Beberapa hari kemudian diberitakan bahwa ledakan itu adalah ancaman dari kelompok aliansi China daratan karena banyak obat terlarang disita oleh polisi, sehingga mereka mengalami kerugian yang besar.
Aku pun marah dan kukerahkan 3000 orang dan menyerang semua kelompok China daratan di Jakarta Utara. Seminggu kemudian seluruh kelompok mafia aliansi China daratan terpaksa harus ditarik keluar dari Jakarta dan pergi untuk mencari tempat tinggal baru seperti di Surabaya atau Bandung.
Dari 3000 orang yang kukerahkan hanya 800 yang selamat. Hal itu disebabkan oleh serangan tiba-tibAku yang ganas dan menghabiskan banyak nyawa musuh. Pihak kepolisian pun senang karena mereka hanya terima untungnya saja. Pasukan kepolisian hanya tinggal menangkap kelompok aliansi China daratan saja setelah orang-orangku menghancurkan daerah mereka. Kelompok
Aliansi itu hanya ingin mengancam pihak kepolisian namun mereka tanpa sengaja membunuh Vivie dan mengakibatkan kelompok mereka mengalami kehancuran yang parah akibat serangan mendadak yang dilAkukan dalam waktu seminggu.
Keganasanku membuat namAku makin ditAkuti didunia kalangan bawah. Aku sempat dimarahi oleh bosku Erik Ang karena tindakanku menghabiskan banyak nyawa anggota dan terlalu tergopoh-gopoh. Banyak triad lain berusaha mencari untung dengan memperluas daerah kekuasaanya namun karena ada Erik yang menjagAku, ekspansi triad lain berhasil dihentikan. Aku mendapat pujian dari bos dari Erik Ang, atau pemimpin teratas Macan Hokien, Buntara Tan atas jasAku mengusir musuh keluar dari wilayah kami dan jasAku dalam mengangkat tinggi nama Macan Hokien.
Keesokan harinya Aku diundang oleh ketua triad di Jakarta Selatan Sanjoyo. Saat Aku masuk ke rumahnya yang besar, Aku di cek oleh anak buahnya. Lalu Akupun masuk ke ruang tengah dan Sanjoyo menemuiku.
"Aku telah lama mendengar nama besarmu. Namun jangan salah sangka, triad kami bukanlah sembarang triad. Apabila Aku mendengar ada wilayahku yang dirusak oleh anggotamu, maka kami tidak akan segan-segan memutuskan perang besar dengan kelompokmu".
Akupun berkata, "Aku tidak pernah menyerang musuhku sebelum ia menyerangku duluan". Lalu Akupun beranjak pergi.
"Tunggu!" katanya. Lalu anak buahnya menodong pistol ke kepalAku agar Aku tidak pergi dari sana.
"Kau memang pemberani, namun perlu diketahui bahwa untuk selamat hidup dalam dunia bawah bukanlah memerlukan keberanian saja namun otak. Pulanglah dan pikirkan ini," Kata Sanjoyo dan Aku dibebaskan pulang.
Setelah mendengar ancaman dari Sanjoyo Aku tidak merasa gentar namun tidak ada untungnya membalas dendam karena wilayah Jakarta Selatan sangat jauh dan sulit digapai.
Pada malam itu juga dirumah Buntara Tan terlihatlah 2 wanita tinggi dan berambut panjang dari Shanghai dan berpakaian sangat seksi, ketat dan berwarna hitam. Mereka mencambuki Buntara Tan yang diikat di ranjang. Setelah puas dicambuki kedua wanita itu naik ke atas ranjang. Wanita pertama duduk diwajah Buntara dan wanita kedua membuka celana dalamnya dan memasukan penis Buntara ke dalam vaginanya. Wanita itu lalu bergerak seperti kerasukan setan. Ia terus-terusan berdesah keras dan mencakar perut Buntara hingga merah. Sedangkan wanita pertama yang vaginanya dijilati terus-terusan berdesah dan menampar Buntara.
"Ayo jilat yang ganas.. Terus.. Terus.. Jilat.. Jilat.. Kau memang binatang seks seperti babi".
Tak lama kemudia Buntara mencapai tahap orgasme namun bijinya diperas oleh wanita pertama.
"Kau tidak boleh berorgasme sebelum kuperintah".
"Tapi Aku sudah tidak tahan lagi. Aku sudah tidak kuat lagi"
Wajah Buntara berubah merah. Lalu beberapa menit kemudian wanita itu melepaskan biji penisnya dan berkata,
"Ok, kamu sekarang boleh melepaskan hasratmu".
Sperma Buntara langsung mengucur keluar seperti air bah ke dalam vagina wanita kedua. Tiba-tiba ada beberapa orang masuk ke kamar itu dan menusukkan pisau keleher Buntara. Ia mati seketika dan kedua wanita itu berteriak namun tidak disakiti.
