Musim panas kali ini lebih panjang dari biasanya, suhu kota Taipeh benar-benar seperti di dalam oven panggang. Kegerahan menyerang hampir seluruh kota, apalagi mereka yang rumahnya tidak dilengkapi oleh Air Conditioner. Sepertinya, lebih baik jika bisa mendekam di dalam kulkas seharian. Di tengah teriknya matahari di siang bolong, tepat ketika matahari berada di atas ubun-ubun, lagi-lagi F4 harus menyelesaikan syutingnya untuk hari itu, meski untuk sebuah episode yang terlarang dan hanya bisa dinikmati oleh orang-orang dewasa saja.
A Lei datang terlambat dengan mobil barunya, ia gemar sekali mengganti-ganti mobilnya, gaya hidup yang biasa dimiliki oleh orang-orang yang benar-benar kelebihan duit. Pemuda buruan para gadis itu turun dari mobilnya masih dengan gayanya yang cool, ia menaikkan kacamata hitamnya sebatas dahi. Penampilannya untuk syutingnya kali ini memang agak berbeda dari biasanya, ia tampak lebih terkesan santai dengan balutan celana pendek dan baju pantai bermotif kembang, dan tentunya lebih seksi dari biasanya dengan bulu-bulu kakinya yang terlihat jelas. Memang, syuting F4 kali ini mengambil setting di kolam renang.
Kisahnya kali ini bercerita tentang A Lei dan Xi Men yang berenang bersama, sesuai dengan janji mereka kemarin malam. Mereka telah memilih sebuah swimming pool yang sangat ekslusif di pusat kota Taipeh. Saat A Lei datang, Xi Men tampak telah berendam di dalam air dan berenang dengan gaya punggungnya, kelihatan sekali lekuk-lekuk badannya yang bongsor dan seksi itu, apalagi kontolnya yang menonjol di balik celana renang warna biru muda yang dipakainya. A Lei pun dibuat terkesima memandangnya, ia mengambil tempat di sebuah kursi malas di pojokan kolam di sebelah ransel Xi Men berada.
A Lei segera menanggalkan pakaiannya, dilepasnya satu per satu kancing bajunya sampai ia dapat melepaskan semuanya, dadanya memang belum terbentuk bagus, tapi setidaknya mulai tampak hasil fitnesnya selama tiga bulan belakangan ini. Setelah itu ia menarik restleting celana pendeknya dan memelorotkannya begitu saja. Ia hanya mengenakan sebuah celana dalam model peluru saja. Kemudian, A Lei mengambil sesuatu dari dalam tas ransel yang dibawanya, ia mengeluarkan celana renangnya dari sana. Setelah itu ia melongok ke sana kemari, setelah memastikan tidak ada orang lain di kolam itu selain dirinya dan Xi Men, maka ia pun lalu melepaskan celana dalamnya untuk diganti dengan celana renangnya itu, di pinggir kolam.
Setelah ia berganti celana, A Lei pun menyusul Xi Men berenang. Ia bergerak mendekati Xi Men dengan gaya bebasnya. Mereka bertemu di ujung kolam, untuk beberapa saat mereka berhenti sambil berendam di dalam air dan bersandar ke bibir kolam. Xi Men mencipratkan air ke muka A Lei dengan gaya nakalnya, lalu dibalas oleh A Lei dengan tak kalah sengit pula, kemudian keduanya terbahak-bahak. Tingkah mereka terkadang memang seperti anak kecil saja, apalagi jika mereka berempat tengah berkumpul. Kadangkala mereka bosan juga jika disuruh berakting dalam kebanyakan serial Meteor Garden yang mengharuskan mereka bertampang serius dan seperti orang tua, karena untuk berakting seperti itu, seakan-akan mereka dipaksa untuk melakukan sesuatu yang sangat bertentangan dengan kepribadian mereka sendiri, harus menjadi seorang figur yang sangat bertolak belakang dengan nurani mereka.
