym dan sering fitness bersama Amy. Mereka bertemu di gym beberapa bulan yang lalu. Awalnya, Selvi sama sekali tak menyangka kalau Amy berumur 43 tahun. Dia sangka, Amy seumuran dengannya, 26 tahun.

 
“kamu udah selesai, Vi ?”.

 
“udah, Tan…Tante udah selesai juga kan ? kita ganti baju yuk”.

 
Amy mengangguk. Amy & Selvi menuju kamar bilas. Sesama perempuan tentu mereka berdua tak canggung saat melepaskan pakaian mereka masing-masing. Selvi menatap kagum tubuh Amy yang ada di hadapannya. Masih kencang, halus, dan mulus.

 
“Tante…gimana sih caranya bisa awet muda kayak Tante ?”.

 
“kan udah Tante bilang ke kamu…sering fitness, minum air putih terus banyak-banyakkin makan buah sama sayuran”.

 
“tapi, Tan…ada yang beda kalau ngeliat Tante. seger n’ fresh gitu…”.

 
“nggak ah, kayaknya biasa aja. bagusan badan kamu malah kalau Tante bilang..”. Amy & Selvi terus mengobrol padahal mereka berdua sudah telanjang bulat, tak ada sehelai benang pun yang menempel di tubuh kedua wanita cantik itu. Usai mengobrol, mereka berdua pun membilas tubuh mereka masing-masing.

 
“ayo dong Tante. bilang ke aku, rahasianya apa ?”.

 
“hmm…kamu kan masih muda. belum butuh dong ?”.

 
“ya kan kalau udah tau rahasianya, aku bisa awet muda dari sekarang ?”.

 
“kamu yakin ? Tante kasih tau kamu, tapi kamu jangan bilang siapa-siapa yaa ?”.

 
“iya, Tante, aku janji deh”.

 
“janji yaa ? soalnya ini rahasia Tante..”.

 
“iya, Tan, janji..”.

 
Sambil menuju ke tempat makan siang, Amy menceritakan rahasia awet mudanya ke wanita muda itu.

 
###########################

Flashback

Waktu itu, Amy masih berusia 27 tahun. Dia sudah mempunyai anak. Sebagai seorang ibu muda yang berkecukupan pada saat itu, tentu Amy melakukan perawatan diri semaksimal mungkin. Rutin olahraga, pasti. Spa, salon, kosmetik mahal, semuanya pokoknya. Pola makan pun dijaga. Alhasil, bentuk tubuh, wajahnya, dan kulitnya sama seperti wanita umur awal 20an. Tapi, entah kenapa, dia merasa kurang menarik, khususnya saat bercermin. Kurang bersinar, kurang menarik, menurutnya sendiri. Padahal, kehidupan ranjang bersama suaminya baik-baik saja, setiap malam selalu penuh hasrat & menggebu-gebu bagai ABG. Orang-orang pun bilang kalau dia masih kelihatan seperti mahasiswi untuk seumurnya. Tapi, entahlah, dari dalam dirinya sendiri, dia merasa kurang menarik. Dia pun sering konsultasi dengan ahli kecantikan baik yang ia kenal ataupun tidak. Sampai ada yang mengatakan kepada Amy untuk memasang susuk saja. Namun Amy paling anti memasang susuk, dia takut, susuk yang ia pasang akan menyusahkan ia kelak. Dia ingin yang alami atau medis saja. Ada juga yang menyuruh Amy pergi ke seorang dukun di suatu desa yang sangat jauh dari Jakarta. Awalnya, Amy enggan pergi ke dukun yang diberitahukan oleh temannya itu. Namun, lama-lama Amy penasaran juga. Apalagi melihat temannya yang berumur sama dengannya, tapi kelihatan lebih menarik, mempesona, dan anggun jika dibandingkan dengan dirinya sendiri. Amy pun memutuskan untuk pergi ke desa tersebut. Tentu ia sendirian, malu lah dia kalau mengajak seseorang, hanya untuk pergi ke dukun, sebab dia memang terkenal paling anti dengan hal-hal gaib.

 
Dia sampai ke sebuah desa yang cukup kumuh. Bingung juga dia, tak mungkin menemukan rumah dukun yang ia cari kalau tak ada yang memberi tahunya.

 
“permisi, Pak ?”. Amy membuka kaca jendela mobilnya dan bertanya pada seorang bapak yang sedang memikul sesuatu.

 
“…iya, neng ?”. Bapak itu sempat bengong sebentar sebelum menjawab.

 
“saya mau nanya, Pak. Bapak tau rumah Mbah Wasiran ?”.

 
“rumah Mbah Wasiran ?”.

 
“iya, Pak…bapak tau ?”.

 
“di sana, neng. di dalam hutan sana”.

 
“kira-kira masih jauh, Pak ?”.

 
“lumayan jauh, neng. emang neng ada perlu apa sama Mbah Wasiran ?”.

 
“ah nggak, Pak. makasih ya, Pak..”. Amy langsung menutup jendela mobil dan melaju ke arah hutan. Sementara si pria yang tadi ditanya Amy masih bengong. Dia masih tak habis pikir. Baru kali ini, ia melihat wanita cantik luar biasa seperti tadi. Tapi, ngapain cewek bening & kaya nyari Mbah Wasiran, pikir pria itu. Amy bingung, dia sudah sampai di depan hutan, di depan barisan pepohonan besar. Dan mobil pun tak bisa masuk ke dalam hutan. Amy keluar dari mobilnya. Antara masuk, atau tidak. Mau masuk ke dalam hutan, tapi Amy takut nyasar dan tak bisa keluar dari hutan. Tidak masuk & pulang, berarti percuma dia jauh-jauh ke desa itu. Saat sedang pusing, ada seseorang yang keluar dari hutan. Ternyata seorang pemuda, kira-kira umurnya 16 tahun.

 
“Mas..maaf, permisi..”.

 
“i..iya, Mbak ?”, jawab pemuda itu agak grogi.

 
“Mas orang sini ?”.

 
“iya, Mbak”. Pemuda jelek itu grogi berhadap-hadapan dan bahkan sampai mengobrol dengan perempuan cantik & mulus seperti Amy.

 
“apa benar rumah Mbah Wasiran di dalem hutan ini ?”.

 
“Mbah Wasiran ? iya, Mbak, ada di tengah-tengah hutan..”.

 
“Mas tau rumahnya Mbah Wasiran di mana ?”.

 
“tau, Mbak…”.

 
“kalau begitu, bisa anterin saya ke sana nggak ?”.

 
“bisa, Mbak. ayo mari, Mbak..”.

 
“iya, Mas…”. Amy mengunci mobil & menyalakan alarm mobilnya. Amy mengikuti pemuda itu dari belakang.

 
“hati-hati, Mbak..”. Pemuda itu dengan sigap menangkap tubuh Amy saat ibu cantik itu terpeleset dan akan jatuh.

 
“terima kasih, Mas..”, ujar Amy tersenyum.

 
“iya, Mbak..”. Pemuda itu menikmati harumnya tubuh Amy. Dengan wajahnya yang jelek, baru kali ini, pemuda itu bisa memeluk wanita cantik & harum seperti Amy, meskipun sebenarnya itu tidak di sengaja.

 
“oh iya, Mas..nama saya Amy..kalau Mas namanya siapa ?”, tanya Amy berusaha memecah kekakuan dengan pemuda tersebut.

 
“sa..saya, Katro, Mbak…”.

 
“oh..”. Amy menahan rasa ingin ketawanya mendengar nama pemuda itu. Nama yang sangat cocok dengan wajahnya, pikir Amy. Akhirnya terlihat lah, rumah yang kelihatan kecil & suram, tipikal rumah paranormal.

 
“ini, Mbak Amy, rumahnya Mbah Wasiran…”.

 
“eh Mas Katro..tunggu sebentar..”.

