Perbudakan yang dijalani Andrea membuatnya gerah, perkosaan demi perkosaan dan pelecehan yang dialaminya membuatnya ingin berontak, walau ia tahu resikonya sangat besar, namun demi mengakhiri pelecehan ini ia nekat melakukannya.
Ia seperti mendapat angin, ketika para pemerkosanya yaitu Arman supirnya, tukang kebun dan satpam tempat tinggalnya tertidur setelah memperkosanya habis-habisan, memaksa anus dan vaginanya bekerja ekstra keras, bahkan mulutnya tak henti-henti mendeepthroath penis mereka.
Ia segera berlari ke arah telepon, keputusannya sudah bulat, ia akan melaporkan mereka ke polisi.
Andrea terkejut, teleponnya tanpa nada sambung....
'Mau lapor, ya?'
Andrea bergidig ngeri, Arman berdiri memegang ujung line telepon. Andrea yang putus asa, berusaha lari keluar rumah tanpa memperdulikan kondisinya yang bugil, namun kakinya di tendang oleh Susi pembantunya, sehingga tubuh Andrea jatuh terbanting, dan berguling-guling.
Arman mendekati tubuh Andrea yang menahan sakit, dan tanpa belas kasihan menampari wajahnya dengan keras sehingga wajahnya memerah, lalu menghajar tubuh Andrea seperti kesetanan.
Andrea menjerit-jerit minta ampun, namun Arman sepertinya ingin membuat Andrea merasakan sakit yang sebenarnya.
Setelah puas, Arman melihat tubuh Andrea meringkuk menahan sakit, sekujur tubuhnya lebam-lebam, hanya wajahnya yang dibiarkan mulus walau bekas tamparan ada di sana. Lalu dengan sadis Arman menyeret tubuh telanjang Andrea, dan
memasukkannya ke dalam bagasi mobil milik Andrea.
Andrea merasakan mobil itu melaju, ia tidak tahu ke mana tujuan Arman, ia hanya menyesali nasibnya sambil membayangkan dengan ngeri siksaan apa lagi yang akan di deritanya. Siksaannya dimulai dari bagasi yang sesak dengan perkakas, dan pengap itu, ditambah ketika ia merasakan mobil melaju di daerah berbatu...
Mata Andrea mengejap silau ketika Arman membuka bagasi itu...
Andrea memohon ampun sambil mengiba-iba, namun Arman membentaknya 'kamu harus tau, apa itu penyiksaan, setelah ini baru kamu akan menjadi budakku yang patuh...hahahaha'
Andrea mencoba berontak ketika Arman menyeretnya ke sebuah gedung tua di pinggir kota yang ia tidak tau ada di mana.
Di muka gedung itu, ia melihat seorang laki-laki mamakai jubah hitam menantinya,
'Selamat datang Arman... inikah betina yang kau ceritakan itu?'
Andrea sakit hati mendengar itu namun ia mencoba lari, namun tangannya yang ditelikung menghentikan niatnya...
'Boleh juga, sekali lihat aku tau treatment yang tepat untuk menghancurkan dirinya... hahahahaha'
Mereka membawa Andrea ke tengah gedung yang sebenarnya lebih tepat menjadi ballroom, mereka mengikat tangan dan kaki andrea dengan rantai besi. Pria berjubah itu menekan sebuah remote dan rantai tangan andrea terangkat terentang.
Andrea menjerit sekuatnya ketika tubuhnya terangkat ke udara dan terentang membentuk huruf X yang indah. Lalu pria tadi mendekatinya membawa sebuah suntukan besar berisi penuh cairan...
'Arman, aku akan memberikan ramuan spesial untuk betina ini, karena aku tau kamu menyukai dia kalau dia sexy. Kamu ingat ramuan pembuat mandul yang aku berikan kepadamu?'
