Hari itu, ketiga tuan dan nyona besar, berbaik hati untuk mengajak 'budak' mereka, Andrea...
Mereka merasa kalau mereka harus memberi sedikit hadiah atas kepatuhan budak mereka yang telah melayani mereka dengan sepenuh hati.
Mereka membawa Jeep, ke luar kota, Arman, dan Susi duduk di depan, dan beringkah mesra layaknya kekasih, sementara satpam dan tukang kebun duduk di jok belakang, mereka menyamankan diri karena ada interior baru di mobil itu, yaitu Andrea yang mereka letakkan sebagai keset mobil.
Andrea hanya mengenakan sport bra dan hot pants sexy warna hitam, running sneakers senada. Wajahnya dan dadanya terhuni kaki sang satpam, semantara perut dan selangkangannya dihuni kaki sang tukang kebun, dan ketika mereka bercanda, mereka dengan suka cita menghentak-hentakkan kaki mereka....
Perjalanan itu lumayan jauh, mereka beberapa kali harus berhenti untuk istirahat, dan budak mereka dengan 'suka cita' melayani mereka
Sang nonya berkata
'Eh budak, aku pegal, pijit aku..., dan sang budak dengan patuh mulai memijat sang nyonya dengan kepatuhan.
'mmmm,boleh juga pijatanmu...' kata sang nyona, sambil kemudian menedang rusuk Andrea sebagi tanda kepuasan...Andrea megap-megap menarik nafas, rongga dadanya sesak...
Belum lagi nafas Andrea normal... ctar...ctar...ctar..., sabetan ikat pinggang Arman mengingatan kalau ia belum melayani ketiga tuannya, dengan terhuyung ia menghampiri mereka. Andrea mengambil sebuah paha ayam, memgigitnya, kemudian dengan patuh menyuapkannya ke mulut Arman, yang dengan rakus mengunyah bibir sexy itu, kemudian, ia beringsut.... menerima kepala tukang kebunnya dipangkuannya, membelai rambutnya sambil menyuapi anggur, sementara mulutnya mengoral penis satpamnya.
Mereka tertawa mendengar perut Andrea yang berbunyi....
'hahaha.... lapar, ya?' ejek Susi
Andrea terdiam, dan par....
'Jawab kalau ditanya, lonte...' bentak Arman sambil menampar Andrea
'I.... iya nyonya, saya.... saya lapar' kata Andrea demi melihat sabuk kulit Arman, mengayun kejam....
Kemudian Susi nampak membawa sebuah jagung bakar, tampak jelas Andrea menelan liurnya.... sedari tadi yang dapat ia makan adalah sperma satpam dan tukang kebun, serta remah-remah ayam dari mulut Arman.
'Kalau kamu mau makan, kamu harus turunkan hotpants kamu' perintah susi
Andrea yang kelaparan hanya bisa menuruti perintah gila tersebut, hingga kini ia hanya berbalut sport bra, dan running sneakers, ia meregangkan kakinya lebar-lebar dan mengaitkan telapak tangannya di belakang kepala.
Susi mengedip, dan tukang kebun, melepaskan kaus kakinya yang dekil, menyumpalkannya ke mulut Andrea, dan merekatnya dengan lakban silver.
Susi lalu berkata,'mulutmu ada tiga, ngga adil kalau cuma satu yang dikasih makan', sambil perlahan mendorong jagung bakar panas itu ke dalam vagina Andrea.
Andrea berusaha mati-matian menahan posisinya. Tubuhnya menegang, nafasnya cepat, wajahnya menengadah menahan sakit dan air mata.
Susi kemudian mengaduk vagina Andrea dengan jagung panas itu, mereka dapat melihat vagina Andrea memerah, terlebih karena Susi memilin clitoris Andrea dengan ganas.
Kemudian dengan sekali sentak Susi mencabut Jagung itu, tubuh Andrea tersentak dan kehilangan keseimbangan, hingga ia jatuh tersungkur dalam posisi merangkak. Dan segera sabuk Arman, satpam dan tukang kebunnya silih berganti menyapa kulit indah Andrea....
Andrea menggeliat kesakitan, berguling menahan sakit, sambil mencoba kembali bangkit dan kembali pada posisinya.
