Ia lalu membungkuk dan pantatnya nungging menempel diwajah Yuan. Yuan lalu menjilat lubang pantat itu. Walau itu pantat waria dan mempunyai bau tersendiri, Yuan sudah tak sadarkan diri. Ia terus-terusan menjilati lubang pantat Siti. Sedangkan Siti sendiri menjilati dan mengulum-ngulum penis Yuan. Jilatan Yuan dari pantat sampai ke biji penis Siti. Kedua biji penis yang terasa manis bercampur asin itu akhirnya diserbu juga oleh Yuan. Ia menjilati biji penis itu dan kemudian mengunyahnya. Tak lama kemudian ia mencapai tahap orgasme dan spermanya memuncrat ke dalam mulut Siti.
"Aahh.." erangnya.
Siti langsung berdiri dan mencium Yuan. Sperma Yuan ditransfer ke dalam mulutnya sendiri. Hal ini adalah pertama kalinya Yuan mencicipi sperma sendiri, maka ia berontak. Namun Siti memegang keras kepalanya, memainkan lidahnya dalam mulut Yuan, penisnya digosok-gosokan ke dada Yuan. Siti berjongkok di dada Yuan. Setelah itu Ricky sudah habis mengambil semua film, maka kami pun pergi dan meninggalkan Yuan dan Siti berdua.
Siti merasa bersalah dan membuka kain ikatan Yuan. Baru saja dibuka Yuan langsung bangun dan mendorongnya jatuh terlentang diranjang. Siti ketakutan dan berteriak, "Ampun Mas". Namun hal yang dikageti oleh Siti adalah bahwa Yuan tidak melukainya, namun malah memeluknya dari belakang dan menjilati bahunya. Kedua tangan Yuan meremas-remas payudara montok Siti. Lalu tangan Yuan satu lagi mengocok penis Siti. Setelah agak lama ia membalikkan badan Siti dan menciuminya. Penisnya langsung digosok-gosokkan ke penis Siti. Mereka berdua berputar-putar diranjang. Batang penis saling bergosokan dan biji penis saling memijat dan bertabrakan.
Tak lama kemudian Siti mengerang dan pertanda ia akan oragasme untuk kedua kalinya. Yuan langsung turun keselangkaannya dan mengocok penisnya secara kuat. Lalu lubang penis terbuka dan sperma mengucur keluar keseluruh penis Siti. Yuan lalu segera menjilati dan mengulum batang penis Siti dan menjilati semua sperma Siti. Kedua biji penis Siti dikunyah secara ganas. Lalu mereka berdua berciuman dan tiduran. Payudara Siti menempel ke dada Yuan, sedangkan penis Siti juga menempel ke penis Yuan.
"Aku cinta padamu sayang" kata Yuan.
Siti langsung menangis terharu dan memeluk kekasihnya dengan kuat-kuat dan penuh mesra.
"Aku juga cinta kamu sayang".
Ternyata cinta itu direkam oleh temanku Eka dengan kamera ke dua. Maka video itu aku bungkus sebagai kado terbagus untuk bosku. Pada hari ulang tahun bosku, Erik Ang, ia merasa senang sekali melihat video itu. Semua orang dipesta tertawa terbahak-bahak.
"Ini adalah hadiah ulang tahunku yang paling bagus" katanya.
Lalu aku dinaikkan pangkatnya menjadi tangan kiri bosku. Aku pun merasa senang karena dengan otomatis gajiku naik, dan aku diberi daerah kekuasaan serta sebuah rumah yang bagus. Aku sekarang mempunyai kuasa untuk me-recruit atau mengajak orang-orang untuk bergabung menjadi anak buahku.
Pada hari keesokannya aku me-recruit anggota sebanyak 80 orang. Lalu aku menantang Yuan untuk berperang. Ia pun mempersiapkan 800 orang dan siap untuk membabibuta pasukanku. Aku pun tidak takut padanya. Aku menantangnya untuk bertarung disebuah lapangan di Ancol yang dulunya digunakan untuk theather mobil. Saat kami hendak bertarung lampu langsung dipadamkan dan film percumbuan Yuan dan Siti pun ditayangkan. Semua anggota berandalan Macao hampir tidak percaya apa yang dilakukan oleh bosnya. Setelah lama menonton bahkan ada beberapa anggota diantaranya yang muntah. Yuan akhirnya mengakui bahwa ia mencintai Siti dan tidak ada kekuatan didunia ini yang sanggup menghalanginya. Pada malam itu juga semua anggotanya menjauhinya serta bergabung menjadi anak buahku. Sebagian lainnya pulang ke Macao dan hanya hal itu yang aku laporkan ke atasanku. Sedangkan anak buahku sudah bertambah kian lama makin besar mencapai 750 itu kurahasiakan.