Arman mengangguk
'Ini lebih spesial' kata pria tadi sambil tangannya menelusuri tubuh bugil Andrea yang terentang kuat
'Ramuan ini akan mematikan rahimnya, ia tidak akan punya kesempatan hamil lagi.Dan lagi... ini yang pasti akan membuatmu kegirangan'
Andrea merasa sangat terhina diperlakukan seperti itu, dianggap hanya sebagai binatang, belum lagi tangan pria itu yang asik menelusuri tubuhnya, dan terkadang memasukkan jemarinya bergantian dari anus ke vaginanya.
'Ramuan ini' lanjut pria tadi 'akan membuat payudaranya montok permanen, padat dan sekal, tidak akan pernah kendor walau kau remas sekerasnya, lalu pinggulnya akan membulat penuh dan tidak akan turun walau kau entot sekeras-kerasnya'
Senyum iblis tergambar jelas di wajah Arman, Andrea yang etrgantung menahan sakit disekujur tubuhnya makin merasa ngeri, dan kelanjutan efek ramuan itu membuatnya menjerit ketakutan..
'Ramuan ini akan membuat vagina dan anusnya kembali perawan setelah satu jam tidak kau entot, jadi kau akan selalu merasakan keperawanannya berkali-kali... dan ia akan merasakan kesakitan itu berkali-kali untuk selamanya'
Kedua orang itu tertawa kesetanan, Andrea memcoba berontak ketika pria berjubah tadi mendekatkan jarum suntik itu ke tubuhnya. Jerit kesakitan terdengar dari bibir Andrea ketika jarum besar itu dihujamkan ke dalam daging vaginanya, dan merasakan aliran cairan penghancurnya itu mengalir dalam tubuhnya.
Lalu pria tadi berkata, 'sekarang kamu boleh pulang... treatment kedua yang sudah kita sepakati akan segera dilaksanakan, datanglah dua hari lagi, dan lihat bedanya....
Andrea berteriak minta pengampunan, namun Arman tak bergeming, Andrea merasa kalah ketika melihat punggung Arman menjauh dan keluar dari gedung itu.
'Nah betina... sampai berjumpa lagi...' lalu pria itu meninggalkannya sambil tertawa tergantung di tengah ruangan itu.
Andrea merasakan hari sudah senja, entah berapa jam ia sudah tegantung di tengah ruangan itu, tubuhnya kram, terlebih ketika ia merasa efek obat itu mulai bekerja...
Andrea ketika pintu ruangan itu terbuka, ada sekitar sepuluh orang keturunan afrika masuk dengan tubuh bugil, dan penis teracung, mata Andrea terbelalak, penis dengan rata-rata panjang 35 - 40cm dan diameter 6cm mengancamnya.
'Hei... aku kenal pelacur ini' seru salah seorang dari negro tadi yang ternyata bisa berbahasa Indonesia ' dia presenter di tv, hahahaha kita untung besar!' serunya
Seorang lagi menimpali
'Aku juga tau dia, waktu itu dia pernah menawar pakaian secara keterlaluan di tempatku, sekarang ia akan membayar sangat mahal untuk perbuatannya.'
Andrea sadar ternyata meraka adalah orang afrika yang biasa berjualan di pusat pergrosiran di Jakarta.
Tiba-tiba rantan yang mengikat tangan dan kakinya terlepas, dan Andrea terbating ke lantai marmer dingin, ia coba bergerak namun seluruh tubuhnya kaku, ia hanya bisa memandang ngeri ketika melihat sepuluh orang tadi bergerak serempak, tangan mereka dengan kasar meremas sekujur tubuh Andrea, lidah mereka juga liar. Andrea bisa merasakan aroma tubuh mereka yang asam. Andrea gelagapan ketika ia dipakasa berfrench kiss sementara tangannya mulai dipakasa bekerja mengocok penis-penis itu. Tamparan di pipinya memaksa Andrea membuka mata, mereka rupanya ingin dirinya menyaksikan pelecahen tersebut.
Andrea menutup mulutnya rapat-rapat ketika salah satu penis monster itu ditempelkan di bibirnya. Namun mereka tidak bodoh, seorang dari mereka menjepit hidung Andrea hingga dia sesak nafas, secara reflex ia membuka mulutnya mencari udara, dan mulutnya segera disumpal penis besar itu. Andrea berusaha berontak, jalan nafasnya tertutup, ia berusaha membuka mulutnya selebar-lebarnya mencari udara, dan hal itu dimanfaatkan pria afrika tadi untuk makin menekannkan penisnya masuk jauh kedalam tenggorokan Andrea.
