Marshanda 2: Adam and Eve XXX



Marshanda



”Aaahhh….” Rintih Marshanda dengan mata terpejam, dia begitu menikmati ciumannya dengan baim, apalagi ditambah dengan remasan-remasan lembut di kedua payudaranya.
Tiba-tiba Marshanda merasa sesak nafas, ditambah dengan remasan di payudaranya bertambah kasar dan menyakitkan.
************************************************************************
“Argh…” jerit Marshanda, dan Marshanda pun telah kembali dari dunia mimpinya, jeritan Marshanda pun semakin nyaring setelah dilihatnya sesosok tubuh yang tidak dikenal sedang menindih tubuhnya, bukan cuma menindih, namun kedua tangan makhluk yang tidak dikenalnya sedang meremas-remas kedua payudaranya dengan kerasnya.

“Hehehehe, sudah bangun non ? Keenakan yah tadi sampai kebawa mimpi gitu” Ejek parjo.


Marshanda pun kembali teringat pemerkosaan yang baru saja dilakukan oleh mantan supirnya tersebut, dan Marshanda teringat, gara-gara terlalu lelah setelah diperkosa tadi, maka Marshanda pun tertidur di kamar parjo ini masih dengan keadaan telanjang bulat.

“O iya non, kenalin ini to’un keponakan bapak, walaupun dia bego, tapi kalo masalah ngentot sih dia jago juga non”, parjo mengenalkan to’un tanpa pertanyaan dari Marshanda.

To’un ini benar-benar buruk rupa, tampangnya khas orang idiot dengan air liur yang terus menetes dari bibirnya, matanya cekung seperti orang yang biasa menggunakan narkoba, giginya kuning-kuning dan banyak juga yang ompong, perutnya buncit ditambah dengan potongan rambutnya yang kayak model ronaldo, membuat to’un lebih pantas disebut monster daripada manusia.

“Un, lu orang kalo belum kenalan jangan langsung seruduk gitu dong, dasar bego, ayo kenalan dulu sama non caca ini”

“Heheheh, o iya to’un lupa bang, hehehehe, ini non lala yang di tipi itu kan, hehehehe, kenalin dong, hehehehe, nama gw to’un” to’un pun mengenalkan dirinya, sambil dia memanggil Marshanda dengan panggilan lala, rupanya otak idiot to’un hanya mengenali Marshanda sebagai lala, peran pertama Marshanda di sinetron bidadari

“Kyaaaaaaaaa…..” Marshanda pun menjerit ketakutan
“Lepasin caca pak, tolong pak, jangan pak, caca udah capek pa, jangan pak…” pinta Marshanda sambil berusaha menutupi tubuh telanjangnya, dan linangan air mata di kedua pipinya.

“Eits…. Pertama, jangan lupa, panggil gw TUAN !!”
“Kedua lu berani tereak-tereak hah ? Pengen ngerasain kontol preman-preman di depan ya ?!” Ancam parjo, walaupun kenyataanya ketiga preman tersebut sudah tidak ada lagi di depan rumah parjo

“Ja jangan pak…” Marshanda pun teringat akan keadaan dirinya yang sudah sangat terjepit.
“Udeh.. jangan banyak bacot lu, lu sekarang nurut omongan gw”
“Gini non, tadi gw baru saja pinjem ini handycam dari temen gw, gw pengen ngerekam lu ngentot sama di to’un ini, kalo lu nurut, dan menurut gw pilmnya bagus, gw janji gw bakal lepasin lu, tanpa gw kasih lu ke preman-preman di depan, tapi kalo lu berani nggak nurut…” parjo pun tidak menyelesaikan ancamannya.
“Ja.. jangan tuan, ampun tuan, caca bakal nurut tuan, caca bakal maen sama keponakan tuan, tapi tuan, tolong tuan, jangan shoot caca tuan, caca malu tuan, ampun tuan…” mohon Marshanda.
“O gitu ? ya sudah, lu tunggu bentar yah, gw panggil temen-temen gw…”  jawab parjo, sambil berpura-pura hendak membuka pintu kamarnya.
“Jangaaaaaaaan tuan, jangan tuan, ampun, caca nurut tuan caca nurut”
“Nah gitu dong, susah amat sih lu, jadi perek aja belagu lu” ejek parjo dengan puasnya.