Beberapa minggu kemudian aku mendengar ada serangan baru ke wilayahku. Sekitar 30 orang menduduki beberapa warteg dan memeras uang. Pemimpinnya adalah adik kandung ketua kelompok orang Tio Ciu. Mendengar bahwa daerah ini masih tawar, maka mereka ingin menduduki kawasan wilayahku. Aku langsung membawa 50 orang yang dibagi menjadi 2 tim, tim pertama aku pimpin berjumlah 25 orang bersama Ricky. Tim kedua juga berjumlah 25 orang dipimpin Eka dan Wijaya. Kami semua membawa golok dan digulung dalam koran. Musuhku yang masih menikmati makan siang itu tidak sadar akan kehadiran kami.
Tiba-tiba terdengar teriakan, "Hajar!!"
Langsung saja 50 orang bersenjata golok muncul dari segala arah dan mengepung daerah itu. Perang terjadi selama 1 jam dan walaupun banyak diantara kami yang terluka, namun tidak satupun orang Tio Ciu yang hidup. Lalu kami kabur dan 20 menit kemudian polisi datang membawa mayat-mayat mereka.
Beberapa hari kemudian aku membawa mobil baruku untuk jalan-jalan mencari wanita cantik. Aku sudah memutar-mutar dijalanan selama 1 jam namun tidak menemukan satu wanita cantikpun. Tak lama kemudian seorang wanita berpakaian kaos berwarna biru muda. Terlihat payudara montok menonjol keluar dari kaos baju. Ia memakai celana jeans pendek sehingga terlihat pahanya yang mulus, padat berisi dan berwarna kecoklatan yang membangkit selera seks. Aku langsung berhenti depannya dan membuka pintu mobil agar ia masuk. Ia pun melihat wajahku lalu tersenyum. Akhirnya ia masuk ke mobilku dan langsung berkata,
"Ayuh kita langsung ke daerah sepi dan memegang penisku"
Pada saat itu aku berada di Pluit Timur, Jakarta Utara, maka aku langsung mengendarai mobilku masuk ke taman belakang. Para satpam kuberi 50.000 setiap orang untuk menjaga diluar gerbang taman. Aku pun segera mengendarai mobilku sampai ke tempat terpencil. Lalu langsung kupeluk wanita itu. Ia langsung saja menodongkan pistol ke dadaku.
"Stop, kamu ditangkap atas kasus pembantaian. Saya ini agen polisi."
Lalu aku dengan tenang bertanya, "Oh kamu polisi, cantik juga yah kamu. Saya sampai tertarik. Namamu siapa?"
Ia lalu menjawab dengan professional, "Kamu berhak untuk diam. Jangan macam-macam dengan saya. Semua kata yang kamu ucapkan bisa digunakan untuk melawanmu dipengadilan".
Aku pun berkata, "Wah, kamu proffesional sekali. Tapi apakah kamu bisa menembak aku?" lalu aku mendekatinya.
Ia pun langsung mengangkat pistol itu ke arah jidatku.
"Jangan mendekat, atau nanti akan kutembak."
Aku langsung merebut pistol itu dan menahan pelacuknya. Lalu badanku langsung mendekati dia sampai 3 cm. Ia lalu terbengong melihat wajah tampanku. Aku hanya tersenyum padanya dan wajah ku dekatkan pelan-pelan, dan akhirnya mencium bibirnya. Ia langsung kaget dan memberontak namun setelah agak lama badannya melemas dan tangannya memelukku. Pistolnya perlahan-lahan kuambil dan kulempar keluar jendela. Lalu kami berciuman dan berpelukan.
Langsung saja tanganku masuk ke dalam kaosnya dan meraba punggungnya. AC sengaja kumatikan agar kami tidak keracunan. Keadaan didalam mobil bertambah panas dan polwan itu membuka kaosnya dan terlihatlah payudara yang montok dan tubuh yang fit.
"Wah, sering fitness yah?" tanyaku.
