Pagi itu ketiga tuan dan nyonya Andrea membawanya ke home gym, Dengan balutan sports bra dan mini hot pants, membuat tubuh sexy Andrea makin menggairahkan.
Memang setiap hari tuan dan nyonya Andrea menginginkannya untuk merawat tubuhnya dengan berlatih keras, hingga tubuhnya tetap terawat. Namun hari ini, mereka ingin 'melatih' Andrea secara khusus.
Dan latihanpun dimulai.
'Heh pelacur!' bentak satpamnya yang orang timur, 'ayo latih kekuatanmu di sini!' semburnya lagi sambil menarik Andrea ke arah universal gym machine dan Satpam itu memaksa Andrea berlatih bench press. 'Oke, set pertama.'
Beban itu seberat 60kg, dan Andrea setengah mati mengangkat beban itu, belum lagi bentakan satpam tadi membuatnya makin grogi.
Kemudian 80kg, dan Andrea makin kepayahan, hingga akhirnya terangkatpun, tidak bisa.
'Dasar brengsek! jadi apa hasil latihanmu selama ini, hah?' maki satpam tadi, sambil mengikat tangan Andrea ke handle bar, dan mengikat kaki Andrea ke arah tangan, hingga pantat Andrea mencuat ke atas.
Dengan kasar Satpam itu merenggut hotpants tipis Andrea, membiarkan vagina dan anusnya terekspose jelas, dan mereka tertawa melihat ada jejak kencing dan kotoran di selangkangan Andrea karena menahan beban tadi, dengan santai sang satpam menyendok kotoran itu, menahan rahang Andrea agar membuka, dan dengan kasar menyuapi kotoran itu ke mulutnya.
Andrea mega-megap menahan jijik, merasakan kotorannya sendiri, lalu dengan kejam satpam tadi mengarahkan penisnya yang sudah tegang dan mulai menyodomi anus Andrea yang kembali perawan itu. Andrea menjerit sejadinya karena anusnya kembali merasakan ekspansi penis besar satpam itu.
Satpam itu menekan Andrea hingga kesakitan, tulang keringnya lecet tergesek handle bar, dan satpam itu benar menikmati tiap menit yang ia bisa hingga akhirnya
ia ejakulasi dan menyemburkan spermanya di anus Andrea.
Kemudian, tukang kebunnya membawa Andrea ke tengah home gym, merobek sports branya,dan memaksanya untuk melakukan rope jump.
Andrea menangis, namun tamparan keras membuatnya sadar kalau ia tak punya pilihan, belum lagi ketika ia melihat nyonya Susi memainkan remote yang mengingatkan ia akan neck strap dengan racun yang akan membuatnya gatal hebat kecuali bersetubuh dan disiram sperma manusia.
Dengan lemah Andrea mulai melakukan rope jump, ketiga tuan dan nynyanya tertawa melihat payudara montok Andrea berayun , bergoyang seirama loncatannya serta melihat lelehan sperma yang mengalir dan menetes dari anus Andrea. Tukang kebun tadi memaksa Andrea untuk melompat lebih cepat, dan ia memecuti betis Andrea hingga budaknya itu melompat sambil meringis kesakitan.
Akhirnya Andrea tak kuat lagim dan ia tersungkur di lantai.
Nafasnya memburu, dan mulutnya megap-megap mencari udara. hingga tanpa disadari penis tukang kebun itu sudah ada di hadapan wajahnya.
Tanpa rasa kasihan, tukang kebun itu menghujamkan penisnya ke dalam mulut Andrea, memaksanya ber deeptroath. Andrea berkali-kali terserdak karena Tukang kebun itu menghujamkan penisnya hingga jauh ke dalam tenggorokannya. Dan akhirnya Andrea harus berjuang menelan tiap tetes sperma yang disemburkan penis tukang kebun itu.
Andrea masih bersimpuh di matras itu, ketika sepasang sarung tinju untuk karate di lemparkan ke arahnya.