Lalu dengan perlahan, kembali Susi menghujamkan jagung tadi ke anus Andrea. Tubuh Andrea bergetar hebat, keringat dingin mengucur di sekujur tubuhnya dan membasahi sports branya, pengaruh obat yang membuatnya selalu perawan benar-benar permanen, ia merasa anusnya yang begitu rapat dan sempit dihajar jagung besar itu.
'Nah sekarang buka lakbanmu, pelacur' bentak Susi....
Dengan tangan bergetar Andrea membuka lakban yang sangat rekat itu, meninggalkan jejak kemerahan di bibirnya, ia mengeluarkan kaus kaki busuk itu dari mulutnya.
Badannya masih bergetar,
'Sekarang jongkok' perintah Susi lagi, 'tangan tetap di belakang kepala'
Dengan lemah Andrea menuruti perintah itu....
'Ngeden! Keluarin tuh jagung pake kekuatan perutmu!'
'Ngggggghhhhh!!' Andrea mengejan setengah mati, ia mati-matian menuruti perintah gila itu. Tuan dan nyonyanya tertbahak-bahak melihat jagung yang keluar masuk dalam anus Andrea karena sulitnya gadis itu mengejan.
Akhirnya...'plop'.. jagung itu akhirnya berhasil dikeluarkan....
'Nah...', seringai Susi, 'makan tuh jagung, dan bersukur kamu sudah kami kasih makan...'
Andrea memandang miris, jagung yang berlumuran pasir, dan bercampur 'bumbu-bmbu lainnya, termasuk 'bumbu coklat' yang ikut menghiasi jagung itu....
Namun lapar, dan takut atas ancaman mereka, membuat Andrea memungut jagung itu, dan memakannya dengan rakus, berusaha melupakan rasa yang tak karuan pada jagung itu.
Ketiga tuannya menghampiri Andrea, mereka mengocok penis masing masing, menjejalkan penis mereka jauh ke dalam kerongkongan Andrea, dan memberi gadis itu 'minum'....
Hari sudah beranjak siang, mereka melanjutkan perjalanan, namun sebelumnya, mereka mencopot spotrs bra Andrea, membiarkannya hanya menggunakan sneakers, mengikatnya di atap mobil jeep itu, dan mulai berkendara.
Mereka melalui sebuah padang tandus, tubuh Andrea terpanggang mentari yang menyengat ganas, keringat deras mengalir, matanya silau, tubuhnya memerah terbakar matahari.....
Kemudian mereka melalui sebuah hutan kecil, tubuh Andrea terhantam dahan-dahan kayu, memecuti tubuhnya meninggalkan jalur merah dan luka-luka cemeti alam di sekujur tubuhnya.
Akhirnya mereka kembali berhenti, di sebuah sungai dangkal, Arman memarkirkan mobil di sungai, dan melepaskan Andrea.
Mereka meaksanya mencuci mobil dekil itu hingga bersih, sementara keiga tuan dan nyonyanya, memasang tikar di tepi sungai dan melihatnya bekerja, dengan tubuh telanjang, kemerahan terbakar mentari dan penuh luka. Dan nafsu mereka menggelegak....
Satpam dan tukang kebun maju, Andrea nampak ketakutan, ketika ke dua lelaki telanjang itu maju, tubuhnya gemetar ngeri....
Bibir indahnya langsung di ajak french kiss oleh satpam, sementara lelher jenjang dan telinganya dipermainkan tukang kebun, tubuhnya yang perih dn terluka diremas, dan digerayangi dengan kasar...
Andrea hanya bisa mengerang sakit, ketika vagina dan anusnya diaduk dengan kasar oleh keduanya. Dan Andrea menjerit putus asa ketika kedua putingnya yang sensitif digigit kasar, payudaranya dilumat dan diremasi....
Dalam posisi berdiri, Andrea di sandwich dari dua arah, jerit liar keluar dari mulutnya, kakinya melejang-lejang, tubuhnya mengejang, menggeletar. Kembali darah mengalir dari vagina dan anusnya yang terluka akibat hujaman brutal penis-penis pemerkosanya. Tubuhnya terhentak-hentak, Andrea pasrah, kepalanya terlempar ke sana ke mari, desis liar keluar dari mulutnya, liur berhamburan.