“OK, kalo gitu kita mulai syutingnya, mmh…. Enaknya judul pilmnya apa yah..”
“O iya kalo nggak salah lu dulu pernah maen sinetron yang judulnya adam dan hawa yang bareng banci sapa itu ya ? sahrul yah ? nah sekarang lu maen adam dan hawa xxx, tapi yang jadi adamnya ya si to’un ini yah, hahahahaha”
“OK, kita mulai syutingnya adam dan hawa xxx, gini ceritanya, un lu duduk di sini” perintah parjo pada to’un untuk duduk di kursi satu-satunya yang ada di ruangan tersebut.
“Tapi bang, to’un lagi maenin susunya lala bang…” protes to’un yang sedang meremas-remas payudara Marshanda.
“Ah, udah lu jangan banyak bacot lah, udah bego banyak bacot pula, lu turutin kata gw, ntar juga lu dapet enaknya !!” To’un pun menuruti perintah parjo.
“Nah, ntar non caca merangkak ke arah to’un yah, terus memohon dengan sopan untuk ngemutin kontolnya si to’un, jelas non ?” Tanya parjo
Marshanda hanya mengangguk dengan lemah.
“OK, scene pertama pilm adam dan hawa xxx dimulai, ACTION !!!”perintah parjo bergaya bak sutradara kelas dunia.

Marshanda pun menuruti apa yang parjo perintahkan padanya, dia berjalan merangkak, sedangkan parjo dengan handycamnya merekam adegan merangkaknya Marshanda dari berbagai sisi, ketika menshooting bagian belakangnya, parjo pun berlama-lama, menshooting pantat Marshanda yang begitu indahnya bergoyang. Sesampainya di to’un Marshanda pun memohon.

“Tuan, bolehkah saya mengemut kontol tuan ?”

“Cut..cut..cut…” potong parjo
“Ngemut-ngemut !! Itu tuh namanya nyepong, bego amat sih, gitu aja nggak ngerti ?! Ayo cepet ulang, lu dari sini, lagi terus merangkak lagi… “

Diulang kembali adegan merangkaknya Marshanda dari ranjang menuju kursi tempat to’un sedang duduk.

“Tuan, bolehkan saya nyepong kontol tuan ?” Pinta Marshanda dengan air mata mengalir perlahan di kedua pipinya.

“Hehehehe…” To’un tidak menjawab, dia hanya meremas payudara Marshanda.

Marshanda pun mulai melakukan felatio terhadap to’un, sambil sesekali parjo memberi arahan terhadap Marshanda

“Nah lu masukin sampai ke pangkalnya”
“Jilatin itu pelirnya”
“Mata lu liat ke kamera sini, jangan nunduk aja !!”
“Pijetin itu pelirnya”

Memang benar apa kata parjo, walaupun idiot, namun dalam hal sex, to’un masih sangat kuat, sudah 20 menit Marshanda melakukan felatio terhadap to’un tapi belum tampak sedikit pun to’un akan ejakulasi

“OK, ok udah adegan sepong-sepongannya, sekarang lu gandeng to’un lu suruh to’un tiduran di ranjang, terus lu kasihin memek lu ke mukanya to’un biar to’un jilatin memek lu, ngerti ?!”

Marshanda kembali hanya mengangguk dan menjalankan perintah parjo, digandenganya to’un.

“O iya jangan lupa, lu bilang ke to’un suruh di rebahan terus minta tolong ke dia untuk jilatin memek lu” perintah to’un ketika Marshanda sedang menggandeng tangan tou’n.

“Tuan tiduran dulu yah tuan”
“Hehehehe…” Kembali to’un si idiot hanya tertawa dan segera berbaring sambil tak lupa meremas payudara Marshanda.

“Tuan tolong jilatin memek saya yah tuan” Pinta Marshanda sambil duduk mengakangi kepala to’un, sehingga vagina Marshanda tampak begitu jelas di mata to’un.

“Asiik… memeknya lala, hehehehehe, ada susunya lagi” Seru to’un, to’un pun segera menjilati vagina Marshanda.

“Koq, susu dari memeknya lala rasanya aneh sih, gak enak…” tanya to’un ketika menjilati bekas sperma parjo yang masih sedikit tersisa di vagina Marshanda.

