The Serial Rapist Gang 2
|
Hana |
Kadang hidup secara berlebihan membuat kita tidak bisa melihat sisi yang berbeda. Hana, sebagai contohnya, hidup secara berlebihan. Dia tidak datang dari keluarga yang kaya raya, tetapi didikan orang tuanya membuat dirinya menjadi berpikiran sempit. Orang tuanya sangat berlebihan dalam memproteksi anak-anak mereka. Hal-hal yang umum bagi remaja, seperti pacaran, bolos sekolah, ataupun pergi main di malam minggu, sangat dibenci Hana. Dia berpikir bahwa hal-hal seperti itu buang-buang waktu dan berpengaruh buruk bagi remaja seusianya. Dunia dipandang oleh Hana dengan cara hitam dan putih. Memang dengan didikan seperti itu Hana menjadi anak yang baik, dan berprestasi di SMAnya, sebuah SMA Katolik swasta yang cukup mentereng di kota Bandung. Gadis keturunan Palembang – Batak ini cukup menonjol di tengah lingkungan yang didominasi oleh siswa keturunan Tionghoa. Namun karena ibunya Palembang – Tionghoa, maka dari segi fisik Hana tidak terlalu berbeda, namun warna putih kulitnya yang kuning langsat berbeda dengan putih kulitnya kebanyakan keturunan Tionghoa. Tinggi badannya 169 cm, rambut lurus panjang sepunggung, dengan muka yang selalu tersenyum manis. Dan karena Hana memiliki muka yang manis, dan juga badan yang tinggi dan bagus, banyak lelaki ingin memacarinya. Tetapi Hana selalu menolak lelaki-lelaki yang mendatanginya. Dia menganggap berpacaran adalah hal bodoh yang bisa merusak prestasi sekolahnya. Bagi gadis berusia 17 tahun itu, belajar dan les segala macam hal seperti bahasa asing dan pelajaran sekolah lebih berguna. Alhasil Hana tidak mempunyai banyak teman karena sifatnya yang sangat naïf. Teman-temannya yang membawa majalah remaja ke sekolah ataupun berhandphone ria dikala jam pelajaran, sering menjadi sasaran omelannya.
Hana sebenarnya ingin mempunyai teman yang banyak, namun tingkahnya yang sangat naïf dan memandang dunia ini hitam putih menyebabkan dirinya dijauhi teman-temannya. Tetapi dia selalu saja optimis bahwa orang yang pintar dan berprestasi akan disenangi semua orang. Tak heran dia selalu ceria dan menganggap semuanya baik-baik saja. Bisa dibilang di setiap harinya dia selalu berada dalam suasana yang ceria. Tetapi itu semua akan berubah. Kehidupan Hana akan berubah malam ini. Sepulang dari les Bahasa Inggris, Hana teringat kalau dia lupa membeli sesuatu yang dipesan oleh ibunya. Ibunya menitip agar Hana mampir sebentar ke supermarket untuk membeli beberapa keperluan rumah tangga sebelum pergi les. Dan tentunya Hana panik. Sebagai anak yang selalu menurut kepada orang tuanya, Hana bergegas pergi ke supermarket yang dekat dengan tempat les bahasa inggrisnya. Namun ketika sedang memasuk-masukkan barang ke dalam keranjang, hujan turun dengan derasnya. Hana menjadi makin panik karenanya, karena bisa-bisa dia terlambat pulang ke rumah. Sambil membawa kantong belanjaan, ia dengan cemas berdiri di depan pintu pusat perbelanjaan itu. Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, tetapi hujan belum juga reda. Handphone Hana belum berbunyi, mungkin orang tuanya mengira dia masih di jalan pulang. Perjalanan ke rumahnya dengan menggunakan angkutan umum kira-kira sekitar sejam jika jalan tidak macet. Itu karena rumah hana jauh dari pusat kota. Jika hujan begini, pasti jalanan menjadi macet, apalagi bercampur dengan jam orang pulang kerja. Dan Hana pun tidak membawa payung. Karena tidak tahan menunggu, Hana berlari menerjan hujan mencari kendaraan umum, di tempat mangkalnya yang terletak di jalan samping supermarket yang agak sepi.
Hana berlari di bawah terjangan hujan. Namun sungguh sial, dia tidak bisa menemukan kendaraan umum yang biasa dinaikinya sepulang les bahasa Inggris. Tetapi dia melihat sebuah taksi sedang berhenti di pinggir jalan. Tanpa pikir panjang, Hana segera berlari ke arah taksi. Supir taksi dengan sigap keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu untuknya. Setelah menyapa Hana, supir taksi segera melaju sembari menanyakan tujuan Hana. Hana menjawab sambil agak heran. Supir taksi yang satu ini agak beda dengan supir taksi kebanyakan. Supir taksi ini potongannya tidak tampak seperti supir. Dilihat dari dandanannya, dia lebih cocok menjadi eksekutif muda atau yang setingkat. Tapi Hana tidak ambil pusing, supir taksi mungkin saja ada yang ganteng, begitu pikirnya. Karena jalanan agak macet, sang supir mengusulkan untuk lewat jalan kecil yang lebih sepi. Hana setuju saja dengan usul tersebut, yang penting cepat pulang, begitu pikirnya. Taksi pun berbelok ke arah jalan yang sepi. Hana menghela nafas dan berharap dia segera sampai di rumah agar orang tuanya tidak terlalu marah. Ini pertama kalinya dia terlambat pulang. Dan memang benar saja, tak berapa lama handphonenya berbunyi. Rupanya ibunya menelpon sambil marah-marah. Ia berusaha menjelaskan keadaannya tetapi tetap saja disemprot, ia terdiam mendengarkan omelan ibunya di telepon. Ketika akan membantah, Hana kaget karena tiba-tiba mobil berhenti dan pintu penumpang terbuka. Dua orang laki-laki asing masuk dan langsung merebut handphone Hana dan membuangnya ke luar mobil. Lelaki yang masuk dari pintu sebelah kanan langsung menyergap Hana dan menelikungnya, sementara lelaki satunya lagi menyiapkan seutas tali untuk mengikatnya. Hana berteriak keras-keras tetapi mobil tiba-tiba berjalan dan melaju kencang. Lelaki pertama dengan erat memegangi tangannya dan temannya dengan susah payah mencoba mengikat Hana yang tidak bisa diam. Namun akhirnya Hana takluk. Kekuatan remaja perempuan umur 17 tahun tidak bisa mengalahkan kekuatan dua pria dewasa.