'Edan nih pecun, memeknya seret....' teriak satpam sambil kemudian menggigit payudara Andrea,
'Boolnya juga peret, .....' , dengus tukang kebun, sambil dengan brutal menyodomi Andrea dan menghujamkan giginya di tengkuk mulus sang gadis,
Kecipak air menambah liar suasana perkosaan itu.... dan disela-sela siksaan itu, Andrea melihat Arman dan susi sedang bercinta dengan liar di tepi sungai.
Kedua pemerkosanya ejakulasi hampir bersaan..., kemudian menjatuhkan Andrea begitu saja di sungai itu, mata Andrea nanar, ia meliha Arman dan Susi datang menghampirinya.
Andrea takjub melihat tubuh telanjang Susi yang ternyata sangat terawat bahkan seindah tubuh - Kate Beckinsale -.
Tubuh Andrea sediri sangat indah, semua rutinitas 'olahraga' yang dilakukannya membuat tubuhnya seindah - Jessica Biel-,
Susi tersenyum sinis dan berkata, 'memang hanya kamu yang punya body sexy?'
Kemudian ia duduk di sungai, air setinggi pinggangnya, sementara Arman mendorong Andrea hingga terjengkang merangkak.
Susi menjambak rambut Andrea, dan berkata, 'Sekarang kamu jilatin vaginaku sampai aku orgasme', dan kemudian, membenamkan kepala Andrea ke seleangkangannya. Andrea gelagapan, ia tak bisa bernafas, di bawah air, tubuhnya meronta.
Susi mengangkat kepala Andrea dan berteriak, 'Jilat memekku, pelacur...., puaskan aku....' dan kemudian kembali membenamkan kepala Andrea ke bawah air, Andrea kembali megap-megap, terlebih karena Arman memperkosanya dari belakang.
Arman merasakan kenikmatan jepitan vagina maupun anus Andrea yang berkontraksi ketika sang pemilik tubuh menggelepar kehabisan nafas...
Ketika hari menjelang magrib, mereka melanjutkan perjalanan, hingga mereka tiba di sebuah villa di tempat antah berantah.
Tubuh Andrea limbung, di punggngnya terdapat carrier 120 liter, di dadanya ransel 60 liter, dua tangannya membawa travel bag dan banyak lagi barang kecil milik tuan-tuan dan nyonyanya, dan ia harus merapihkan itu semua.
Di ruang tengah Arman mengalungkan sebuah strap di leher Andrea, gadis itu merasa seperti ada empat buah jarum halus menusuk lehernya.
Arman berkata, 'Ini buat penjagaan. Di lehermu terdapat empat jarum mikro berisi racun buatan profesor yang memberikan ramuan perapet vaginamu.'
'Racun dalam kalung itu akan membuatmu gatal di sekujur tubuh, dan hanya bisa disembuhkan kalau kamu bersetubuh dengan manusia'
Andrea merinding mendengarnya, ia teringat sosok tua yang memberinya ramuan pemandul, pembuat dada dan tubuhnya montok permanen, serta membuat vagina dan anusnya kembali 'perawan' bila dalam satu jam tidak merasakan penis
Lanjut Arman, 'Rasa gatal itu tak akan tertahan, kamu akan menggaruki seluruh tubuhmu hingga terluka, dan hanya sperma manusia yang bisa menyembuhkannya.'
'Jadi kalau kamu mencoba lari, silahkan, jarak dari tempat ini ke tempat berpenduduk sekitar seratus kilo, hanya ada hutan dan binatang di sini, silahkan bersetubuh dengan seluruh hewan hutan, atau menggaruk tubuhmu dengan pohon, biar tubuhmu hancur, dan kamu mati perlahan.'
'Dan kalaupun kamu bisa bertemu manusia, tubuhmu sudah begitu rusak, bahkan kamu akan dianggap orang gila hingga tak ada sorangpun yang mau menyetubuhimu.'
Ketiga tuan dan nyona Andrea tertawa, sementara sang gadis meratapi nasibnya... dan ia melihat Arman menekan sebuah tombol, dalam lima detik ia merasa tubuhnya panas, dan menjadi sangat gatal...
Arman serius....
Itu bukan gertakan...