Ia tersenyum dan membuka t-shirt ku, terlihatlah badan kekarku dan berotot, dihiasi tattoo macan dan beberapa luka bacokan pisau. Ia terus-terusan memegang tubuhku dan terkagum-kagum. Aku langsung menarik kutangnya hingga copot dan memeluknya sebelum ia berkata apa-apa. Lalu aku menciumnya dan mengulum-ngulum lidahnya dengan lidahku. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain turut menikmati persetubuhan ini. Payudara montoknya menempel didadaku dan membuat penisku berdiri.
Tanganku yang mengelus-elus pahanya perlahan-lahan membuka resleting jeans-nya. Setelah itu celana jeans dia kutanggalkan dan terlihatlah celana dalam berwarna hitam bergambar macan.
"Wah ganas sekali" kataku.
"Memangnya cuma brandalan yang boleh ganas" jawabnya dengan wajah tersenyum malu.
Ia lalu bersender disetir mobil dan mengangkat vaginanya ke arah kepalaku. Paha dan betisnya mengunci kepalaku dan senderan kepala di kursi mobil.
"Ayo, dijilat" tuturnya dengan suara menantang.
Polwan cantik ini memang tomboi. Aku tidak pikir panjang, langsung saja kujilati sampai kukunyah celana dalamnya. Banyak sari manis muncul dan terhisap oleh mulutku.
"Ah.." desahnya sekali lalu ditahan agar tidak malu.
Lalu aku membuka celana dalamnya dan memasukkan kepalaku ke dalam jepitan pahanya. Kujilati semua bagian vagina dan pantatnya. Semua lubang dan daerah sekitar lubang vagina dan pantat kujelajahi, kuperas, kujilat, dan kugigit. Ia makin tidak tahan dan kemudian mendesah keras sekali.
"AAHH!!"
Lalu ia merasa malu karena desahannya terlalu kuat. Lalu ia segera turun dari kepalaku yang ganas ini. Lalu ia memelukku dan memasukkan penisku ke dalam vaginannya. Payudaranya dijepitkan ke wajahku. Lidahku terus menjilati dan mengunyah pentil payudaranya. Penisku masuk keluar didalam vaginanya yang ketat dan hangat.
"Ah.. Ah.." desah kami berdua didalam mobil itu.
Tak lama kemudian kami berdua mencapai tahap orgasme dan berpelukan. Badan kami bergetar bersama sehingga merangsang sperma dan ovum keluar makin banyak. Lalu kami kembali berciuman dan setelah itu ia pun berkata,
"Sayangku, kamu saya tangkap yah hari ini?" katanya dengan suara manja.
"Loh kok aku ditangkap" tanyaku.
"Ayolah, kamukan ketua brandalan. Palingan cuma ditahan dikantor sampai 3 jam doang. Habis itu kamu pasti dibebasin kok. Ayolah.. Please biar saya dapat pangkat," jawabnya dengan suara menggoda dan tangannya memainkan kedua biji penisku.
Payudaranya masih ditempelkan didadaku. Penisku sendiri masih tertancap didalam vaginanya. Aku terdiam sesaat lalu ia langsung mengenjot-ngejot penisku.
"Ayolah, ayolah".
Akhirnya aku pun menurut saja. Ia kemudian menyerahkan aku ke kepala polisi untuk seluruh wilayah Jakarta Utara. Kepala polisi itu bernama Sadikin. Ia memperlakukanku seperti temannya.
"Kamu berani juga yah. Baru jadi bos sudah langsung membantai 20 orang dari kelompok Tio Ciu tanpa ampun".
Akupun menjawab, "Ah hanya bela diri saja".
Kami pun mengobrol lama sampai tengah malam. Akhirnya iapun berkata, "Apabila kita bekerja sama maka seluruh wilayah Jakarta Utara akan makmur. Kita akan sama-sama untung. Aku mendapat pangkat dan terkenal. Kamu juga mendapat penghasilan yang lebih besar".
Aku pun setuju dengannya dan menyalaminya serta memberi angpau (amplop merah) yang berisi cek seharga tiga setengah juta rupiah. Aku pun pamit dan menyetujui syarat-syarat yang diajukan oleh Sadikin. Ada 3 syarat yang ia ajukan yaitu aku harus selalu mengontaknya, aku tidak boleh menggunakan senjata api dalam berperang, dan juga aku tidak boleh terlibat obat terlarang. Akupun pulang ke wilayahku dan menunggu hari esok yang cerah.
Bersambung . . . .