Hana yang tangannya sudah terikat ke belakang, rambutnya dijambak dan dia diperintah untuk kembali memposisikan badannya duduk di tengah kedua laki-laki itu. Hana bingung apa yang akan terjadi pada dirinya. Lelaki yang duduk disebelah kanan mulai merabai pahanya.
“Jangan… jangan… “ Hana memohon kepada orang tersebut.
Namun orang tersebut malah terlihat semakin bernafsu dan tangannya menyelusup masuk ke dalam rok abu-abu yang dipakainya. Hana semakin takut. Dia ingat berita pemerkosaan yang akhir-akhir ini sering muncul di koran regional. Korban diantaranya adalah dua orang siswi smp yang pulang kemalaman setelah membolos sekolah. Hana pikir, karena dia tidak mungkin pulang kemalaman, dia tidak akan menjadi korban dari komplotan pemerkosa itu. Dan dia semakin takut ketika mobil taksi itu malah berjalan menuju daerah pegunungan.
“Pak ! jangan… mau dibawa kemana saya !?!? Argh…..”
Lelaki satu lagi menjambak rambut Hana yang panjang dan dalam posisi kepala Hana mendongak ke atas, dia menciumi leher Hana. Baju seragam sma Hana yang basah membuatnya semakin terlihat menggairahkan. Lelaki yang duduk di kanan sudah mulai meraba vaginanya. Sementara Hana tidak berhenti berteriak dan meminta tolong
“TOLONG !!!! LEPAS !!! LEPASIN SAYA!!! PEMERKOSA!!! TOLONG!!! Ugh…” Hana berhenti berteriak ketika ulu hatinya ditinju dengan keras.
Tidak jelas siapa yang meninjunya. Yang pasti setelah itu Hana menjadi mual dan susah untuk berteriak. Lelaki yang tadi meraba-raba vaginanya kini mengambil segumpal kain dan menyumpalkannya ke mulut Hana agar Hana diam.
“Mmmpph… Mppph.. Mmmm. “ Hana merasa ngeri ketika lelaki yang satunya lagi mulai membuka kancing seragam SMAnya.
Di balik seragam putihnya Hana memakai BH berwarna biru muda, warna yang cocok dengan kulit yang putih. Sementara lelaki yang tadi menyumpal mulutnya sekarang mulai merobek rok abu-abunya dengan gunting. Walaupun Hana meronta dan berontak, namun tetap saja tenaganya masih kalah kuat. Apalagi dalam posisi terikat. Ditambah lagi suarah lenguhan dan erangan tertahan dari Hana membuat kedua orang itu semakin bernafsu.
Selama 17 tahun hidupnya, Hana tidak pernah mengenal laki-laki. Ia tidak ingin pacaran dulu karena dia khawatir hal tersebut akan mengganggu studinya. Pacaran saja tidak pernah, apalagi seks diluar nikah, dan Hana selalu mengecam perbuatan itu. Selain daripada itu Hana rajin ke gereja dan aktif di organisasi kepemudaan gereja. Tetapi lihat sekarang, Hana diikat dan disumpal mulutnya dalam kondisi setengah telanjang, di dalam taksi palsu yang membawanya ke sebuah villa terpencil. Kedua orang yang duduk di bangku belakang bersama Hana hanya meraba-raba badannya dan menciumi badan Hana. Setelah tiba di villa, mereka memaksa Hana berjalan kedalam dengan menjambak rambut Hana. Hana sudah berlinang air mata ketika mereka tiba di villa itu. Hana digirng masuk kedalam sebuah kamar yang rapih, dan ada springbed ukuran besar di tengahnya. Dan yang membuatnya kaget, banyak laki-laki yang sedang duduk di kamar tersebut sembari menonton sebuah film porno. Dan yang lebih mengejutkan lagi, film porno itu menayangkan seorang ibu muda yang tengah diperkosa oleh beberapa lelaki, yang dimana laki-laki yang ada di dalam film itu, adalah orang-laki yang sedang menonton. Hana kaget saat ia memperhatikan lubang anus ibu muda itu sedang dimasuki penis. Hana mendelik ketika dia melihat ibu muda itu berteriak-teriak kesakitan sambil menangis. Seumur hidupnya Hana tidak pernah melihat hubungan seks dilakukan lewat anus. Dia hanya tahu hubungan seks konvensional, melalui pelajaran biologi dan pendidikan bahaya seks bebas di kegiatan gerejanya. Hana digiring dan disuruh duduk di kasur itu. Hana sangat merasa ketakutan ketika semua mata di ruangan itu tertuju padanya. Para pemerkosa itu sudah mulai menghina Hana dengan sebutan-sebutan yang tidak pantas, seperti perek, pelacur, dan sebagainya, sebutan yang belum pernah ia dapatkan selama ini. Dia merasa masa depannya yang sedang ia bangun sekarang akan hancur jika dia diperkosa orang-orang ini. Apalagi jumlahnya sepuluh orang. Seorang lelaki langsung menyergapnya, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dia menggesekan batang penisnya ke vagina Hana. Gesekan antara kain celana dalam dan vagina Hana membuat Hana merasa sensasi yang aneh. Sumpal mulutnya dibuka oleh orang yang lain. Pipi Hana langsung ditampar oleh seseorang. Dia ditampar berkali-kali dan diperintahkan untuk membuka mulutnya agar bisa melakukan oral seks.