 
“ada apa, Mbak ?”.

 
“bisa temenin saya masuk ke dalam. saya agak takut sendirian..”.

 
“iya, Mbak. tok ! tok ! tok !”. Tiba-tiba pintu terbuka dengan sendirinya. Amy langsung merinding, dan sedikit berlindung di belakang Katro.

 
“mari, Mbak..”. Katro sepertinya tak takut sedikit pun, apa dia udah biasa ke sini, tanya Amy dalam hati.

 
Tiba-tiba pintu terbuka sendiri. Amy langsung merinding, maklum, baru kali ini ia melihat hal seperti itu.

 
“Masuuuk…”, suara menggema berasal dari dalam. Amy langsung mengumpet ketakutan di balik Katro.

 
“Mbak Amy, jadi mau masuk ?”.

 
“enng…i..iya..”. Sambil tetap berada di belakang Katro, Amy berjalan masuk ke dalam rumah itu. Ruangan yang gelap & sangat tertutup.

 
“silahkan duduk, nak Amy..”. Katro langsung menjauh dari Amy & duduk di samping kakek tua yang cukup kelihatan seram itu.

 
“…”.

 
“nak Amy datang ke sini untuk mencari rahasia awet muda, apa benar ?”.

 
“ke..kenapa, Mbah tau ?”.

 
“tidak usah dipikirkan, ini, bawa botol ini”.

 
“i..ini a..pa, Mbah ?”.

 
“itu ramuan untuk awet muda. nak Amy hanya boleh buka botol itu setelah jam 9 malam setiap hari”.

 
“ramuan ini harus di..apakan, Mbah ?”.

 
“harus nak Amy minum setiap hari. nanti nak Amy akan merasakan efeknya setiap pagi”.

 
“te..terima kasih, Mbah..”.

 
“tapi, INGAT ! JANGAN DIBUKA & DIMINUM SEBELUM JAM 9 MALAM !”.

 
“i, iya, Mbah”.

 
“Katro, antar nak Amy ke tempat mobilnya tadi..”.

 
“iya, Mbah. mari, Mbak..”. Amy seperti orang bingung, belum bicara & belum memberi bayaran, tapi dia sudah dapat sebuah ramuan. Aneh rasanya bagi Amy yang sama sekali tak pernah berurusan dengan seorang dukun.

 
“Ma..Mas Katro, i..tu tadi Mbah Wasiran ?”.

 
“iya, Mbak”.

 
“saya bingung..saya baru dateng, tapi udah dikasih ramuan n’ di suruh pulang ?”.

 
“Mbah Wasiran memang begitu, Mbak”.

 
“mm..kok Mas Katro tau ? sebenarnya Mas Katro ini siapanya Mbah Wasiran ?”. Amy & Katro menjadi lebih akrab setelah dari rumah Mbah Wasiran.

 
“saya, cucunya, Mbak..”.

 
“oh, jadi Mas Katro ini cucunya Mbah Wasiran ?”.

 
“iya, Mbak..”. Pantes, tadi keliatan tenang-tenang aja, pikir Amy.

 
“oh iya, Mas. ini buat Mbah Wasiran, saya lupa ngasih..”, kata Amy yang sudah sampai di tempat mobilnya tadi.

 
“nggak usah, Mbak. Mbah nggak mau nerima uang, apalagi dari orang yang belum percaya sama Mbah..”.

 
“engg..”.

 
“mari, Mbak…”. Katro pun menghilang ke dalam hutan lagi.

 
Amy benar-benar bingung. Kalau dukun itu tak memungut biaya, artinya dukun itu memang benar-benar asli, bukan sekedar dukun palsu. Amy menyimpan botol itu di dalam tasnya. Dia takut tergoda dengan rasa ingin tahunya untuk mengetahui isi botol hitam itu. Sesuai dengan perintah Mbah Wasiran, botol itu tak boleh dibuka di bawah jam 9 malam, jika tidak, air di botol itu tak akan berkhasiat sama sekali. Tentu Amy tak mau itu terjadi, capek-capek ke desa yang jauh, masa nihil?. Malam hari, suaminya sudah tidur lebih dulu. Dia yang begitu penasaran dengan botol dari Mbah Wasiran langsung mengambilnya & membuka tutup botolnya setelah melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Amy membaui, mengendus-endus, botol itu. Bau yang begitu familiar, tak asing, rasanya dia pernah mencium bau itu. Ternyata benar, bau dari botol itu memang benar bau sperma. Amis. Amy jadi ragu, tak mungkin ia meneguk sperma yang ada di dalam botol itu. Cukup lama Amy berpikir.

 

Mbah Wasiran
 
Akhirnya, pelan-pelan dia mencelupkan jari telunjuknya, dan agak sedikit jijik dia mengecap jarinya itu. Asin, kental, gurih, dan terasa sangat ‘jantan’.

 
“cpphh..”. Beberapa kali Amy mencicip cairan yang ada di botol itu. Harus diakui, Amy menyukai rasa sperma itu. Rasa sperma suaminya pun tak seenak ini. Amy pun mengambil gelas. Dia memutuskan untuk menuang ramuan itu sampai 1/4 gelas saja karena dia memang tak diberi tahu takarannya. Seperti orang minum jamu, Amy memencet hidungnya sebelum menenggak habis ramuan itu. Hanya sperma suaminya saja yang pernah ditelan oleh Amy selama ini, tapi sekarang ada sperma orang lain yang sedang menuruni kerongkongan ‘hot mama’ itu. Dan anehnya, Amy lebih suka rasa sperma di botol itu di bandingkan rasa sperma suaminya sendiri. Amy tak merasakan ada perubahan di tubuhnya, yang ada hanyalah sisa rasa sperma di kerongkongannya. Tapi, selang beberapa detik saja, Amy merasa ngantuk sekali. Matanya terasa berat, tubuhnya terasa pegal-pegal, seperti habis melakukan perjalanan jauh. Amy langsung tertidur. Keesokan harinya, Amy terbangun karena jam wekernya. Saat bangun, Amy merasa tubuhnya segar sekali. Dia langsung mengaca. Wajahnya terlihat segar, kantung matanya hilang. Padahal, dia baru saja bangun tidur, tapi wajahnya terlihat seperti orang habis mandi, sangat fresh. Ramuan dari Mbah Wasiran sepertinya memang benar-benar bekerja. Amy merasa senang sekali. Suaminya pun memujinya. Dia kelihatan lebih cantik & fresh dari biasanya sampai-sampai Amy harus memaksa suaminya berangkat kerja karena suaminya ingin ‘meranjang’ dengannya. Anaknya pun bilang kalau dia terlihat cantik, beda dari kemarin-kemarin. Amy tak percaya, cuma gara-gara minum ramuan dari Mbah Wasiran yang sepertinya sperma dukun itu, dia jadi terlihat cantik & segar. Memang tak masuk akal. Setiap hari, Amy jadi rutin minum ramuan dari Mbah Wasiran. Semakin diminum, rasanya semakin lezat, tubuh Amy pun serasa lebih kencang & segar. Ibu muda itu pun jadi tak gampang lelah. Tapi karena sering diminum, tentu ramuan itu habis juga, Amy pun kembali ke desa Mbah Wasiran. Ingatannya memang kuat, waktu pertama kali, dia menggunakan map untuk sampai ke desa tersebut, tapi sekarang dia sampai di depan hutan tanpa menggunakan map dan bertanya pada orang.

 
“aduh, gue lupa jalan masuk ke hutannya…”, ucap Amy berbicara sendiri. Waktu itu, dia memang tak menghafalkan jalan ke rumah Mbah Wasiran.

 
“aduh, gimana nih ??”. Saat Amy kebingungan, tiba-tiba seseorang datang.

 
“Mas Katro”.