Tapi to’un terus saja menjilati vagina Marshanda, sementara kedua tanganya tidak pernah berhenti meremas-remas bagian tubuh Marshanda, terutama payudara dan pantat Marshanda. Mendapat rangsangan yang terus menerus, maka lama kelamaan tubuh Marshanda pun bereaksi.

“Aaah……” jerit Marshanda lirih, parjo pun tersenyum melihat itu, di shootnya bagian wajah Marshanda yang sedang sangat terangsang.

“Aaargh…..” jerit Marshanda ketika mendapatkan kembali orgasmenya, parjo pun tidak menyia-nyiakan adegan tersebut, di shootnya bagian wajah Marshanda yang cantik yang sedang mendapatkan orgasmenya, mata Marshanda terpejam, sementara mulutnya terbuka, kemudian parjo menshoot tubuh Marshanda yang sedang bergetar-getar dengan hebatnya, dan terakhir tidak lupa di shootnya bagian vagina Marshanda yang sedang mengeluarkan carian cintanya, yang langsung di sedot habis oleh to’un.

“Dapet juga lu, dasar perek, hahahahaha….” Ejek parjo. Marshanda pun hanya terdiam, masih dirasakannya sedikit sisa-sisa orgasme yang baru dirasakannya.

“Sekarang lu masukin kontol to’un ke memek lu, jangan lupa minta ijin dulu yang sopan !”

“Tuan, bolehkan saya ngentotin tuan ?”

“Hehehehe, lala minta ngentotin to’un, heheheh,  to’un kan anak baek, masa to’un gak kasih ijin, hehehehe, ya bolehlah, silahkan lala, hehehehehe…”, jawab to’un dengan gembiranya.

Marshanda masih merasakan perih, karena bagaimana pun penis to’un adalah penis kedua yang bersarang di vaginanya, ditambah lagi fakta bahwa Marshanda baru saja kehilangan keperawanannya beberapa saat yang lalu, padahal ukuran penis parjo dan to’un hanya beda tipis, parjo 14 cm, sementara to’un 15 cm, namun diameter penis parjo hanya 2.5 cm, sedangkan diameter penis to’un 4.5 cm.

Setelah perjuang menarik dan mendorong penis to’un ke dalam vaginanya, maka akhirnya penis to’un masuk seluruhnya kedalam vagina Marshanda.

“Aahh…. Sempit banget nih memeknya lala” komentar to’un merasakan sempitnya vagina Marshanda, sementara Marshanda hanya menggigt bibirnya, merasakan perih di vaginanya.

“Ayo, sekarang digoyang non !! jangan diem aja !!” perintah to’un

Marshanda pun mulai bergerak, menaik turunkan tubuhnya di atas tubuh to’un, sementara tangan to’un tidak pernah berhenti meremas kedua payudara Marshanda.

Lama kelamaan , rasa perih di vagina Marshanda menghilang, digantikan dengan rasa nikmat yang dimulai dari bagian vaginanya dan menyebar ke seluruh tubuh Marshanda.

Parjo pun tidak berhenti menshoot adegan yang sangat erotis tersebut, adegan dimana Marshanda seorang artis muda cantik yang sedang menaik turunkan tubuhnya diatas tubuh seorang idiot yang sangat buruk rupa. Parjo menshoot adegan itu dari berbagi sisi, kadang dishootnya muka Marshanda yang sedang menuju ke orgasmenya, kadang dishootnya payudara Marshanda yang terus menerus diremas oleh to’un, kadang di close-upnya vagina Marshanda dari belakang, sehingga tampak jelas penis to’un yang sedang keluar masuk dari vagina Marshanda.

“Aaargh….” Kembali Marshanda memperoleh orgasmenya, tubuh Marshanda kembali mengejang, hingga melengkung ke belakang, setelah beberapa saat tubuh Marshanda pun ambruk menindih tubuh to’un, sementara itu to’un yang belum juga mendapat orgasmenya hanya tertawa-tawa, sambil tangannya menggerayangi pantat Marshanda.

“Ah… payah lu, baru segitu aja udah keluar” ejek parjo.
“Sekarang lu nungging cepet, biar to’un aja yang ngentotin lu”, perintah parjo pada Marshanda.

