Andrea betul-betul menderita, hari-harinya penuh dengan penghinaan dan pelecehan secara sexual. Tubuhnya dijadikan pemuasan birahi tiga tuan dan seorang nyonya nya, yang tidak segan-segan memperlakukannya lebih rendah dari hewan.
Walau tubuhnya sekarang sangat sexy akibat 'olah raga' rutin yang dijalaninya, tapi jiwanya kosong, bahkan kemolekan tubuhnya menjadi kutukan buat Andrea karena makin mengobarkan nafsu tuan dan nyonya nya, atau orang-orang lain yang mendapat rejeki mencicipi tubuhnya. terlebih berkat ramuan profesor maniak yang membuat tubuh, payudara dan pantanya montok dan sekal permanen, serta ramuan yang membuat vagina dan anusnya kembali perawan bila satu jam tidak dimasuki penis.
Namun yang paling membuatnya hancur ialah, tak adanya lagi harapannya untuk menjadi wanita normal, karena salah satu ramuan profesor itu mematikan produksi indung telurnya, dan mematikan rahimnya hingga Andrea tak akan pernah lagi bisa memiliki anak.
Siksaan, hinaan dan pelecehan dijalani Andrea dengan tertekan, dan terkadang menimbulkan lagi keinginannya untuk mencoba kabur.
Andrea mencoba menyusun strategi hingga bisa menemukan kelengahan penjajahnya, dan pada suatu hari Andrea merasa kalau saatnya sudah tiba.
Andrea memasukkan bubuk obat tidur yang ia curi dari lemari Arman, supirnya, mencampurkannya dalam pitcher orange syrup dan menyajikannya pada mereka yang sedang asyik berjemur di pinggir kolam renang, di sebuah villa besar yang disewa penjajah-penjajah itu.
Andrea bersorak kegirangan ketika melihat penjajahnya tertidur, lalu dengan hati-hati ia menggunting strap di lehernya yang berisikan empat jarum dengan tiga jarum sisa berisi racun yang membuatnya gatal kecuali ia menerima semburan sperma manusia dalam rahimnya.
Andrea menyambar kemeja Arman dan segera berlari ke luar villa itu.
Andrea gembira melihat gerbang besi vila megah itu, larinya makin kuat, tangannya meraih, dan...
Sengatan listrik menghempaskan tubuh Andrea. Tubuhnya terbanting. Badannya menggigil menahan kejutan listrik yang menyengatnya.
Dan empat bayangan yang menaungi tubuhnya membuat Andrea makin menggigil.
Para penjajahnya menyungginkan senyuman iblis,
dan tawa horor membumbung tinggi seiring Andrea yang hilang kesadaran.
Ketika gadis itu siuman, ia melihat kalau ia berada di sebuah ruang bawah tanah. Matanya membelalak melihat banyaknya alat-alat penyiksaan di sana. Ia mencoba berontak namun ia terkejut karena tubuhnya terikat kuat di ranjang besi membentuk huruf x. Dan ketika ia coba berteriak, ia menyadari mulutnya ditutup silver duct tape.
Andrea melihat Arman datang menghampirinya dengan raut bagai serigala yang mendapatkan mangsa. Andra mencoba menghiba, namun mulutnya tak bisa mengeluarkan satu patah katapun.
'Kami tahu kalau kamu mencoba melarikan diri' desis Arman, sambil menuju deretan alat penyiksaan
Mata Andrea membelalak ngeri, kepalanya menggeleng kuat.
'Kami sengaja meletakkan bungkusan obat tidur itu untuk menjebakmu' kekeh Arman yang membuat Andrea makin ketakutan.
'Dan untuk itu, kau harus dihukum...'
Andrea terbelalak, mulutnya mengeluarkan jeritan teredam.
Cambukan itu datang tiba-tiba, dan ketika Andrea sedang mengatur nafas, nampak Arman menggengam cambuk dengan banyak ujung.
Arman takjub melihat payudara Andrea yang naik turun seiring nafasnya yang berat, lalu...
ctar, ctar, ctar, ctar.
Tanpa belas kasihan Arman mencambuk sekujur tubuh Andrea. Gadis itu hanya bisa menggeliat-geliat kesakitan. sekujur tubuhnya dipenuhi jalur-jalur ungu hasil cambukan.