 
“Mbak Amy..mari, Mbak. Mbah sudah nunggu”. Seperti sebelumnya, Amy mengikuti Katro sampai di depan rumah Mbah Wasiran dan masuk ke dalam. Dia duduk di depan meja Mbah Wasiran.

 
“be..begini, Mbah..”.

 
“tenang, nak Amy, Mbah sudah tahu..ramuan dari Mbah sudah habis toh ?”.

 
“i..iya, Mbah”.

 
“bagaimana ? efeknya terasa ke nak Amy ?”.

 
“iya, Mbah..habis minum ramuan dari Mbah, saya jadi seger n’ gak gampang capek”.

 
“pendapat suami nak Amy ?”.

 
“dia bilang saya kelihatan lebih cantik dan jadi betah di rumah..”, jawab Amy tersipu malu.

 
“oh, ya ya. Mbah mengerti”, jawab si dukun tua sambil tersenyum.

 
“lalu nak Amy datang ke sini, mau minta ramuan Mbah lagi ?”.

 
“iya, Mbah..saya mau minta ramuan Mbah lagi..”, jawab Amy tersenyum.

 
“sebenarnya nak Amy nggak perlu datang ke sini untuk meminta ramuan dari Mbah..”.

 
“maksud Mbah ?”.

 
“jarak rumah nak Amy sampai ke rumah Mbah, pasti jauh ?”.

 
“iya, Mbah. saya agak repot juga harus bolak-balik ke sini”.

 
“nah, Mbah punya satu cara lagi..”. Ternyata meskipun penampilannya seram, Mbah Wasiran enak juga diajak ngobrol, pikir Amy.

 
“apa itu, Mbah ?”.

 
“tapi mungkin nak Amy bakal keberatan sama cara Mbah yang satu lagi..”.

 
“memangnya gimana, Mbah ?”, Amy semakin penasaran.

 
“cara satu lagi, bersetubuh dengan Mbah..”.

 
“HA ?!”, Amy langsung kaget mendengar itu. Dia memang sering mendengar kasus dukun palsu yang menipu korban-korban perempuan agar bisa meniduri mereka, tapi dia sama sekali tak menyangka akan berada dalam kondisi tersebut saat ini.

 
“itu hanya sebuah pilihan, nak Amy. nak Amy nggak harus melakukannya”.

 
“..mm..tapi..”.

 
“tapi apa nak Amy ?”.

 
“tapi apa nanti saya bisa bener-bener kelihatan cantik dan awet muda terus, Mbah ?”, tanya Amy yang sepertinya sedang bimbang. Satu sisi, dia tentu tidak mau disetubuhi oleh Mbah Wasiran, tubuhnya hanya untuk suaminya, tapi di sisi lain, dia ingin awet muda tanpa harus capek-capek datang ke rumah Mbah Wasiran setiap ramuannya habis.

 
“tentu nak Amy, Mbah jamin nak Amy akan awet muda sampai umur berapapun dan nak Amy nggak perlu datang ke sini lagi, nak Amy hanya perlu ritual 1 tahun sekali”.

 
“ritual ? ritual apa, Mbah ?”.

 
“ritual suwo nungun”.

 
“…ritual seperti apa, Mbah ?”.

 
“nak Amy harus memanggil Mbah tiap 1 tahun sekali…”.

 
“bagaimana caranya, Mbah ?”. Setelah dijelaskan, Amy pun akhirnya mengambil keputusan.

 
“..mm..iya, Mbah..saya..mau”. Mbah Sumiran tersenyum.

 
“tapi apa nak Amy yakin ? ini bukan kewajiban nak Amy untuk awet muda ?”.

 
“iya, Mbah. saya yakin..”, kali ini jawaban Amy lebih mantap.

 
“baiklah, kalau begitu, Katro, antar nak Amy ke kamar Mbah..”.

 
“iya, Mbah. mari, Mbak Amy, ikut saya”.

 
“iya. Mbah, saya ke kamar dulu…”. Mbah Wasiran hanya mengangguk. Meski jawabannya terdengar mantap, namun Amy masih berpikir.

 
Benarkah dia mau menyerahkan tubuhnya ke Mbah Wasiran. Tubuhnya yang selama ini hanya disentuh suaminya dan menjadi kuil sumber kenikmatan bagi suaminya. Akankah dia melanggar janjinya sendiri untuk tidak memperbolehkan siapapun menyentuh tubuhnya kecuali suaminya ?.

 
“ini kamarnya, Mbak…kembennya ada di atas tempat tidur..”.

 
“iya, Mas Katro, terima kasih..”.

 
“sama-sama, Mbak…”. Katro keluar dari kamar meninggalkan Amy.

 
Tak beberapa lama kemudian, Mbah Wasiran masuk ke dalam kamar. Dia tersenyum melihat Amy yang sudah menanggalkan pakaian dan hanya mengenakan kemben. Artinya, dia sudah mantap mengambil keputusan. Mbah Wasiran duduk di samping Amy dan merangkul Amy.

 
“nak Amy, apa nak Amy sudah benar-benar yakin ?”.

 
“mm..”, Amy mengangguk perlahan.

 
Mbah Wasiran tersenyum lalu dengan perlahan dia merebahkan tubuh Amy ke tempat tidur. Dukun tua itu memandangi Amy yang sudah terlentang pasrah. Sungguh wanita yang begitu cantik, kulitnya kuning langsat. Mbah Wasiran memang tak bermaksud untuk mengambil keuntungan dari Amy. Tapi, ajian awet muda yang didapat Mbah Wasiran dari gurunya memang harus seperti ini.

 
“cuph…”. Mbah Wasiran mengecup bibir Amy pelan, sekedar untuk memicu kesadaran Amy bahwa sebentar lagi dia akan disenggamai. Sekali, dua kali, tiga kali, sambil membelai rambut Amy. Belaian-belaian Mbah Wasiran membuat Amy merasa nyaman dan mulai tidak merasa canggung lagi. Amy mulai membalas kecupan-kecupan Mbah Wasiran, tapi matanya masih tertutup.

 
“ccppphhh mmmhhh ccpppp eeemmmhhh”. Mbah Wasiran mulai memagut bibir Amy dan si ibu cantik itu pun membalas pagutan Mbah Wasiran. Dukun tua itu melumat bibir Amy dengan lembut. Sesekali, Mbah Wasiran mengemuti bibir atas & bibir bawah Amy. Terlihat jelas, Amy mulai larut dalam cumbuan-cumbuan mesra Mbah Wasiran.

 
Tangan Mbah Wasiran mulai melakukan grilya ke gunung kembar Amy yang sangat menonjol di kemben yang ibu cantik itu kenakan. Remasan-remasan lembut penuh perasaan dirasakan Amy pada payudaranya. Perlakuan yang berbeda 180 derajat dari aura & tampang seram Mbah Wasiran. Suaminya saja meremas kedua susunya tidak selembut ini, malah cenderung kasar, mungkin karena suaminya gemas dengan payudara Amy yang memang bulat & kenyal. Tapi, Mbah Wasiran seperti ingin menikmati betapa kenyalnya payudara pasiennya dengan perlahan. Sesekali, Amy menggeliat manja saat kedua putingnya dicubit-cubit oleh Mbah Wasiran.

 
“mmmhhhh”, gairah Amy semakin bangkit mendapat ciuman-ciuman di lehernya. Ciuman, jilatan, dan cupangan Mbah Wasiran sangat membangkitkan ‘suhu’ tubuh Amy. Ibu cantik itu bahkan memberikan keleluasaan ke Mbah Wasiran untuk mencumbui lehernya karena selain memang membuatnya ‘turn on’, Amy memang sangat suka diciumi terus menerus pada lehernya, membuat dia merasa begitu seksi & liar.

