Habis2an ML dengan flight attendant
Ini pengalaman pribadiku yg original....
Waktu itu aku main facebook, sengaja cari dengan search "pramugari" atau F.A., nach ketemulah 1 orang yg respon dan cantik, singat crita setelah email2an kita ketemu di SENAYAN CITY, karena dia dulunya kerja di #############. sebuah penerbangan international. Nama anak itu DEVI, anak sunda tinggi 168CM, berat 49Kg dengan BRA 36B.
Pas, ketemu, ternyata emang betul2 cantik... putih... and sexy abis. Tapi yg bikin kesel tuh anak belagu amat, maklum bekas pramugari penerbangan international. dia pake baju dengan belahan dada terbuka cocok banget dengan 36B-nya. Pertama ketemu tuh anak agak ogah2an dan ngomongnya gede banget. Ini tantangan buat gue untuk naklukin tuh cowok. Kita makan di sebuah resto yang sengaja gue pilih agak mewahan dikit biar gue ngga kalah gengsi... dan setelah itu gue pingin tau dia brangkat pake mobil ato kagak untuk ngukur kekuatan... ternyata dia pake taksi jadi ada alasan gue untuk nganterin dan pamer TOYOTA HARRIER pinjeman yg gue bilang punya gue....ha...ha...
Sambil menuju ke mobil, dia masih agak sok2an dan bergaya tinggi. Pas di parkiran dia nanya, "mobil loe yang mana?" dan saya tunjuk karimun tua dan dia agak kaget, dan mulai belagu lagi.. sambil bercanda gue bilang "kita coba teken alarm, mobil mana yg buka" dan yg nyala HARRIER di samping karimun tua, barulah DEVI senyum2 manja sambil nyubit dia bilang "kok ngerjain gitu, emang tuh mobil punya kamu?", dengan jawaban diplomasi gue jawab "kalo ngga percaya kamu bawa aja sebulan pasti ngga ada yg komplain", karena emang yg punya lagi pergi ke luar negeri 3 bulan.
Di mobil, dia mulai nanya2 kerja aku apa, dan kujawab manajer di perusahaan telekomunikasi, walaupun semua itu bualanku saja. Mulailah dia manja2 dan menggoda, "Mas pasti pacarnya banyak dan cantik2, kan udah mapan dan ganteng lagi???" Padahal tadi di caffe dia tuh sombong dan cenderung meremehkan sempat dia bilang "loe bukan tipe cowok gue".
Menjelang sampai ke rumahnya, dia mulai merendah "jangan ketawain ya.. rumah ortuku yg sederhana saja", dengan diplomatis aku jawab "ach, kan aku mau pacaran ama DEVI bukan ama rumahnya". Rumahnya memang kecil model BTN, dan aku bawa mobil hati2 banget takut kebaret ama bajaj, MAKLUM MOBIL PINJEMAN....HA...HA...
Sampai di rumah, aku terpaksa harus basa-basi dan tiba2 kaget bukan kepalang sewaktu dikenalin ke ortunya "MAMA, ini mas RONI, pacarku yg pernah aku ceritain itu ma". Aku kaget dibilang pacarnya padahal kita BELUM PERNAH JADIAN SEBELUMNYA.... Oh, ya.... Namaku RONI.
Aku ngobrol 10 menit, sebelum pamit pulang karena udah mau jam 22 malam dan parkir mobil tidak di depan rumah. Pas aku mau masuk ke mobil, dia ikutan ke dalam mobil dan aku kasih dia kecuman pipi, tapi dia malah nantangin.... "kan udah pacar ciuman bibirnya mana", tanpa membuang waktu aku ciumin bibirnya dan aku remas2 payudaranya yg montok, kenyal dan 36B. Dia hanya berbisik pelan "ich, nakal baru kenal pertama udah berani ke situ". Aku pun bales bilang "Kan tadi udah pacarnya". Sebelum pulang aku bilang kalo minggu besok aku mau ajak dia untuk jalan2 ke bandung pagi2 dan dia menyanggupi".
Sampai di rumah sabtu malam jam 23.30 aku mencoba menelpon dia, gila dia bercerita pengalaman pacarannya yg sangat gila dan dilanjutkan ngajak PHONE SEX, sampai jam 02.00 pagi sebelum aku akhiri "sayang, kan besok jam 8 aku harus jemput kamu ke bandung"
Pagi jam 8 tepat aku udah di rumahnya, dan DEVI muncul dengan pakaian yg sangat2 sexy, maklum pramugari. Dia pakai Tanktop warna hitam dan celana jeans ketat banget serta terlihat pusarnya sewaktu mengangkat tas.... aku sempat tanya "mama kamu ngga marah kamu pakai baju begitu", dan dia jawab "kamu kan pacarku jadi mama nggak akan marah". Setelah basa-basi dengan ortunya tepat jam 9.00 pagi kita berangkat ke bandung dengan alasan "TEMENNYA DEVI ADA YG MARRIED".
Di jalan, aku sempat bengong SIAPA YG KAWINAN". Akhirnya aku memberanikan mengkonfirmasi DEVI, "Say, yg kawinan emang siapa? kan semula kita hanya mau jalan aja?" Dijawab ama DEVI "ach, kamu jadi cowok lugu gitu, kebanyakan kerja sich jadi seriusan melulu.... yg KAWIN ya... sapa kek... kalo ngga ada yg KAWIN YA KITA". Mendengar jawaban begitu aku makin nakal, "Brani KAWIN? paling 20 menit udah keok??" dia jawab singkat "SAPA TATUT".....
Di sepanjang perjalanan dia selalu menggoda bahkan pas selepas CIKAMPEK, dia mulai berani meraba2 penisku, dan sempat komentar "Gila gede juga ya.. punya kamu", dan aku pun berani masukin tanganku ke buah dadanya walaupun mobil melaju 120 KM/jam di tol. Menjelang masuk bandung, dia buat kejutan dengan melepas BRA dan hanya pake tank top saja. Tanpa pikir panjang, saya langsung ngajak CHECK IN di hotel JAYAKARTA. "Say, kita ke hotel dulu baru nanti jalan2nya, capek habis nyetir". Dia pun dengan cuek bilang "yg capek DEDEKNYA KALI"
Setelah tiba di JAYAKARTA, kita menempati kamar 311, dan setelah BELL BOY memasukkan tas, saya mencoba menyalakan TV, dan udah di dekap DEVI dari belakang "SAY, AKU MAU NGETEST SAPA YG KALAH DALAM 20 MENIT". Tanpa berbikir panjang, aku langsung membalikkan badan dan memeluk DEVI yg sudah sangat horny, aku lumat bibirnya dalam2 sampai nafasnya tersengal2 pendek2...."Say, cium donk nipel aku tolong... say" iba DEVI yg sudah horny berat. Tanpa membuang waktu aku pun tarik tank top-nya yg sudah TANPA BRA. Payudara yg montok, 36B, putih mulus dengan puting berwarna kemerah2an langsung saya cilatin dan gigit2 kecil sambil tangan kiri menyusup ke celana dalamnya. DEVI memang cewek yg agresif dia pun langsung membuka bajuku dan meraba2 penisku. Tanpa sadar dia pun mulai menciumin Penisku yg memang berukuran super, 17 CM. dengan posisi terbalik, aku mencoba untuk menarik celana jeansnya dan ternyata dia memakai CD jenis G-string warna merah. dengan cepat aku buka CD dan DEVI telah mencukur bersih vaginanya yg berwarna kemarah2an dan telah diberi parfum ... wangi sekali dan aku pun tanpa ampun menciumin vaginanya sambil menyedot lendirnya sampai dia meremas kepalaku keras2 "say terus... jangan lepas"
Setelah, menggunakan gaya 69, dia pun mulai basah dan mendekatkan penisku ke vaginanya "Sayang, kamu kan belom statement aku, dan kita belum jadian, kamu mesti statement dulu dan baru kita ML". Aku pun bangun dari tempat tidur dengan keadaan dua2nya bugil dan menyatakan cinta ke DEVI (walaupun aku belom merasakan cinta itu). Setelah itu aku pake Condom dan DEVI minta di atas, pas penisku mau masuk, DEVI kaget, "Lepas Condomnya, kamu kan pacarku, ML pake Condom emangnya gue perek apa??", dia tarik keras2 condomku.... trus aku pun balik bertanya "nanti kalo keluar di dalam gimana???" Devi pun menjawab "Bukannya enak yg begitu" sambil dia menekan vaginanya ke penisku yg sudah berukuran maksimal tadi. Berbagai gaya dia tunjukkan, dan pas dia mulai main2 JEPITAN, aku nyaris nggak tahan padahal baru 10 menit, untuk saya sudah belajar pernafasan dan akhirnya menjelas 30 menit DEVI mengeluarkan gejala2 akan orgasme... cepat2 saya ciumin putingnya bergantian, dan dia pun bilang "SAY, KITA KELUARIN BARENGAN YA...." aku pun mengangguk dan 1 menit kemudian dia berteriak kesetanan "A YOO.... CEPETIN TERUS SEMPORTIN KENCENG...." DEVI benar2 orgasme dan GELINJANGAN luar biasa sekali, padahal aku masih nahan.... setelah 10 menit DEVI baru sadar "SIALAN GUE KALAH" tapi gue mau MULTI ORGASME....