Marshanda yang masih lemas hanya bisa menuruti perinta to’un, Marshanda pun sekarang menungging di depan to’un.

“Un, lu sekarang entotin tuh lala” perintah parjo pada to’un
“Tapi bang, to’un masukin ke mana nih ? Ke pantat apa memeknya lala ?” Tanya to’un ketika melihat pemandangan indah di depan matanya, dimana disana terdapat dua buah lubang kenikmatan Marshanda terpampang jelas di depan matanya. Marshanda terkesiap mendengar pertanyaan to’un yang ditujukan pada parjo, sambil berharap dalam hatinya agar parjo memberi jawaban untuk to’un supaya dimasukkan ke vaginanya saja.

“Ah, terserah lu deh un” jawab parjo.
“Asiik, kalo gitu, to’un sekarang pengen cobain pantat lala ah, tadi memeknya sih enak banget, sempit banget, gimana pantatnya yah…”

“Jangan… jangan di situ…” pinta Marshanda yang ketakutan sambil berusaha menjauh, namun tenaga Marshanda yang baru saja mendapat orgasme masih terlalu lemas, sementara itu to’un sudah memegangi pinggang Marshanda.

To’un menaruh kepala penisnya di lubang anus Marshanda, mula-mula to’un sangat kesulitan memasukkan penisnya ke dalam anus Marshanda, bagaimanapun anus Marshanda masih perawan, sementara itu penis to’un dengan diameter 4.5 cm, tentunya sangat besar untuk masuk ke anus Marshanda, namun to’un tidak berhenti berusaha.

“Aaaargggggggg….” Jerit Marshanda hingga kepalanya terangkat ketika akhirnya kepala penis to’un berhasil masuk ke dalam anusnya.

Dan Marshanda pun menjerit tanpa suara ketika akhirnya to’un berhasil memasukkan seluruh penisnya ke dalam anus Marshanda. Marshanda pun segera terkulai lemas, walaupun masih sadar, namun perasaan sangat sakit mendera anusnya, dan itu membuat kesadaran Marshanda sedikit menghilang.

Namun to’un tidak peduli dengan keadaan Marshanda, to’un malah menyodomi Marshanda dengan sangat cepat dan brutal.

“Hehehehe, enak banget pantatnya lala, nggak kalah sama memeknya, hehehehehe”

Tiba-tiba to’un melolong, Marshanda pun merasakan cairan hangat menyembur kedalam anusnya, rupanya akhirnya to’un mendapatkan juga orgasmenya.
To’un masih menggerakkan penisnya beberapa kali, sebelum akhirnya penis to’un yang melemas keluar dari anus Marshanda dengan sendirinya.

“Hahahaha, selesai juga nih pilm, keren juga ini pilm” parjo pun mengakhiri shooting filmnya.

“Non caca, lu bakat juga koq maen pilm bokep gini, gimana kalo non juga maen pilm bokep ?” ejek parjo.
“O iya kita makan dulu yah, ini gw udah beliin mi goreng tadi, abis makan, non caca maen sama gw lagi sekali yah ?” pinta parjo pada Marshanda.
“Tapi tuan, saya sudah capek banget tuan…”
“Makanya gw suruh lu makan dulu, biar energi lu penuh lagi, O iya sebelumnya lu jongkok dulu” perintah parjo pada Marshanda

Parjo pun meletakkan mangkuk mi goreng bagian Marshanda di bawah Marshanda.

“Lu cepet keluarin peju to’un ke mangkok ini cepet !!”

Setelah sperma to’un keluar ke mangkuk mi goreng tersebut, parjo segera mengaduk mi goreng tersebut, sehingga jadilah mi goreng campur sperma.

“Nah lu sekarang cepet makan ini, gak usah banyak protes !” perintah parjo pada Marshanda.

“Bang boleh nggak non lala ini duduknya dipangku to’un ?” Tanya to’un yang penisnya sudah kembali ereksi

“Boleh un boleh”
“lala, makannya duduk disini ya non, sambil masukin kontol to’un ke memeknya non lala” pinta to’un ke Marshanda.

Marshanda pun hanya bisa menurut, maka sekarang posisi Marshanda berada di pangkuan to’un, dengan penis to’un berada di vaginanya.