 
Mbah Wasiran mulai membuka lipatan kemben Amy. Setelah lipatan kemben sudah terbuka, Mbah Wasiran ‘menyisihkan’ kain ke kanan & kiri untuk melihat apa yang ada di dalamnya. Mbah Wasiran langsung terpana saat membuka kemben Amy. Sungguh tubuh yang indah untuk ukuran ibu beranak 1, lekuk tubuhnya begitu sempurna. Belum lagi, nilai plus untuk wajahnya yang cantik & kulitnya yang kuning langsat. Mbah Wasiran pun sampai berpikir betapa beruntung suami Amy mendapatkan wanita yang sempurna. Merasa canggung & malu karena tubuhnya yang tak tertutup apa-apa kini sedang dipandangi sedemikian rupa oleh Mbah Wasiran, Amy pun refleks menutupi kedua buah payudaranya dengan tangan kirinya dan vaginanya dengan tangan kanannya. Mbah Wasiran hanya tersenyum dan menyingkirkan tangan Amy dengan perlahan. Mata Mbah Wasiran benar-benar terfokus pada alat kelamin Amy. Sangat sempurna. Belahan bibir vagina Amy seakan tak memperlihatkan kalau dia sudah punya satu anak, rambut kemaluannya pun dicukur habis. ‘cantik’ sekali tampilan kemaluan Amy. Mbah Wasiran pun berdecak kagum, ‘aset’ yang sangat sempurna. Sebagai lelaki normal, tentu Mbah Wasiran ingin segera ‘menubrukkan’ batang kebanggaannya ke lembah kenikmatan Amy, namun karena dia dukun, dia harus terlihat bijaksana, tak buru-buru nafsu ingin menyenggamai pasiennya yang sangat menawan itu. Mbah Wasiran dengan gerakan santai, mendekatkan mulutnya ke tutup kemasan susu kiri Amy.

 
“aahhhmmmhh..”, gumam Amy manja saat puting kirinya terasa diemut-emut.

 
Mbah Wasiran pun melebarkan tangan kirinya untuk menggenggam payudara kanan Amy. Diremas lembut susu kanan Amy itu sambil terus menyedot puting kirinya. Lidah & bibir Mbah Wasiran asik memainkan kedua puting susu Amy. Tak hentinya lidah Mbah Wasiran bermain di sekitar puting kanan & puting kiri Amy. Dan juga Mbah Wasiran sampai menjilati seluruh permukaan payudara kenyal Amy termasuk belahannya dan daerah ketiak Amy. Benar-benar foreplay yang sangat menaikkan gairah, rasa yang dirasakan Amy. Mbah Wasiran terus menurunkan lidahnya dan mengunyel-unyel pusar Amy sebentar. Mbah Wasiran melewati ‘gundukan’ indah Amy. Dukun tua itu malah menciumi & menjilati betis lalu naik sampai ke pangkal paha kiri Amy, dan berpindah ke paha kanan Amy.

 
“emmmm…”, rasanya sungguh nikmat, seluruh tubuhnya dijilati.

 
Meski bukan suaminya, namun Amy menjadi sangat bergairah hanya karena dijilati kedua tungkai kakinya. Mbah Wasiran juga menikmati ‘rasa’ tubuh Amy, mencicipinya dengan menjilati tubuh ibu cantik itu. Tubuh Amy memang sangat harum, terbukti, meski sudah terbaluri dengan air liur Mbah Wasiran, aroma harum masih bisa tercium dari tubuh Amy. Celah sempit di tengah selangkangan Amy seakan mengundang Mbah Wasiran untuk mendekat. Tanpa permisi, dukun tua itu langsung menabrakkan wajahnya ke selangkangan Amy.

 
“aaahhh..”, desah Amy agak kaget merasakan tubrukan tepat di daerah intimnya. Mbah Wasiran mengambil nafas dalam-dalam, aroma harum yang khas & segar masuk ke dalam hidung dukun tua sakti itu.

 
Sekali lagi, Mbah Wasiran tak percaya kalau organ yang sedang dibauinya ini adalah milik seorang ibu beranak satu, padahal menurutnya, ini lebih tepat kalau dibilang milik ABG berumur 17an.

 
“aammhhh hhemmm aaaahhhh”, Amy mulai mengeluarkan suara saat rasa merinding karena geli bercampur enak yang dirasakannya datang bersamaan dengan rasa basah & hangat di selangkangannya. Tentu itu karena lidah Mbah Wasiran yang mulai nakal melata di daerah pribadi Amy.

 
“eeemmmm aaaahhhh Mbaaahhh teeruuusss oooohhh !!!”, lenguh Amy. Amy merasakan sensasi nikmat yang luar biasa dari sapuan lidah Mbah Wasiran. Jilatan & sapuan lidah Mbah Wasiran begitu terasa, intens sekali. Semakin lama, nafsu Mbah Wasiran semakin terpancing. Dia semakin buas menyerbu selangkangan Amy.

 
“aaahhh aahhhh mmmhhh ooohhh uuuhhh hnnnhhhh”, Amy belingsatan, kepalanya ke kanan & kiri, dia sedang merasakan nikmat yang luar biasa pada bagian bawah tubuhnya.

 
Ibu cantik itu terus menggeliat-geliat dan menggelepar-gelepar mendapatkan kenikmatan dari lidah Mbah Wasiran yang sedang mengubek-ubek vaginanya. Tak heran kalau dukun tua itu begitu betah berlama-lama di daerah pribadi milik Amy, aromanya memang harum & khas. Kedua kaki Amy merapat sehingga kedua pahanya menjepit kepala Mbah Wasiran di tengah-tengah. Amy juga memegangi dan menekan kepala Mbah Wasiran ke selangkangannya, refleks dari keinginan Amy yang ingin kenikmatan yang tengah ia rasakan tak berhenti, walau sedetikpun. Tentu saja, wajah si dukun tua semakin menempel dengan lembah kenikmatan Amy. Mbah Wasiran bisa merasakan si empunya vagina yang sedang ia jilati itu, sebentar lagi akan melepaskan deraan kenikmatan. Mbah Wasiran pun memperhebat ‘serangan’ lidahnya ke alat kelamin Amy.

 
“oohhh oohhhh ooohh aaahhh EEMMHHH HHMMHH MMMNNHHHH ! OOOHHHH !!!”, kepala Amy mendongak ke atas, tubuhnya menegang, kakinya semakin kencang menjepit kepala Mbah Wasiran. Amy merasa ringan & lega sekali melepaskan puncak dari kenikmatan yang sedari tadi ia rasakan.

 
Ibu muda yang cantik jelita itu bisa merasakan cairan hangat dari tubuhnya mengalir di liang kewanitaannya.

 
“sruuppp ssrrrppp”, bunyi seruput terdengar jelas. Tentu itu suara dari mulut Mbah Wasiran. Dukun tua itu sedang menyeruput ‘kuah’ vagina Amy. Tanpa harus mengambil nafas, Mbah Wasiran telah mengkokop habis cairan vagina Amy dalam waktu singkat. Sungguh lezat. Sisa-sisa cairan yang tertinggal di liang vagina Amy pun telah dikorek habis oleh Mbah Wasiran menggunakan lidahnya.

 
“hhh hhh…hhh”, sementara Amy mengatur nafasnya, Mbah Wasiran mulai membuka pakaiannya sendiri. Tatapan mata Amy yang sayu, ditambah dia sudah terlentang pasrah dengan kedua paha yang terbuka, benar-benar sangat ‘mengundang’ hawa nafsu. Amy terlihat begitu ‘terbuka’ dan seperti sudah sangat siap untuk digagahi.

 
Ketika Mbah Wasiran sudah sepenuhnya tak berpakaian, Amy langsung kaget, tecengang, dan matanya terbelalak. Benda yang ada di tengah-tengah selangkangan dukun tua itu lah yang membuat Amy terkejut. Amy kira batang kejantanan suaminya sudah paling besar, ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan benda tumpul milik Mbah Wasiran yang kelihatan sangat kokoh itu.