Aku pun makin liar, dan tiba2 aku memegang anusnya, dan DEVI pun tau, "JANGAN SAY, ANASKU ITU MASIH VIRGIN" aku pun berusaha merayu dan merangsang DEVI. Pantatnya yg putih mulus tak mungkin kubiarkan begitu saja.... setelah dia merintih2 karena jariku kumasukkan, lalu aku bilang "SAY AKU MASUKIN YA..." Dia pun sambil tersengal2 bilang, "KAMU SAYANG KAN KE DEVI? KALO IMANG BENER2 SAYANG KAMU LAKUIN AJA TAPI BUANG DI DALEM KARENA AKU MAU NGERASAIN SENSASINYA" Tanpa berpikir panjang aku pun lakuin dengan memasukkan kepala penis pelan2 sampai akhirnya dia teriak keras "SHIT..., masuk .... CEPET ent*t DEVI".... aku pun mematuhi apa yg dia inginkan mulai dari pelan lama2 cepat sekali dan CROT2 keluar maniku ke anusnya sampai ke kasur.... dia pun bilang "GUE NGERASAIN ML PALING ENAK HARI INI".
Hari itu, kita ML sampai jam 8 malam sebanyak 5 kali dan 3 kali anal. DEVI emang maniak, dia sempat nelen maniku dan facial ke mukaku..... Kita sempat pacaran selama 3 bulan sebelum bubar karena ketauan modal gue cekak....
Tamu Yang Tak Di undang
“Otniel,.... kog tumben ? Ada perlu apa?”
“Boleh aku masuk?” tanya Otniel
“O.. oh,...silahkan,....” mata Mila sedikit menatap ragu, Otniel masuk ke dalam, sambil melihat sekeliling
“Silahkan duduk,... “ sapa Mila dengan ramah dan senyum khas
“Makasih...” Otniel tersenyum pada Mila dan duduk...
“Mau minum apa?” Mila beranjak bermaksud menyuguhi tamunya minum
“ehm... apa aja deh, yang penting enak...hehe” sahutnya
“Sebentar yaa........” Mila meninggalkan tamunya sendiri kemudian Otniel mulai mengambil 1 buah borgol dr dalam tas kemudian di masukkan ke saku celananya. Tak lama Mila kembali dari dapur membawa 2 gelas es teh manis....
“Silahkan.....” tawar Mila sementara KRIIINNGGG......!!!! telpon dirumahnya berbunyi
“Maaf bentar yaa...” pamit Mila
“Oh Silakan....” diam-diam Otniel mengambil sebungkus obat penenang dan dituangkannya kedalam es teh manis Mila, 10 menit terasa lama di telpon,dan akhirnya Mila kembali ke tamunya
“Maaf ya lama!“ lalu menyilakan minum sambil meneguk es teh miliknya
“Seger ya es teh nya, pas banget lagi panas begini....” ujar Otniel sambil menatap Mila
“Sorry yach cuma teh...”
“Oh gak apa apa kok...!” jawab Otniel sekejab Mila merasa pusing dikepalanya, terasa berat.....
“Kamu baik-baik aja Mil....?” tanya Otniel tak lama Mila tidak sadarkan diri
Dengan sigap Otniel menarik kedua tangan Mila kebelakang dan memborgol tangannya, kedua cuffnya dikencangkan untuk memastikan tangannya tidak dapat lolos dan langsung memakaikan borgol kaki dengan rantai hanya tiga itu ke kaki Mila
‘klek.... klek....’ tangan dan kaki Mila terborgol ‘criik...criik...’ bunyi borgol yang Otniel kencangkan kemudian pahanya yang cantik itu di elus sebentar dan kakinya dipakaikan sepatu berhak tinggi dengan tali melingkar agar dia terlihat lebih sexy...
Lalu Otniel membopong Mila ke dalam kamar dan dibaringkan di atas ranjang sembari menunggu Mila sadar. Dibelai2nya paha Mila yang terlihat akibat rok terusan daster yang dia gunakan begitu pendek dan sedikit tersingkap
“klik..klik...” suara foto yang digunakan Otniel untuk mengabadikan gambar Mila yang terikat tak berdaya serta sebuah handycam diletakkan juga disana untuk mengabadikan videonya lalu tanpa sungkan Otniel pergi ke dapur untuk mencarikan Mila makanan sekaligus memastikan tidak ada orang lain di rumah Mila. Makanan di bawa Otniel kedalam kamar, lengkap dengan minumannya.
Semua ruangan telah di cek, pintu dipastikan sudah terkunci, gorden tertutup semua oleh
Otniel kemudian kembali ke kamar dimana Mila ditahan.
“urgh.......!!” perlahan-lahan Mila siuman, didapatinya tubuhnya terbaring di kamarnya, ugh... tangannya diborgol ketat ke belakang,.... kakinya juga diborgol, dan dilihatnya bahwa kakinya bersepatu, Mila mulai panik namun dilihatnya tamunya Otniel di sudut kamarnya memegang kamera digital
“Niel, apa yang kamu lakukan padaku,...lepasin dong.... Niel !!” tegur Mila
“lepasin? enak banget? kamu lebih bagus gitu, kayak gitu aja ya?” tukas Otniel seraya tersenyum melihat ke arah Mila, sambil terus mengambil foto Mila hingga 2 sampai 3 pengambilan gambar lagi,
“Niel......” sapa Mila dengan sabar yang tidak digubris Otniel sembari menyelesaikan jepretan terakhir, secara alami Mila tersenyum ketika bidikan terakhir. Otniel langsung membereskan kameranya dan duduk disebelah Mila yang terborgol tak berdaya.
“Kenapa Mil...?” Otniel balik bertanya sembari mengelus2 rambut mila
“Lepasin aku Niel......”
“Kenapa aku harus lepasin kamu?” Otniel tersenyum, sembari terus mengelus2 kepala mila
“iyaaa lepaaasiiiinnn............uuuggghhh” rengek Mila
“adududuuh...jangan nangis, cantik...kenapa mau dilepasin sich?
“kayak gini kan lebih enak, mila aman kok, nggak akan aku sakitin.....”
‘udah ya, waktu bicara kamu sudah habis” Otniel langsung mengambil ballgag berukuran besar dan dimasukkan ke dalam mulut Mila, kemudian ballgag tersebut diikat erat dan di gembok bagian belakangnya untuk memastikan ballgag tetap di dalam mulut Mila
“eemmmppphhhhhh...........eemmmppphhhhhh...........!!” Mila meronta-ronta
“udah kamu tidur dulu ya sayang, tenang yach......” Otniel menenangkan hati Mila sambil mengelus2 paha mila yang terlihat begitu cantik
"Kenapa mulutku dibungkam yach?" batin Mila heran, serasa Otniel dapat membaca pikirannya,
“Penutup mulut ini aku pakaikan ke kamu agar kamu bisa lebih tenang, sori ya Mila, kamu harus aku beginikan, ini untuk kebaikan kamu juga kok...” sambil tangannya terus meraba2 paha Mila yang lembut
“eemmmppphhhhhh...........” keluh Mila
“sudah diam...atau mau aku bius?” Otniel mulai mengancam
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila memberontak
‘“eh ga ngerti juga ya....?” balas Otniel
“eemmmppphhhhhh...........!!!! eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila semakin melawan, kemudian Otniel mengambil sapu tangan dan menuangkan chloroform dan dibekapkan ke hidung Mila. Milapun tak sadarkan diri.
Otnielpun karena lelahnya berbaring dan tertidur disamping Mila, sembari memeluknya
(4 jam tertidur hingga jam 19 malam)
“eemmmppphhhhhh...........!!!! eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila tersadarkan diri, dia semakin tidak bisa bergerak dalam pelukan Otniel yang telah menawannya,sementara Otniel mulai terusik dengan suara jeritan Mila, perlahan2 terbangun dan menyesuaikan penglihatan setelah tidur
“Ada apa Mil...kok jerit2 begitu?”
“eemmmppphhhhhh...........!!” erang Mila
“eh kamu mau ngomong apa sih? yang jelas dong..” Otniel mengolok-olok Mila
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila melotot Otniel melihat Mila dengan tersenyum
“mau ngomong ya? ok2 aku lepasin” Otniel menurunkan ballgag dari mulut Mila.
“Niel,.... aku mau ke toilet nich kebelet....” (muka memelas memohon)
“Trus? Kalo aku tidak ijinin kamu ke toilet gimana Mil? godanya
Aaaarrgghhh,.... Niieeelll aku gak mungkin ngompol di tempat tidurkuuu” keluh Mila
“oke oke...!”kemudian Mila dia bopong kekamar mandi...di dudukan di toilet duduk dan roknya sedikit disingkap ke atas karna roknya memang sudah pendek dan celana dalamnya diturunkan ke bawah dan Otniel menunggu Mila selesai didepan pintu kamar mandi...
“aahhhh.....(lega) lalu Niel... udah..!” teriak Mila terdengar
‘oke manis...” Otnielpunmasuk ke dalam, kemudian aku dengan telaten membersihkan bagian kemaluan Mila di cebokin sampe bersih, Mila tersentak dan merasa risih dicebokin cowo, kendati dirinya sering juga pipis dalam keadaan diikat dan dicebok suaminya, kemudian Otniel mengambil handuk dan mengeringkan bagian tubuh Mila yang basah dan memakaikannya celana dalam lagi. Kemudian Mila dibopong ke ruang TV
“Mila duduk yach...”