"Lei, sebentar! Kemarikan kupingmu!" kata Xi Men berlagak seolah-olah hendak berbisik ke dekat A Lei. Janggal juga sih di tempat sepi itu, Xi Men pakai berbisik segala. Tapi toh A Lei yang innocent itu mendekatkan kupingnya juga ke mulut Xi Men. Setelah sedemikian dekatnya antara bibir Xi Men dan kuping A Lei, Xi Men bukannya berbisik, tapi ia langsung mencipok leher A Lei, lagi-lagi ia berhasil mengerjai A Lei. A Lei pun dengan refleks membalasnya, tangannya segera menyerang kemaluan Xi Men, ia meremasnya.
"Wadaoww! Lei, sakit tahu!" seru Xi Men sambil memegangi batang kejantanannya itu. A Lei sepertinya telah kelewatan meremasnya. Pemuda itu bahkan merasa sepertinya kontolnya itu sudah membengkak, entah membengkak karena sakit atau karena ereksi. Lei terpingkal-pingkal melihat sahabatnya itu meringis sambil memegangi kontolnya. Sementara itu Xi Men tak lagi bisa tertawa, ia segera mengangkat badannya naik ke bibir kolam, kemudian duduk di situ.
Xi Men kemudian mengintip ke dalam celana renangnya untuk memastikan barang kesayangannya itu baik-baik saja. Karena tak begitu kelihatan jelas, ia pun lantas mengeluarkan kontol yang panjangnya tak kurang dari 18 cm itu dari balik celana renangnya, kontol yang masih terbungkus kulup itu pun langsung melesak keluar meski masih terkulai lemas. Kontolnya memang terlihat kemerahan, namun bukan karena bengkak atau kena remasan A Lei, namun karena warnanya memang demikian dari sononya.
A Lei menghentikan tawanya, ia menatap Xi Men dengan iba. Dalam hati kecilnya, ia juga sedikit cemas kalau-kalau Xi Men nantinya jadi impoten karena tingkahnya yang kelewatan itu.
"Sakit yah?" tanya A Lei dengan mimik muka serius. Xi Men mengangguk sekali.
"Sini, aku obati!" kata A Lei lagi, ia pun bergerak lebih mendekat ke arah bibir kolam dimana Xi Men duduk, bahkan ia merapatkan tubuhnya ke tepian kolam. Xi Men tak mengerti maksud ucapan A Lei barusan, apa yang harus diobati.
Kemudian secara tiba-tiba A Lei memegang kontol Xi Men, mencengkeram dengan erat lalu meremas-remasnya. Kontan saja, tanpa dikomando lagi, kontol yang semula lemas itu perlahan-lahan makin mengembang dan mengeras di tangan A Lei, urat-uratnya yang seksi bertonjolan keluar. Xi Men menikmatinya sambil memejamkan mata dan bersandar pada kedua tangannya yang ditopangkan ke belakang. A Lei pun makin menjadi dengan remasannya, ia berlagak seperti seorang ahli terapi seks di bidang pijat-memijat. Sesekali pijatan kedua tangannya berpindah ke sekitar selangkangannya, ia memijit-mijit selangkangan Xi Men itu dengan kedua jempol tangannya. Xi Men pun makin kuat dengan erangannya, ia mulai menggeliat-geliat.
"Argh! Nikmat sekali!" erang Xi Men berulang kali. Kini A Lei kembali memegang kontol Xi Men dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya ia susupkan ke balik celana renangnya sendiri, memegang-megang kontolnya yang juga sama-sama full ereksi saat itu, kemudian meremas-remasnya. A Lei pun mulai mengocok kontol Xi Men itu, perlahan dan makin lama makin dipercepat. Begitu kontol Xi Men mengeluarkan cairan precum yang agak lengket, A Lei menghentikan kocokannya. Ia lantas mengangkat badannya naik ke bibir kolam.