 
“ayo bangun, nak Amy..”. Mbah Wasiran menarik kedua tangan Amy sehingga tubuhnya terangkat.

 
Jantung Amy terasa berdegup cepat, dia merasa khawatir & takut jika penis Mbah Wasiran yang besar itu nantinya akan masuk ke dalam rahimnya. Tentu liang vaginanya tak akan cukup menerima batang sebesar itu, malah mungkin akan lecet & luka.

 
“mm..Mbah…”.

 
“jangan takut, nak Amy. kejantanan Mbah tak akan sampai melukaimu”. Mbah Wasiran tahu apa yang ada di pikiran Amy saat ini.

 
“ayo sekarang nak Amy kulum kejantanan Mbah..”. Amy mengenggam kejantanan Mbah Wasiran.

 
Satu tangan tak cukup untuk memegang ‘perkakas’ dukun tua itu. Amy sudah tahu apa yang harus dilakukan jika berhadapan dengan penis seorang pria. Meski masih ragu-ragu, dia mendekatkan mulutnya ke batang penis Mbah Wasiran. Begitu bibirnya menempel, rasanya seperti ada yang menyuruh Amy untuk mengecupi penis Mbah Wasiran.

 
“cuph cph cuph”. Amy menciumi sekujur batang keperkasaan Mbah Wasiran. Mbah Wasiran membelai kepala Amy yang kelihatan begitu asik mengecupi penisnya bertubi-tubi. Bahkan tanpa disuruh, Amy juga memberi kecupan-kecupan mesra pada kantung buah zakar dukun tua itu seakan dia sudah sangat terbiasa berhadapan dengan ‘senjata’ Mbah Wasiran. Amy sendiri tak tahu kenapa dia seperti itu, dirinya seakan terhipnotis untuk mengulum benda tumpul itu. Ibu cantik itu memang masih sadar, namun dia tak bisa menghentikan aktivitasnya, rasanya semakin asik mengoral kemaluan si dukun, bahkan sekarang dia kelihatan begitu asik mengemut-emut kedua buah zakar Mbah Wasiran. Terlihat dari ekspresi wajahnya & muka yang memerah, menandakan kalau Amy merasa murahan & malu karena dia semakin agresif mengulum kemaluan pria yang bukan suaminya. Lidah Amy menjulur keluar, dia mulai menggunakan lidahnya untuk membelai onderdil Mbah Wasiran.

 
Lidah Amy menjalari sekujur batang kejantanan Mbah Wasiran, mengelilingi diameternya dan menyusuri panjang penis Mbah Wasiran sejengkal demi sejengkal. Kenapa gue nggak bisa berhenti, pikir Amy kebingungan. Bodo ah, tambah Amy dalam hati, dia sekarang tak memikirkan hal lain kecuali melahap ‘sosis’ jumbo yang ada di hadapannya karena rasanya semakin enak.

 
“iya nak Amy, terus begitu…”, hatur Mbah Wasiran dengan tenang dan membelai kepala Amy.

 
Padahal serangan lidah Amy sudah sangat maksimal, tapi Mbah Wasiran kelihatan tenang-tenang saja. Amy menggenggam penis Mbah Wasiran dan mengulik lubang kencing Mbah Wasiran dengan lidahnya. Amy penasaran kenapa Mbah Wasiran seperti tak terjadi apa-apa, padahal suaminya selalu bergetar kegelian kalau lubang kencingnya dijilati. Amy semakin penasaran, dia membuka mulutnya dan menelan pentungan berkepala jamur itu sampai mentok di kerongkongannya. Hanya 3/4 dari penis Mbah Wasiran yang bisa ‘disembunyikan’ Amy di dalam rongga mulutnya. Bibir atas & bawah Amy menjepit erat batang keperkasaan Mbah Wasiran di tengah-tengahnya. Dengan nakalnya, lidah Amy mulai bergerak. Memutuskan untuk semakin ‘menggoda’ Mbah Wasiran, Amy mulai memaju-mundurkan kepalanya dan menggunakan kedua belah bibirnya sebagai pengganti tangan untuk mengocok ‘senjata’ besar Mbah Wasiran. Air liur Amy semakin melumuri penis dukun itu.

 
“ck ckk clkk”, bunyi decak air seiring kepala Amy yang bergerak maju-mundur. Kedua pipi Amy terlihat kempot saat dia menyedot-nyedot penis Mbah Wasiran. Amy mempercepat gerakan maju-mundur kepalanya, dia ingin sekali membuat Mbah Wasiran mendesah nikmat.

 
“oohhh teruusshh naak Amyy”, akhirnya Mbah Wasiran mengeluarkan desahan juga. Kepala Amy terus bergerak maju-mundur, ibu cantik itu kelihatan sangat menikmati batang ‘eskrim’ milik Mbah Wasiran. Amy terus menciumi, menjilati, mengemuti, dan mengulum batang & buah zakar milik si dukun tua. Onderdil Mbah Wasiran pun sampai basah kuyup oleh air liur Amy. Sesekali, Amy sedikit mengulum sambil mengunyah ‘helm’ pink Mbah Wasiran dengan lembut layaknya orang yang sedang menikmati lolipop lezat. Kedua tangan Amy pun begitu rajin memijati ‘sarang’ burung Mbah Wasiran sambil sesekali juga mengurut & mengocok batangnya.

 
“emmhh mmhhh”, gumam Amy yang kelihatan begitu meresapi nikmatnya mengulum alat kelamin Mbah Wasiran. Lama sekali Amy ‘berkaraoke’, tapi keduanya sama sekali tidak menyadari kalau waktu sudah berlalu cukup lama. Mbah Wasiran tentu tak menyadari lamanya waktu yang telah lewat karena dia sedang merasa keenakan, yang aneh adalah Amy. Dia begitu larut dalam kenikmatan mengulum kemaluan Mbah Wasiran sampai lupa waktu.

 
“ooohhh oookkhhh enaaakkhh nak Amyy !!”, Mbah Wasiran tak kelihatan ‘tenang’ lagi seperti sebelumnya, dia mengerang kencang sambil memegangi kepala Amy dan mulai menyodok-nyodokkan penisnya.

 
“UUOOOHHHH !!!”, teriak Mbah Wasiran sambil menekan penisnya kuat ke dalam mulut Amy yang gelagapan dan agak tersedak. Namun Amy langsung bisa menyesuaikan diri.

 
“ccrrtt mmhh”. Setiap semburan air mani diteguk Amy tanpa ragu-ragu.

 
“gllk glk”, terlihat dari tenggorokannya saat Amy menelan. Saat rasanya penis Mbah Wasiran sudah berhenti memuntahkan isinya, Amy pun mengeluarkan tongkat kebanggaan Mbah Wasiran dari mulutnya. Lidah Amy langsung ‘menyeka’ pucuk alat reproduksi Mbah Wasiran dengan teliti.

 
“cceepphh !!”, bunyi bibir Amy yang tadinya menjepit kepala penis Mbah Wasiran, kini lepas.

 
“kamu benar-benar hebat, nak Amy…”, ujar Mbah Wasiran sambil membelai kepala Amy seperti orang tua yang memuji anaknya karena telah melakukan pekerjaan dengan benar. Amy tersenyum dengan wajah yang masih agak merah, malu mengingat dirinya sendiri tadi.

 
“ayo nak Amy. sekali lagi..”. Hah ? sekali lagi ?, dalam hati, Amy kaget.

 
“sekali lagi, Mbah ?”.

 
“iya, nak Amy. harus 2 kali agar khasiatnya terasa”.

 
“tapi, Mbah…”, ujar Amy ragu. Rasanya tak mungkin ‘barang’ seorang pria masih bisa keras setelah ejakulasi, logika Amy.