Hana diposisikan tengkurap di tengah tempat tidur. Seorang lelaki tiduran didepan wajahnya, dan memaksa memasukkan penisnya ke mulutnya. Karena ia terus-terusan menghindar, orang yang lain menimpa badan Hana dari belakang dan mencekik lehernya, memaksanya membuka mulut. Hana terpaksa membuka mulut karena lehernya amat sakit.
“Mmmph… Mmmpphh… Ahh…” Hana meracau tidak jelas ketika penis tersebut menghunjam masuk mulutnya.
Sementara ketika dia mengoral penis secara paksa, celana dalamnya dilepas dengan dirobek. Dua orang lelaki memegangi dan merentangkan kaki Hana. Lelaki yang mencekik Hana kini tidak menimpanya lagi, tetapi menduduki punggung Hana. Hana merasakan sebuah tangan mengelusi vaginanya. Jari tangan tersebut masuk2 ke dalam lubang vagina Hana. Badan Hana tampak kejang-kejang mencoba berontak, tetapi dalam keadaan berat karena diduduki oleh seorang laki-laki dan kakinya dipegangi, Hana tidak bisa melawan. Sang pemilik tangan menggesek-gesekkan jarinya dengan kasar. Hana tampak memejamkan matanya, menahan diri agar dia tidak menikmati apa yang dilakukan para pemerkosa itu kepadanya.
“Eh anjrit !” lelaki yang sedang dioral penisnya oleh Hana tiba-tiba berteriak. “ Eh perek ! beraninya lo gigit penis gw ! “ pria itu mencabut penisnya dari mulut Hana karena tampaknya Hana tidak sengaja menggigit penis pria tersebut.
“Uhuk… Uhuk.. huk” Hana mengambil kesempatan itu untuk batuk dan menarik banyak nafas.
“Balikin badannya, harus gw yang pertama ngewe ni cewek ! “ perintahnya dituruti teman2nya. Pria yang menduduki punggung Hana bangkit, dan orang-orang yang tadi memegangi kaki serta meraba-raba vagina Hana membalikkan badannya dengan paksa. “Jangan ! Jangan ! Saya masih perawan… lepasin saya ! “ tangis Hana sambil berteriak-teriak. Dia meronta sejadi-jadinya tetapi apa daya badannya dipegangi oleh para pemerkosa itu. Disaat orang yang akan mengambil keperawanannya bersiap untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina Hana, teman-temannya menggunting BH Hana. Sekarang Hana telanjang bulat di depan 10 pemerkosa itu
“Aaaaaaaaaaaaaah !” Hana berteriak dengan keras ketika vaginanya dihunjam oleh penis. “Aah.. Mmmh.. Aaah.. Ngggh…” ia mengerang seiring dengan irama gerakan maju mundur penis pemerkosanya. Pemerkosa-pemerkosa yang lain ada yang mengabadikan adegan perkosaan itu dan beberapa dari mereka meremasi buah dada Hana.
“Gw keluarin di dalem ya !”
“Ah ! Jangan ! Nanti saya hamil ! “ Hana berusaha berontak dengan menendang-nendangkan kakinya, tetapi kakinya dipegangi dengan kuat oleh yang lain.
“aaahhh… “ sang pemerkosa mengeluarkan spermanya sampai habis di dalam vagina Hana.
Hana menggelinjang karena geli oleh hangatnya sperma di dalam vaginanya.
“Eh liat tuh cewek kayaknya keenakan juga” ejek yang lain.
Pemerkosa pertama dengan bangga mencabut penisnya yang sudah lemas dan berlumuran darah perawan. Pemerkosa kedua mengambil posisi yang ditinggalkan oleh pemerkosa pertama. Hana hanya bisa pasrah sekarang. Dia tahu kalau dia sudah tidak mungkin diselamatkan. Pemerkosa kedua duduk dan mengangkat badan Hana ke pangkuannya. Dia memeluk Hana dan melepas ikatannya.
“Sekarang gw mau lu kocokin kontol temen gua sementara gua perkosa elu” perintah pemerkosa kedua.