“O iya la, sekalian dong la, to’un minta disuapin sama lala” pinta to’un dengan manjanya pada Marshanda.

************************************************************************

Tiba-tiba….

“Anjing lu jo, lu pinjem…” Pinta kamar parjo terbuka, dan sesosok negro dengan tubuh besar menerobos masuk, kata-kata negro itu terputus ketika dilihatnya Marshanda dalam keadaan telanjang bulat dalam pangkuan to’un

“A..a.. siapa ini jo ?” tanya negro tersebut dengan terbata-bata, tidak percaya di depannya sedang ada seorang cewek cantik tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuh cewek tersebut.

Sementara itu Marshanda menjerit, sambil kedua tangannya berusaha menutupi payudaranya, namun tidak bisa karena tangan to’un sedang meremas-remas payudara Marshanda, sementara bagian bawah tubuh mereka masih tertutupi meja tempat mereka menyantap hidangan makan malam mereka,

“Hahahaha, kenalin moud, ini Marshanda bekas majikan gw, non caca, ini mahmoud, yang punya handycam ini” jawab parjo sambil mengenalkan mereka berdua.

“Moud, tadi gw pinjem handycam lu, buat shooting mereka ini” jelas parjo pada mahmoud sambil menunjuk Marshanda yang masih dalam pelukan to’un.

“Anjing lu, tau gitu, tadi gw ikut”

Mahmoud ini aslinya orang afrika, namun dia sudah tinggal di Indonesia selama lebih dari 10 tahun, dia ini berprofesi sebagai kurir narkoba dari afrika ke Indonesia. Sebagaimana layaknya orang afrika, maka kulit mahmoud pun hitam legam, matanya besar, dengan rambut botak, ditambah lagi tubuhnya yang berukuran raksasa khas orang afrika sana.

“Tenang aje moud, lu tunggu bentar, kita-kita mau makan dulu, ntar abis makan kita pesta lagi, lu udah makan ?” tanya parjo kepada parjo.

“Ah, kalo ada cewek secantik ini sih, gw dak perlu lagi makan juga udah kenyang, anjing lu jo, ini bukannya yang artis itu yah ?”
“Emang, kan udah gw bilang, dia ini bekas majikan gw, kan gw udah pernah cerita ke lu kalo gw kerja sama artis”
“O iya ya, anjing lu jo, gimana ceritanya sampai lu bisa ngentotin dia gini ?”
“Ah udah lah lu nggak usah banyak cingcong, tinggal nikmatin aja”
“Iya, iya, ya udah lu cepetan dong makannya gw udah ngga sabaran nih jo”

Sementara itu Marshanda hanya bisa menangis meratapi nasib buruknya, Marshanda sadar percuma juga dia memohon untuk dilepaskan, karena bagaimanapun, pasti parjo akan menjalankan niatnya.

************************************************************************

Makan malam pun berakhir, mahmoud yang sudah sangat terangsang segera menuju ranjang, parjo segera meminum obat kuat, sementara itu, to’un tanpa melepas penisnya dari vagina Marshanda, menggiring Marshanda menuju ranjang juga.

“Un, lu lepasin dong kontol lu, gw kan juga pengen ngerasain memeknya nih cewek” pinta mahmoud ke pada to’un
“Hehehehe, enak banget loh om memeknya, pantatnya juga om, heheheheh”

To’un pun melepaskan penisnya dari vagina Marshanda, kemudia ditelentangkannya Marshanda di ranjang tersebut, mahmoud segera membuka lebar-lebar kaki Marshanda, sementara itu Marshanda hanya bisa terisak tanpa protes apapun.

“Anjing jorok banget sih lu, abis maen, peju lu bukannya lu bersihin” protes mahmoud kepada to’un

Maka mahmoud pun segera mengambil celana dalam Marshanda, di lapnya bagian vagina dan anus Marshanda hingga bersih.

“Eh ngapain lu jo ?”  Tanya mahmoud kepada parjo yang masih sibuk dengan handycamnya, terus menshoot adegan-adegan panas di depan matanya.

“Syuting bro, syuting, hahahahaha”
“Ah bego amat sih lu, siniin handycam gw”

Mahmoud pun mengambil handycamnya, kemudian berdiri ke meja, ditaruhnya handycamnya di atas meja tersebut, kemudian diarahkannya handycam tersebut ke arah ranjang tempat Marshanda berada.