 
Mbah Wasiran menuntun tangan kanan Amy ke batang kejantanannya lagi. Benar, pentungan besar itu masih keras, sama seperti sebelumnya. Bingung, aneh, dan agak takut, namun Amy tetap mengulum kemaluan dukun tua itu untuk kedua kalinya sampai Mbah Wasiran ejakulasi lagi di dalam mulutnya. Kenyang sperma rasanya, tenggorokan Amy terasa pekat sekali oleh rasa air mani Mbah Wasiran. Masih keras. Benarkah ia manusia ? kini, Amy benar-benar merasa ngeri. Mbah Wasiran mengangkat tubuh Amy dan ikut naik ke ranjang. Dia meletakkan tubuh Amy dengan posisi tidur tengkurap.

 
“ja..jangan..di sana, Mbah..”, ujar Amy ketakutan saat dia tahu kalau paranormal ajaib itu akan menyodomi pantatnya dari belakang.

 
“maaf, nak Amy. memang harus seperti ini”.

 
“nngg…”, Amy bingung, tak mungkin ia menolaknya, ia sendiri yang menyetujui ritual itu, tentu ritual itu harus dilakukan semuanya. Sesungguhnya pun dia agak penasaran bagaimana sensasi sodokan dari penis sebesar penis Mbah Wasiran, namun dia sungguh takut kalau benda tumpul itu sampai menyeruak masuk ke dalam liang anusnya. Pastilah perih & pedih.

 
“tenang, nak Amy. Mbah akan hati-hati..”. Si dukun sakti itu menyiapkan batang kebanggannya di depan lubang pantat Amy. Siap untuk mendobrak masuk ke dalam relung pantat Amy. Amy langsung menyambar kain yang digunakannya tadi sebagai kemben dan menggigitnya.

 
“hnnngg !!!”, Amy menggigit kain kencang saat benda tumpul memaksa masuk ke dalam lubang pantatnya. Sungguh pedih rasanya, air matanya sampai meleleh keluar dari kedua pinggir matanya. Liang anusnya terasa terbakar, panas sekali.

 
“hhnngghhhh !!!”, senti demi senti, penis Mbah Wasiran menyelip masuk ke dalam lubang pantat Amy dengan pasti. Detik penuh penderitaan dan rasa perih dialami Amy seiring tongkat sodok Mbah Wasiran yang semakin menjorok ke dalam. Sesuai dugaan, batang perkasa itu tak dapat masuk seluruhnya. Tapi tetap saja, rasanya begitu penuh & menyiksa bagi Amy.

 
“hhhh hh hh hhh hh”, nafas Amy cepat & pendek, terengah-engah, secara alami, dia sedang membiasakan dirinya dengan kondisinya sekarang.

 
Mbah Wasiran pun tak menggerakkan pinggulnya, dia hanya memeluk Amy dan mencumbui tengkuk lehernya sambil meremas-remas kedua buah dada Amy dengan lembut. Pintar sekali dukun tua itu, dia sengaja merangsang Amy agar ibu cantik itu bisa cepat beradaptasi dengan penisnya.

 
“eennngg !”, erang Amy tertahan kain saat Mbah Wasiran menarik penisnya. Pantatnya seperti ikut tertarik ke belakang. Terus tertarik sampai akhirnya Mbah Wasiran mendorong penisnya lagi. Rasa sakit yang sangat menyiksa Amy, namun memang tak bisa dipungkiri, ‘tusukan’ penis Mbah Wasiran memberikan sensasi berbeda pada Amy. Mbah Wasiran pun menikmati betapa hangat & sempitnya liang anus Amy yang ‘mencekik’ penisnya begitu kencang.

 
“emmmmnnn”. Terlihat jelas dari ekspresi wajah Amy, meski masih ada sedikit rasa perih, dia mulai merasakan nikmat dari penis Mbah Wasiran yang tengah ‘menyikati’ liang anusnya. Amy sendiri yang melepaskan kain dari mulutnya karena sudah terasa tak nyaman.

 
“jleebbhh ! AAAWWHHH !!!”, Amy berteriak setiap kali Mbah Wasiran menghentakkan penisnya masuk.

 
“pllok pllokk”, bunyi tumbukan selangkangan Mbah Wasiran dengan kedua bongkahan pantat Amy yang montok itu.

 
“mmhhh eemmm ooohhh aaahhhh oohh !!”, Amy bisa mengekspresikan rasa nikmat yang tengah dirasakannya sekarang. Mbah Wasiran pun semakin bersemangat, genjotannya semakin mengganas. Sungguh kenikmatan surga duniawi, apalagi desahan-desahan Amy terdengar begitu manja & sangat bergairah. Amy benar-benar terbuai dalam kenikmatan ‘suntikan’ Mbah Wasiran. Tak pernah ia merasakan seperti ini, punya suaminya juga tak terasa ‘menusuk’ seperti yang sekarang ia rasakan. Mbah Wasiran memegang pinggang Amy untuk memantapkan pegangannya terhadap tubuh Amy sehingga dia bisa memperkuat & mempercepat sodokan-sodokan penisnya. Hasilnya, erangan & desahan Amy pun semakin menjadi. Hawa nafsunya begitu menggelora, sama seperti Mbah Wasiran. Dan saking bergairahnya, Amy menggerakkan pantatnya maju-mundur & kadang menggoyang-goyangkan pantatnya saat Mbah Wasiran sengaja diam. Sekarang mereka begitu kompak melakukan persetubuhan itu. Tak ada lagi kecanggungan antara mereka berdua. Mbah Wasiran menyelipkan kedua tangannya ke bawah lengan Amy dan mengangkat tubuh bagian atas Amy. Kini, mereka berdua sama-sama setengah berdiri, dengan bertumpu pada kedua lutut mereka masing-masing, tapi ‘tiang’ Mbah Wasiran masih menancap dengan kokoh di dalam liang dubur Amy, tak goyah.

 
Kedua tangan Mbah Wasiran begitu asik menggerayangi kedua buah ‘susu’ milik Amy yang memang begitu kenyal dan sangat membuat ketagihan untuk meremas-remasnya. Sementara kedua tangan Amy berpegangan pada tubuh Mbah Wasiran yang ada di belakangnya. Pemandangan yang sungguh sensual & seksi, seorang wanita berkulit putih mulus berpegangan pada pria yang sedang menggenjotnya dari belakang.

 
“nak Amyy..”.

 
“Mbaahh..”, balas Amy dengan mendesah sebelum keduanya berciuman dengan mesra. Sambil terus meremas-remas payudaranya dan melumat bibirnya, Mbah Wasiran terus memompa penisnya keluar masuk liang anus Amy. Mbah Wasiran melepaskan kedua tangan Amy dan melepaskan pegangannya pada tubuh Amy. Ibu cantik itu kini menungging seperti semula. Tapi dukun sakti nan perkasa itu menarik kedua tangan Amy ke belakang. Terlihatlah Mbah Wasiran seperti sedang ‘mengendarai’ Amy. Posisi seperti ini membuat Amy merasa begitu tak berdaya. Terasa begitu dikuasai oleh si dukun tua itu.

 
“emmhhh eenngghhhh ooohhh !! teruusshhh Mbaahhh uuuhhhmmm !!!”. Amy sudah berpeluh keringat, panas karena gairah & nikmat yang terus menerus mencambuk batinnya. Kedua buah payudara Amy yang menggantung dengan indahnya itu bergerak maju-mundur seiring dengan gerakan tubuhnya. Indah sekali pemandangan susu Amy bagaikan 2 buah jam bandul yang bergoyang maju mundur secara terus menerus.

 
“MMMNNHHHH !!!”, lenguh Amy. Cairan hangat meleleh keluar dari bibir kemaluan Amy, tanda kalau dia habis merasakan puncak dari kenikmatannya.

 
“UUOOOHHHH !!”, hanya selang beberapa detik, Mbah Wasiran juga melenguh. Dia menarik kedua tangan Amy ke belakang lebih kuat dan menekan penisnya sampai mentok di ‘lorong’ dubur Amy.