“hati hati...” sahut Mila spontan didudukkan disebelah Otniel, Mila mulai pasrah dengan keadaannya terborgol
“Mila laper gak?” tanyanya
“eh,... boleh juga” Mila tersipu malu (dalam benaknya Mila ingat dia belum siapkan makan malam untuknya).
“Ya sudah aku tinggal dulu kamu ya beli makanan....” khawatir Mila berteriak minta tolong, mulutnya masukan kain dan disumpal lakban.
“eemmmppphhhhhh...........!!!!”
Otniel mengambil sapu tangan yang sudah diberi chloroform lalu dibekapkan ke mulut Mila
Setelah di bius, Mila terkapar tak sadarkan diri,lalu Otniel mengambil tali pramuka dari dalam tasku dan siku Mila diikat sampai hampir menyatu, dilepaskannya borgol di tangan dan di kaki Mila kemudian pergelangan tangannya diikat erat, dan lutut mila diikat menyatu, demikian pergelangan kakinya setelah itu Mila dibiarkan tergeletak di sofa, Otniel pergi untuk mencari makanan.
2 (dua) jam lamanya Otniel mencari makanan dan akhirnya pulang dan melihat Mila masih tak sadarkan diri di sofa, lalu pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan yang tadi baru di beli
Mila sedang sibuk meronta ketika Niel kembali,... Mila bingung karena kini tubuhnya penuh dengan lilitan tali
“eh Mila, udah bangun?” sapa Otniel dari dapur
“ini aku bawain Mila makanan, kamu pasti laper ya?”
“oh iya, aku bukain dulu sumpelan mulut kamu”
“ah... terima kasih mas...” Mila mulai menjinak dalam tawanan
“kok manggil mas? panggil niel aja, Mila makan dulu ya? laper kan?” Mila mengangguk
Otniel tersenyum melihat Mila, mengelus pipinya sekali dan mulai menyuapinya makan
“Mila memang sering sendirian seperti ini ya?” tanyanya sambil menyuapi mila
“Niel,... berapa lama kamu mau sekap aku.... nanti suamiku pulang lho, dia habis terbang tuh” kata Mila
“emang kapan suami kamu pulang?”
"Minggu depan...." dasar Mila gak biasa bohong, seharusnya dia bilang malam ini atau besok pagi, ugh Mila yang polos...
“oh....kalo gitu kamu aku tahan sampe minggu depan aja, khan masih minggu depan
atau mau aku culik sekalian aja? aku bawa ke tempatku?”
“jangan dong Niel,... besok pasti pembantuku datang, apa kata orang?” tolak Mila sambil disuapi makanan.
“Kalo besok pembantumu datang, berarti aku tepaksa bawa kamu pergi dong, aku bakal rantai kamu untuk selamanya” Mila terdiam dengar ide Otniel yang terakhir itu, tawaran yang tidak mengandung pilihan bagi Mila
“Aku tulisin pesan aja ya kalo kamu bakal pergi keluar kota terus aku bakal nitipin rumah ke pembantu kamu itu....” Mila di belenggu kecemasan yang luar biasa
“Ya Mila...habis makan ini kita siap siap ya!”ajak Otniel sambil mengelus2 paha Mila
“Jangan Niel,... pleaseee!” Mila memohon
“loh tapi pembantu kamu mau dateng tuh...sori Nil, aku terpaksa giniin kamu” makanan habis, segelas air diteguknya lalu mulut Mila disumpal lakban lagi
“Kamu tenang aja yach di tempatku nanti...”
“eemmmpphhhhh....eemmmppphhhhhh...........!!!!” kemudian Otniel langsung bergegas, menyalakan mesin mobil dan memasukkan Mila ke dalam bagasi mobil dalam keadaan tetap di hogtied
“nah kamu disini aja ya” ujar Otniel lembut
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila ketakutan
“takut kelihatan orang nanti” Otniel juga khawatir
“eemmmppphhhhhh...........!!!!”Mila menolak BRAAKK pintu bagasi ditutup
Otniel langsung tancap gas menuju tempat peristirahatannya di daerah Batu Malang setelah beberapa jam, akhirnya sampai di tempat peristirahatannya' mobil dimasukkan mobil ke garasi
Mila digendong dari bagasi menuju sebuah kamar
“eemmmppphhhhhh...........!!!!”
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila terkejut melihat apa yang ada di kamar itu, disana sudah terdapat banyak set penahan, seperti borgol, straitjacket, tali, pasungan
“Nah kamu liat semua alat2 itu Mil? Mila melihat semua perlengkapan Otniel yang bukan sekadar dekorasi
“alat2 itu sudah ku persiapkan buat menawan kamu”
“sekarang coba kamu liat kesana, disana ada sel, tempat aku bakal mengurung kamu nanti...!”
“kalo kamu ga nakal aku biarin kamu tidur bareng aku dikasur, di kamarku, ngerti??” Otniel melepaskan tali yangmengikat menyambung antara kaki dan tangan Mila, memasukkannya kedalam sel dan mendudukkannya kemudian mengunci dengan gembok sel itu di dalam sel Mila terus meronta-ronta berusaha melepaskan tali2nya meskipun dia sadar ikatannya begitu kencang
Mila terus bersuara, meskipun tak jelas terdengar, yang terdengar hanya hmmmphhh saja
Kemudian Otniel beranjak hendak meninggalkan Mila sendirian di dalam sel...tanpa membiusnya
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Mila sibuk meronta, dia tahu kendati bisa lepas, tubuhnya terkurung dalam sel.
“Selamat tidur Mila...”
“Sia-sia saja Mila” pikir Otniel
“aku tinggal ya Mil...”
“eemmmppphhhhhh...........!!” Otniel pergi meninggalkan Mila sendirian di selnya, rasa khawatir dan takut membelenggu Mila, diculik ke suatu tempat yang dia tidak tahu, diikat, dikurung di sel, di tinggal, dalam sebuat ruangan di lantai atas. Mila menyesali kepolosannya yang mengatakan suaminya akan pulang minggu depan
"duuch.... kenapa sich aku begitu jujur...." sesal Mila dalam hati
Tiba-tiba Otniel kembali ke sel membawa gunting...
“Mil, sori yaach kayaknya pakaian kamu harus aku lepas” ujar Otniel sambil menggunting daster mila mulai dari bawah rok sampai atas dan langsung memasukkan bajunya ke tong sampah
“Kamu aku pakein ini ya Mil” sambil menunjukkan sebuah nipple clamp
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” Otniel memasangkannya dengan telaten ke dada mila
“aauuwhh......” erang Mila dalam hati
“Kenapa Mil? masih kurang kencang ya, aku kencengin lagi ya?” Otniel mengencangkan nipple clampnya, sembari memberikan elusan terakhir di dada Mila
“eemmmppphhhhhh...........!!!!” keluh Mila kesakitan
“selamat tidur, sayang...”
“eemmmpphhhh...... eemmmpphhhh...!! jerit Mila kesakitan.
Aku diperkosa adik iparku sendiri | Curahan Hatiku
Aku diperkosa adik iparku sendiri | Curahan Hatiku
Aku telah diperkosa oleh adik iparku sendiri. Sebelum memulai Curahan Hatiku ini aku perkenalkan namaku Namaku Elly. Usiaku kini 23 tahun. Aku sudah menikah dengan Albertyang kini berusia 25 tahun, dan kini aku adalah seorang ibu muda, dengan seorang anak yang baru berusia 6 bulan yang kami beri nama Michael. Sejak pacaran dan menikah sampai sekarang ini, suamiku sering berpergian ke luar negeri untuk urusan pekerjaan. Aku sendiri adalah wanita yang mendapat karunia wajah yang cantik, itu menurut teman temanku. Aku memiliki rambut yang lurus dan panjang sampai sebahu. Tubuhku sudah kembali ramping dan indahseperti pujian suamiku, meskipun aku baru melahirkan setengah tahun yang lalu. Mungkin hal itu karena aku rajin mengikuti senam aerobik, dan memang aku menjaga pola makan supaya badanku tak semakin melar, dan aku sedikit banyak bangga karenanya.
Aku sendiri tidak bekerja di luar, karena suamiku memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Dan memang suamiku ingin aku menjadi ibu rumah tangga yang baik saja, dengan tinggal di rumah untuk merawat anak kami dengan baik. Kehidupan seks kami juga luar biasa. Suamiku adalah lelaki perkasa di tempat tidur, dan aku sungguh menikmati kehidupanku ini. Kini kalau suamiku tak ada di rumah, aku hanya tinggal dengan anakku, juga pembantu kami yang kupanggil bi Iyem, satpam kami yang bernama Adrian, tukang kebun kami yang bernama pak Jono, dan juga sopir kami yang bernama Sarman. Di usiaku yang sekarang ini, nafsu seksku tentu sedang tinggi tingginya. Ditinggal oleh suamiku bekerja seperti ini, kadang aku amat merindukan bermain cinta dengannya. Demikian sekilas tentang keadaanku dan keluargaku.