“Nah gini kan jadinya lu bisa gabung juga sama kita-kita jo”
“Ah, iya juga ya moud, pinter juga ya lu, maklum kalo liat cewek cantik, kadang-kadang otak gw jadi error, hahahaha”

Mahmoud pun kembali ke ranjang, di atas ranjang tersebut to’un sedang menikmati felatio dari Marshanda, sementara itu parjo sedang meraba-raba vagina dan payudara Marshanda.

“Eh jo, gw pengen ngerasain memeknya dong, lu maenin susunya dulu aja ya” pinta mahmoud.

Parjo pun memberi kesempatan mahmpud untuk menjamah vagina Marshanda, mahmoud segera menusukkan jari telunjuknya kedalam vagina Marshanda, Marshanda hanya bisa tersentak dengan penis to’un di mulutnya.

“Anjing nih memek, becek amat, tapi sempit amat, anget pula, kayaknya lu lu pada udah maen sama nih cewek daritadi ya ?” komentar mahmoud

Maka handycam mahmoud pun merekam adegan yang sangat erotis, seorang artis muda nan cantik Marshanda, sedang berada di atas ranjang dengan keadaan bugil total, di mulutnya terdapat penis seorang anak muda yang tampak sangat idiot, sementara itu terdapat kakek-kakek tua sedang sibuk menyusu di kedua payudaranya dengan buas, sementara itu kaki Marshanda mengangkang, di selangkangannya tampak ruas jari telunjuk seorang negro, yang tentunya berukuran besar, sedang keluar masuk dengan cepat dan kasar di vaginanya.

Dirangsang oleh tiga orang sekaligus membuat tubuh Marshanda bereaksi dengan cepat, tidak sampai 10 menit, Marshanda sudah hampir mendapatkan kembali orgasmenya.

“Mmmh….” Kembali Marshanda menjerit mendapatkan orgasmenya, namun kali ini jeritan Marshanda tertahan oleh penis to’un di mulutnya.

“Hahahaha, keluar dia jo, keluar dia, ah cobain ah pejunya artis” sorak mahmoud kegirangan mengetahui Marshanda baru saja memperoleh orgasmenya, mahmoud pun segera menjilati vagina Marshanda, hingga cairan cinta Marshanda habis dihisapnya.

“Jo, dia udah keluar nih, sekarang, mulai yuk coblosan kita” ajak mahmoud sambil melepas seluruh baju dan celananya.
“Ayo…” parjo pun menyusul melepas seluruh bajunya.

Mahmoud segera naik ke ranjang dan berlutut diantara kedua pahanya.

“Eits… ntar dulu dong moud, lu ini baru dateng mau maen seruduk aja, lu nikmatin dulu tuh sepongan dia, gw dulu yang mo nyoblos memeknya” cegah parjo yang tampaknya sudah sangat bernafsu untuk kembali menikmati vagina Marshanda.

“Un, lepasin kontol lu, tunggu bentar, lu ntar masukin ke pantatnya aja, biar mahmoud rasain sepongan nih cewek” perintah parjo kepada to’un.
“Asiiik, to’un mau masukin kontol to’un ke pantat lala lagi, horeeee…” jerit to’un dengan idiotnya.
“Nah non, sekarang lu naek ke kontol gw” perintah parjo ke Marshanda.

Marshanda sekarang benar-benar sudah seperti robot hidup yang hanya menuruti perintah parjo, dimasukkannya kontol parjo ke dalam vaginanya, rupanya vagina Marshanda sudah agak beradaptasi, hingga kontol parjo sudah tidak begitu terasa sakit.
Mahmoud segera menyodorkan penisnya di mulut Marshanda, Marshandapun segera mengulum penis mahmoud, tanpa perlu diperintah lagi.
Sementara itu to’un segera bersiap di anus Marshanda, tubuh Marshanda menegang, bagaimanapun, berbeda ketika diperkosa di vaginanya, ketika Marshanda diperkosa di anusnya, Marshanda tidak memperoleh sedikit pun kenikmatan, yang ada hanya perasaan sakit yang sangat yang mendera anusnya.
To’un pun kembali melesakkan penisnya kedalam anus Marshanda.