 
“hemmhhh…”. Rasa hangat menyelimuti liang anus Amy yang membuat ibu cantik itu merasa nyaman. Penis Mbah Wasiran memang ‘menggali’ sangat dalam, Amy sampai bisa merasakan semprotan sperma dukun tua itu di ujung rectumnya. Ekspresi wajah Amy yang tadi sedang meresapi rasa hangat & nyaman pada liang anusnya berubah menjadi ekspresi kenikmatan lagi. Ya, Mbah Wasiran sudah mulai menggenjot Amy lagi. Tidak mungkin pria normal bisa seperti ini, pikir Amy di kala dirinya yang sedang merasa keenakan lagi. Mbah Wasiran menekan tubuh Amy ke bawah sehingga Amy pun jadi tidur tertelungkup dan ditindih dari atas oleh Mbah Wasiran. Penis Mbah Wasiran terasa begitu dalam ‘mengendap’ di liang anus Amy.

 
“kamu masih kuat, nak Amy ?”, bisik Mbah Wasiran di telinga Amy sebelum mengecupi pundak kiri Amy.

 
“masiihhh, Mbaahhh…”, jawab Amy agak mendesah.

 
Mbah Wasiran pun mulai ‘menyeboki’ Amy dengan penisnya lagi. Amy sungguh belum pernah merasakan senikmat ini ketika bercinta. Gairahnya, hawa nafsunya bahkan tubuhnya, serasa bersatu dengan Mbah Wasiran. Berhubungan intim dengan suaminya rasanya tak pernah sebegitu intens seperti sekarang. Apalagi ukuran kemaluan Mbah Wasiran yang besar, membuat Amy merasa pantatnya benar-benar diaduk-aduk & dicolok-colok dengan sangat hebat. Oh, sungguh tak terbayang kalau dukun tua itu lah suaminya, pastilah dia harus berjalan mengangkang setiap hari, fantasi liar Amy yang membuatnya orgasme 2x sebelum Mbah Wasiran menumpahkan air maninya lagi ke dalam anus Amy.

 
“hhh hhh hhh”, Amy mengatur nafasnya. Keadaan ibu cantik itu terlihat sexy & sensual. Tubuhnya berpeluh keringat, nafasnya yang terdengar seksi, rambutnya yang acak-acakan, dan ekspresi wajahnya yang menunjukkan kalau dia begitu puas setelah diintimi Mbah Wasiran dari belakang. Setelah Mbah Wasiran mencabut penisnya yang sedari tadi menyumbat lubang pantat Amy, bisa terlihat cairan putih di dalam & sekitar mulut lubang pantat Amy. Dengan gagah & berkeringat, Mbah Wasiran memandang Amy yang masih tidur tengkurap tak berdaya. Mbah Wasiran membalik tubuh Amy. Sedikit mengejutkan, Amy mengangkat kedua kakinya sendiri dan melebarkan kakinya seakan dia sudah tahu ‘sasaran’ Mbah Wasiran selanjutnya.

 
“hemmm”, Amy mengulum bibir bawahnya dan pandangannya ke arah samping kanan bawah namun kedua tangannya menyibak bibir kemaluannya seakan mempertontonkan bagian dalam vaginanya ke Mbah Wasiran sekaligus mempersilakan Mbah Wasiran untuk menancapkan batangnya ke dalam sana.

 
Amy dalam keadaan sadar melakukannya, terlihat wajahnya memerah. Aura gaib sekaligus gairahnya membuat Amy melakukan hal yang sangat nakal, hal yang lebih sering dilakukan seorang pelacur untuk ‘menggoda’ pelanggannya. Melihat wanita cantik yang ada di depannya berpose seperti itu, Mbah Wasiran langsung ‘menubruk’ tubuh Amy. Dengan bernafsunya, Mbah Wasiran mencumbui leher Amy lagi. Dukun tua itu sangat menyukai aroma tubuh Amy.

 
“uummhh hhemmm”, gumam Amy. Tak terlalu lama, Mbah Wasiran langsung menyiapkan tongkat sodoknya di depan bibir kemaluan Amy.

 
“emmnnngghhh….”, lirih Amy saat merasakan sebuah benda tumpul yang keras seperti membelah selangkangannya.

 
Amy bisa merasakan setiap inchi benda tumpul yang tengah masuk semakin ke dalam vaginanya. Terasa penuh sesak bagian bawah tubuhnya dan agak sedikit ngilu, Amy belum pernah merasakan seperti ini dengan senjata suaminya. Sementara Mbah Wasiran diam & meresapi jepitan dinding vagina Amy yang masih cukup kencang serta menikmati kehangatan dari liang kewanitaan Amy. Ibu cantik itu langsung melingkarkan kakinya di pinggang Mbah Wasiran. Penis Mbah Wasiran mulai bergerak meski agak susah. Walau tidak sepedih saat pantatnya disodomi, Amy tetap merasakan bagian bawah tubuhnya seperti sedang ditarik & didorong mengikuti gerakan penis Mbah Wasiran yang memang benar-benar mengait alat kelamin Amy dengan kencang.

 
“ooohh ooohh eemmmhhh hhmmhh uunngghhh”, desahan & lenguhan disertai nafas yang memburu & bunyi selangkangan yang bertumbukkan mengalun di kamar gelap namun hangat itu. Sesekali, Mbah Wasiran berhenti menyodok-nyodok ‘celah sempit’ Amy hanya untuk memagut bibir ibu cantik itu dan mencumbui lehernya. Keduanya kelihatan begitu menikmati setiap gesekan-gesekan alat kelamin mereka berdua tiap detiknya. Amy pun sekarang mendekap Mbah Wasiran dengan erat. Tubuh Amy yang berpeluh keringat memberikan aroma sensual tersendiri ke Mbah Wasiran. Tak ada yang lebih nikmat dari menyenggamai seorang wanita cantik yang sudah begitu sangat bergairah.

 
“OOOHHHH !!!”, erang Mbah Wasiran yang terus giat menggasak liang kewanitaan Amy. Sudah lama Amy tidak merasakan seperti ini. Merasa begitu tak berdaya, nikmat, dan kepayahan secara serempak. Terakhir dia merasakan hal yang sedang ia rasakan sekarang, saat dia baru menikah dengan suaminya, tahun-tahun pertama pernikahannya, dimana kejantanan suaminya terasa begitu ‘gagah’.

 
Mbah Wasiran semakin beringas, semakin brutal menggosoki liang vagina Amy.

 
“EMMMMHHH !!”, tubuh Amy menegang, mendapatkan orgasmenya, lagi.

 
“oohh oohh ohh !!”, Mbah Wasiran memegangi pinggang Amy dan memompa vagina Amy dengan lebih cepat & kuat lagi.

 
“OOKKHHH !!”. Tubuh Amy berkedut-kedut, reaksi alami saat merasakan letupan-letupan sperma hangat mengenai pangkal liang vaginanya. Tanpa menunggu selesai, Mbah Wasiran langsung mulai menggenjot lagi. Sperma pun banyak meleleh keluar dari sela-sela bibir kemaluan Amy. Dan untuk kedua kalinya, Mbah Wasiran membanjiri rahim Amy dengan air maninya.

 
“hhh hhh”, Amy sangat merasa kelelahan, sungguh sebuah sesi sex yang sangat memuaskan.

 
Padahal 1 lawan 1, tapi Amy bisa mendapatkan orgasme lebih dari 6 kali. Dia sendiri juga kaget kenapa dia masih dalam keadaan sadar. Namun, sekarang Amy merasakan akibat persetubuhan tadi, persetubuhan yang rasanya tidak mungkin dialami Amy dengan suaminya. Dia merasa tubuhnya bagai tak bertulang, mengangkat tangannya saja rasanya berat. Belum lagi tubuhnya yang berkeringat. Begitu lelah, lemas, benar-benar seperti habis berolahraga seharian penuh.