Hari itu hari Sabtu. Siang hari itu, aku menerima telepon dan aku terkejut dengan berita yang aneh. Aku mendapatkan hadiah sebuah mobil lewat undian sebuah produk. Dan seingatku, aku tak pernah mengikuti prosedur undian itu.
Dengan santai aku berkata, “Pak, terserah bapak mau bicara apa, tapi saya tak akan pernah mentransfer uang apapun untuk pajak atau yang lain”.
Dan orang itu berkata panjang lebar, “Ibu Elly, kami memaklumi kalau ibu berhati hati, memang kami tak menyuruh ibu membayar apapun, karena pajak hadiah ditanggung oleh kami. Kami akan mengantarkan hadiah itu langsung ke rumah ibu sekitar satu jam lagi. Gratis bu, tak dipungut biaya apapun. Ibu boleh mencobanya, kalau ternyata mobilnya bermasalah kami langsung mengganti dengan yang baru. Tapi itu tidak akan terjadi bu, karena kami sudah melakukan More…pemeriksaan terhadap mobil ini”.
Mendengar hal ini, aku hanya bisa mengangkat bahu dan berkata, “Ya terserah bapak. Maaf, dengan bapak siapa saya bicara?”.
Dan orang itu menjawab, “Dengan bapak Anto. Ibu bisa menghubungi kantor kami di nomer *** ****. Aku mengiyakan saja dan kemudian memutus pembicaraan. Dalam hati aku merasa aneh, tapi ya kalau gratis, apa salahnya?
Kulihat sekarang ini adalah jam 1 siang. Aku baru selesai makan siang, maka aku menyusui dan menidurkan anakku, supaya nanti ketika aku pergi aku tak begitu kuatir. Dan memang satu jam kemudian aku mendengar bel rumahku berbunyi, dan ketika aku keluar, aku melihat sebuah mobilKijang Innova keluaran terbaru, dengan cat yang mulus mengkilap. Di belakangnya berhenti sebuah mobil Kijang pickup. Mungkin untuk mereka yang mengantar mobilku ini pulang nanti. Aku agak terkejut juga, berarti mungkin ini benar. Seseorang turun dari mobil pickup itu, sementara orang yang sudah berdiri di depan pintu rumah menyapaku.
“Bu Elly? Saya Anto”, kata orang yang bernama Anto itu sambil mengulurkan tangannya.
Aku menjabat tangannya dengan sedikit perasaan ragu dan menjawab “Elly”.
Orang itu memang penampilannya rapi. Tapi wajahnya agak seram. Aku mencoba membuang semua pikiran negatif. Dan kemudian orang satunya yang berpenampilan biasa biasa, yang juga berwajah biasa biasa, menjabat tanganku.
“Seto”, katanya.
Aku menjabat tangannya dan menjawab, “Elly”.
Setelah acara kenalan yang menurutku hanya formalitas ini, kami duduk di teras rumah, dan aku disodori formulir yang aku baca di bagian awal dan akhir saja, untuk memastikan aku tak keluar uang apapun untuk mendapatkan hadiah ini. Lalu Anto menawarkan padaku untuk mencoba mobil itu, karena nantinya aku harus mengisi formulir untuk memberikan ‘penilaian’ tentang kondisi mobil itu, sebelum acara serah terima surat kendaraan dilakukan. Aku setuju saja, dan aku menerima kunci mobil itu dari Anto. Aku masuk ke dalam mobil itu, joknya masih terbungkus plastik semua, baunya khas mobil baru. Dan dengan didampingi mereka, aku mulai mencoba mobil itu.
Semua baik baik saja, sampai tiba tiba di sebuah gang yang sepi di dekat rumahku, Anto yang duduk di kursi depan menarik handbrake. Aku terkejut sekali, sampai lupa menginjak pedal kopling dan mesin mobil ini mati. Aku menoleh kepada Anto, tapi belum sempat aku bertanya, dari belakang aku dibekap, oleh Seto tentunya. Kurasakan bau yang menyengat, dan tak lama kemudian semuanya gelap…
Perlahan aku mulai sadar. Aku mengeluh perlahan, ketika aku tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang. Sakit rasanya. Aku mulai mencoba mengerti apa yang terjadi pada diriku. Ternyata kedua pergelangan tanganku yang terentang ini, terikat erat pada semacam pilar di ruangan ini. Sedangkan aku sendiri terbaring di atas matras. Yang membuatku tercekat, aku sudah tak mengenakan apa apa lagi selain bra dan celana dalamku. Kakiku memang masih bebas, tapi apa artinya? Aku kini sudah tak berdaya dengan tangan yang terpasung seperti ini. Aku memejamkan mata dan menggigit bibir, tak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi padaku. Aku mulai menyesali kebodohanku tadi, mengapa bisa terjebak dengan iming iming hadiah itu.
Tiba tiba pintu ruangan ini terbuka, lalu masuk seseorang yang membuatku ternganga tak percaya pada pengelihatanku.
“Arman?”, seruku tak percaya.
“Halo Elly… lama tak jumpa… bagaimana kabarnya?”, kata Arman dengan senyum yang membuat hatiku dingin seperti disiram air es. Aku takut sekali.
“Arman… apa yang kamu lakukan ini? Ingat Arman, aku ini kakak iparmu. Tolong lepaskan aku..”, aku mencoba menyadarkan Arman walaupun aku tahu ini mungkin sekali merupakan hal yang sia sia.
Aku tahu Arman memang menginginkan aku sejak aku dikenalkan Albert pada keluarganya. Arman adalah adik Albert yang kini berusia 24 tahun. Wajahnya memang cukup tampan. Dan sejak ia mengenalku, ia sudah beberapa kali mencoba mendekatiku, tapi tentu saja aku tak memberinya respon. Suatu hari ketika aku berkunjung ke rumah Albert saat masih tinggal bersama keluarganya, Arman nekat dan nyaris berhasil memperkosaku. Untung saja waktu itu kepulangan Albert menyelamatkanku, dan sejak itu aku tahu aku harus menghindari orang ini. Tapi kini aku sudah jatuh ke dalam tangannya. Tanpa sadar aku bergidik ngeri.
Mendengar kata kataku, Arman hanya tertawa. Ia mendekatiku dan ‘krek…’. Arman merenggut braku hingga tali talinya putus.
“Aduh…”, aku mengeluh perlahan, sedikit sakit rasanya pada bagian tubuhku yang tertekan tali braku saat ditarik Arman. Aku memejamkan mataku erat erat, malu sekali rasanya payudaraku terlihat oleh laki laki lain selain suamiku.
“Elly… Elly… kamu kira aku segoblok itu sudah bersusah payah menjebakmu seperti ini dan melepaskan kamu begitu saja? Hahaha… aku belum gila, Elly”, kata Arman sambil menyeringai mengerikan saat aku menatapnya dengan marah bercampur takut.
“Arman, kamu gila… lepaskan aku!!”, aku mulai panik dan membentaknya.
‘breeet… breeet’… seruanku dijawab Arman dengan merenggut robek celana dalamku, hingga kini aku sudah telanjang bulat.
Aku menjerit kecil. Kini aku hanya bisa memandangi Arman dengan jantung berdebar ketika ia mulai melucuti pakaiannya sendiri. Sesekali aku mencoba meronta, tapi tak ada hasil sama sekali karena aku benar benar tak bisa menggerakkan kedua tanganku yang terentang lebar. Aku tahu, nasib yang buruk akan segera menimpaku, dan perlahan aku mulai menangis.
“Lho sayang… kok nangis sih? Tenang saja, sebentar lagi kamu juga akan keenakan kok”, ejek Arman yang sudah bersiap di selangkanganku.
Aku semakin ngeri, dengan suara gemetar aku memohon, “Arman, tolong jangan begini… aku ini kakakmu… kakak iparmu… masa kamu tega berbuat begini padaku…”.
Arman tertawa sinis dan berkata dengan suara kasar, “Diam Elly. Kamu telah merendahkanku. Kamu selalu menolakku. Kamu tak pernah menghargai aku”.
Aku sadar kalau aku memang selalu menjaga jarak dengannya, karena aku merasa ia berbahaya. Dan kini memang semuanya terbukti kan?
Dan sambil merenggangkan kedua pahaku lebar lebar, Arman melanjutkan, “Kamu tak pernah mau aku ajak pergi makan berdua. Kamu anggap aku tak layak pergi berdampingan bersamamu. Benar benar perempuan sombong! Karena itu sekarang rasakan pembalasanku!”.
Berkata begitu, Arman menempelkan kepala penisnya ke bibir liang vaginaku. Aku makin panik dan berusaha menggerakkan pinggulku menghindari hunjaman penis Arman saat Arman mulai memajukan pinggulnya.
Berhasil, penis itu tak sampai melesak masuk menerobos liang vaginaku.
Tapi rupanya Arman marah dengan perbuatanku, ia menamparku dengan keras, hingga aku mengaduh dan menangis kesakitan.
“Jangan coba coba lagi Elly, atau nanti kamu akan kuberikan pada dua kacungku di depan itu!”, ancam Arman dengan suara yang mengerikan.
Mendengar hal itu aku langsung melemas dan pasrah, di sela tangisanku, aku hanya bisa mengumpat getir, “Kamu gila.. Arman”.
Arman hanya tertawa dan aku hanya bisa membiarkan kepala penis Arman menemukan bibir liang vaginaku, dan sesaat kemudian aku mengerang kesakitan saat liang vaginaku tertembus oleh batang penis Arman.