Hana tidak menjawab. Matanya basah oleh air mata dan pandangannya kosong. Dia yang menjaga keperawanannya dengan tidak melakukan seks bebas ternyata harus kehilangan keperawanannya dengan menjadi mainan seks 10 lelaki yang tidak ia kenal. Sejujurnya para pemerkosa ini senang mendapatkan korban seperti Hana. Ada beberapa korban yang harus disiksa sedemikian rupa hingga mau menurut. Beberapa korban yang lain ada yang meronta sampai akhir, sehingga harus menggunakan kekerasan dalam memerkosanya. Sedangkan yang seperti Hana ini cenderung untuk pasrah ketika keperawanannya terenggut. Dan untuk tipe yang terakhir ini biasanya sang korban adalah perawan, jadi mereka merasa sudah tidak patut untuk berontak lagi karena keperawanan mereka sudah hilang, jadi sama saja. Sementara korban yang sudah tidak perawan relatif sering melawan. Sambil duduk di pinggiran kasur spring bed itu, pemerkosa kedua menggerakkan penisnya naik turun, karena Hana tidak bergerak sama sekali. Hana konsentrasinya terfokus pada penis yang ada di kedua buah tangannya. Karena dia tidak pernah memasturbasikan penis sama sekali, maka rasanya aneh. Genggamannya tidak erat dan iramanya kocokannya kacau balau.
“Amatiran banget ni perek” kata salah satu pemerkosanya.
“Gw mau keluar “ kata pemerkosa kedua.
“mmmmhh” Hana melenguh merasakan hangatnya sperma di dalam rahimnya.
“Cepet banget lu keluar “ kata pemerkosa yang lain
“Abisnya enak banget ni cewek rapet abis “ jawab pemerkosa kedua
Dua pemerkosa yang sedang dimasturbasikan oleh Hana terpaksa menunggu untuk memnucratkan spermanya karena pemerkosa ketiga akan menikmat vagina Hana. Ketika pemerkosa ketiga akan sudah memangku Hana dan bersiap untuk menikmati vaginanya, pemerkosa yang lain memotong aksinya.
“Eh gw mau dong make pantatnya” pemerkosa ketiga setuju dan segera tiduran sembari memasukkan penisnya ke vagina Hana yang sudah agak longgar dan licin karena sperma.
Pria ke 4 mengambil ancang-ancang dan dengan pelan-pelan memasukkan penisnya ke anus Hana yang rapat.
“UH…. SAKIT !!.... LEPAS !.... AAAH….” Hana berteriak ketika lelaki itu memasukkan penisnya ke lubang anusnya.
“HAhaha.. katanya sakit kok ga berontak sih ? “ Ejek yang lain ketika melihat badan Hana lemas lunglai di atas badan pemerkosa ketiga. Pemerkosa keempat menarik tangan Hana kebelakang agar badan Hana tegak dan dia mudah melakukan anal seks.
“Tunggu gw ikutan “ Pria satu lagi mengambil posisi berlutut di depan muka Hana. “Buka mulut lo ! Awas jangan digigit ya “ katanya sambil memegangi kepala Hana dan memasukkan penis ke dalam mulutnya. Pada saat ketiga pria itu menggerakkan penis mereka, Hana merasakan hal yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Dia harus berjuang melawan sakit yang luar biasa akibat lubang anus dan vaginanya dimasuki penis secara bersamaan.
“mmmmmpph… ahh…. Mmmm” Hana hanya bisa meracau tak jelas.
“Haha.. liat tuh dia malah keenakan sekarang” Ejekan demi ejekan kembali dilontarkan pada Hana.
“Ahh… Enak banget… telen semua sperma gw..” Kata pemerkosa yang sedang dioral oleh Hana. Ketika sperma itu muncrat di mulutnya, Hana terbatuk dan berusaha memuntahkan sperma itu, tetapi pemerkosa itu malah memaksa Hana melelan spermanya dengan terus menyodokan penisnya ke mulut Hana. Adegan-adegan selanjutnya dapat dibayangkan. Kesepuluh pemerkosa itu menggilir ketiga lubang Hana, mulut, vagina dan anus.
Karena Hana tidak memberontak, maka mereka memutuskan tidak akan menyiksa Hana lebih hebat lagi. Mereka mengurungkan niat mereka untuk memasukkan dua penis sekaligus dalam vagina Hana. Pemerkosaan itu berlangsung berjam-jam. Ketika sedang diperkosa dalam posisi misionaris dan seorang lagi menggesek2an penisnya pada belahan dada Hana, seseorang dari mereka melontarkan sebuah ide.
“Gimana kalo kita simpen ni cewek beberapa hari, sumpah belum ada yang seenak ini” Hana kaget tetapi dia tidak mampu melawan. Dia takut dipukul, ataupun disiksa oleh para pemerkosa itu.
“Gua setuju, kita simpen ni cewek dan kita ubah dia dulu jadi maniak seks, baru dilepasin” jawab yang lain.
Perkosaan malam itu selesai. Semua orang menikmati mulut, vagina, dan anus Hana. Seseorang memapah Hana yang lemas lunglai dengan badan basah penuh sperma dan keringat ke kamar mandi. Orang tersebut memandikan Hana dengan air hangat di bawah shower. Tapi lama-lama nafsu orang itu kembali.
“Eh, kamu coba nungging dan pegangan ke bak mandi” perintahnya.
Hana tidak menjawab tapi dia dengan gerakan lambat melakukan apa yang disuruh. Orang itu memasukkan penisnya dari belakang dan mulai menggerakannya maju mundur. Tangannya nakal meremasi buah dada Hana.
“Uuhh…. Ah…..” Hana mengerang, entah mengapa sepertinya dia agak menikmati perbuatan yang satu ini. Tiba-tiba pintu kamar mandi digedor.
