Salam kenal, saya seorang penggemar game, anime dan hentai. Sudah 2 tahun lebih saya mengenal situs sumbercerita.com, namun belum pernah saya melihat satupun cerita yang bersetting dunia game dan anime, padahal di situs-situs dan milist asing ada begitu banyak cerita-cerita yang berbau hentai. Maka untuk itu saya memberanikan diri untuk menjadi orang pertama yang memulainya. Bukankah sejarah terukir dari mereka yang berani mendobrak tradisi? Bukankah penulis adalah 'Dewa' bagi tulisan dan karakternya? jadi boleh dong mengembangkan imajinasi seluas-luasnya. Semoga langkah saya bisa menjadi awal perkembangan hentai fanfics berbahasa Indonesia. Bagi para hentaimania ditunggu karya-karyanya, OK!
*****
Kisahnya bermula dari sebuah kota bernama Racoon City, sebuah kota yang tenang dan damai, sampai terjadinya bencana virus yang disebarkan Umbrella Corp. Kota itu mulai menjadi kota yang mencekam dengan munculnya makhluk-makhluk tak dikenal yang meminta banyak korban. Seluruh kota dipenuhi zombie hasil perubahan genetik yang disebabkan T-virus itu. Malapetaka itu menyebabkan Racoon City lumpuh total menjadi puing-puing seperti sedang dalam situasi perang. Tindakan diambil dengan mengirimkan pasukan khusus STARS (Special Tactical and Rescue Squad) untuk mengendalikan situasi. Jill Valentine (23 th), salah satu anggota unit STARS, adalah seorang gadis yang berkemauan keras dan cerdas, dia mahir dalam menggunakan senjata dan teknik membuka kunci.
Dalam misi ini Jill terhalang beberapa kali oleh makhluk-makhluk aneh dan penduduk yang telah berubah menjadi zombie. Dia menjelajahi kota mengerikan itu dan bertarung mati-matian dengan mereka. Di suatu sudut kota dia sedang sIbuk menghadapi seorang zombie yang menghadangnya, dengan sebuah tembakan dari S&W 44 magnum miliknya membuat kepala zombie itu pecah dan roboh ke tanah.
Jill terus berjalan sampai ke sebuah gang yang terhalang sebuah truk yang hancur menabrak tembok, dikursi kemudi tampak mayat si sopir dan temannya yang kondisinya mengenaskan. Jill bukanlah Jill jika melihat mayat saja menghentikan langkahnya, maka dengan hati-hati dia memanjat truk itu dan mengintai situasi di gang. Gang itu berbentuk perempatan yang dikelilingi gedung-gedung tinggi. Sebagai tentara yang terlatih tentu dia mengecek dulu situasi di sana, dilihatnya setiap sisi, yakin tidak ada apa-apa dia meloncat turun dari truk itu. Masih dengan waspada diintainya kedua belokan di gang itu memastikan apakah ada zombie yang menyergap. Dia tidak melihat apapun dan diapun meneruskan langkahnya ke arah pintu di penghujung gang itu.
Diputarnya gagang pintu, tidak terbuka. Dengan keahliannya membongkar kunci, dipakainya seutas kawat, dan klik.., klik.., nampaknya usahanya membuahkan hasil. Kembali diputarnya gagang pintu, masih tidak terbuka, ternyata pintu besi itu dipalang dari dalam. Jill mulai cemas, terlintas firasat buruk di hatinya bersamaan dengan terdengar suatu suara dari belakang.
"Hallo.., siapa disana!", dia melihat sekeliling sambil bersiap dengan Magnum-nya.
Akhirnya nampak 2 zombie berjalan mendekat, lalu Doorr..! Doorr..! terdengar 2 letusan tembakan disusul ambruknya kedua mayat hidup itu. Kemudian dia mengisi kembali magnumnya dengan peluru yang sudah tinggal sedikit.
Baru saja dia berjalan meninggalkan area itu, tiba-tiba dari kedua belokan gang terdengar suara raungan zombie tersebut, "Eeerrgghh.. eerrgghh..!!" Dan dilihatnya dari sisi kanan muncul 3 zombie dan 2 lagi dari sisi kirinya. Sadar amunisinya sudah tidak banyak, Jill memilih kabur dari situ dan dia berlari ke arah reruntuhan truk tadi. Beberapa meter dari truk mendadak "Brakk..!!" pintu truk terdobrak dari dalam, kini kedua mayat di truk itu sudah bermutasi menjadi zombie mengerikan.