“Mmmmhhh…..” Kembali sakit yang sangat mendera anusnya, Marshanda benar-benar belum bisa menikmati anusnya disodomi, apalagi to’un seperti biasa menyodominya dengan cepat dan kasar.

Setelah 15 menit berlalu, parjo merasakan bahwa dia hampir mencapai orgasmenya lagi, namun, parjo belum ingin mendapatkan orgasmenya kembali, sehingga parjo pun meminta pada mahmoud untuk bertukar posisi.

Posisi sekarang adalah to’un tidur terlentang dengan penisnya masih berada di dalam vagina Marshanda, sementara itu penis parjo berada di mulut Marshanda, sedangkan mahmoud dengan penis yang berukuran panjang 25 cm dan diamter 6 cm, sedang bersiap di vagina Marshanda.

Sebenarnya Marshanda sangat ketakutan menyadari mahmoud hendak memperkosanya, bagaimanapun penis mahmoud adalah penis yang berukuran raksasa, dan Marshanda tidak berani membayangakan bagaimana sakitnya vaginanya bila penis berukuran raksasa itu masuk ke dalam vaginanya, namun posisi Marshanda yang terkunci seperti ini, membuat dia hanya bisa pasrah, dan berharap vaginanya sudah cukup beradapatsi sehingga tidak timbul rasa sakit yang sangat di vaginanya.

“Akhirnya giliran gw juga…. Gila ini memek sempit banget, pasti nikmat banget ini”  komentar mahmoud.

Sementara itu Marshanda berusaha untuk mengkangkangkan kakinya selebar mungkin, berharap agar itu dapat menghilangkan sedikit rasa sakitnya, namun…

“Aaaargghhh………..” Marshanda menjerit dengan sangat kerasnya hingga penis parjo pun  terlepas dari mulutnya.

Marshanda merasakan sakit yang tak terkira di tubuh bagian bawahnya, penis to’un yang masih bersemayam di anusnya, ditambah dengan penis raksasa mahmoud yang menembus vaginanya, membuat Marshanda merasa seakan-akan bagian bawah tubuhnya terbelah menjadi dua bagian.

“Gileeeeee cing, nikmat banget….” Seru mahmoud merasakan sempitnya vagina Marshanda,

Sementara itu terdapat percikan darah kembali di vagina Marshanda, tampaknya vagina Marshanda benar-benar tersobek kembali ketika penis mahmoud memaksa masuk ke dalam vaginanya.

10 Menit berlalu, terasa bagaikan seperti di neraka bagi Marshanda, ketika parjo kembali minta tukar posisi.

“Eh un, gw pengen cobain pantatnya juga dong, lu moud, gantian dong sama to’un, lu di mulut dulu aja, kasihan nih si non caca, kayaknya menderita banget” perintah parjo pada kedua temannya.

Tanpa banyak protes mereka pun bertuka posisi, sekarang posisi to’un terlentang, dengan vagina Marshanda membungkus penisnya, sementara itu parjo merasakan jepitan anus Marshanda, dan mahmoud dengan penis raksasanya berada di mulut Marshanda.

Posisi seperti ini rupanya cukup di tolerir oleh tubuh Marshanda, hal itu tampak dari Marshanda yang kembali mulai bereaksi dengan menggoyangkan tubuhnya dengan cepat diantara ketiga pemerkosanya.

“Mmmh….” Untuk kesekian kalinya Marshanda mendapatkan orgasmenya, ketika Marshanda mendapatkan orgasmenya, secara otomatis, vagina dan juga anus Marshanda berkontraksi, maka penis parjo yang masih berada di dalam anus Marshanda pun merasakan pijatan yang luar biasa.

“Aaaaaaarghhh…..” parjo pun menyusul mencapai puncak kenikmatan.

Ketika parjo melepas penisnya dari anus Marshanda, mahmoud ingin mencoba kehangatan anus Marshanda, tetapi untungnya parjo mencegahnya.