Cambukan Arman kini lebih spesifik, puting susu Andrea dan vaginanya menerima porsi yang lebih. Andrea melonjak-lonjak sejadinya merasakan sengatan cambuk pada daerah sensitifnya, hingga...
Arman tertawa terbahak-bahak melihat Andrea terkencing-kencing menahan dera cambukannya. Ia tampak puas melihat bilur-bilur yang menghiasi tubuh Andrea,. Arman duduk mememulihkan tenaganya sambil melihat tubuh Andrea yang menggeliat-geliat kesakitan.
Andrea benar-benar kesakitan, pikirannya berisi penyesalan karena berusaha melarikan diri dari para penjajahnya yang kini memiliki alasan untuk lebih menyiksanya.
Dan kini ia hanya pasrah menanti penyiksaan berikutnya.
Arman mendekati Andrea dengan membawa jumper mobil, ia mengeratkan jepit jumper itu di puting susu Andrea yang mengernyit kesakitan, kemudian Arman menghujamkan sebuah silinder logam dengan kawat tembaga di anus Andrea.
Andrea mengerti apa yang akan terjadi pada dirinya, kembali gelengan lemah dan tatapan penuh iba ditunjukkan Andrea, mohon pengampunan.
Arman menyeringan sadis, tangannya memegang handle dinamo dan memutarnya.
Andrea merasakan aliran listrik menyengatnya, tubuhnya kembali menggeliat, Arman memutar handle itu lebih cepat dan geliat tubuh Andrea makin liar.
Lalu Arman memutar handle itu lebih cepat dan kuat membuat tubuh Andrea melenting-lenting kesakitan.
'Well well... Staminamu boleh juga' ejek Arman, ' kamu belum capek, kan?'
Andrea tak konsentrasi mendengan hinaan Arman, kepalany seakan dihantam godam, dadanya seakan mau meledak. Arman meneteskan liur melihat dada Andrea yang naik turun dengan cepat, belum lagi peluh di tubuh Andrea yang membuat tubuhnya makin sensual. Namun ia masih ingin bermain sedikit lebih lama lagi.
Arman mengambil seember air, dan menyiramkannya ke tubuh Andrea. lalu kembali memutar handle...
Tubuh Andrea terbanting-banting menahan sakit. Air menjadi pengantar listik yang sangat baik, sekujur tubuhnya seakan terbakar, otaknya serasa gosong. Matanya mendelik hingga tinggal yang putihnya sebelum Arman akhirnya menyudahi permainannya.
Arman membiarkan Andrea memperoleh lagi kesadarannya sebelum ia memulai lagi aksinya. Dengan kasar ia menyentak jumper mobil dan batang besi itu dari tubuh Andrea.
Ia lalu membuka ikat kaki gadis itu, untuk kemudian mengikat betis Andrea ke arah pahanya. Kemudan Arman membuka pakaiaanya sendiri hingga telanjang dan tanpa banyak bicara langsung menghujamkan penisnya ke vagina Andrea yang kembali perawan.
Andrea hanya bisa meronta kecil, karena vaginanya kembali di aduk paksa, terlebih pelumas yang ada di vaginanya cuma berasal dari kencingnya sendiri.
Arman menyentak Andrea dengan keras, seakan ingin menghukum gadis itu karena berusaha lari dari mereka, walau sebenarnya itu merupakan jebakan mereka sendiri. Dan andrea hanya melenguh kecil ketika merasakan semburan sperma Arman membasahi rahim mandulnya...
Arman memandang tubuh Andrea dengan perasaan puas,
'Sekarang giliran tukang kebun kita yang akan menghukummu', kata Arman sambil jari-jarinya di masukkan dalam vagina Andrea dan mulai mengaduknya dengan liar.
'Dan ini hukuman terakhirku untukmu saat ini' geram Arman sambil mengubah tangannya jadi kepalan dan menghujamkannya dengan keras ke dalam vagina Andrea. Andrea tersentak lalu pingsan....
Andrea terbangun karena mencium aroma busuk dekat dengan hidungnya, kepalanya terasa pusing. Ketika ia sadar penuh ia terkejut, karena tergantung terbalik di atas sebuah lubang yang penuh dengan....
Andrea menjerit kepalanya hanya berada sekitar setengah meter dari lubang penampungan tinja. Tubuhnya terikat rantai tergantung terbalik, dan kedua tangannya terikat membentuk siku di punggungnya.