Aku mulai menangis saat Arman memompa liang vaginaku. Walaupun aku sudah pernah melahirkan, tapi berkat senam dan ramuan khusus, liang vaginaku kembali menyempit. Konsekuensinya, kini aku merasa kesakitan karena liang vaginaku dipompa penis Arman yang cukup besar.
Aku memalingkan mukaku supaya tak melihat wajah Arman yang kesenangan karena berhasil mendapatkan tubuhku. Ia meremasi kedua payudaraku dengan gemas, seolah melampiaskan segala nafsunya yang tak kesampaian untuk menikmati tubuhku sejak dulu. Sedangkan aku sendiri hanya bisa terus menggeliat kesakitan.
“Elly… punyamu enaak”, erang Arman dengan tatapan penuh gairah padaku sambil terus menggenjotku.
Ingin aku menamparnya, tapi kedua tanganku tak bisa kugerakkan. Aku hanya bisa merelakan liang vaginaku ditembusi oleh laki laki yang harusnya memperlakukanku sebagai kakak iparnya. Tapi Arman memang sudah kesetanan, ia mulai mencumbuiku dengan sangat bernafsu. Bibirku dilumatnya dengan ganas, sementara kedua payudaraku diremasnya dengan kuat.
Perlahan aku mulai terangsang karena perbuatan adik iparku ini, rasa terhina karena diperkosa mulai berganti dengan rasa nikmat yang melanda selangkanganku dan juga sekujur tubuhku.
Rupanya vaginaku sudah mampu beradaptasi dengan ukuran penis Arman yang tadinya terasa begitu menyesakkan. Aku malu sekali, ingin rasanya aku menyembunyikan wajahku yang terasa panas ini. Tapi tentu saja hal itu tak bisa kulakukan, maka aku hanya bisa pasrah namun mati matian berusaha menahan diri supaya tak kelihatan menikmati hal ini.
Tapi sayangnya, tubuhku terlalu jujur, perlahan tanpa mampu kucegah, pinggangku terangkat saat aku menahan nikmat yang luar biasa. Kurasakan penis Arman melesak begitu dalam ketika ia menghunjamkan kuat kuat kedalam liang vaginaku, membuatku menggeliat keenakan seperti cacing kepanasan.
Arman tertawa sinis dan mulai menghinaku, “Ternyata kamu menikmati punyaku juga Elly. Makanya kamu jadi cewek jangan sok suci.. hahaha.. kalau sudah kemasukan gini, toh kamu keenakan juga..”.
Sambil menghinaku Arman terus memompa liang vaginaku dengan gencar. Aku sudah tak tahu apa yang harus kulakukan, karena perlahan tapi pasti aku sedang diantar menuju orgasme.
“Arman… oohh… sudaah… ampuuun… ennngghh”, aku mulai mengerang dan melenguh.
“Kenapa El? Enak ya?”, ejek Arman dan malah makin gencar memompa liang vaginaku.
“Kamu…”, aku tak bisa menjawab, tubuhku menggigil, selangkanganku serasa akan meledak.
Aku terus mengerang dan melenguh, sampai akhirnya aku mengejang hebat, kepalaku terlempar ke sana kemari karena aku menggelepar dihantam badai orgasme ini.
“Oh Elly… kamu cantik sekali kalau seperti ini”, desah Arman yang tak menunjukkan tanda tanda akan orgasme, sementara aku sendiri sedang menderita dalam kenikmatan orgasme yang berkepanjangan ini, dan nikmatnya selangkanganku yang terus dipompa Arman semakin menjadi jadi.
Namun rasa ngilu mulai menghampiri liang vaginaku, dan makin lama rasa itu makin menderaku.
Aku sudah tak kuat lagi, dan berteriak “Armaaan… aaaaah… hentikaaaan… amppuuuun…”.
Ia benar benar perkasa seperti suamiku, hanya saja suamiku lebih pengertian, membiarkanku beristirahat kala aku mengalami orgasme. Sedangkan Arman sama sekali tak memperdulikan keadaanku, ia hanya mencari kenikmatannya sendiri.
Aku makin menderita dalam kenikmatan ini, rasanya tulang tulang di dalam tubuhku terlepas semua dari sambungannya, sementara tubuhku meliuk liuk dan menggelepar terhempas badai orgasme yang terus menerus ini. Entah cairan cintaku sudah membanjir berapa banyak, aku mulai pening dan tak mampu mengerang lagi. Dengan kejam Arman terus memompa liang vaginaku, sampai akhirnya ruangan ini rasanya berputar, semuanya gelap…
Ketika aku mulai sadar, kurasakan kedua puting susuku seperti ada yang mengulum dan menyedoti dengan kuat. Vaginaku masih terasa sedikit sakit, tapi sudah tak terasa sesak, artinya Arman sudah selesai memompa liang vaginaku. Becek sekali rasanya liang vaginaku, aku tahu si brengsek itu pasti mengeluarkan spermanya di dalam sana. Untungnya aku sedang dalam masa tidak subur, jadi aku tak perlu takut hamil. Tapi kini aku sadar, ada dua orang sekaligus yang mengulum puting susuku, yang berarti ada orang lain selain Arman. Dan aku mulai mengenali mereka berdua ini, bahkan Arman bukan salah satu dari mereka. Ternyata Anto dan Seto yang kini sedang menyusu pada kedua payudaraku.
“Jangaaaan”, aku menjerit ngeri.
Aku tak bisa berbuat apa apa, kedua tanganku yang terentang ini tak bisa kugerakkan sedikitpun, sementara mereka berdua dengan santai meneruskan perbuatan mereka.
“Lepaskan aku… Armaaan kamu bajingaaaan…”, aku mengumpat dalam keputus asaanku.
Dan kudengar tawa yang membuatku bergidik ngeri. Kemudian aku melihat Arman masuk, dan memegang handycam.
Ia merekamku! Merekamku yang sedang pasrah tak berdaya saat kedua puting susuku disedot oleh kedua kacungnya.
“Biadab kamu Arman… Kamu kan sudah janji..”, aku langsung terdiam.
Bajingan ini memang tak pernah berjanji apa apa.
“Kenapa Elly? Kok diam? Apa aku salah? Aku memang tak pernah berjanji kalau kamu tak akan kuberikan pada mereka bukan? Hahahaha…”, Arman tertawa dengan memuakkan.
Aku hanya bisa menangis. Habislah aku, aku sudah dalam cengkeraman Arman sepenuhnya. Entah seperti apa nasibku di hari hari berikutnya. Sementara kedua kacung Arman ini tertawa senang, dan mereka kembali mencucup kedua puting susuku dengan bersemangat, tak lupa tentunya mereka juga meremasi payudaraku.
Beberapa saat kemudian, dengan gaya yang menjijikkan, mereka membuka mulut mereka yang penuh air susuku ke arah kamera.
“Wow.. air susu Elly”, kata Arman sambil menyorot mulut kedua kacungnya.
Kedua orang itu menelan air susuku.
“Bagaimana rasanya Anto? Seto? Enak tidak?”, tanya Arman penasaran.
“Gurih abis bos, susu amoy gini”, kata Anto.
“Lebih enak dari susu sapi”, sambung Seto.
Kurang ajar sekali mereka ini. Dan Arman kelihatannya penasaran, lalu ia menaruh handycamnya.
“Aku juga ingin coba”, gumannya.
Ia mendekati payudaraku, dan setelah memberikan beberapa jilatan yang membuatku mau tak mau merasa terangsang, tiba tiba ia sudah mencucup puting susuku. Beberapa sedotan dilakukannya, sementara aku hanya bisa mendesah keenakan.
“Bos, susunya diremas”, kata Anto.
“Bisa tambah banyak keluarnya”, Seto menyambung.
Maka Arman menyedot puting susuku sambil meremasi payudaraku. Aku sedikit menggeliat kesakitan. Ia terus melakukannya sampai puas, sementara aku hanya bisa menggigil menahan nikmat.
“Susu yang enak, Elly”, kata Arman dengan nada puas.
“Nanti aku minta lagi”, sambungnya sambil kembali mengambil handycamnya.
“Lanjutkan”, perintah Arman pada Anto dan Seto.
Mereka berdua yang sudah melepaskan semua baju mereka hingga telanjang bulat selagi menunggu Arman mencicipi susuku. Mereka tentu saja kembali mengerubutiku dengan kesenangan.
Handycam itu kembali merekamku. Kini Anto dan Seto berniat memuaskan diri mereka sendiri, bisa terlihat dari mereka mengocok penis mereka sendiri untuk makin menegangkan ereksi penis mereka. Melihat ukuran penis mereka berdua ini, aku makin ngeri. Baik panjang maupun diameternya semuanya lebih dari ukuran milik Arman.
Aku berusaha mematikan semua perasaanku. Kini aku digumuli oleh dua kacung si Arman. Kedua pahaku dilebarkan oleh Anto. Aku masih terlalu lemas untuk mencoba menghindar.
Akibatnya, bless… kembali liang vaginaku tertusuk oleh sebatang penis.
Aku menggigit bibir, menahan segala perasaan malu dan sakit ini, air mataku terus mengalir. Handycam yang dipegang Arman terus menyorot ke arah vaginaku yang sedang dipompa oleh Anto. Mukaku rasanya panas sekali membayangkan aku sedang membintangi film porno amatir ini.
