Pagi itu dimulai dengan posisi Andrea yang berlutut di atas ranjangnya, tubuhnya berhimpit dengan tubuh satpam dan tukang kebunnya. Mulutnya sibuk ber frenchkiss ria dengan satpam yang melumat bibir sensual Andrea dengan rakus, sampai-sampai liur mereka berlelehan. Sementara tukang kebun, asyik mencupangi leher Andrea sampai merah-merah dan meremasi payudaranya dengan kasar.
Andrea sendiri tak bisa berbuat banyak, kecuali pasrah dengan perlakuan kasar keduanya, vagina dan anusnya mengeluarkan bunyi berdecak kecipak seiring expansi penis keduanya yang bergerak seirama, terkadang lembut namun lebih sering kasar dan brutal.
Andrea merasakan selangkangannya penuh, ia bisa merasakan penis keduanya yang hanya terhalang dinding antara vagina dan anusnnya hingga menimbulkan sensasi yang sebenarnya tak diinginkan Andrea.
Disela pergumulan liar itu Andrea dapat melihat Arman dan Susi asyik bersetubuh dengan tak kalah ganasnya. Dan nampak sekali Susi menikmati sodomi yang dilakukan Arman, serta tanpa ragu menikmati ass to mouth. Disaat yang sama Andrea merasakan genjotan kedua tuannya yang makin liar menandakan ejakulasi yang mendekat.Dan lenguhan berkepanjangan terdengar silih berganti di dalam kamar itu, ketika Arman dan Susi juga mengalami orgasme.
Kemudian dengan nafas yang masih berat Susi segera menghampiri Andrea yang tergolek lemas setelah dihajar penis satpam dan tukang kebun dengan brutal, nampak lelehan sperma mengalir dari vagina dan anus Andrea, bahkan tampak noda kekuningan dari cairan sperma yang meleleh dari anus Andrea.
Susi meminta kedua penikmat Andrea untuk menelentangkan budak mereka dan kemudian mengunci rahangnya hingga membuka. Dengan santai Susi mengangkangi mulut Andrea dan mengejan.
Andrea gelagapan menerima lelehan sperma yang bercampur cairan kekuningan dari anus sang nyonya. Namun dengan rahang yang dikunci tak ada yang bisa ia lakukan kecuali menelan semua cairan busuk itu. Keempat penjajahnya tertawa melihat expresi Andrea yang kembali harus merasakan kotoran masuk ke dalam mulutnya.
Kemudian Arman merapihkan kamera video yang menyimpan rekaman mereka untuk kemudian di upload ke hardcore site, dan kemudian sebuah surat masuk ke alamat Arman. Arman menyeringai melihat isi surat itu.
'Heh pelacur.' cetus Arman santai, 'akan ada pertandingan antar budak, dan kamu akan mengikutinya'katanya ringan seakan Andrea sudah pasti setuju.
Lalu lanjutnya lagi dengan santai, 'Pemenangnya tidak akan dapat apa-apa kecuali kesempatan hidup untuk jadi budak lebih lama lagi...'
Arman sengaja berhenti sejenak agar Andrea meresapi perkataanya, Arman dapat melihat Andrea lemas, mendengar bahawa sebenarnya tak ada untungnya kalau dia memenangi 'pertandingan ajaib'itu. Namun kelanjutan kalimat Arman membuatnya ngeri.
'Untuk yang kalah, hanya ada kematian setelah mengalami perkosaan dan siksaan yang sangat lama dan menyakitkan.'
Tawa iblis keempat penjajahnya membuat Andrea sangat pucat, ternyata pilihan untuk dirinya hanya menang untuk bertahan hidup.
Arman kembali berujar,'sebaiknya kamu bersiap, karena mulai besok kamu akan menjalani pelatihan yang sangat berat sampai tiba waktu pertandingan.'
