Dia memasuki ambang impian kenikmatan yang sejak siang tadi menjadi obsesi utama dalam rangka menikmati malam panjang penyelewengannya. Hidungnya mulai mengendusi bau ketiak tamunya. Bau asem itu pada situasi macam ini sungguh menjadi dambaan birahi. Libido istriku langsung terdongkrak. Sekarang bukan lembut lagi. Lidahnya sudah sampai ke tepi-tepi wilayah nikmat. Hidungnya terus mengendusi. Sesaat kemudian wajah istriku sudah tenggelam dalam ketiak lelaki itu. Hidungnya terus mengendus-endus untuk meraih aroma ketiaknya sebanyak yang bisa diraih.
Dengan terus mengangguk-angguk kecil dan meliuk, wajah itu merambah ceruk-ceruk berbulu milik lelaki itu. Lidah istriku dengan cepat membuat bulu-bulu ketiak itu kuyup oleh ludahnya. Dia isap semua rasa. Asin atau manis atau asem yang membangkitkan gairah dan birahi yang terus memburunya. Desahannya berubah menjadi dengusan. Istriku kegilaan. Terkadang nampak geregetannya datang. Kepalanya digeleng-gelengkankan secara cepat hingga rambutnya nampak bergoyang ombak, seperti babi yang menekan moncongnya yang mengaduk lubang di tanah. Dan memang yang tersisa hanyalah sifat hewaniahnya. Dan dengan pantatnya yang saat ini sudah nungging, dengusan dan gelengannya itu membuat sang lelaki berbalik-balik, ke kanan, kekiri yang disertai dengan regangan kaki-kakinya menahan nikmat. Nampak otot-otot kakinya itu bertonjolan. Dan tak kalah sengitnya, kontolnyapun mencuat kaku. Mengkilat dengan jamur rekah di ujungnya, kontol itu dilingkari oleh jaringan urat-urat darah yang memompa daging kontolnya melesak keatas, tegak, seakan meriam yang mau meledakkan pelurunya.
Istriku melirik ke kontol itu. Tapi membiarkannya. Dia bergeser ke ketiak lainnya di sebelah kiri. Dia ulangi pula hal-hal sebagaimana telah ia lakukan pada ketiak kanan tadi. Kali ini tubuh istriku menindih lelaki itu. Buah dadanya lekat pada buah dada sang lelaki.
Lantas karena menahan amukan birahinya, sang lelaki menaik-naikkan pantatnya hingga kontolnya setiap kali menusuk-nusuk langit. Sekali lagi lirikan mata istriku dilepas. Dan kemudian tangan istriku bergerak turun, mulai mengelusi perut yang berambut menyambung ke jembutnya. Jari-jarinya menggapai dan meremas-remas. Sesekali kembali mengelus. Rasanya bisa diperkirakan. Wilayah itulah yang akan dirambah bibir istriku pada urutan berikutnya.
Kembali istriku mencari posisi yang pas. Dengan tetap nungging dengan tubuh telanjangnya istriku bergeser kanan sang lelaki. Tangannya terus meremas-remas penuh gereget. Bibirnya meluncur kebawah, mengulang jilatan dan gigitan sesaat pada dada, kemudian turun lagi.
Begitu bibirnya menyentuh bulu-bulu perut di bawah puser, langsung melumat-lumat. Tak pelak lagi perut berbulu sang tamu kuyup oleh ludahnya. Terdengar erang dan desis tamunya yang disertai seringai di wajahnya. Otot-otot perutnya mengencang menahan kegelian. Ber-menit-menit istriku terus menjilati perut penuh bulu, sebelum bergeser lebih bawah lagi.
Sekarang tangan istriku sudah merambah ke wilayah selangkangan. Dielus-elusnya selangkangan kanan kemudian kirinya. Dan akhirnya juga genggaman, pijatan dan remasan untuk bijih pelernya. Ooocchh.. suara desahan itu .., begitu nikmat ditelinga ini, demikian batin istriku mendengar gelinjang desahan lelaki asing itu.