Perlahan Arman mengarahkan sorotan handycamnya ke arah tubuhku bagian atas, dan sempat berhenti agak lama ketika menyorot kedua payudaraku. Seto sempat meremasi kedua payudaraku dan semua itu disorot oleh Arman. Sementara itu tubuhku harus terus menggeliat karena menerima rangsangan dua orang sekaligus. Liang vaginaku dipompa dengan gencar oleh Anto sementara kedua payudaraku diremas dengan gemas oleh Seto. Aku sendiri antara mendesah keenakan dan merintih kesakitan. Liang vaginaku masih belum beradaptasi sepenuhnya dengan ukuran penis Anto, tapi sudah mendatangkan nikmat yang membuatku serasa melayang.
“Sudah… hentikaaan…”, aku mengerang dan mulai menggelepar, karena kurasakan liang vaginaku kembali ngilu dipompa segencar itu.
Anto sendiri kelihatannya sudah akan berejakulasi, tubuhnya bergetar hebat saat menggenjotku, dan tak lama kemudian ia mengerang panjang dan meneriakkan namaku, “Ooouuuhhh… bu Ellyyy…”.
Tubuhnya berkelojotan di atasku, dan kurasakan penisnya berdenyut keras di dalam sana. Beberapa semprotan lahar panas kurasakan membasahi liang vaginaku, dan Arman segera bergerak ke tempat yang bagus untuk menyorotan handycamnya ke arah vaginaku. Kurasakan Anto mencabut penisnya perlahan, dan Arman terus menyorot daerah vaginaku, aku malu sekali. Gejolak yang sempat membuatku hampir orgasme kini mereda. Tapi gilanya, si Seto langsung bersiap menggilirku, ia sudah mengarahkan penisnya ke liang vaginaku. Aku memang tak bisa apa apa, hanya bisa menggigit bibir saat kurasakan liang vaginaku tertusuk oleh penisnya Seto. Hanya saja sekarang rasanya tak begitu sakit, dan setelah beberapa genjotan, Arman menyorot mukaku, karena si Anto sudah menempelkan penisnya ke mulutku.
“Elly, ayo kulum”, perintah Arman.
Aku hanya bisa menurut, toh aku sudah tak ada gunanya lagi membantah. Daripada aku mendapat tamparan atau siksaan lain, aku lebih baik mengikuti kemauan bedebah ini. Perlahan kubuka mulutku, dan penis Anto yang masih belepotan sperma dan cairan cintaku, menerjang masuk ke dalam mulutku. Rasanya amis dan asin, membuatku ingin muntah. Tapi aku berusaha tak memikirkan rasanya, dan ingin cepat menyelesaikan tugasku. Aku terus mengulum penis si Anto ini, kubersihkan cepat cepat dan kutelan semua sisa spermanya dan cairan cintaku sendiri. Anto yang sudah tak tahan mengerang panjang dan menarik penisnya dari mulutku.
Penderitaanku belum selesai.
“Buka mulutmu, Elly”, perintah Arman sambil menyorotkan handycamnya ke mulutku.
“Perlahan!”, perintahnya lagi.
Aku mulai membuka mulutku perlahan, dan Arman terus menyorot mulutku.
“Bagus”, katanya dengan puas.
Aku malu sekali, pasti aku terlihat layaknya seorang wanita nakal dalam handycam itu. Tak lama kemudian tubuhku terguncang guncang, rupanya Seto mulai menikmati liang vaginaku. Dengan bersemangat ia menggenjot liang vaginaku, sementara aku tak tahu bagaimana sekarang raut wajahku saat menahan malu dan nikmat dan disorot oleh handycam milik Arman. Panas sekali wajahku rasanya, untungya Arman kemudian ganti menyorot tubuhku bagian bawah. Kini aku tinggal memusatkan perhatianku pada si Seto.
Diam diam aku melakukan gerakan kegel, sejenis gerakan menahan buang air kecil, sambil pura pura merintih keenakan, supaya Seto cepat ejakulasi dan semua ini segera berakhir. Sesuai harapanku, tak lama kemudian Seto yang terangsang habis habisan, melolong lolong dan meneriakkan namaku.
“Aaaaarrrrghh… Bu Ellyyyyy…”, jeritnya dan kemudian ia menarik penisnya, tentu saja setelah di dalam sana liang vaginaku dibasahi lahar panasnya.
Arman dengan giat terus menyorot liang vaginaku yang tentunya tak mampu menampung sperma kedua pemerkosaku ini. Jari tangannya ditusukkan ke liang vaginaku mengorek sisa sperma Anto dan Seto. Seto sendiri segera beranjak ke arah wajahku, aku tahu ia hendak menagih jatah servis oral dariku.
Seperti tadi, Arman yang buru buru mengarahkan handycamnya ke wajahku memberikan instruksi instruksi padaku hingga membuatku kembali terlihat seperti pelacur. Tapi aku hanya bisa menurutinya, walaupun dengan hati pedih.
Setelah semua selesai, Arman mematikan handycamnya.
“Arman, sudah, lepaskan aku… please”, aku memohon.
Tapi Arman tak menjawab, malah ia dengan bernafsu melihat ke arah payudaraku.
Aku langsung tersadar dan teringat keinginan Arman tadi, yaitu ingin merasakan air susuku lagi.
Dan memang benar, Arman segera melumat puting susuku, ia menyedot susuku sepuas puasnya. Aku mendesah keenakan, memang rasanya nikmat sekaligus amat merangsangku. Aku menggigit bibir, apalagi Anto ikutan melakukan hal yang sama pada puting susuku yang sebelah. Kini dua orang dewasa menyusu pada kedua payudaraku seperti bayi, dan aku hanya bisa memejamkan mata berharap mereka segera selesai.
Aku melamunkan suamiku… maafkan aku Albert… aku bahkan sempat orgasme ketika diperkosa adikmu…
Tak terasa sampai si Seto juga sudah puas menyusu, dan akhirnya ikatanku dilepaskan. Lega rasanya, walaupun terasa sakit pada bekas ikatan di kedua pergelangan tanganku. Aku duduk dan mengurut kedua pergelangan tanganku, dan aku memandang Arman dengan benci sekaligus takut, karena dengan rekaman handycam itu, ia pasti akan menggunakannya untuk mengancamku agar menurutinya kelak kalau ia menginginkan tubuhku lagi. Ia tersenyum dengan penuh kemenangan ketika bersama dua kacungnya melihat hasil rekaman film porno tadi.
Aku malu sekali, dan aku mencari cari pakaian luarku yang ternyata berserakan tak jauh dari tempat aku digangbang tadi.
“Sudah puas kalian?”, bentakku dengan jengkel dan menahan tangis.
Aku memakai pakaianku tanpa bra dan celana dalam. Keduanya memang sudah tak bisa aku pakai karena tadi direnggut paksa dari tubuhku hingga robek. Mereka tertawa tawa dan beberapa saat lamanya mereka menonton rekaman pemerkosaan terhadap diriku, kemudian Arman mematikan handycamnya. Ia menghampiriku dan tiba tiba melumat bibirku.
Aku menarik wajahku ke belakang untuk melepaskan diri dari ciumannya, lalu aku menamparnya, keras sekali.
“Bajingan kamu Arman! Kamu tega sekali melakukan ini semua… sekarang antarkan aku pulang!”, kataku lirih, sambil menangis.
Arman mengelus pipinya yang baru kutampar keras itu dan memandangku dengan aneh. Aku bergidik ditatap oleh Arman seperti itu. Lalu Arman melangkah ke arah luar diikuti oleh kedua kacungnya. Aku mengikuti mereka, dan dengan tegang aku masuk ke dalam mobil Kijang Innova pembawa petaka itu. Aku duduk di kursi penumpang depan, Arman yang menyetir, sementara Anto dan Seto duduk di belakang.
Dalam perjalanan, kami semua diam, sedangkan aku sendiri dalam ketegangan yang luar biasa, karena aku berada semobil dengan para pemerkosaku. Tapi untungnya mereka tak melecehkanku lebih lanjut, dan mobil sialan ini mengarah ke rumahku.
Ketika aku turun dari mobil, aku mendengar Arman berkata, “Elly, sampai ketemu lagi, kapan kapan kita main main lagi ya”.
Dengan muak aku membanting pintu mobil, dan aku segera masuk ke dalam rumah sambil menahan tangis.
Aku segera melihat anakku. Agak lega melihatnya masih tertidur pulas.
Aku segera mandi dan keramas, membersihkan tubuhku yang sudah ternoda oleh adik iparku yang bejat itu, yang tega menyerahkanku pada dua kacungnya. Aku memang rindu bermain cinta, tapi itu adalah dengan suamiku sendiri, bukan dengan Arman, bukan dengan mereka ini. Apalagi diperkosa seperti tadi, sakit sekali hatiku rasanya. Tanpa sadar aku kembali menangis.
Aku tahu hari ini adalah hari pertama aku mengalami penghinaan seperti ini, dan ini bukan hari terakhir.
Terbukti dua hari kemudian, aku mendapat kiriman DVD dari Arman, yang berisi rekaman pemerkosaan terhadap diriku oleh dua kacungnya itu, dengan sebuah surat bertuliskan “Elly, lain kali kita bermain tanpa ikatan pada kedua tanganmu… kamu pasti akan lebih menikmatinya”.