Ketika Andrea sadar, hidungnya hanya berjarak setengah cm dari selangkangan pria tadi, matanya membelalak, ia mendegar tawa adri rekan pria tadi yang ia tau melihat tonjolan penis yang nampak jelas dikerongkongannya. Andrea sendiri mulai panik karena semua jalan nafasnya tertutup, ketika akhirnya jepitan dihidungnya di lepaskan, ia merasa hidup, ia mengambil nafas mengisi paru-parunya.
Andrea tersedak dan hampir muntah ketika pria tadi dengan brutal mulai memperkosa mulutnya, sudut-sudut bibirnya terasa perih, tenggorokannya serasa terbakar, karena hujaman bertubi penis tadi, sementara laki-laki lainnya tidak tinggal diam dan mulai meremas seluruh tubuh Andrea dengan kasar, dan brutal. Mereka sama sekali tidak peduli dengan kondisi tubuh Andrea, mereka menarik payudaranya dengan kasar, manjambak rambutnya dan melibatkan rambut itu ke penis dan mulai onani, mengobel vagina dan anusnya dengan kasar.
Kemudian mereka menunggingkan Andrea, masih dengan mulut yang penuh dengan penis, kemudian mereka memaksa Andrea mengocok penis mereka. Andrea bergidig merasakan kepala penis menempel di vaginanya....
Jeritan teredam keluar dari mulutnya, penis itu serasa merobek tubuhnya. Andrea bisa merasakan darah mengalir dari vaginanya, ia benar-benar kembali seperti perawan, dan ia merasakan jauh lebih sakit dari pertama ia kehilangan keperawanannya. Pemerkosanya tertawa senang karena merasakan jepitan sempit vagina Andrea, dan tanpa rasa iba mulai membombardir vagina yang terluka itu.
Selang 30 menit penis di mulutnya berkedut. Andrea gelagapan karena semprotan sperma yang begitu banyak, penis di vaginanya dicabut, pemerkosanya tidur terlentang, dan mereka memaksa Andrea untuk ber woman on top, mulutnya kembali dijejali penis, dan tangannya sibuk mengocok penis-lainnya. Andrea panik, ia sadar anusnya juga kembali merapat, ketika sebuah kepala penis mulai menekan anusnya, ia mencoba berkelit, namun pinggulnya ditahan.
Kembali jerit teredam, derai airmata dan kesakitan mendera tubuh Andrea yang terkejang-kejang menahan sakit, para pemerkosanya tertawa riang, mereka melecehkan Andrea dengan kejam, mereka bergantian memperkosa tubuhnya dengan kejam, memaksanya mendeeptroath penis mereka yang bercampur darah, sperma, dan kotoran dari anus Andrea, atau menghujamkan penis-penis kotor itu ke dalam vagina Andrea.
Andrea benar-benar kepayahan, tubuhnya hanya bagai seonggok daging tanpa tulang, semua gaya barbar dipraktekan kesepuluh orang afrika itu pada dirinya, bahakan mereka bertaruh berapa lebar anus Andrea dapat mereka buka, dan jerit parau kembali terdengar dari tenggorokan Andrea yang memar, ketika dua penis terbesar masuk ke dalam anusnya bersisian. Ketika mereka selesai mereka mengambil penggaris dan tertawa terbahak-bahak, anus Andrea membuka selebar 10 cm.
Terakhir mereka mengelilingi Andrea, beronani dan menumpahkan sperma di wajah cantiknya hingga penuh sperma, hingga ia terpaksa membuka mulutnya untuk bernafas, karena hidungnya tertutup sperma, dan bukan itu saja, para pemerkosa itu kemudian mengencingi wajah layu itu hingga sekarang wajah Andrea belepotan sperma dan kencing.