'Menjerit terus pelacur' ejek tukang kebunnya, 'aku yang akan menghukummu sekarang'
'Ampun, tuan..., ampun... saya salah... budakmu salah... ampun' Andrea menghiba sejadi-jadinya, bahkan ia rela menyebut dirinya sendiri seabagai budak demi kehidupannya
Tukang kebun menekan tombol remote di tangannya, derak rantai terdengar. Andrea histeris karena tubuhnya menurun, aroma tinja mulai menyengat, tukang kebun itu tertawa melihat usaha Andrea menghindari tinja itu, geliat tubuhnya menjadi atraksi tersendiri bagi dirinya, namun tetap hal itu percuma.
Andrea meraskan kulit kepalanya menyetuh tinja itu, ia memejamkan matanya menahan nafas dan menutup mulutnya.
Tukang kebun itu membiarkan kepala Andrea terbenam dalam tinja sampai sebatas tenggorokannya, menunggu beberapa saat, lalu menaikkan rantai itu.
Andrea terbatuk batuk mencari udara, hidungnya tertutup tinja.
'Ampun...' jeritnya, 'ampun...' dan karena frustasinya, Andrea menjerit 'lepaskan aku bajingan!'
'Aku bajingan?' jawab tukang kebun itu santai
'Bu.... bukan tuan....' gagap Andrea menyadari ia baru saja memberi kalasan buat tukang kebun itu untuk menyiksanya lagi, dan benar saja
'Ampun tuan!' seru gadis itu panik, rantainya berderak lagi, ' hamba yang bajinga, hamba yang baj...mmmhffgghhh'
Kalimat Andrea terputus karena kepalanya lagi-lagi tertbenam dalam tinja, bahkan kini tukang kebun itu membenamkan Andrea sampai batas ulu hatinya, membiarkan payudara indah gadis itu terbenam juga dalam tinja.
Si tukang kebun membiarkan Andrea lebih lama dalam kubangan tinja itu, memastikan gadis itu sesak nafas dan...
glup...glup...glup.
Tawa tukang kebun tadi membahana seiring naiknya tubuh Andrea, yang kini megap-megap dan meludahkan kotoran yang tertelan tadi sebisanya.
'Nah pelacur' kikik tukang kebun riang, 'apa kamu mau aku benamkan sampai vaginamu?'
'Ja...jangan tuan... ampun... hamba lakukan apapun tuan' hiba Andrea yang menggigil ketakutan mendengan ancaman tukang kebun.
'Kamu mau kasih aku apa, biar vaginamu aman?'
Andrea diam, dan itu langkah yang salah....
Derak rantai terdengar lagi, dan Andrea menyerah
'Entot aku tuan... entot aku... entoooot' teriak gadis itu, ketika cairan tinja itu sudah sampai di batas hidungnya.
Andrea bernafas lega ketika akhirnya ia diangkat lagi, namun ia terlalu cepat senang, karena kemudian tukang kebun mengambil selang pemadam dan dengan kekuatan penuh menyemprot Andrea yang langsung gelagapan menahan dingin dan nyeri yang disebabkan semprotan air bertekanan tinggi itu.
Lalu tanpa belas kasihan, tukang kebun itu langsung memperkosa mulut Andrea, memaksanya mendeepthroath penisnya, sambil vagina dan anusnya dihujam pentung polisi.
Andrea kesulitan bernafas karena perlakukan brutal itu, namun tukang kebun tak perduli. Dengan santai ia memperkosa mulut Andrea sampai akhirnya Andrea harus menerima semburan sperma di mulutnya dan langsung masuk ke perutnya, dan kembali gadis itu pingsan....
Andrea terbangun karena merasakan sentakan penis di anusnya. Ternyata satpam sedang menyodominya dengan brutal, di atas seekor kuda yang diarahkan ke sebuah gua di dekat villa itu. Sentakan demi sentakan mengiringi sodomi yang menyakitkan yang dialami Andrea karena selain karena gearakan kuda itu, si satpam menambahkan aksesoris kondom duri, yang menyelubungi batang penisnya.
Dan ketika merka tiba di mulut gua si satpam memuntahkan spermanya dalam anus Andrea.
Andrea bersukur karena tentunya kini satpam itu sudah puas dan mereka akan kembali ke villa. Namun salah, Satpam itu menyeret Andrea ke dalam gua dan Andrea terkejut ketika melihat ada sebuah penjara, dan Andrea lebih terkejut melihat ada banyak tahanan dalam kondisi lusuh dalam penjara itu.