Gadis-Gadis Muda Bugil Dalam Pembukaan Restoran
Dua pekan lalu sebuah perusahaan membayar 3 gadis untuk bertelanjang bulat di depan puluhan pengunjung untuk promo sabun mandi.
Kini, strategi serupa dilakukan sebuah gerai restoran masakan barat di China. Belum lama ini, dalam pembukaan gerai terbaru di Foshan, provinsi Guangdong, restoran ini mengundang gadis-gadis untuk bertelanjang di depan pengunjung.
Mengutip Maydaily, Selasa (27/12), gadis-gadis muda ini memakai topi tinggi yang biasa digunakan para chef, sementara tubuhnya hanya berbalut plastik transparan.
Pengunjung dengan jelas bisa melihat bagian tubuh pribadi para gadis ini.
Gadis-gadis ini tak terlihat canggung, malah berpose menggoda di depan kamera yang hendak mengabadikan tubuh indah mereka.
Acara ini menimbulkan kontroversi. Banyak netizen yang keberatan dengan kampanye bugil ini, karena dianggap tidak senonoh.
Wajar masyarakat setempat proses. Apa hubungannya restoran dengan bugil?
Source
Gadis-Gadis Muda Bugil Dalam Pembukaan Restoran
Dua pekan lalu sebuah perusahaan membayar 3 gadis untuk bertelanjang bulat di depan puluhan pengunjung untuk promo sabun mandi.
Kini, strategi serupa dilakukan sebuah gerai restoran masakan barat di China. Belum lama ini, dalam pembukaan gerai terbaru di Foshan, provinsi Guangdong, restoran ini mengundang gadis-gadis untuk bertelanjang di depan pengunjung.
Mengutip Maydaily, Selasa (27/12), gadis-gadis muda ini memakai topi tinggi yang biasa digunakan para chef, sementara tubuhnya hanya berbalut plastik transparan.
Pengunjung dengan jelas bisa melihat bagian tubuh pribadi para gadis ini.
Gadis-gadis ini tak terlihat canggung, malah berpose menggoda di depan kamera yang hendak mengabadikan tubuh indah mereka.
Acara ini menimbulkan kontroversi. Banyak netizen yang keberatan dengan kampanye bugil ini, karena dianggap tidak senonoh.
Wajar masyarakat setempat proses. Apa hubungannya restoran dengan bugil?
Ibu Muda Selingkuh Dengan Polisi Pencemburu Malah Habis Dipukuli
Ibu Muda Selingkuh Dengan Polisi Pencemburu Malah Habis Dipukuli
Ada warna biru-biru di pelupuk mata Miranti, 37. Pakai eye shadow kah dia? Bukan, itu semua karena habis ditonyo (tempeleng) oleh PIL-nya. Memangnya kenapa? Malam tahun baru lalu, mereka ribut karena cemburu. Sicowok yang oknum Polri, langsung menempelengnya berulangkali, sehingga Miranti diopname.
Pada dasarnya, manusia itu makhluk pembosan. Cepat jenuh dengan sesuatu yang monoton dan itu-itu saja. Paling celakalah kemudian, ketika seorang suami bosan dengan istrinya, atau istri bosan dengan suaminya. Kenapa musti bosan? Bukanka mereka sudah sepakat teken kontrak lewat KUA/Catatan Sipil untuk sehidup semati hingga akhir hayat.
Salah satu wanita yang bosan dengan pasangan sendiri, di antaranya Miranti, warga kota Wonogiri (Jateng). Untuk mengusir kebosanan, bukannya dia memperbaiki atau memodifikasi hubungannya dengan suami, tapi malah sengaja cari Pria Idaman Lain. Alasan Miranti, kabinet saja setiap lima tahun berganti, kenapa kabinet rumahtangga harus permanen? Ooo, lha cah edan!
Miranti edan, ee….ndilalah kersaning Allah kok ketemu oknum polisi yang sama edannya. Aparat dari Polres Wonogiri ini rupanya juga sedang jenuh dengan istri di rumah. Maka ketika ketemu Miranti, Marlan, 42, langsung kontak pendulumnya, blip, blip, blip. Mulailah oknum polisi ini mendekati Miranti yang memang lumayan cantik itu. Tahu sendiri kan, Wonogiri ini memang gudangnya wanita cantik. Sampai-sampai kidalang Anom Suroto pernah bilang, barang siapa terjatuh di kota Wonogiri, pasti ngebruki wong ayu.
Istri Marlan sebetulnya cukup cantik, tapi karena Miranti adalah barang baru, tentu saja rasanya menjadi lain. Ibarat aliran listrik PLN, senggolan Miranti masih ada grengnya, mengandung setrom 240 volt. Sedangkan yang di rumah, sepertinya sudah mati rasa, bagaikan jaringan listrik yang sudah putus arusnya karena sampai tanggal 20 belum juga bayar rekening.
Begitulah, sama-sama berdaya setrom yang masih 240 volt, Miranti – Marlan lalu membangun asmara di bawah tanah, tanpa setahu pasangan masing-masing. Apakah hubungan mereka baru jalan-jalan, apakah sudah bobok-bobok di kamar hotel, tak diketahui jelas. Yang pasti keduanya semakin merapatkan barisan dan senggolan. Saat malam tahun baru 2011 misalnya, keduanya jalan-jalan di seputar kota Wonogiri. Capek jalan-jalan, oknum polisi itu lalu mengantarkan pulang Miranti ke rumah orangtuanya.
Maklum, Miranti memang sedang pisah rumah dengan suaminya. Maka makin lapang saja perjalanan selingkuh oknum Polri ini. Tapi entah kenapa, ketika Marlan hendak pulang, malah terjadi keributan di halaman rumah. Kabarnya soal cemburu dan cemburu. Oknum polisi yang temperamental ini tak peduli statusnya bertamu, langsung saja mengirimkan tinju berkali-kali. Kontan Miranti ndlosor (terkapar). Begitu seriusnya luka-luka itu, dia harus berminggu-minggu dirawat di RSU Solo.
Kasus penganiayaan oleh oknum Polri tersebut kini sedang diusut oleh Polres Wonogiri. Kabarnya, sejak awal Marlan sudah diingatkan komandan, jangan begitu dan begituan dengan istri orang, tapi sang anak buah tetap ngeyel. Nah, akhirnya kini ada tuntutan dari keluarga Miranti. Sebagai bukti atas keseriusan polisi, Marlan kini sudah dimutasikan dan proses hukum tetap berjalan.
Cerita Cula Seru Terbaru : Janda Muda
Cerita Cula Seru Terbaru : Janda Muda
Janda Muda Bergairah
– Musibah seseorang, kadang jadi berkah bagi yang lain. Misalnya Makmun, 40 (bukan nama sebenarnya), dari Ponorogo (Jatim) ini. Saat Ny. Anis, 35 (bukan nama sebenarnya), tetangganya kesripahan (ditinggal mati) suami, itu kan musibah. Tapi perkembangan selanjutnya, justru “berkah” bagi Makmun. Soalnya, janda penuh gairah itu kemudian menawarkan sejuta kenikmatan baginya.
Setiap nasihat perkawinan disampaikan pada walimahan, pastilah dikatakan bahwa pasangan pengantin itu menjadi keluarga sakinah, guyub rukun hingga kaken-ninen (kakek nenek), Banyak yang tercapai, tapi banyak pula yang tak kesampaian. Bisa karena perceraian, dapat pula karena mati lebih cepat daripada pasangan tersebut. Otomatis, pasangan yang ditinggalkan akan menyandang status baru, kalau bukan janda ya duda.
Ny. Anis adalah pasangan yang apes dari Desa Beton, Kecamatan Siman, Ponorogo. Baru dua pelita membangun rumahtangga, sang suami dipanggil Sang Khalik. Diapun menyandang status janda muda, dengan “warisan” tiga anak yang masih kecil-kecil. Untung saja almarhum suami seorang PNS, sehingga ada dana pensiun untuk menunjang kehidupan keluarga. Di samping itu, Ny. Anis memang wanita ulet, karena selama ini dia juga punya usaha sampingan.
Ditinggal mati sekian lama, secara ekonomi tidak masalah. Maksudnya, untuk urusan perut sudah teratasi dengan mudah. Tapi yang di bawah perut, inilah yang musykil dan bikin pusing. Saat ada suami, selalu surplus, karena tanpa minta pun selalu dipasok terus. Tapi sekarang? Untuk menikah lagi, sudah kurang peminat. Maklumlah, menikah dengan janda beranak tiga, itu sangat bertentangan dengan prinsip Kantor Pegadaian: mengatasi masalah tapi malah bikin masalah.
Anis sangat menyadari akan posisinya, maka dia tidak terlalu ngaya. Kalau jodoh, takkan lari ke mana-mana. Dia juga tak mau bahwa rumahtangga jilid duanya hanya membahagiakan diri sendiri, tapi menyengsarakan bagi anak-anaknya. Soalnya kan tak banyak lelaki yang butuh emaknya juga perhatian sama anaknya. Mayoritas, ibunya digoyang, anaknya disingkang-singkang (dinistakan).