Kali ini Jill benar-benar terpojok, sementara dibelakangnya zombie-zombie itu semakin dekat saja jaraknya. Akhirnya sambil berharap lolos, Jill berinisiatif menerjang kedua zombie di hadapannya.
"Mampus, zombie sialan!" serunya sambil menembak pecah kepala zombie teman si sopir.
Tembakan kedua hanya mengenai bahu zombie sopir truk. Dengan sigap dia berlari sambil meninju jatuh zombie sopir truk dan membuka kesempatan untuk kabur.
Dengan satu lompatan Jill berhasil meraih atap truk itu. Namun malang baginya karena zombie-zombie itu sudah terlalu dekat, belum sempat dia memanjat, pergelangan kakinya sudah ditangkap oleh salah satu zombie dan diseret ke bawah. Tubuhnya terjembab dan segera para zombie itu mengerubutinya, dia masih sempat melubangi kepala seorang zombie wanita dengan sebuah tembakan sebelum zombie yang lain menepis tangannya sehingga pistolnya terlempar jauh.
Dia masih berusaha berontak dengan mencabut pisaunya dan menghujamkannya beberapa kali pada zombie yang menindihnya, serangan pisau sedahsyat tentu sudah bisa membunuh manusia biasa, tapi yang dihadapinya kali ini adalah mayat hidup yang tampaknya tidak terpengaruh oleh tikaman maut Jill. Kemudian dengan sigap salah satu zombie memegangi tangannya yang berpisau dan menepis pisau itu, sementara tangannya yang satu lagi pun sudah di tangkap oleh zombie yang lain. Sekarang Jill sudah tak berdaya, tubuhnya terkunci dan senjatanya sudah dilucuti, rontaannya semakin melemah karena kalah tenaga dengan keenam zombie yang mengeroyoknya. Dia memalingkan wajahnya ke samping dan memejamkan mata, pasrah menanti kematian yang sudah akan menjemputnya.
Namun setelah dua detik berlalu dia baru menyadari dirinya masih hidup, yang terasa adalah tetesan liur di pipinya dan juga remasan pada dadanya. zombie botak yang menindihnya mendekati wajah cantik berambut coklat itu, dengus nafasnya mulai terasa di leher Jill. Begitu membuka mata Jill tercengang melihat zombie-zombie itu sudah mengeluarkan penisnya yang besar dan sudah mengeras, si zombie botak kini menjilati lehernya yang jenjang, sedangkan zombie sopir merentangkan kedua pahanya.
"Oh.., tidak, mereka tidak membunuhku, mereka mau memperkosaku!".
Jill mulai panik, tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa dirinya akan diperkosa oleh mayat-mayat hidup yang mengerikan.
Dengan sekali sentakan kasar, zombie botak mengoyak robek seragam biru STARS-nya beserta bra di dalamnya sehingga tersembullah payudara C-cup yang menggiurkan. Kelima zombie lainnya tidak mau kalah ikut mencabik-cabik pakaian Jill, dan yang terakhir zombie sopir mengoyak celana dalamnya. Jill yang malang hanya bisa menjerit-jerit dan meronta, namun siapa di kota mati itu yang mendengar jeritannya, dan apalah artinya rontaannya melawan enam zombie yang sudah kalap.
Akhirnya seluruh keindahan tubuhnya kini terekspos jelas, tubuh putih mulus dengan puting kemerahan, yang tersisa di tubuhnya hanya sepatu bot dan sarung tangannya. zombie-zombie itu memulai aksinya, zombie negro meremas dada kirinya dan mengulum putingnya, sedangkan payudara kanannya dijilat-jilat oleh zombie pemuda kurus. Jilatan zombie botak dari lehernya kini mulai naik ke bibir indahnya, Jill menggeleng-gelengkan kepalanya untuk menghindari bibirnya di lumat zombie itu, dia merasa jijik membayangkan di-french kiss oleh mayat hidup.