'Mereka sudah lima bulan belum menjamah tubuh perempuan' bisik Satpam itu dengan santai, 'dan kamu akan melayani mereka semua'
Andrea coba memohon sambil menghiba, 'jangan tuan... jangan...entot saya sampai puas tuan, sodomi saya... asal jangan masukkan saya ke sel itu....'
Namun Satpam itu tak mendengarkan permohonan Andrea, tubuh lemah gadis itu diseret dengan mudah, dan dilemparkan mauk ke dalam sel.
Segera saja tubuh telanjang Andrea menjadi sasaran tangan kasar para tahanan yang kasar dan dengan aroma tubuh yang membuat Andrea mual. Jelas kalau para tahanan itu belum mandi bahkan sampai berminggu-minggu. Jilatan, remasan, ciuman, gigitan, tamparan dan jambakan bertubi-tubi menyerbu tubuh Andrea, sehingga bekas cupangan tapak tangan dan liur benghiasi sekujur tubuhnya.
Mulutnya segera bekerja keras mendeepthroath penis-penis bau itu, betapa mualnya Andrea karena hidungnya tertanam di bulu selangkangan yang apek dan banyak daki, dan mual itu ditambah karena perutnya sekarang terisi sperma demi sperma yang disemburkan penis-penis itu. Lalu perkosaan itu di mulai. tanpa banyak bicara ketiga lubang di tubuh Andrea selalu terisi penis secara silih berganti, mulut, vagina, anus. Beragam cara dan gaya barbar dialami Andrea yang telah lunglai bagai kain usang yang dilempar kesan-kemari dengan liar dan brutal. Bahkan vagina dan anusnya menerima fisting secara brutal berulang-ulang dan mulut serta lidahnya harus bekerja keras menjilati anus para tahanan itu. Perkosaan itu berkelanjutan, terus dan terus, dan Andrea di keluarkan dari sel itu hanya karena para tahanan sudah tak mampu lagi berejakulasi, Andrea sendiri sudah pingsan entah sejak kapan...
Andrea tersadar ketika tubuhnya serasa terdesak dan terdorong-dorong, dan ia menjerit ngei ketika mendengar suara lenguhan babi, ternyata tubuhnya berada dalam kandang babi yang bau, kotor dan berlumpur.
'Sudah bangun, lonte?'
Suara nyonya Susi mengagetkannya, Andrea beringsut menjauh menghindari gerombolan babi, namun cambukan Susi membuatnya beringsut ke arah yang salah, bahkan makin mebuatnya terhimpit gerombolan babi.
Susi kemudian memaksa Andrea bekerja keras dalam peternakan itu, ia harus memindahkan tumpukan besar jerami, membersihkan kotoran di kandang sapi, memberi makan babi dan pekerjaan berat lainnya.
Andrea hampir pingsan kelelahan, ketika Susi berkata, 'lapar pelacur?'. Andrea mengangguk lemah.
Lalu Susi mengikat Andrea dengan dengan kuat di salah satu tiang di kandang itu dalam posisi berjongkok, dan mengikat rambut panjang Andrea ke arah tiang hingga mendongak, lalu susi memasukkan selang kotor ke dalam mulut Andrea sampai jauh masuk ke kerongkongannya, dan meletakkan corong besar di ujungnya.
Kemudian Susi membawa sebuah ember besar, dan berkata, ' ini makannanmu, campuran sperma da sisa makanan seluruh hewan di kandang ini'. Dan dengan santai mulai menuangkan isi ember itu sedikit demi sedikit dengan perlahan.
Perut Andrea sedikit membuncit menerima cairan 'bubur' itu, bahkan akhrirnya karena sudah tak sanggup menampung dan menahan mualnya, Andrea tersedak dan memuntahkan cairan tersebut hingga menutupi wajah, dan tubuhnya, belum lagi anusnya yang mengeluarkan kotoran tak tertahan karena dirinya mengejan menahan mual.
Susi tertawa terbahak-bahak melihat kodisi Andrea yang hancur-hancuran itu, lalu Sausi menyeretnya ke luar kandang, mengikat lehernya dengan tambang rami dan menahannya di sebuah pasak, kemudian susi mengambl selang dan menyemprot sekujur tubuh Andrea, Andrea dimandikan seperti seekor anjing, disabuni dengan sabun colek dan dikeramas dengan deterjen.