Kini istriku sudah berada di antara paha lelaki itu. Dengan tetap nungging, istriku membenamkan mukanya ke rerimbunan jembut sang tamu. Bau lelaki dengan kuat menyergap hidungnya. Nafsu irahi istriku semakin meledak-ledak. Untuk cara-cara macam ini yang sama sekali belum pernah dia lakukan pada suaminya selama lebih 20 tahun mereka menikah.
Dengan genggaman tangan kanan yang mengelus naik turun batang kontol yang 22 cm itu, bibir, lidah dan gigitan istriku meratai batang dari pangkal, tengan hingga ujungnya. Dengan penuh rasa dan birahi kepala jamurnya dia jilat dan isap-isap. Ludahnya telah membasah di selangkangan lelaki itu. Bau lelaki dan ludahnya sendiri bercampur menjadi bau yang membuat vagina mengempot-empot minta di remasi.
Ketika semua sudut dan titik di selangkangan tamunya sudah nggak ada yang lewat dari jilatannya, secara reflek lelaki itu mengangkat kedua pahanya ke atas, hingga tubuhnya melipat sampai betisnya menyentuh kanan dan kiri telinganya. Dan akibatnya adalah wilayah pantat hingga anus lelaki itu seperti ditawarkan untuk dirambah pula oleh bibir dan lidah istriku.
Sesaat nampak istriku ter-jengak. Bagi dia pemandangan macam ini sama sekali nggak pernah ter-impikan. Paha yang juga dipenuhi bulu-bulu, bijih peler, pantat dan anusnya yang juga penuh bulu terpampang langsung di depan wajahnya. Tapi jengak itu langsung berubah menjadi kegilaan birahi. Dengan menggoyang kepalanya untuk menyibak rambutnya, istriku merebah tengkurap dari nunggingnya, tangannya diasongkan ke depan meraih pantat itu. Kemudian dengan penuh bara nafsu istriku kembali mengecup dan menjilat.
Dari gundukkan daging bawah peler, turun lagi hingga lubang anus dia lumati habis. Lidahnya menari-nari mendesaki anus lelaki itu dan merasai semen anus itu. Hidungnya berusaha menangkap aromanya. Wwwoo.., sungguh eksaiting. Bau dan semen anus itu membuat dia menjadi begitu binal. Wajahnya digoyang-goyangkan untuk lebih terbenam lagi menyeruak ke bokong dan anus tamu asingnya. Dan dari atas sana terdengar suara merintih dan sekaligus seperti mengemis, 'Terruuzz mmbakk , ttee..tteerruuzz, ayyoo mbakk, ..teruss.. jilatin yang banyakk.. oohh enakk..', suara itu tak pernah lagi berhenti, 'lidahnyaa.. maasszzuukkiinn.., tteerruuzz..oocchh.. aacchh'.
Dan tak terhindarkan lagi, kontol lelaki itu menyeruak dan mencuat menembaki langit-langit kamar pengantinnya. Nampak jamur dan lubang kencingnya yang merekah, mengkilat-kilat. Kontol itu sudah siap untuk menembusi memekku, demikian pikir istriku. Dan dengan kebinalan birahinya yang juga sudah berada dipuncaknya, istriku dengan sigap bangun, menurunkan kaki lelaki dari lipatannya kemudian menumpaki tamu asingnya ini. Dia duduk seperti naik kuda di perut lelaki itu dengan kaki-kakinya yang terlipat ke belakang sementara pantatnya, atau lebih tepat lubang kemaluannya dipernahkan ke arah kontol lelaki itu. Lantas sedikit menungging sambil tangan kirinya meraih batang 22 cm itu dan mengepaskan jamur merekahnya ke lubang vaginanya. Sesudah dirasakan pas ujung kontolnya menyentuh bibir-bibir kemaluannya, dia turun ke arah duduk mecoba mendesakkan kontol itu kelubang kemaluannya. Beberapa kali dia lakukan ulang-ulang sebelum kontol gede itu berhasil ditelan vaginanya.