Keesokan harinya kelompok Macan Hokien berada dalam kekacauan. Banyak orang berebut untuk menjadi pengganti Buntara dan memimpin kelompok ini. Akhirnya semua kelompok terpecah belah dan bubar. Kelompok Macan Hokien terpecah belah dan akhirnya hanya tinggal Erik dan Andy Ang saja.
Pada suatu hari Erik dan Andy sedang makan direstoran kesukaan mereka. Tiba-tiba ada 10 orang polisi datang mengecek karena mereka dilaporkan bahwa restoran itu diserang perampok. Namun karena tidak ada hal besar yang terjadi maka polisi itu kembali lagi. 20 menit kemudian polisi itu datang lagi karena mendengar ada laporan kedua kalinya bahwa restoran itu diserang perampok.
Namun karena hal itu tidak pernah terjadi maka polisi itu kembali lagi ke markas. Hal aneh itu terulang ketiga kalinya, dan kali ini pihak kepolisian kecewa dan marah karena merasa tertipu entah oleh siapa. Beberapa saat kemudian Erik dan Andy Ang selesai pesta bersama anak buahnya dan hendak pulang.
Tiba-tiba restoran itu diserang oleh 50 orang bersenjatakan golok. Erik, Andy dan anggota lainnya tidak bisa berbuat apa-apa karena mereka baru saja makan kenyang. Akhirnya pertempuran pun berlangsung lama. Para pelayan segera menelepon polisi namun mereka malah diomeli oleh pihak kepolisian. Setelah agak lama, kepolisian memutuskan untuk mengirim orang untuk mengecek.
Para polisi mengira bahwa itu hanyalah kebohongan belaka, akhirnya mereka hanya pergi dengan santai ke restoran itu. Saat mereka mencapai pintu depan restoran terlihatlah banjir darah diseluruh lantai restoran. Tidak ada pelAku yang tertangkap dan Erik Ang serta adiknya mati terhunus golok diperut dan dada mereka. Hal ini makin mengemparkan dan Aku sendiri segera mengumpulkan uang dan kabur ke Amerika.
Sedangkan Ricky, Wijaya dan Eka memutuskan untuk tinggal di Jakarta. Beberapa hari kemudian Aku mendengar bahwa Wijaya dan Eka mati terbantai dan juga Ricky hilang entah kemana. Aku tidak bisa berbuat apa-apa namun hanya sedih. Bagiku kelompok Macan Hokien sudah hancur pada saat itu dan mencoba untuk melupakan semua hal itu. Aku hanya bisa berusaha untuk bertahan
hidup di Amerika ini.
*****
Tepat tanggal 1 Januari 2006 Aku tiba di New York. Aku bekerja sebagai tukang masak di restoran Italy untuk menutup kecurigaan polisi atas statusku, seluruh uangku disimpan ditempat rahasia agar mereka tidak dapat mendeteksinya. Pada suatu malam Aku sedang mencuci piring di dapur restoran. Tiba-tiba Aku mendengar suara tembakan di luar. Tak lama kemudian suara itu berhenti dan terdengarlah suara teriakan para pelanggan yang makan disana. Aku pun segera berlari ketempat sana dan terlihatlah kaca restoran pecah semua. Beberapa orang terbaring dilantai karena tertembak oleh senjata mesin. Tidak lama kemudian polisi pun datang. Aku mendengar dari teman-temanku disana bahwa bos restoran Italy tempat Aku bekerja adalah ketua sindikat. Pada saat ini sedang ada pertempuran antara sindikat Italy dengan sindikat Jamaika.
Semua karyawan yang bekerja direstoran itu diinterogasi oleh FBI termasuk Aku sendiri. Aku tidak dapat melihat wajah orang-orang yang menginterogasiku karena pada saat itu sebuah lampu meja disinarkan ke wajahku. Mereka menanyai banyak sekali pertanyaan padaku. Aku hanya terus-terusan berbicara bahwa Aku adalah warga negara Indonesia. Tak lama kemudian lampu dimeja dimatikan dan lampu utama diruangan itu kembali dibuka. Lalu mereka semua meninggalkan ruangan itu. Aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku hanya tahu bahwa mereka sedang melihatku lewat cermin 2 sisi dari sebelahku (cermin yang dipakai kepolisian untuk menginterogasi). Aku ditinggalkan selama 1 jam. Karena Aku merasa bosan maka Aku tidur dimeja, sekaligus sebagai taktik agar Aku dianggap sebagai hanyalah orang bodoh dan segera dilepaskan. Tak lama kemudian 2 orang masuk ke dalam ruangan dan membangunkanku.
"Do you have a nice dream," kata seorang FBI itu dengan wajah senyum.
Akupun berkata, "I have a nightmare. I was caught by FBI because I was suspected as triad member".