Namun semuanya belum berakhir, Susi mengikat tubuh lunglai Andrea di sebuah palang alat yang telah diposisikan sedemikian hingga tubuh Andrea seperti membungkuk dengan posisi berdiri agak menungging dan kaki menjinjit.
Andrea pasrah dengan apa yang akan terjadi, namun ketika mendengar suara ringkik kuda di belakang tubuhnya, Andrea berteriak histeris,
'Ampun nyonya, jangan kuda, jangan kuda! Anjing saja nyonya, anjing saja...' Racau Andrea menghiba,
Susi tertawa seram sambil berkata, 'Semua binatang di peternakan ini akan merasakan tubuhmu lonte, nah sekarang mereka dulu'
dan Jerit Andrea membahana ketika penis besar kuda stalion itu merobek vaginanya dengan kasar bahkan sampai memborbardir rahimnya yang mandul itu.
Andrea dapat melihat darah mengalir dari vaginanya yang terluka parah, namun ikatan tubuhnya membuat dirinya tak bisa berbuat banyak kecuali terhentak-hentak mengikuti hujaman penis stalion itu.
Susi berbisik di telinga Andrea yang pucat pasi menahan siksaan itu, 'Sesudah ini masih ada lima kuda stalion lagi sayang... enjoy', Andrea yang sudah lelah akhirnya pingsan terutama ketika ia merasakan penis stalion kedua mulai memperkosanya dengan brutal.
Ketika terbangun ternyata dirinya berada dalam ruang home theatre villa itu yang sangat nyaman, reflex tangan dan kepalanya menoleh dan meraba vaginanya. Andrea mendesah lega, vaginanya kembali utuh, walau iapun tahu kalau itu artinya ia akan selalu kesakitan ketika merasakan penetrasi karena akan seperti kehilangan keperawanan pertama kali, bahkan lebih sakit.
Tawa para penjajahnya menyadarkan nasibnya yang berakhir sebagai budak sex...
'Memek lo, utuh lagi, kan? hahaha' ejek Arman,
'Huh, kamu untung karena kang Arman seneng memek peret sehingga kami minta dosis yang paling maksimal dari profesor', omel Susi yang nampaknya ingin sekali vagina, dan anus Andrea tak bisa normal kembali.
Dan Arman melanjutkan kejutan demi kejutan buat Andrea, ia berkata
'Kamu tentu bingung darimana kami punya uang untuk semua kemewahan ini, ini jawabannya.' katanya sambil menekan sebuah tombol
Andrea melihat layar besar home theater itu menampilkan situs hardcore online dengan system pay per view dan ia terkejut karena ternyata semua rekaman pelecehannya dari saat pertama ia menjadi budak mereka di upload ke situs itu. Andrea benar-benar hancur, ia tak menyangka kalau pelecehannya dijadikan pemasukan utama penjajahnya bahkan kenyataan kalau dirinya masuk dalam top five download tidak membuatnya bangga, malah makin terpuruk, karena makin bayak orang yang telah menyaksikan penghinaan pada dirinya. Terlebih ketika ia melihat bayak orderan mengenai cara penyiksaan dan pelecehan sexual yang disarankan para netter.
Andrea makin tak bisa berkutik, ia tak berani lagi untuk merencanakan melarikan diri atau minta tolong, karena ia tak tahu siapa saja yang mendownloadnya, bahkan bisa-bisa ia dinikmati lebih banyak orang lagi yang menganggapnya sebagai onggokan daging dengan tiga lubang, yang hidup sebagai penampungan sperma bagi siapa saja yang menginginkannya. Belum lagi ancaman Arman dan teman-temannya yang akan membunuh semua keluarganya dan mengganti Andrea dengan saudara perempuannya sebagai budak mereka.
Andrea benar-benar pasrah, ia terduduk bersimpuh meratapi nasibnya. Kini yang diharapkannya para penjajahnya bosan dengan dirinya dan meninggalkannya.
Namun untuk sekarang tak ada yang bisa dilakukannya, selain dengan patuh mulai mendeepthroath penis tuan Arman, tukang kebu dan satpam, serta jilat vagina nyonya Susi, dengan aksesoris strap baru dilehernya, dan melayani mereka sebaik-baiknya sementara para penjajahnya asyik menonton rekaman pelecehannya.
Kisah perbudakannya masih akan berlangsung sangat lama...
Lama sekali...