“WOI ! jangan dipake lagi tuh perek. Besok aja, dah malem, mendingan kita istirahat !” akhirnya dia mengurungkan niatnya dan kembali memandikan Hana.
Keesokan paginya Hana tidak diberi pakaian apapun. Dia dibiarkan telanjang bulat seharian. Hana disuruh menonton rekaman adegan-adegan pemerkosaan pagi itu. Hana takut dan ngeri melihat adegan-adegan itu. Hana melihat ada dua orang remaja putri yang tampaknya dibawah umur diikat ke kursi dan diperkosa secara bergiliran, vagina dimasuki dua penis bersamaan, dan juga ada korban mereka yang sedang mens, sehingga hanya lubang anus dan mulutnya yang dipakai. Jam-jam selanjutnya sungguh tidak tertahankan. Hana terus-terusan dipakai oleh kesepuluh pemerkosa itu. Semua posisi yang mungkin dalam seks dicoba, dan sudah tak terhitung berapa sperma yang Hana telan. Lucu mengingat kemarin Hana adalah siswi kuper yang kolot dan sekarang dia seperti pelacur professional yang siap dipakai kapan saja oleh siapa saja. Dan tidak ada yang tahu kapan Hana akan dilepas oleh kelompok pemerkosa itu….
----------------------------------------------------------
Ifa
|
Ifa |
Tidak seperti biasanya, kali ini tersangka pelaku pemerkosaan beramai-ramai bukanlah geng pemerkosa itu lagi. Geng pemerkosa masih aktif menjalankan rutinitasnya, setelah menjadikan Hana sebagai sex toy mereka, mereka tampaknya bosan, dan membuang Hana begitu saja di tempat umum. Mereka masih senang menculik wanita muda dan memperkosanya beramai-ramai. Cerita tentang mereka masih akan dilanjutkan nanti, yang pasti mereka ber10 siap untuk menyiksa dan menggagahi wanita-wanita yang ada. Ifa tidak sabar menunggu jam 4 sore ini. Rangga akan menjemputnya. Mereka baru saja berpacaran 1 minggu. Rangga, adalah kakak kelas Ifa waktu SMP dulu. Sekarang Rangga sudah kelas 1 SMA. Sedang Ifa, duduk di kelas 3 SMP. Rangga yang masih sering main ke bekas SMPnya itu memang sudah lama menaruh hati kepada Ifa. Berawal dari curi-curi pandang, lalu memberanikan diri untuk kenalan, akhirnya mereka resmi berpacaran seminggu yang lalu. Orang tua Ifa biasa-biasa saja menghadapi kejadian ini. Toh sudah waktu nya juga anak gadis mereka akan berpacaran. Mereka juga tahu kalau Rangga dan Ifa akan pergi nonton sore ini, dan akan melakukan hal-hal biasa seperti makan bareng dan jalan-jalan. Orang tua Ifa sudah menitip pesan, agar mereka pulang sebelum pukul 10 malam. Waktu yang dinantikan akhirnya tiba. Motor bebek keluaran baru Rangga akhirnya datang menghampiri rumah Ifa. Setelah berbincang-bincang dan berkenalan dengan orang tua Ifa, Rangga dan Ifa akhirnya berangkat ke sebuah mall di daerah yang terkenal dengan toko jeansnya di Bandung.
“Fa, kita nonton dulu ya, baru pulangnya makan…” ajak Rangga sesaat sebelum motor melaju.
“Terserah deh, yang penting hari ini kita seneng-seneng kan ?” Ifa tampak berseri-seri.
Sehabis menonton film, mereka pun memutuskan untuk jalan-jalan sejenak di mall itu. Sekilas memang mereka tampak bahagia, bergandengan tangan malu-malu dan bercanda layaknya pasangan biasa. Namun siapa tahu itulah awal petaka bagi mereka berdua. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul setengah 9 malam. Masih pagi untuk ukuran malam minggu. Apalagi malam ini masih ramai. Jalan masih padat dipenuhi mobil-mobil wisatawan lokal yang umumnya berasal dari Jakarta. Tak puas berjalan-jalan di mall tersebut, mereka meluncur ke sebuah tempat makan di bandung selatan. Sekitar jam 9 malam akhirnya mereka memutuskan untuk pulang. Agar bisa berduaan di atas motor tanpa terganggu arus lalu lintas yang padat dan riuh rendahnya malam minggu, mereka memutuskan untuk melewati jalan-jalan kecil yang sepi. Namun siapa sangka keputusan ini adalah keputusan yang akan merubah hidup mereka, terutama hidup Ifa.
Pada awalnya jalan yang hanya berjarak 4 km itu biasa-biasa saja, namun beberapa saat kemudian, 3 buah motor mengepung motor Rangga. Sudah jelas ini pasti adalah geng bermotor yang marak di kota Bandung. Rangga berusaha kalem dengan mengendarai motor lambat-lambat. dia berharap ada mobil muncul sehingga perhatian para anggota geng motor itu teralihkan.
“Eh !! Motor kamu bagus ya ! boleh ga kalo kita ambil !” Teriak salah satu pengendara motor.