“E..e…e, jangan gila dong lu moud, lu pikir kontol lu segede apa sih ? Kalo kontol lu masuk ke pantat non caca ini, bisa gawat dia, mendingan lu di mulut, apa kalo nggak di memeknya aja deh” cegah parjo ketika mahmoud hendak mencoba anus Marshanda

“Un lu balik lagi nih ke pantat, biar mahmoud di memeknya”, perintah parjo pada to’un

Maka mahmoud pun segera berbaring, Marshanda berusaha memasukkan penis mahmoud ke dalam vaginanya, walaupun rasa sakit yang sangat menyerang vaginanya, namun Marshanda berusaha untuk tetap memasukkan penis mahmoud ke dalam vaginanya, Marshanda takut kalau saja mahmoud nekat memasukkan penisnya ke dalam anus Marshanda, jadi lebih baik jika penis mahmoud berada di dalam vaginanya.

“Aaarghh…..” jerit Marshanda ketika seluruh penis mahmoud telah berada di dalam vaginanya,

Setelah menarik nafas, Marshanda segera berbaring dan membuka pahanya lebar-lebar, bersiap menerima penis to’un di anusnya.

“Aaarrghh…..” kembali jeritan Marshanda terdengar setelah to’un berhasil menerobos anus Marshanda.

Sialnya buat Marshanda, to’un dan mahmoud adalah pemain seks yang perkasa, tanpa bantuan obat kuat pun mereka sudah sangat luar biasa staminanya, sudah 30 menit lebih mereka berdua menggoyang tubuh Marshanda, tapi hingga sekarang belum ada tanda-tanda mereka hendak orgasme, padahal jika ditambah dengan waktu ketika mereka bermain bersama dengan parjo, maka sudah hampir 1 jam mereka bermain.

Selama 30 menit lebih ini tubuh Marshanda hanya bergerak mengikuti gerakan dari para pemerkosanya, sudah 30 menit lebih Marshanda diperkosa di anus dan vaginanya oleh dua penis raksasa, namun tubuh Marshanda belum bisa beradaptasi dengan baik, belum dirasakan oleh Marshanda kenikmatan surgawi.

“Aaah….” Setelah sekitar 45 menit to’un mendapatkan orgasmenya.

Cairan hangat kembali memenuhi anusnya, Marshanda pun merasa sedikit lega, karena sekarang tinggal berkosentrasi menghadapi satu orang saja. Beberapa saat kemudian to’un menarik penisnya dari anus Marshanda.

“Gw harus ngerasain pantatnya juga.. !” seru mahmoud dengan kejamnya.

Maka sesaat setelah to’un melepaskan penisnya, segera dengan cepat dibaliknya tubuh Marshanda dengan cepat, dan dengan tanpa perasaan, sekuat tenaga mahmoud berusaha melesakkan penisnya ke dalam anus Marshanda, bahkan parjo pun sudah tidak sempat lagi mencegah mahmoud.

“Aaaaaaaaaaarrrrrghhh…..” Jeritan Marshanda pun terputus

Marshanda pingsan sesaat ketika seluruh penis mahmoud masuk ke dalam anusnya, namun mahmoud tidak peduli, diresapinya kenikmatan yang didapat dari anus sempit Marshanda. 10 menit kemudian, ketika Marshanda masih pingsan mahmoud pun mendapatkan orgasmenya.

Setelah itu semalaman penuh Marshanda harus melayani mereka bertiga, pagi harinya, masih dalam keadaan capai yang sangat, Marshanda segera dipulangkan ke rumahnya, parjo tidak lupa mengancam Marshanda untuk tidak menceritakan kejadian ini kepada siapapun, dan Marshanda juga harus bersedia untuk melayani parjo kembali, atau rekamannya bakal tersebar luas.

End of Marshanda 2 : Adam and Eve XXX
 ************************************************************************
 Buat teman-teman sekalian terima kasih atas tanggapannya terhadap Marshanda 1 : Fallen Angel, semoga yang kedua ini menjadi lebih baik, untuk teman-teman yang mengusulkan tentang preman, pastinya preman-preman tersebut bakal kebagian jatah juga J (asal menurut teman-teman saya masih cukup qulified untuk menulis cerita seperti ini, jika menurut teman-teman saya tidak cukup qualified, ya sudah saya akan mengundurkan diri dengan tenang), sekali lagi kritik dan saran tetap ditunggu. Peace
By: Bu Gi Mai


© Karya Bu Gi Mai