Xi Men disuruhnya telentang di bibir kolam, dan pemuda itu pun langsung menurut. Ia rebahan dalam posisi telentang di bawah sengatan sinar matahari. Setelah itu A Lei memelorotkan celana renang Xi Men dan melemparkannya begitu saja, sehingga kini Xi Men bertelanjang bulat di depan matanya. A Lei pun kemudian mendekatkan bibirnya ke kontol Xi Men, makin dekat dan sangat dekat, kemudian "slurp!" masuklah kontol Xi Men ke dalam mulutnya. A lei memang sangat jago dalam urusan mengoral, pemuda itu mengempot kontol Xi Men keluar masuk mulutnya berulang-ulang sampai membuat Xi Men pun melayang.
A Lei makin buas saja, ia memain-mainkan lidahnya di sepanjang kontol Xi Men, menjilatinya dengan penuh nafsu dari ujung sampai ke pangkal, di buah pelirnya yang padat dan kemerahan itu. Kemudian, A Lei menghisapnya, melumat dengan liar dan menyedotnya sampai Xi Men tak lagi bisa berkutik saking nikmatnya.
Setelah puas bermain-main dengan kontol Xi Men, A Lei pun kemudian berganti posisi, ia langsung menindih tubuh Xi Men di pinggiran kolam itu. Lalu ia mendaratkan ciuman-ciuman dan lumatan bibirnya ke bibir pemuda itu, mereka saling memainkan lidah mereka masing-masing dengan liarnya. Setelah sekian lama saling memagut, A Lei pun mulai menjelajahi sekujur tubuh Xi Men dengan bibirnya, mulai dari dahi, seluruh wajah tampannya, leher, dada. A Lei melumat kedua puting susu Xi Men bergantian, kanan dan kiri, sesekali diselingi dengan gigitan-gigitan kecil. Setelah itu, A Lei menciumi kedua belahan ketiak Xi Men yang horny itu dengan rambut-rambut lebatnya. Kemudian turun ke kedua belahan pinggangnya dan seputar pusarnya.
Xi Men pun tak kalah liarnya meladeni kebuasan A Lei. Setelah A Lei puas menjelajahi setiap lekuk tubuhnya, ia langsung merubah posisi. Xi Men menidurkan A Lei di tempatnya tadi. Yang diserangnya pertama kali dengan bibirnya adalah tentu saja bagian tubuh yang paling seksi dari A Lei yaitu, kontolnya yang masih terbungkus celana renang itu. Sekalipun demikian, kontol A Lei tampaknya sudah terjepit di dalam celananya itu, perlu bantuan untuk segera diberi sedikit udara segar yaitu dengan melepaskannya dari dalam sangkar.
Xi Men tak langsung membukanya, ia meremas-remas bagian yang menutupi kontol A Lei itu dengan mulutnya diselingi gigitan-gigitan kecil, seperti seorang bayi dengan dot susunya. Aroma kejantanan A Lei sudah tercium jelas oleh hidung Xi Men. Belum lagi saat Xi Men memandangi jembut-jembut A Lei yang keluar dari celana renangnya, sungguh menggairahkan. Perlahan Xi Men pun mulai menggigit karet celana renang Lei, dengan dibantu oleh tangannya, kemudian ia menariknya turun, memelorotkannya perlahan-lahan sehingga tak lagi ada seutas benang pun yang menutupi aurat Lei, pemuda itu memang benar-benar seksi, tak heran jika menjadi buruan banyak gadis. Mungkin mereka hanya bisa membayangkan untuk bercinta dengan Lei di atas ranjang, namun Xi Men bisa menikmatinya secara langsung.
Lei adalah seorang pemuda dengan libido yang sangat tinggi, namun hebatnya seorang Lei adalah karena ia mampu menyembunyikannya di balik keluguannya. He is the best partner on the bed, He's very desireable.