Andrea menggaruk tubuhnya, bersukurlah kuku jarinya pendek, namun tetap gurat garkuan mulai terlihat, Andrea sampai berguling-guling di lantai, ia berteriak-rteriak kesakitan.
'Tuan Arman, entot saya.... tolong entot saya.... Ampun tuan, saya sangat kesakitan, entot saya tuan!, Andrea menjerit-jerit
'Aku budak kalian, tolong ampuni hamba......., setubuhi hamba.... perkosa.... entot.....' Andrea sampai meracau karena sakit dan gatalnya tubuhnya.
Arman berkata, 'kalau kamu mau di entot, ambil sendiri'
'Terima kasih tuan... terima kasih....' lengking Andrea sambil maju tergopoh-gopoh, dndengan rakus ia mendeepthroath penis Arman, sambil mengocok penis Sapam, dan tukang kebu, sebelum bergantian mengoral ketiga penis itu.
'Uuugh, penis yang indah... penis gagah.... penis perkasa' racau Andrea yang, sudah seperti orang gila....
Lalu ia menelentangkan Arman dan langsung ber woman on top, Andrea tak perduli perih di selangkangannya, penis Arman serasa es yang menyejukkan vaginanya,
Ia lalu meminta satpam menyodominya, dan dengan rakus ia mengoral tukang kebun.
Penis itu seperti hujan di tengah kemarau, Andrea menggelinjang liar, menggelinjang hebat. Ia menggelepar-gelepar minta dipuaskan, bahkan dalam histerisnya gadis itu menjerit 'Aaaaakuuuuuu looooooonteeeeeeeeeee!!!!!!!'. Dan ketika ke tiga lubang cintanya dipenuhi sperma, ia merasa gatalnya berkurang, tubuhnya menjadi sangat nyaman....
Mereka tertawa melihat Andrea yang orgasme hebat.....
Andrea sendiri ketika tersadar menangis sejadinya, karena ia bisa orgasme oleh ketiga tuannya....belum lagi ketakutannya, karena masih ada tiga jarum yang belum digunakan.....
Belum habis letihnya, Andrea sudah harus melayani keempatnya, ia menyiapkan makanan, menyiapkan air panas buat mandi, ia harus menadikan majikannya satu persatu sambil memberikan kepuasan sexual pada mereka, memijiti mereka, menghibur mereka dengan tarian erotis.
Bahkan mereka memaksa andrea dalam posisi merangkak, dan punggungnya menjadi meja permainan kartu, dan jadi asbak.
Sundutan rokok membekas di tubuh Andrea, yang hanya bisa menjengit nyeri, dan menahan posisi agar permainan kartu tersebut berlangsung dengan baik.
Hari telah tengah malam ketika permainan itu selesai.....
Dan rasanya baru saja mta Andrea memejam ketika sengatan cemeti menyapa tubuhnya....
Ia melihat nyonya Susi berdiri menantang sambil memegang cemeti besar. Andrea segera duduk bersimpuh, 'Maaf nyonya, hambamu telah lalai melayani nyonya, jagan hukum saya... hamba siap diperintah....'
Susi berkata garang, 'ikut aku... dan buka seluruh pakaiannmu', Andrea segera melepas sport bra, hotpants dan sepatunya lalu mengikuti nyonya Susi, ke luar villa.
Andrea menggigil kedinginan, sementara sang majikan mengenakan pakaan super tebal yang membuatnya nyaman.
Susi kemudian memerintahkan Andrea membawa pikulan dengan dua ember besar, lalu mereka berjalan ke salah satu sisi Villa yang berbatasan dengan sungai.
Jalannya curam dan licin, Susi memaksa Andrea turun ke sungai, memerintahkan gadis itu untuk mengambil air dan mengisi penampungan air villa itu.
Andrea tertegun, memandang curamnya tebing, ia memandang majikannya dengan pandangan memelas, namun demi melihat remote racun di tangan Susi, Andrea melangkah.
Dan karena licinnya, baru sepuluh langkah, Andrea harus merasakan tubuhnya bergesekan dengan bebatuan seiring luncurannya ke sungai. Airnya begitu dingin, Andrea mengigil, dan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan.
Andrea sudah putus asa, tiap kali usahanya naik selalu berakhir dengan luncuran, namun siluet Susi dengan remote itu, membuatnya berusaha, beban berat itu dipanggulnya, tapak kakinya luka namun langkah demi langkah dijalaninya demi mempertahankan hidup.