Adalah Makmun, tetangga depan rumah Ny. Anis. Sebetulnya dia sudah lama jadi pemerhati wanita ini. Ingin sebenarnya menjalin hubungan lebih dalam, sukur-sukur bisa “mendalami”, tapi terhalang oleh status wanita itu, juga status dirinya. Kala itu Anis kan masih punya suami, dan Makmun sendiri juga guru madrasah. Masak guru sekolah agama kok terlibat kasus senior (senang istri orang).
Begitu suami Anis meninggal, rasanya “tembok berlin” itu sudah runtuh. Pelan tapi pasti, diam-diam Makmun mulai mendekati janda depan rumah dalam rangka “pendalaman”. Soal status guru madrasah ibtidaiyah, namanya baru kena godaan setan, apa salahnya? Maka lobi-lobi politik mulai dilancarkan, agar koalisi bersama Ny. Anis bisa dibangun sampai 2014, dan dilanjutkan dengan eksekusi.
Ny. Anis dengan cepat menangkap aspirasi urusan bawah lelaki tetangganya. Karena selama ini sudah demikian tersiksa menahan gairah, pertimbangan etika dan moral jadi ternafikan. Maka ketika Makmun main ke rumahnya di malam hari disambut dengan gembira. Dan ketika anak-anak sudah tidur, mereka pun “main” bak layaknya suami istri. “Gersang tapi damai,” kata Makmun setelah “entuk-entukan” dari rumah si janda. Maklum, ibarat sawah Ny. Anis kan sudah lama tak dicangkul.
Aktivitas guru madrasah di rumah Ny. Anis lama-lama tercium tetangga. Maka beberapa malam lalu, saat keduanya sedang “ketanggungan” langsung digerebek. Tak ampun lagi keduanya diarak menuju Balai Desa. Warga mendesak Pak Kades agar mengusir keduanya dari desa itu, agar tidak mengotori kampung. Beruntung, sebelum warga bertindak anarkis pada Makmun – Anis, polisi datang dan membawa mereka ke Polres Ponorogo.
Guru madrasah siap poligami nggak? (RN/Gunarso TS)
Cerita SEX : Semar Mesem Pak Guru
AMIT-amit, jaman sekarang kok masih ada guru main guna-guna. Tapi begitulah, kelakuan guru Marsum, 49 (bukan nama sebenarnya), benar-benar mirip Pendita Durna dalam kisah perwayangan. Lewat ilmu Semar Mesem atau Jaran Guyang, seorang wali murid, Ny. Titik, 35 (bukan nama sebenarnya), dari Pasuruan (Jatim) berhasil dikadali dan digauli.
Tersebutlah dalam kisah perwayangan, Pendita Durna dari pertapan Sokalima, adalah guru handal bagi keluarga Pendawa dan Kurawa. Dia tak sekedar menguasai ilmu kesaktian dan memanah, tapi juga pakar menaklukkan wanita. Lewat ajian Jaran Guyang dan Semar Mesem yang diajarkannya, banyak wanita langsung bertekuk lutut dan berbuka paha pada murid Durna. Namun celakanya, ketika Durna sendiri membutuhkan untuk menaklukkan Srikandi, Rukmini, atau Setyaboma, tak pernah berhasil.
Ilmu semacam itu ternyata juga dimiliki oleh Pak Guru Marsum yang mengajar di sebuah SD Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan. Penampilannya sih sebenarnya biasa saja. Namun berkat ajian tersebut, dia bisa ngrentengi (menggandeng) sejumlah cewek cakep di kelasnya. Bila mulutnya sudah berkomat-kamit, lalu tangannya memegang-megang ujung kerah bajunya, wes hewes hewes…., cewek langsung nyanthol dan bisa digathol!
Kepakaran Marsum sebagai penakluk wanita memang teruji. Lihat cewek di jalan, lihat sepintas Pak Guru ini sudah bisa memastikan bahwa dia bisa digaet. Saat teman-temannya tak percaya, Marsum segera turun dari mobil dan mendekati gadis itu. Eh, beberapa menit kemudian dia sudah dapat nomer HP-nya dan berhalo-halo sepanjang jalan bersamanya. Bahkan sekali waktu, bekas napi cantik pun berhasil digaetnya hanya sekali ketemu. Semoga saja tidak menjadi Jaksa Heru Sutopo jilid II.
Akibat ilmunya yang patent, guru Marsum begitu mudah jadi petualang asmara, dari kembang satu ke kembang lain. Belakangan, dia kasmaran dengan Ny. Titik yang kebetulan orangtua salah satu muridnya. Di mata Pak Guru mata keranjang ini, bodi dan penampilan wanita itu memang enak digauli dan perlu. Maka tanpa berpikir panjang lagi, wes hewes….., ilmu Semar Mesem-nya pun ditembakkan.
Hanya dalam hitungan menit, Ny. Titik langsung klepeg-klepeg, bagaikan kerbau dicocok hidung. Diajak ke mana saja oleh Pak Guru, dia menurut saja. Termasuk dibawa ke hotel dan digauli bak istri sendiri. Dan sejak itu, Ny. Titik sepertinya jadi lupa pada suaminya di rumah. Dalam benaknya hanya ada wajah Guru Marsam seorang.
Aksi guna-guna Marsam terbongkar ketika dia kirim SMS mesra pada Titik dan terbaca oleh Bandi, 40, suaminya. Saat diusut dan diklarifikasi, Titik mengiyakan saja, bahkan katanya, dia ingin minta cerai untuk segera bisa menikah dengan Pak Guru Marsam. “Aku lebih baik mati bila tak kawin dengannya,” kata Titik mantap sekali.
Yah, suami cap apa yang takkan terkejut mendengar pernyataan sikap seperitu itu? Curiga ada yang tak beres, Bandi segera mencari seorang kiyai. Ternyata setelah dibacakan doa-doa, Titik kembali ke alam sadar. Dia jadi malu sekali karena selama ini sudah kadung berbuat jauh dengan Pak Guru Marsam. Tak rela dirinya diobok-obok pihak yang tak berhak, bersama suaminya Titik mengadu ke Badan Kepegawaian Kabupaten Pasuruan. Minta guru mental Durna ini dipecat dan ditangkap.
Untung belum kena “cunda manik” Pak Guru Marsam. (DS/Gunarso TS)
Amy Qonita XXX: Dark Erotic Ritual
- Cerita ini mengandung unsur pornografi. Bagi Anda yang di bawah umur, tidak menyukai pornografi, atau tidak mengerti mana kehidupan nyata dan mana kehidupan cerita fiksi diharapkan jangan membaca cerita ini yang bisa menyebabkan tegang dimana-mana. Tak kan ada yang bertanggung jawab atas perbuatan Anda di kehidupan nyata.
- Tak ada wanita, pria, menteri, politikus, ormas, wasit, fans, ataupun hewan yang tersakiti dalam pembuatan cerita ini.
- Cerita ini hanyalah cerita fan fiction belaka yang bertujuan untuk menghibur para pembaca. Tak ada unsur untuk menjelek-jelekkan artis yang ada di dalam cerita ini dan membuat mereka hina di mata public sebab cerita ini murni 100% imajinasi, BUKAN KISAH NYATA !!
Amy Qonita |
Waktu itu, Amy masih berusia 27 tahun. Dia sudah mempunyai anak. Sebagai seorang ibu muda yang berkecukupan pada saat itu, tentu Amy melakukan perawatan diri semaksimal mungkin. Rutin olahraga, pasti. Spa, salon, kosmetik mahal, semuanya pokoknya. Pola makan pun dijaga. Alhasil, bentuk tubuh, wajahnya, dan kulitnya sama seperti wanita umur awal 20an. Tapi, entah kenapa, dia merasa kurang menarik, khususnya saat bercermin. Kurang bersinar, kurang menarik, menurutnya sendiri. Padahal, kehidupan ranjang bersama suaminya baik-baik saja, setiap malam selalu penuh hasrat & menggebu-gebu bagai ABG. Orang-orang pun bilang kalau dia masih kelihatan seperti mahasiswi untuk seumurnya. Tapi, entahlah, dari dalam dirinya sendiri, dia merasa kurang menarik. Dia pun sering konsultasi dengan ahli kecantikan baik yang ia kenal ataupun tidak. Sampai ada yang mengatakan kepada Amy untuk memasang susuk saja. Namun Amy paling anti memasang susuk, dia takut, susuk yang ia pasang akan menyusahkan ia kelak. Dia ingin yang alami atau medis saja. Ada juga yang menyuruh Amy pergi ke seorang dukun di suatu desa yang sangat jauh dari Jakarta. Awalnya, Amy enggan pergi ke dukun yang diberitahukan oleh temannya itu. Namun, lama-lama Amy penasaran juga. Apalagi melihat temannya yang berumur sama dengannya, tapi kelihatan lebih menarik, mempesona, dan anggun jika dibandingkan dengan dirinya sendiri. Amy pun memutuskan untuk pergi ke desa tersebut. Tentu ia sendirian, malu lah dia kalau mengajak seseorang, hanya untuk pergi ke dukun, sebab dia memang terkenal paling anti dengan hal-hal gaib.
Mbah Wasiran |
“jadi Tante harus ngelakuin ritual itu 1 tahun sekali, tiap tanggal 6, bulan 6, terus 6x ?!”.
Selvi |
****************