Ketika pria berjubah itu masuk satu jam setelah pria terakhir menghujamkan tinjunya sebahai tanda perpisahan ke anus Andrea, ia melihat Andrea terlentang di kolam sperma dan kencing, ia tertawa senang. Ia mengambil seember air dan mengguyurkannya ke tubuh lemah Andrea yang terkejang-kejang di lantai.
'Nah betina.... siap untuk sesi ke dua?' ejeknya sambil tertawa
Kemudian ia menyeret Andrea di kedua kakinya, membawanya ke basement, dan membiarkan kepala Andrea terantuk-antuk anak tangga.
Dengan pendangan berkunang kunang, andrea dapat melihat sebuah ruangan dengan sebuah sepeda statis yang sudah dimodifikasi berada di tengahnya.
Terdapat dua silinder pada sadel sepeda statis itu, dan sepeda itu sendiri terpatri kuat di lantai, samar-samar ia dapat melihat ada pipa tepat di atas sepeda itu.
Pria berjubah itu, mengoleskan sesuatu kedua silinder pada sadel sepeda itu, kemudian menjambak rambut Andrea, memaksanya berdiri limbung, dan meyeretnya ke sepeda itu, Ia memaksa Andrea naik ke atasnya.
Andrea kini mengerti fungsi kedua silinder aneh itu. Hendatakan kuat tangan pria berjubah itu, membuat Andrea menjerit parau, kedua silinder besar itu menyeruak merobek lagi 'keperawanan' vagina dan anusnya.
Kemudian pria inu mengikat tangan dan kaki Andra ke stang sepeda dan pedal, menggunakan glove dan sepatu khusus yang membuatnya terkunci rapat di sepeda itu. Andrea sendiri mulai merasa ada yang aneh di vagina dan anusnya, ia merasa cairan di silinder itu mulai memanas- dan makin memansa, membuatnya menjerit-jerit kasakitan dan bergerak liar untuk membebaskan diri hingga secara harafiah ina memperkosa dirinya sendiri dengan menaik turunkan pinggulnya secara liar.
'Enak, rasanya, eh betina?' ejek pria berjubah itu, lalu lanjutnya ' lotion itu merupakan campuran wasabi, gel balsam, dan berbagai campuran yang kan membuatmu nyaman, hahahaha.'
Lalu pria itu menjepit puting payudara dan clitorisnya dengan jepit buaya yang disambung dengan kawat tembaga.
Kejutan listrik menyengat tubuhnya melalui jepit buaya itu, Andrea makin menggeliat tak karuan demi megurangi rasa sakit yang menderanya....
'Gimana rasanya disetrum hei pelacur? Kalua kamu ingin listrik itu terhenti... mulailah mengayuh sepeda itu'
Andrea memaksakan tubuhnya yang kesakitan untuk mengayuh sepeda, sengatan listrik mulai berkurang, namun ia terkejut ketika merasakan dua silinder tadi mulai bergerak bagai piston mengaduk vagina dan anusnya.
Andrea merasa kan tubuhnya menghianatinya, walaupun ia baru mengalami siksaan dan perkosaan brutal, namun gerak ritmis piston itu mulai membuat tubuhnya bergetar, ia mencoba manahan sensasi tersebut, namun akhirnya pertahanannya jebol, dengan satu lenguhan dahsyat, Andrea mengalami orgasme hebat setelah sekian lama tertahan.
Dan kembali listrik menyengatnya ketika kakinya berhenti mengayuh, Andrea menagis frustrasi, ia tau kalau tubuhnya dipaksa bekerja keras untuk mengurangi kesakitan juga mengalami siksaan orgasme, yang sama sekali tak diinginkannya. Kembali kaki lemahnya mengayuh pedal itu untuk kembali merasakan gerak ritmis piston silinder yang memperkosanya.
Pria berjubah itu tertawa dan ia berkata bahwa masih ada satu tambahan lagi untuk keriangan ini, Andrea tidak konsen mendengarkan ocehan pria itu, namun ia mendengar suara gelontor air dan...