Tapi akhirnya zombie botak itu berhasil melumat bibir Jill dan mendesak-desakkan lidahnya ke dalam mulut, dia hanya memejamkan mata ngeri menatap zombie yang mukanya sudah rusak dan matanya sudah ada bilatungnya itu, tubuhnya yang sudah busuk penuh bekas tusukan pisau barusan. Dua zombie lainya, yaitu zombie pria setengah baya dan zombie buruh bangunan menggerayangi bagian tubuh lainnya seperti pantat dan paha mulusnya.
Sekuat apapun dia bertahan lama-lama pertahananya bobol juga apalagi setelah kemaluannya mulai berlendir akibat dijilati dan dikorek-korek oleh zombie sopir. Mulutnya pun perlahan membuka dan dia merasakan lidah zombie itu sudah bermain-main dalam mulutnya. Jill merasa mual dengan bau busuk mayat-mayat hidup itu, tapi disaat yang sama rasa nikmat mulai menjalari tubuhnya. Mata Jill tiba-tiba terbelakak saat dirasakannya sesuatu memasuki vaginanya.
zombie sopir mulai mendorong masuk penisnya, sementara Jill merintih kesakitan, tubuhnya menegang berkeringat, dan jari-jarinya mencakar tanah. zombie sopir menekan lebih dalam lagi sampai penis itu melesak seluruhnya ke dalam vagina Jill, jeritan memilukan keluar dari mulutnya menggema di gang itu, tapi jeritan itu terputus karena si zombie botak yang sudah berpindah posisi ke belakang kepala Jill menjejali mulutnya dengan penis dan memaju-mundurkanya dengan cepat hingga buah pelirnya memukul-mukul hidungnya, rasa nikmat membuat Jill seolah melupakan penis zombie di mulutnya yang rasanya seperti daging busuk itu, dia terpaksa mengocok penis itu dengan mulutnya.
Di antara kedua paha mulus itu, zombie sopir mulai menusuk-nusukkan penisnya pada vagina Jill, nampak darah mengalir dari vaginanya yang baru saja diperawani. Tanpa sadar air mata mulai mengalir membasahi wajahnya, sesuatu yang sebenarnya pantang bagi pasukan elite seperti dirinya. Dia merasakan tubuhnya seperti tersengat listrik hingga berkelejotan, dia mengalami orgasme panjang. Bersamaan dengan itu pula zombie sopir dan zombie botak pun mencapai klimaks, kedua zombie itu mengerang nikmat. zombie botak menyemburkan maninya di mulut Jill, sehingga Jill yang saat itu juga sedang orgasme tersedak sampai cairan kental itu meleleh ke mulut dan lehernya. Cairan merah susu percampuran darah, cairan cinta, dan sperma nampak mengalir dengan deras di selangkangannya.
Setelah zombie sopir dan zombie botak melepas penis mereka, zombie lain segera menerima gilirannya. Kali ini zombie pria setengah baya dengan kasarnya menaikan tubuh Jill yang masih lemas itu ke atas tubuh busuknya lalu menancapkan penisnya. zombie itu menggerak-gerakkan pinggulnya naik-turun, Jill sendiri mulai merasakan birahinya bangkit kembali sehingga secara refleks dia ikut menaik-turunkan tubuhnya, payudaranya ikut bergerak naik turun seiring goyangan badannya, dari mulutnya yang blepotan sperma itu terdengar desahan-desahan nikmat. zombie negro mengambil posisi di belakangnya dan mulai mengarahkan penisnya yang hitam besar itu ke duburnya.
Jill meronta-ronta saat kepala penis makhluk itu mendesak masuk ke anusnya, tapi perlawanannya segera dapat diatasi, zombie-zombie yang lain memegangi tubuhnya dan zombie negro itu menyingkap anus Jill sambil menusukkan penisnya. Gigi Jill gemeretakan saat merasakan penis itu menerobos pelan-pelan ke anusnya, keringat dan air mata bercucuran di wajahnya yang cantik.
"Ahh.., ohh.., akkhh!!" desah gadis itu.
Kedua tangannya masing-masing mengocok penis zombie buruh bangunan dan zombie sopir. Zombie pemuda kurus kini berlutut di depannya, rambut Jill dijambaknya dengan kasar dan wajahnya didekatkan pada penisnya, dengan terpaksa dijilatinya dan dikulumnya penis mayat hidup itu. Sementara zombie negro sedang asyik menyodok-nyodok anus Jill, membuatnya merem-melek menahan sakit, di bawahnya zombie pria setengah baya menikmati goyangan Jill sambil menjilati payudaranya yang tidak jauh dari wajahnya.