“Wah bawa cewek nih… mau indehoi ya ? Boleh dong kita dapet bagian !” teriak pengendara yang lain. Total ada 5 orang yang mengepung Rangga dengan 3 motor. Rangga berharap itu hanya gertak sambal saja. Rangga berusaha tetap tenang sambil melihat ke ujung jalan. Ada angkutan kota sedang berhenti disana. Dia agak tenang karena angkutan kota itu tampaknya akan lama berada disana. Tiba-tiba “Duak !!” seseorang menendang motor Rangga. Rangga dan Ifa terjatuh dari motor. Malang bagi Ifa, dia kaki kanannya tertimpa motor. Sehingga sulit untuk berdiri. Rangga dengan panik segera bangkit. Dia tidak melihat Angkutan Kota itu lagi. Rangga yang bingung ternyata segera lari menuju arah jalan besar.
“RANGGA!!!” Ifa berteriak sekuat tenaga memanggil Rangga. Tapi Rangga terus saja berlari.
“yah, pacarnya pengecut tuh…” ledek salah seorang dari mereka.
“Woi ! jangan !” tiba-tiba yang lainnya berteriak. Rupanya seseorang lagi menyingkirkan motor Rangga dan tampak memeluk Ifa dan meraba-raba buah dadanya yang kecil dengan kasar.
“Tolong !” Ifa berteriak.
Walaupun beberapa dari mereka tidak setuju untuk melecehkan Ifa, namun mereka berpikir cepat, daripada ditangkap polisi dan dipukuli warga, mereka melepas sepatu Ifa dan mengikat tangannya dengan tali sepatu tersebut. Salah seorang dari mereka lalu mencopot slayer mereka dan menyumpal mulut Ifa. Ifa pun dipakaikan jaket tudung mereka agar ikatan tangan dan mulutnya yang tersumpal tidak dilihat orang.
Ifa lalu dinaikkan ke salah satu motor mereka dan didempet dari belakang oleh orang lainnya. Jadi mereka tampak seperti naik motor bertiga, dengan Ifa ada di tengah. Motor-motor tersebut melaju dengan kencang menuju sebuah pabrik di daerah Soekarno Hatta, yang tidak berpenghuni dan beroperasi lagi. Biasanya di tempat ini mereka memreteli motor jarahan mereka, sekedar untuk dikanibal dengan motor mereka atau untuk menjual sparepartnya. Disana ada dua orang lainnya yang sedang duduk-duduk merokok sambil minum dari botol bir murah yang sama.
“Eh… apaan nih ?” mereka kaget waktu lima orang temannya bukannya membawa motor jarahan, malahan membawa cewek ABG yang tangannya terikat dan mulutnya tersumpal.
Ketujuh orang itu adalah pemuda-pemuda tanggung yang tampaknya berusia 20an awal ataupun baru lulus SMA. Mereka penganggur, kecuali satu yang masih duduk di kelas 3 SMA. Dan mereka bergabung di sebuah geng motor yang terkenal di kota Bandung. Mereka biasanya, demi balapan liar, merampas motor orang lain dan memreteli sparepartnya untuk diuangkan ataupun dikanibal ke motor mereka. Walaupun kedua orang itu kaget, mereka mengerti dan membuka pintu yang menuju ruangan dalam pabrik itu. Mereka membawa Ifa ke sebuah ruangan yang tadinya adalah ruangan mandor. Entah darimana mereka memiliki kunci ruangan tersebut. Kamar itu penuh dengan puntung rokok mereka, sebuah pesawat TV bermerek tidak jelas, satu unit playstation 1 milik mereka dan beberapa kasur tempat mereka biasa tidur-tiduran atau membawa pelacur kesana. Singkat cerita ruangan ini sudah menjadi basecamp mereka.
“Gila apa ?!? gw ga mau kalo merkosa anak orang !” Tiba-tiba salah satu dari mereka angkat bicara.
“Eh ! Udah kagok. Memek gratis nih !” Ifa dipegangi oleh dua orang. Ifa masih berusaha berontak, meracau sekenanya walaupun itu semua tidak berguna. Mereka diam untuk beberapa detik. Ifa berharap mereka sadar dan melepaskannya. Tapi tiba-tiba lima orang dari mereka segera membuka baju mereka. Ifa kaget dan makin meronta.
“Sini lu” Seseorang menarik Ifa dan menjatuhkannya di atas kasur itu. Mereka lalu mengelilingi Ifa dan meraba-raba buah dadanya dan vagina Ifa. Ifa ngeri dan memberontak sejadi2nya, dia tidak bisa membayangkan dirinya diperkosa 7 orang lelaki. Sementara kedua orang lainnya membuka baju mereka dan mengambil sebuah pisau.
Dengan paksa mereka merobek T shirt dan celana jeans Ifa. Ifa memakai BH dan celana dalam Putih.
“Wih… wangi… mulus lagi…”
Mereka semakin bernafsu meraba-raba badan Ifa dan menciumi badannya. Bahkan Seseorang dari mereka berusaha mencupang leher Ifa. Ifa jijik, walaupun mereka tidak dekil dan tidak berbadan bau.
“Buka dong sumpelan mulutnya, gua pingin denger dia teriak-teriak, kayak di film-film bokep, ga akan ada yang denger dia teriak-teriak juga kan ?” salah satu dari mereka menyuruh temannya membuka sumpalan mulut Ifa.
“AAAAH….. TOLONG !!! LEPAS !!!!! “ Namun mereka malah memelorotkan celana dalam gadis itu.
“Wah kayaknya enak nih memeknya” salah satu dari mereka mulai berjongkok dan menciumi vagina Ifa.
“UUUHHHH !!! GA MAU !!! AHH!!!” Ifa berusaha memberontak. Tapi orang tersebut makin bernafsu menciumi vagina Ifa. Dia bahkan menjilatinya dengan penuh nafsu.