Andrea tertegun, ketika ia mengangkat kepalanya, ia melihat Arman, supirnya, telah siap.
Dengan bergetar Andrea memakai sarung tinju resebut, dan baru saja ia berdiri dengan limbung, Arman merangseknya.
Tinju ke perutnya membuat Andrea terjengkang dan meringkuk menahan sakit, namun tubuhnya dipaksa berdiri oleh nyonya Susi, satpam dan tukang kebun.
Jab-jab cepat di arahkan Arman ke wajah Andrea, membuatnya pening dan sebuah hook ke rusuknya membuat Andrea terjatuh kembali. Ketika tubuh lemah itu di paksa berdiri, sebuah tendangan berputar ke arah wajah Andrea membuatnya tersungkur.
Tanpa belas kasihan Arman menelentangkan Andrea, dan memperkosanya dengan brutal. Andrea hanya bisa mengeluarkan erangan lirih, ketika penis itu mengacak vaginanya dengan brutal.
Andrea hanya berharap siksaan itu selesai ketika Arman berejakulasi di rahim mandulnya, namun salah.
Nyonya Susi masih punya satu latihan terakhir.
Andrea hanya bisa pasrah ketika tubuh remuknya di seret dan dipaksa berdiri di atas treadmill. Tangannya diikat jadi satu dan ujung tali satunya diikatkan pada bagian bawah treadmill.
Tubuhnya limbung, namun ketika ia merasakan treadmill itu mulai bergerak, ia hanya bisa memaksakan kakinya untuk berlari. Andrea merasakan kalau kecepatan treadmill itu makin bertambah dan bertambah, hingga akhirnya ia tak sanggup lagi berlari, dan terbanting di atas treadmill.
Tali pengikatnya menahan laju Andrea namum mengakibatkan payudara, perut, paha depanya tergesek treadmill. Andrea mendesis kesakitan, dan ketika ia terguling bagian punggung dan bokongnya yang tergesek.
Kemudian tubuh Andrea diposisikan menungging di treadmill itu, kedua tanganya diikat menyamping ke pergelangan kakinya, Susi mengenakan dildo panty, satu dildo di sebelah dalam digunakan untuk memuaskan dirinya, sementara dua di sebelah luar, digunakan untuk menyiksa Andrea. Tak lupa, Susi melaburkan balsam spesial buatan profesor kenalan mereka.
Dan Andrea hanya bisa mengeluarkan erangan parau dan menggeliat, ketika anus dan vaginanya di ekspansi dildo super besar dan panas itu, hingga lubang anus dan vaginanya memerah.
Setelah 'berlatih', mereka memasukkan ke dalam sebuah home slim sauna, yang sudah di modifikasi.
Andrea hanya bisa meringkuk dalam kontainer kaca itu, dan uap sauna itu di masukkan, yang semakin lama semakin panas, hingga tubuh andrea menggeliat geliat bagai cacing dalam kontainer itu.
Mereka mengeluarkan Andrea ketika melihat geliatannya makin lemah. Mereka masih ingin bermain dengan budak mereka.
Tubuh Andrea memerah karena panas, peluh mengalir dengan deras dari tubuhnya, dan kondisi itu membuat tubuhnya makin sexy, hingga membuat ketiga tuan dan nyonya nya horny lagi.
Andrea di paksa berwonan on top di atas tubuh Satpam, anusnya disodomi tukan kebun sementara mulutnya mendeepthroath penis Arman. Ketiganya memacu Andrea dengan brutal, tubuh Andrea tak lebih bagai kain usang yang dipermainkan seenaknya, sementara Susi dengan kejamnya memecuti punggung Andrea dengan sabuk kulit.
Ketika mereka selesai, tubuh Andrea jatuh tertelungkup. Di punggunya tercetak jelas bilur-bilur keunguan hasil cambukan Susi sementara sekujur tubuhnya penuh sperma tuan-tuannya. Mereka tertawa malihat kondisi Andrea, meninggalkannya sembarangan di home gym sambil merencanakan permainan berikutnya untuk sang budak.