Tubuh sexynya diguyur air kotor yang berasal dari pipa di atasnya, ketika ia berhenti mengayuh, sengatan listrik makin menyakitinya karena air merupakan konduktor terbaik...
Andrea meraung sejadinya, ia dilecehkan sangat hina. air kotor itu berasal dari septic tank seluruh komplek perumahan yang sengaja dialirkan ke ruangan itu, tubuhnya kini penuh kotoran, bahkan tak jarang ada yang masuk ke dalam mulutnya.
Andrea hanya bisa mnendengar samar tawa pria itu yang main menjauh, lelaki itu meninggalkannya sendirian menerima siksaan dan hinaan berkepanjangan ini. Harga dirinya hancur, mentalnya sudah jatuh.....
Ketika keesokan harinya pria berjubah itu masuk ke basement, ia mendapati Andrea sudah pasrah, tubuh sexynya terdiam tak lagi mengayuh, Andrea membiarkan tubuhnya disengat listrik dan berlumur kotoran, ia tak sanggup lagi mengayuh, kakinya teramat sangat lemas, vagina dan anusnya memar, memerah, dihajar begitu rupa oleh lotion pedas dan gempuran piston silinder, tubuhnya sudah tak kuat lagi untuk orgasme.
Pria tadi mematikan lairan listrik, melepas Andrea dari sepeda, dan menyeretnya ke luar gedung, mengikat kedua tangannya, dan mengereknya sehingga tubuhnya melayang di atas tanah, Andrea hanya meringis, ia tak alagi sanggup teriak atau meronta. Pria itu membiarkan Andrea tergantung di sana, terbakar sinar mentari yang menyengat, membiarkan kotoran yang menutupi tubuhnya mengering, sehingga mengundang lalat dan serangga merubung dirinya.
Ketika hari mulai senja, pria tadi menarik hose pemadam kebakaran, dan menyemprot tubuh andrea dengan air bertekanan tinggi. Andrea gelagapan menahan dingin, sakit dan menelan sejumlah besar air yang disemprotkan dengan brutal oleh pria tadi. Kini semua kotoran sudah tersapu bersih. Pria tadi mamandang kagum tubuh bugil Andrea yang tergantung, sinar senja membuat tubuh itu makin tampak sexy.
Sebelum penyiksaan ini, tubuh andrea memang sudah montok, namun akibat 'olah raga' yang dialaminya tubuhnya semakin berotot, payudara, pantat dan pinggulnya membulat penuh dan sekal, otot-otot tubuhnya terdefinisi jelas, bahkan gurat kotak menghisai perutnya.
Arman yang datang tak lama kemudian juga meneteskan liur melihat kondisi Andrea yang makin sempurna, ditambah rambut yang lurus basah membuatnya makin sexy. Pria berjubah itu memotong tali pengikat Andrea sehingga kembali tubuhnya terbanting di tanah berpasir. Arman benar-benar gembira melihat Andrea merayap medekatinya, memegang kakinya dan menciumi sepatunya yang bernoda lumpur
'Ampun tuan... ampuni hamba, budakmu ini. Hamba salah telah mengecewakan tuan, hamba memang pantas dihukum.' Lirih Andrea yang sudah kalah.
'Hamba akan menjadi budak tuan yang patuh, hamba rela tuan perkosa sesuka hati, rela menjadi pelacur tuan... namun tuan, tolong, jangan kirim hamba ke neraka ini lagi'
Arman tertawa penuh kemenangan
Sejak itu Andrea benar-benar menjadi budak yang patuh, ia merelakan dirinya diperkosa secara brutal oleh ketiga 'tuan' dan seorang 'nyonya' nya. Ia juga pasrah ketika Arman memberikan tubuhnya secara gratis pada kalangan pinggiran seperti pengamen, gelandangan, pengemis, pemulung. Bahkan Andrea pernah disuruh untuk mengajari anak-anak jalanan disebuah rumah singgah tentang persetubuhan.
Andrea juga diwajibkan merawat dirinya secara extra hingga tubuh sexynya tetap terjaga dan mereka makin brutal memperkosanya.
Dan cerita perbudakan itu terus berlanjut.....