Saking gedenya kontol itu saat melesak menembusi bibir-ibir memek istriku ikut tertekan melesak ke dalam. 'Aacchh.. Maasszz, enak bangett.. uuchh', terdengar desah istriku. Dia sesaat merasakan batang kontol itu dalam cengkeraman vaginanya. Dia rasakan setiap mili kontol tamunya menggosok saraf-saraf kemaluannya. Dia rasakan denyutan darah yang mengalir dalam batang gede panjang itu. uuhh.., nggak akan hal macam ini bisa dia dapatkan dari suaminya.
Kemudian pelan-pelan dia mulai tarik. Dia angkat pantatnya. Dia rasakan batang kontol itu menjalar keluar, dah uuhh.., gatalnya.. Kemudian dia masukkan lagi. Rasa semakin gatal menyerang vaginanya. Dia tarik lagi pantatnya. Masuk lagi. Keluar lagi. Masuk, keluar, masuk, keluar. Dan jadilah kocokkan. Yang satu batang menusuk, yang lain lubang menelan. Dan jantan betina di ranjang pengantin itu saling memompa. Terkadang bokong istriku nampak seperti mengulek. Pantatnya ditekan habis kemudian tubuhnya di tarik kedepan dan didorong kebelang berulang 2 atau 3 kali sebelum keduanya kembali saling pompa. Tempat tidur dan gambar di dinding ikut ber goyang-goyang. Riuh rendah desahan dan rintihan saling bersahut. Ruang sempit itu menyaksikan puncak-puncak penyelewengan istriku. Menyaksikan bagaimana dia tidak lagi mengabaikan suaminya. Bagaimana dia dengan lahap menjilati, mengisap-isap, mencium dan menggigiti bagian-bagian peka birahi tamu asingnya.
Saat-saat ledakkan kepuasan mendekat. Lelaki itu mempercepat kocokkan dengan pantatnya yang naik turun dan kontolnya yang menembusi kemaluan istriku terlihat seperti mesin hidrolik. Demikian kaku dan tegar. Basahnya batang kerana cairan birahi istriku membuat batang itu mengkilat dan menunjukkan lingkaran urat-uratnya.
'Mbbakk.. aku mau keluarr, mmbaakk akuu mau keluarr .. Terruusszz mbakk, eennakk, eennaakk .. Teruuss', yang dijawab dengan parau oleh istriku, 'Maass.. Aku jugaa, akuu mau keluarr.. Bareengg yaa. Keluarr barengg .. baarreengg.. aasszzhh..', dan tak terelakkan lagi simponi rintihan dan erang nikmat yang kemudian di akhiri teriakkan kemenangan dari jantan dan betina ini gegap gempita memenuhi ruang pengantin yang sempit itu. Keduanya bersama-sama meregang. Keduanya menumpahkan cairan-cairan dalam jumlah yang sangat banyak. Pemompaan yang belum kunjung berhenti itu membuat cairan-cairan keduanya terdesak keluar. Busa dan lelehan sperma muncrat akibat dari jepitan antara kontol dan dinding vagina di bibir kemaluan istriku. Cairan itu muncrat-muncrat saat kontol mendorong kedalam liang vagina. Bibir vagina terseret keluar bersama tarikan batang kontol membawa busa dan cairan yang langsung menebar ke kanan dan kiri bibir vagina. Kocokkan tak kunjung henti mengikuti kegaduhan yang keluar dari mulut istriku dan lelaki itu.
Ketika tiba saatnya reda, yang terdengar hanyalah tarikan nafas-nafas panjang. Istriku meletakkan kepala lelahnya di dada tamu asingnya. Dan lelaki itu membuka tangan dan kaki telanjangnya untuk mencari dingin. Keringat keduanya membasahi tempat tidur. Nampak spreinya basah dan berserak terangkat dari jepitan kasur. Bantal-bantalnya jatuh ke lantai. Kegaduhan lenyap diganti keheningan di antara nafas-nafas jantan betina itu. Mereka telah meraih puncak kepuasan birahi. Bagi istriku, itu merupakan puncak penyelewengannya yang paling memuaskan.