“Duh ga tahan nih pengen ngewe, ada yang bawa kondom ga ?” tanya seseorang.
“GA usah lah… langsung aja, keluarin aja di dalem semua….” Ifa makin kaget dan makin berontak. “JANGAN !!! GA MAU !!!! LEPASIN !!!!” teriaknya sambil mencucurkan air mata.
“Lah ribut nih perek abege… udah diem aja, sumpel kontol nih biar ga ribut” Salah satu dari mereka berlutut di atas muka Ifa. Dia mencekik Ifa agar Ifa membuka mulutnya. IFa berontak dan terus menutup mulutnya. Beberapa tamparan di pipinya membuatnya tak tahan lagi. Dia membuka mulutnya. Dan kemudian penis itu masuk ke dalam mulutnya.
“Awas kalo digigit !” Ancam orang yang memaksa Ifa melakukan oral seks tersebut. Dia menggerakan penisnya maju mundur.
“Mmmphhh… mmmmppphh” Ifa bergumam tertahan. Salah seorang dari mereka malah mengeluarkan hape berkamera, dan memfoto-foto kegiatan pemerkosaan ini.
“Wah enak nih mulutnya” ujarnya
“Crotin di dalem dong !” yang lain memberi semangat.
Cukup lama oral seks paksa tersebut berlangsung. Selain harus mengulum penis, vagina Ifa juga dijilati oleh orang kedua. Dia tidak tahan sensasi aneh yang ada dalam tubuhnya.
“Ahhh…” Akhirnya spermanya muncrat di mulut Ifa.
“Uhuk… Uhuk… Ahhh..” Ifa terbatuk dan berusaha memuntahkan sperma yang ada di mulutnya. “Nggg… Udah… lepasin saya….” Ifa menangis. Dia takut diperkosa dan dirusak masa depannya.
“Cengeng nih perek… cepetan, perkosa….”
Orang pertama membalikkan badan Ifa. Dia memaksa Ifa menungging .
“Nih gua dapet perawan nih..” yang lainnya hanya tertawa, bahkan ada yang masih meraba-raba badan Ifa.
“UHHH…… Arrggghhhhhh” Ifa berteriak sejadi-jadinya ketika penis itu memaksa masuk vagina perawannya.
“Buset sempit banget…” dan orang itu mulai menggerakkan penisnya maju mundur.
“Eh buka tuh BH nya” dan mereka merobek BH Ifa dengan cepat.
“Haha.. toketnya kecil !! Gila ya.. masih kecil dah jadi perek !!” buah dada Ifa memang kecil.
Tiba-tiba salah seorang dari mereka menciumi putting Ifa. Salah seorang lagi menahan badan Ifa agar yang lainnya leluasa menyetubuhi dan meraba-raba Ifa.
“Mulutnya nganggur tuh !” Dan tiba-tiba sudah ada penis yang memaksa masuk ke mulut Ifa.
Lehernya kembali dicekik agar penis tersebut bisa leluasa masuk ke dalam mulutnya.
“haha.. kayak di film bokep nih !” Ejek seseorang.
“hmmpph… Mmmm….” Ifa hanya bisa melenguh dan menangis tertahan. Dia sudah tidak berontak lagi. Sudah tidak ada gunanya karena keperawanannya sudah hilang dan dia dalam kondisi telanjang terikat. Tidak bisa kemana-man lagi.
“Eh pantatnya nganggur tuh !” celetuk salah seorang dari mereka.
“MMmmmm!!!! MMmmmm !!!” Tiba-tiba Ifa bergumam tidak jelas.
“haha.. pereknya ga mau… tapi kita paksa ya neng…” ledek salah seorang dari mereka.
“Gua mau keluar” ujar orang yang sedang memperkosa Ifa. Orang itu lalu mencengkram pantat Ifa sambil menampar2nya.
“Ahhhh” Sperma muncrat di vagina Ifa. Dari vaginanya menetes cairan percampuran sperma dan darah perawannya. “Wah enak banget nih perek perawan..”
”Sini” Seseorang yang duduk mengangkat dan memangku Ifa.
Tubuh kecil ABG itu tidak ada apa-apanya bagi mereka. Dia berusaha memasukkan penisnya ke lubang vagina Ifa.
“uhhh….udah…….. sakit….” Ifa tetap berusaha berontak.
“Daripada ribut, nih lubang pantatnya dipergunain” ejek salah seorang dari mereka.
“Mmmhhh.. jangan…. “Ifa memohon saat seseorang menusuki lubang pantatnya dengan jari.
“Sakit….” Ifa menolak dengan lemasnya.
Beberapa saat kemudian, Ifa merasa ada sesuatu yang lebih besar akan memasuki lubang pantatnya.
“IHHH!!! JANGAN!!!! AAAHHHH!!!!” Ifa kembali berontak saat penis seseorang masuk pelan-pelan ke dalam lubang pantatnya.
“Jangan ada yang minta dia nyepong ya, gua mau liat reaksinya !” perintah salah seorang dari mereka sambil mengarahkan kamera hape video ke arah Ifa.
“UUUGGGHH!!!! AAAHHHH!!! UDAH ! UDAH!” Ifa merengek kesakitan ketika dua buah penis maju mundur di lubang pantat dan vaginanya. Air matanya terus keluar, mukanya merah dan mulutnya terus meracau. Air liur dan sperma yang ada di mulutnya menetes melalui bibirnya.