Batang kejantanan Lei pun langsung berdiri setegak tower, dengan keperkasaannya. Xi Men langsung memasukkannya ke dalam mulutnya dan memperlakukannya seperti apa yang dilakukan Lei tadi terhadap kontolnya. Xi Men melumatnya dengan liar, menghisapnya berulang kali keluar masuk mulutnya, menjilatinya seperti ketika menjilati es krim coklat. Kemudian ia menciumi dan menjelajahi kedua selangkangan Lei, kedua kaki Lei dibukanya lebar sampai mengangkang untuk memudahkan Xi Men menyelusupkan mukanya di kedua selangkangan Lei yang bikin horny itu.
Kontol lei yang panjangnya sekitar 17 cm itu kemudian dikocoknya, sambil sesekali dilumatnya lagi di dalam mulutnya. Keduanya, Xi Men dan Lei sungguh menikmatinya. Lei pun memegang kepala belakang Xi Men yang menunduk di depan kontolnya, ia mendorong kepala Xi Men agar kontolnya lebih masuk ke dalam mulut pemuda itu. Xi Men bahkan hampir saja tersedak karena secara tiba-tiba kontol Lei yang panjang itu masuk ke dalam mulutnya, bahkan hampir mencapai kerongkongannya.
Setelah beberapa saat lamanya Xi Men bermain-main dengan kontol Lei, maka tak terbendung lagi, ketika Lei telah mencapai klimaksnya, ia pun langsung memuntahkan lahar putihnya di dalam mulut Xi Men. Xi Men sangat menikmati sperma Lei yang menyembur sebanyak tiga kali itu, kental dan sungguh nikmat. Xi Men bahkan menjilat sisanya di di ujung penis Lei sampai ludes.
Xi Men pun belum merasa puas jika ia sendiri belum memuntahkan spermanya, Ia pun kemudian, mengangkat kedua kaki Lei ke atas, kemudian ia mendorong tubuhnya merapat ke pantat Lei yang agak terangkat itu. Kemudian, ia mengatur posisi kontolnya agar tepat di mulut liang anus Lei. Ia memang pernah melakukannya terhadap Lei sebelumnya, tapi Xi Men benar-benar ketagihan sesudah itu.
Begitu kontol Xi Men berada pada posisi yang tepat, ia pun langsung mencoba memasukkan kontolnya yang tegang penuh itu memasuki lubang anal Lei, sedikit demi sedikit, kontol Xi Men pun tenggelam di dalamnya. Lei mengerang, sesekali ia menggigit-gigit bibir bawahnya menahan rasa nyeri dan nikmat yang bercampur jadi satu.
Kedua kaki Lei disandarkannya pada kedua bahu Xi Men. Xi Men pun kemudian mendorong pantatnya maju mundur, memompa kontolnya untuk keluar masuk lubang anal Lei. Berulang-ulang kali sampai Xi Men benar-benar puas dan tak tak tahan lagi untuk memuntahkan spermanya di dalam lubang anal Lei.
"Argh!" seru Lei tertahan begitu Xi Men menggoyangnya terakhir kali yang bersamaan dengan tumpahnyanya cairan hangat dari kontol Xi Men di dalam lubang analnya. Kontol Xi Men pun langsung keluar dari pantat Lei, terkulai lemas dengan belepotan sperma. Kemudian Xi Men menindih tubuh Lei, sambil mengatur nafasnya kembali.
Usai permainan itu, mereka menuju kamar mandi yang terletak di salah satu pojokan kolam. Mereka memilih sebuah bilik dan membasuh badan di sana, A Lei dan Xi Men saling membasuh badan satu sama lain sambil sesekali tangan mereka yang masih gatal memain-mainkan kontol lawan mereka, mengocoknya dengan sabun cair. Dan setelah itu mereka saling berhandukan. Bersamaan dengan selesainya syuting untuk satu episode Meteor Garden kali itu.
Tamat
Posted by Bokep
Posted on 8:51 AM