Ia pun tertawa dan mengatakan bahwa itu bukan mimpi. Lalu ia duduk dan membuka sebuah file. Didalamnya terdapat informasi lengkap tentangku.
"Mr, Anthony Tan. Do you think by hiding your money, we won't know that you are former of north Jakarta triad called Fukinese Tiger?"
Aku langsung kaget karena rahasiAku bocor dengan mudahnya. Ia pun akhirnya memberikan 2 tawaran kepadaku. Yang pertama adalah membantu FBI dengan cara menyamar menjadi anggota geng di Chinatown. Yang kedua adalah dikirim pulang ke Jakarta dan seluruh hartAku di Amerika disita.
"Quite a hard choice" katAku.
"The mountain tiger which came that to the city has to obey to dog to survive," jawabnya.
Kata-kata itu sering diucapkan oleh bos lamAku Erik Ang yang berarti sekuat-kuatnya seekor macan yang berkuasa digunung, namun pada saat ia datang ke kota, ia tAkut dengan gonggongan seekor anjing, karena ia tidak pernah melihat anjing di gunung sebelumnya. Satu-satunya untuk bertahan hidup adalah dengan menuruti perkataan anjing itu agar ia tidak menggonggong lagi. Maka sesuai nasehat bosku, Aku terpaksa menuruti kepala FBI itu dan menyamar menjadi anggota triad di Chinatown. Setiap hari kerjAku hanyalah membawa pistol model MP5-A5 yang merupakan senjata mesin ukuran sedang sehingga bisa kuselipkan dijaketku. KerjAku adalah membantu mafia Chinatown disana untuk berperang melawan triad kulit hitam.
Pada suatu hari Aku mendengar kabar bahwa bos mafia musuhku akan membuka sebuah bisnis baru di Wallstreet. Aku meminta kepala FBI agar memberiku kesempatan untuk membunuh musuhku. Apabila Aku berhasil maka Aku akan naik pangkat dikalangan mafia dan bisa lebih mudah membantu FBI dalam menyelesaikan tugas mereka. Kepala FBI memberiku waktu 5 menit. Apabila tembakan sudah berlangsung 5 menit maka semua anggota kepolisian akan masuk ke gedung itu dan apabila Aku tertangkap maka pihak FBI tidak akan mengAkuiku dan Aku harus menanggung masalah ini sendirian. Maka Aku pun menyetujuinya.
Tepat pukul 12 siang Aku masuk melalui pintu belakang. Pintu itu dijaga FBI dan membiarkanku masuk. Aku berjalan ke ruang tengah dan membaur bersama para tamu yang hadir. Tak lama kemudian bos musuhku hadir diruangan itu dan berpidato. Aku berjalan kebarisan terdepan dengan wajah senyum dan bertepuk tangan bersama tamu lainnya sehingga ia tidak mencurigaiku. Lalu pada saat ia melihat ke arah lain, tanganku masuk ke dalam jaket dan kukeluarkan sebuah uzi. Lalu Aku menembaknya dengan ganas. Bos mafia kulit hitam itu mati tertembus oleh puluhan peluru uzi. Para tamu lari kepanikan dan Aku mengikuti mereka lari. Aku segera lari ke atas atap gedung dan melempar uziku ke atap gedung disebelah utara. Lalu Aku sendiri lari melompat ke atap gedung lain yang disebelah selatan.
5 menit kemudian para polisi bergerak masuk ke dalam gedung. Setengah jam kemudian para tim SWAT sudah mengepung atap gedung itu. Mereka melihat pistol uziku digedung sebelah utara maka mereka semua mengejar kesana tanpa disadari Aku lari melompat ke arah gedung yang berlawanan setengah jam yang lalu. Tak lama kemudian Aku keluar dari gedung lain bersama para karyawan. Aku pun berjalan ke subway terdekat dengan gaya tenang dan kembali ke Chinatown.
Pada keesokan harinya atas jasAku Aku diberi imbalan dalam bentuk kenaikan pangkat dalam kelompok triad. Aku dihadiahi sebagian kecil daerah di Chinatown dan beberapa orang anak buah. Daerahku meliputi sebuah restoran, night club, dan sederetan kios majalah dan vCD. Aku sering mangkal didaerahku, menikmati wanita panggilan dan juga merecruit anak buah sebanyak-banyaknya. Setiap ada berita baru dikalangan triad aku langsung mengirim e-mail ke ketua FBI. Untuk membantu merahasiakan identitasku. FBI selalu menggunakan beritaku untuk menangkap mafia lain seperti mafia Jamaika, Negro, dan Italy. Bahasa yang digunakan di Chinatown adalah bahasa Kong Hu. Maka dalam beberapa bulan akupun sudah bisa menguasai bahasa itu.
Bersambung . . . .