“Enak banget nih pantatnya perek abege” ledek orang yang sedang menyodomi Ifa.
“UH !UH! UDAH !!! TOLOOONGG!!! AAARRRGGGHHHH !!!!! UUUHH!!!!” Ifa terus meracau. Dia menyeringai menahan sakit di lubang pantat dan vaginanya.
“Eh gua pernah liat di bokep, ada yang masukin dua kontol sekaligus di memek, tar kita cobain ke cewek ini ya !” tiba-tiba seseorang memberi usul lain.
“Oke, tapi kita longgarin dulu lubang memeknya “ jawab yang lain.
“JANGAN !!!! sakit !!!! uuuuuhh….. mmmmmmhhh… Augh….. Sakit !!! Udah ! Lepasin! Uuuuh…. AAAAAHH…” Ifa terus merengek tak henti-henti.
“Kita keluar bareng ya” ujar orang yang memperkosa Ifa.
“Ahhh… enak…” Ifa terkulai lemas ketika kedua batang penis itu dicabut. “Oke, gentian”
Ifa lalu disetubuhi dalam posisi misionaris dan seseorang memaksa Ifa mengoral dirinya.
“Asik nih perek… sering-sering apa ya kita kayak gini” rupanya mereka merasakan sensasi liar pemerkosaan, pemaksaan dan penyiksaan.
Air mata Ifa sudah kering. Badannya merah-merah penuh bekas tamparan dan cupang.
“Genjot terus nih ABG sampai pagi” salah seorang dari mereka mengejek Ifa sambil memuncratkan spermanya di muka Ifa.
Selesai disetubuhi dalam posisi misionaris, Ifa dipaksa berdiri, walaupun dia lunglai. Lagi-lagi dia disetubuhi sambil berdiri dan mulutnya pun dipaksa untuk lagi-lagi menelan sperma. Setelah itu Ifa Disodomi berurutan oleh dua orang. Ifa yang berontak lagi dipegangi dan ikatan tangannya diperkuat.
“Udah…… Mau pulang….. Udah….” Ifa merengek seperti anak kecil.
Dia tidak tahan lagi diperkosa dan semua lubangnya dipakai secara paksa. Ifa sedang dalam posisi doggy style, seseorang menggaulinya dari belakang dan Ifa hanya bisa melenguh pelan.
“Abis dia crot, kita cobain ya masukin dua kontol sekaligus di lubang memeknya”
Ifa ngeri mendengarnya. Dia tidak bisa membayangkan rasa sakitnya. Setelah sperma orang terakhir keluar, Salah seorang dari mereka duduk dan memangku Ifa. Tetapi Ifa memunggungi orang tersebut. Kaki Ifa direntangkan lebar-lebar. Orang yang duduk itu memasukkan penisnya ke vagina Ifa.
“Uhhh…” Ifa sudah tidak bisa menghitung lagi kali keberapa vaginanya dimasuki penis.
“Eh… AARRGGHHHHH!!!!” Ifa kaget ketika ada penis lain yang masuk ke vaginanya. Rupanya orang lain berlutut dan memasukkan penisnya dengan paksa ke lubang yang sudah terisi itu.
“AAAAHHH !!!! SAKIIIIIIIIITT !!!! MAU ROBEK!!! JANGANN!!!!! “ Ifa terus merengek saat lubang vaginanya dimasuki dua penis.
“Unnnnggggghhh Unggghhh Aaaaahh..” Ifa terus meracau dan berteriak-teriak tak jelas sepanjang proses itu. Ifa kembali menangis dengan air mata yang kering. “Ampuuuun…. UDAH!!....” Ifa terus-terusan merengek dan memohon seiring dengan gerakan kedua penis tersebut.
“Wih mantap… kayak di bokep !” komentar yang menonton.
“Euuughhhh” Ifa berteriak melengking ketika kedua penis itu menyentakkan dirinya pertanda orgasme.
Selanjutnya bisa dibayangkan. Ifa kembali mengalami double penetration. Baik dobel lewat vagina maupun lewat vagina dan pantat. Ifa hanya bisa melenguh dan berteriak setiap prose situ terjadi. Malah kadang-kadang ketika dia dipaksa melakukan oral seks, dia hanya bisa diam dan menangis.
“Dah nih… capek” kata seseorang dari mereka
“Bentar !” Ifa sedang mengalami triple penetration sekaligus.
Pantat, Vagina, dan mulutnya sibuk menservis penis-penis para pemerkosanya. Pantatnya merah penuh bekas tamparan. Matanya sudah sayu dan ada jejak air mata. Mukanya merah dan pasti perasaannya tidak karuan serta mual.
“Uhhh,,, Uhh….. “Ifa terus melenguh tak jelas. Tiap penis memasuki vagina, pantat dan mulutnya.
“Sini, minum dulu”, salah seorang menenggakkan botol bir ke mulut Ifa. Cairan alcohol itu masuk menyiram keronkongan Ifa, sampai ifa tersedak dan batuk.
Setelah puas, ketujuh orang itu lalu memuncratkan sperma mereka di wajah Ifa. Mereka memakai baju lagi dan keluar ruangan, mereka lalu merokok dan minum-minum. Ifa ditinggalkan sendiri dalam keadaan amburadul. Tubuhnya penuh sperma, lubang2nya juga penuh sperma. Ifa mulai menangis terisak….
By: Racebannon