Tidak satupun bagian tubuh Jill lepas dari jamahan mereka, rasa sakit sekaligus nikmat menjalari tubuhnya. Jill merasa sudah setengah tak sadar, dia hanya bisa menuruti saja diperlakukan apapun oleh zombie-zombie itu, dia tidak tahu lagi siapa yang menggenjot vagina dan anusnya, siapa yang menggerayangi payudaranya, siapa yang mengocok penisnya diantara kedua payudaranya, dan penis siapa saja yang dia kulum. Beberapa kali dia klimaks namun mereka masih getol mengerjai mangsa cantiknya itu. Tubuhnya kini sudah basah oleh keringat dan cairan putih kental, beberapa bekas cakaran dan gigitan juga nampak pada kulitnya. Erangannya terdengar sahut menyahut dengan raungan zombie-zombie itu.
zombie terakhir yang belum menikmati vagina maupun anus Jill, yaitu zombie buruh bangunan kini mengerjai Jill dalam posisi berdiri, kedua tangan Jill bersandar pada box truk itu, cairan yang membasahi vagina dan anusnya membuat zombie itu dengan leluasa menusuk-nusukkan penisnya secara bergantian ke kedua liang senggama itu. Jill yang tak berdaya cuma bisa mengerang dan menangis, namun hebatnya tidak pernah dia sedikitpun meminta ampun atau memelas seperti yang dilakukan wanita pada umumnya jika dalam situasi demikian.
Memang sebagai pasukan khusus dia memiliki mental sekuat baja, tapi tetap saja sebagai wanita dia tidak sanggup menahan birahi yang sedang melandanya. Tubuhnya tersentak ke depan disertai erangan histeris setiap kali zombie itu memberikan sodokan keras padanya. Setiap jengkal tubuh lainnya pun tidak luput dari rangsangan. Nampak zombie negro sedang berjongkok menjilati paha mulus Jill, kedua buah dada yang berayun-ayun itu juga digerayangi oleh yang lainnya. Akhirnya kembali rahim Jill disiram sperma zombie itu, saking penuhnya sperma yang sudah bercampur cairan kewanitaan itu mengalir deras membasahi selangkangan dan pahanya.
Kemudian keenam zombie itu mengelilingi Jill yang berlutut di tengahnya. Disana dia kembali menjadi bulan-bulanan mereka, dia tidak tahu lagi penis siapa yang dia hisap atau penis siapa yang dia kocok. Keenamnya berebutan minta diemut dan tangannya bergantian melayani penis mereka, membuatnya sangat kewalahan. Tubuh mulus itu jadi bermandikan sperma, liur, dan keringat. Saat Jill sedang mengisap penis zombie sopir tiba-tiba terdengar sebuah suara tembakan disusul robohnya zombie negro itu dengan lubang di kepala.
Bersamaan dengan itu terdengar teriakan, "Awas.., tiarap!!". Naluri prajurit Jill langsung bekerja dengan berguling ke samping dan tiarap. Kelima zombie yang tersisa baru akan bertindak ketika dua dari mereka ambruk oleh peluru shotgun yang menembus keduanya dengan membuat lubang besar di dada mereka. Jill yang berhasil meraih magnum-nya menembak zombie pemuda kurus tepat di lehernya. Lalu kembali terdengar letusan shotgun yang mengakhiri riwayat kedua zombie terakhir.
Kini sosok penolong misterius itu mulai tampak. Di antara mayat-mayat itu berdiri tegak seorang gadis cantik berambut coklat yang dikuncir. Pakaian merah yang ketat dengan celana yang pendek yang dikenakannya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sintal. Tangannya memegang sepucuk shotgun M39 yang masih mengepulkan asap.
Dia menghampiri Jill dan berkata, "Jangan takut, saya juga manusia.., kamu aman sekarang".
Jill yang sudah kelelahan itu mulai kabur pandangannya dan pingsan di depan gadis itu. Gadis itu melepaskan rompi merahnya untuk menutupi tubuh telanjang Jill, lalu memapahnya menuju ke tempat yang aman.
Bersambung . . .