Pukul 20.20, Selasa
Keheningan itu berlalu panjang. Mereka yang lelah tertidur. Menjemput mimpi indahnya. Kadang-kadang salah satunya bergerak-gerak berubah posisi. Tenang.
Istriku tengkurap telanjang. Tangannya memeluki bantal. Sang lelaki ngangkang. Nafas-nafas mereka berhembus penuh damai dan kepuasan. Mungkin dingin malamlah yang membuat mereka terlena. Sesekali di luar anjing menggonggong. Suara kaleng yang dipukul tukang pijat buta lewat. Ada deru mobil di kejauhan. Atau tukang nasi goreng, siapa tahu ada yang kelaparan di malam hari. Lelaki itu memperdengarkan dengkur kecilnya. Mulutnya sedikit terbuka. Istriku bergerak telentang dengan tangan di dadanya. Nampak susunya masih ranum. Ada bercak-bercak merah, pasti karena sedotan nikmat dari lelaki di sampingnya itu.
*****
Pukul 02.08, Rabu
Istriku menggeliat terbangun. Lampu kamar yang terang nyalanya menyadarkan dia. Pertama yang dilihatnya adalah lelaki telanjang di sebelahnya. Dia diam sesaat mengumpulkan kesadaran sambil bberkedip-kedip matanya tidak melepaskan dari tubuh telanjang lelaki itu. Diingatnya bahwa sejak kemarin siang dia bercengkerama saling mengumbar birahi dengan lelaki ini.
Kemudian mukanya mencari-cari jam di dinding. Pukul 2 pagi lebih. Telah berapa jam dia ber-asyik masyuk dengan tamu asing ini? 12 jam. uuhh, sepanjang waktu itu rasanya hidupnya sangat memiliki arti. Hanya dalam waktu 12 jam dia telah mendapatkan orgasme 7 kali. Orgasme yang tidak pernah dia dapatkan dari hubungan kelaminnya dengan suami selama 20 tahun perkawinan mereka. 12 jam dibanding dengan 20 tahun. Wwwoo.
Istriku bergeser mendekat. Dia mendengar nafas lelaki itu. Dia lebih mendekat lagi. Dia perhatikan paras lelaki itu. Alisnya, dagunya dan oo.. bibirnya seksi sekali. Mulutnya yang setengah menganga membuat bibir lelaki itu sangat seksi. Dia pengin menciuminya, tetapi jangan, kasihan, capek sesudah beberapa jam menggenjot menyetubuhinya. Dia perhatikan lebih dekat lagi. Dari wajah turun ke dadanya. Dada gelap dan gempal lelaki tamunya ini sungguh mempesona istriku. Bukit-bukit susunya dihiasi dengan puting ditengah lingkaran hitam, ukurannya cukup besar untuk jadi sasaran gigitan, nampak naik turun yang disebabkan nafasnya.
Kemudian turun ke perut dan pusernya. Bulu-bulunya melebat di seputar pusernya mengawali rimbunan bulu jembut di bawahnya lagi. Entah berapa gigitan dan kecupan yang telah ia berikan di daerah ini. Dan pandangannya tergoda untuk terus ke bawah. Dia perhatikan seakan belalai yang terkulai. Bukan main.
Kontolnya yang sedang dalam posisi terkulaipun ukurannya sudah lebih gede dari milik suaminya. Woo.. fantasinya datang. Bagaimana dia bisa pelan-pelan menyaksikan bagaimana kontol ini bergerak tumbuh hingga tegang ngaceng ke langit-langit.
Dia jadi melek total, gairahnya membangkit. Dia bangun turun dari kasur untuk kembali naik dari arah selangkangan lelaki asingnya hingga wajahnya tepat menghadap ke selangkangannya. Tangannya sedeku kekasur. Aroma kemaluan lelaki mulai menyergap hidungnya. uuhh.., kini baru nampak jelas. Ternyata kontol itu tidak sunat. Ujungnya meruncing. Daging tipis menjadi kulup yang membungkus jamur besar yang selama ini menjadi sasaran lumatan bibir dan lidahnya.
Bersambung...