Tiga jam yang berat dilalui Andrea hingga penampungan itu penuh, lalu Susi menyeretnya ke dapur, memaksanya menyiapkan makanan, kemudian ke toilet untuk membersihkan tempat itu. Andrea hampir muntah melihat kotoran yang sengaja dibuang sembarangan, dan ia harus membersihkannya. Lalu mengepel seluruh villa, membersihkan tiap sudutya.
Susi berbisik di telinga Andrea yang sangat keletihan,'Ini rasanya jadi pembantu.....'
Baru saja Andre menarik nafas, ketika Susi menarik diri. Sang satpam bangun dan langsung menyodominya, lolongan Andrea menjadi beker bagi kedua tuannya yang lain.
Dan pagi itu Andrea menjadi sarapan hidup tuan-tuannya, belum lagi kembali ia harus menyuapi ketiga tuannya, memandikan mereka dan menhibur mereka,
Jam tujuh, tukang kebun, mengikat leher Andrea dengan tambang rami dan menariknya ke sisi lain villa itu. Dan Andrea berhadapan dengan sebidang lahan pertanian luas. Tukang kebun, memasang kuk di leher Andrea, memasang kekang kuda, dan memasang bajak di kuk tersebut.
Tukang kebun duduk di atas bajak, lalu memecut Andrea, dengan tertatih, gadis itu menarik bajak itu dengan tubuh telanjangnya, lumpur menodai tubuh montok yang berkilat karena keringat yang mengalir deras.
Ketika mentari meninggi, tukan kebun mengijinkan Andrea beristirahat sejenak di kubangan lumpur, hanya memperoleh sekeping tempe goreng, tahu dan daun bayam untuk makan, dan air ang mengalir di tepi sawa sebagai air minum dan sperma sebagai penutup.
Ketika senja tiba, Satpam membawa Andrea masuk ke arah hutan, merengkuh tubuhnya, menempelkan punggungnya ke pohon besar, dan meperkosanya dengan brutal, hingga menyisakan lecet di punggung Andrea. Lalu ia memaksa Andrea memanggul tumpukan kayu bakar yang ada di hutan itu. Lutut andrea serasa copot karena beban seberat itu yang dipanggulnya, tinggi tumpukan itu menjulang dari atas kepala turun hingga ke pantatnya.
Tiba di villa kembali Susi sudah bersiap menyambut dengan setumpuk pekerjaan rumah tangga buat Andrea....
Ketika malam, mereka mengadakan barbeque di halaman villa, Andrea hanya bisa menelan ludah karena melihat lahapnya majikannya makan hasil barbeque yang ia buat, sementara ia hanya memakan sisa-sisa mereka, sementara ia dibuat sibuk, memanggang, dan memasak serta melayani majikannya. Tubuh indahnya memerah di terpa api unggun yang dipakai memasak.
Lalu kembali Andrea menjadi bulan-bulanan sexual mereka, kembali ketiga lubang kenikmatan Andrea menjadi penampungan sperma, juga cairan nyonya Susi, bahkan terakhir meteka menggantung Andrea mendatar membentuk huruf X, menambah kayu dan melihat tubuh andrea mengeliat-geliat merasakan bunga-bunga api unggun
menerpa punggungnya. Dan membiarkannya semalaman di luar, tergantung demikian.... rasa panas berganti sejuk kemudian dingin seiring padamnya api unggun, dan seperti manambh derita Andrea, langit mendadak gelap, dan hujan hangin mengguyur tubuhnya semalaman....
Jam dua subuh, tubuh Andrea terbanting ke tanah, ia mengerang, ia mencoba meringkuk, namun dera cemeti menyakitinya, ia melihat Nyonya Susi berdiri, berkacak pinggang....
'Jangan malas pelacur....Liburan kita masih lama....'
Prosesi itu dimulai kembali.....
Air mata mengalir dari mata Andrea, dengan tertatih ia berjalan ke arah sungai, ditambah attachment baru, vibrating dildo panties untuk anus dan vaginanya, yang dipastikan menyetrumnya ketika bersentuhan air...
Hari masih jauh dari siang.....
Hari masih sangat panjang....