 
“istirahat, nak Amy…”, kata terakhir yang ia dengar sebelum menutup matanya dan beristirahat. Persenggamaan yang paling melelahkan yang pernah Amy lakukan, tak heran kalau dia tidur begitu pulas. Amy terbangun, mendapati dirinya sudah mengenakan kain lagi. Anehnya, dia tak merasakan apa-apa pada bagian bawah tubuhnya. Amy pun membuka lilitan kain di tubuhnya. Ternyata memang benar, tubuhnya bersih, tak terlihat seperti habis digagahi. Apa-apaan ini ?, tanya Amy dalam hati. Apa semua kenikmatan yang tadi ia rasakan itu hanyalah mimpi belaka ?. Kenikmatan yang begitu hebat dan membuatnya mabuk kepayang. Kalau memang benar hanya mimpi, tapi kenapa rasa nikmat itu terasa begitu nyata. Tiba-tiba ada orang masuk ke dalam kamar, orang itu Katro.

 
“Mbak Amy, mari ikut…”. Dengan banyak pertanyaan di pikirannya, Amy berjalan mengikuti Katro ke luar kamar.

 
Mbah Wasiran telah duduk di tempatnya.

 
“nak Amy sudah segar ?”.

 
“..mm..sudah, Mbah..”.

 
“ayo, silahkan duduk…”.

 
“pasti banyak pertanyaan yang mau nak Amy tanya..”.

 
“iya, Mbah..”.

 
“pertama, semua yang nak Amy alami, bukan mimpi..”.

 
“tapi, Mbah, kenapa badan saya…”.

 
“itu tidak penting..”.

 
“…”.

 
“akan Mbah ceritakan, ritual tadi…”. Mbah Wasiran menceritakan semua detail ritual yang mereka lakukan tadi. Pertama, Mbah Wasiran menjelaskan kenapa dia bisa sampai 6x ejakulasi. Itu karena Mbah Wasiran telah memanggil 6 jin untuk bersemayam di dalam dirinya. Ritual itu memang membutuhkan keperkasaan 6 jin karena setiap kali ejakulasi mempunyai manfaat untuk Amy. 2x ejakulasi di mulut memberikan Amy suara yang bagus serta kemampuan berbicara lancar & membuat siapapun jadi betah mengobrol dengan Amy. 2x ejakulasi di dalam liang anus akan membuat tubuh Amy tetap kencang & selalu fit / segar. 2x ejakulasi di dalam rahim akan membuat tubuh Amy selalu harum & mengeluarkan aura feminim, sexy, anggun, dan awet muda dari tubuh ibu cantik itu.

 
#########################

Kembali ke masa kini

“jadi Tante harus ngelakuin ritual itu 1 tahun sekali, tiap tanggal 6, bulan 6, terus 6x ?!”.

 
“ssshhh !! jangan keras-keras”.

 
“maaf, jadi bener Tan ?”.

 
“iyaa. kamu jangan bilang siapa-siapa ya, Vi..”.

 
“iya, Tan..Tante tenang aja, rahasia Tante aman sama aku”, janji Selvi sambil tersenyum.

 
“nah, udah selesai, Tante mau pulang dulu yaa, Vi..”.

 
“Tante, aku minta alamat Mbah Wasiran”.

 
“ha?? kamu yakin ?”.

 
“iya, aku mau coba ke sana sendiri besok…”.

 
“sendirian? jangan, kamu harus sama Tante kalau mau ke sana..”.

 
“nggak, Tan…aku mau sendiri ke sana, aku nggak mau ngerepotin Tante”.

 
“ya, tapi..”, ujar Amy sambil menyerahkan alamat Mbah Wasiran.

 
“nggak apa-apa, Tan…”.

 
Sejak saat itu, Amy tak pernah mendapat kabar lagi dari Selvi. Handphonenya tidak aktif lagi. Amy pernah datang ke hutan rumah Mbah Wasiran beberapa kali, tapi tak ada Katro yang menjemputnya sehingga ia tak berani masuk ke dalam hutan sendirian karena takut tersasar di dalam hutan lagipula sudah bertahun-tahun ia tak kesana. 2 bulan tetap tak ada kabar dari Selvi, Amy merasa stres karena dia merasa bersalah. Dia takut terjadi apa-apa pada Selvi. Akhirnya Amy nekat pergi ke hutan itu juga. Dia berdiri di depan barisan pohon besar. Amy mengumpulkan keberaniannya untuk masuk ke dalam hutan sendiri.

 
“Mbak Amy ?”.

 
“Katro ?”.

 
“Mbak Amy, udah lama nggak ketemu”.

 
“iya, Katro, anter saya ke rumah Mbah Wasiran..”.

 
“oh iya, Mbak. ayo, Mbak..”.

 
“Selvi !”, Amy langsung berlari dan memeluk Selvi yang sedang menyapu teras rumah Mbah Wasiran.

 
“Tante Amy kok ada di sini ? mari Tan, duduk”.

 
“maaf, saya masuk ke dalam dulu…”.

 
“kenapa kamu pake kemben ? terus Tante telpon hp kamu nggak bisa-bisa ?”.

 
“begini, Tan…”. Selvi menceritakan kalau dia telah memutuskan untuk tinggal bersama Mbah Wasiran & Katro. Niat awalnya memang ingin awet muda seperti Amy, tapi setelah merasakan keperkasaan Mbah Wasiran, Selvi jadi ketagihan. Gadis cantik itu memutuskan untuk mengabdikan tubuhnya sebagai tempat penyaluran nafsu Mbah Wasiran. Dan seiring jalannya waktu, Selvi juga melayani Katro. Itu menjelaskan alasan Selvi hanya menggunakan kemben saja, agar dia bisa melayani Katro & Mbah Wasiran tanpa repot-repot.

 

Selvi
 
“tapi apa kamu yakin, Vi ?”, tanya Amy, dia merasa Selvi masih muda dan tentu mempunyai masa depan cerah.

 
“iya Tante, aku yakin. aku mau jadi istrinya Mbah Wasiran dan Katro…”.

 
“tapi keluarga kamu ? temen kamu ? pacar kamu ?”.

 
“nanti Mbah bakal ngapus ingatan semua orang yang pernah kenal aku..”.

 
“tapi…”, Amy merasa bersalah.

 
“ini udah keputusan aku, Tan..”, ujar Selvi tersenyum.

 
Katro pun keluar rumah sambil membawa minuman. Mereka bertiga mengobrol, Amy jadi tenang, sepertinya memang Selvi sendiri yang mengambil keputusan untuk tinggal di sana, tak ada paksaan dari Mbah Wasiran ataupun Katro.

 
“gosh, it’s so exciting, thank’s Grandpa Dukun..I’ll be back again tomorrow. bye”. Gadis bule keluar dari dalam dengan wajah puas.

 
Dia berjalan limbung dan agak mengangkang. Amy tersenyum, pastilah dia habis melakukan ‘ritual’ dengan Mbah Wasiran. Tapi, tunggu, sepertinya dia kenal gadis bule itu.

 
“itu…bukannya…?”.

 
“iya, itu si Cinta Laura…”, jawab Selvi.

 
“dia juga ritual awet muda seperti kamu, nak Amy..”, jawab Mbah Wasiran yang keluar dari dalam rumah.

 
“Mbah…”, Amy langsung mencium tangan Mbah Wasiran.

 
“ayo nak Amy, nak Selvi, Katro..masuk ke dalam…”.

 
“iya, Mbah…”. Mereka semua masuk ke dalam rumah. Kebetulan hari itu, tanggal 6 bulan 6, dimana Amy harus melakukan ritual dengan Mbah Wasiran dan juga jadwalnya Selvi untuk dibuahi Katro.

 
Tamat
****************