Andrea berharap keempatnya akan memberi sedikit waktu untuk beristirahat bagi tubuhnya yang letih, namun sayang sekali karena yang dikasud dengan istirahat adalah sepasang dilo super dengan vibrasi super yang dipasang sepanjang malam.
Keesokan harinya dengan tubuh yang sangat lemas karena orgasme berulang yang dirasakan Andrea juga dengan kondisi vagina dan anus yang memar memerah akibat gesekan konstan dildo itu. Dengan sedikit mengangkang menahan perih, Andrea dipaksa makuk dalam bagasi mobil, Arman kemudian menyentak lepas dua dildo tersebut, membiarkan vagina dan anus Andrea kembali normal, lalu membanting tutup bagasi dengan keras. Andrea kini berdesakan dengan banyak barang dan perkakas mobil dalam bagasi itu, ia merasakan kalau mobil mulai melaju.
Mata Andrea berkejap menahan silau ketika Arman membuka tutup bagasi itu. Arman menyuruh Andrea memakai sports bra dan hotpants sexy, serta sepasang sepatu olahraga, lalu menyeret Andrea ke balik dinding seng.
Andrea tercengang, ternyata Arman membawanya ke sebuah lokasi pembangunan gedung. Namun keterkejutannya segera berganti kengerian ketika melihat ada sekitar enam puluh kuli bergerombol ke arah mereka. Mador para tukang itu menghampiri Arman dan berkata, 'Jadi ini kuli barunya? Boleh juga.'
Arman berkata 'Kalian harus buat dia bekerja sangat keras, jangan beri ampun.'
'Tenang aja mas Arman, kebetulan kami perlu sedikit istirahat, jadi dia yang akan melakukan semua pekerjaan kasar, belum lagi kami perlu pembantu untuk ngurusin kami semua, baik di dapur dan di kasur, hahaha'
Andrea menggigil demi menyadari dirinya dikuasai enam puluh kuli yang akan memakainya dengan semena-mena.
Percuma ia menyembah Arman minta dilepaskan. Arman malah menendang wajahnya dan membiarkannya terisak di tengah kerumunan para kuli yang langsung beringas dan meneteskan liur demi melihat tubuh sexy Andrea yang hanya berbalut sports bra dan hotpants.
Mandor itu menghampiri Andrea dan berkata, 'Sekarang kamu milik kami, dan hidup kamu ada di tangan kami. kalau kamu nurut mungkin kamu akan keluar hidup-hidup, namun kalau tidak... kamu akan kami benamkan di salah satu tiang pondasi dan menguburmu dalam semen.'
Andrea terisak pasrah, ia sadar tak ada kesempatan baginya untuk melarikan diri atau melawan, akhirnya Andrea hanya dapat memasrahkan dirinya. Mandor itu kemudian berkata,' sebagai perkenalan, mendingan kamu buka bh sama kolor kamu, kita-kita mau ngeliat kamu telanjang.'
Andrea menggigil, dengan perlahan ia membuka sports bra dan merasakan dengus nafas liar para kuli melihat payudaranya yang menggantung bebas, dan ketika hotpantsnya tercampak, para kuli itu tak tahan lagi untuk menyerbu, namun mandor membentak mereka, 'Gua dulu setan!'
Lalu Andrea dipaksa menungging, wajah gadis itu memerah karena malu vagina dan anusnya terekpos bebas ke arah para kuli. Andrea meringis ketika tiga jari mandor yang kotor penuh debu, semen serta cat mengaduk vaginanya, dan kemudian Andrea menjerit tertahan ketika penis sang mandor menggedor vaginanya yang kering.
Payudaranya yang bergayut dijadikan permainan tangan sang mandor, Andrea merintih dan meringis karena perlakuan kasar pada tubuhnya.
Dan ketika akhirnya sang mandor orgasme, Andrea sadar perkosaan itu baru dimulai.
Gerombolan kuli itu segera bergerak brutal, menjamah, menjarah dan menyakiti Andrea. Hidung gadis itu berulang kali tertanam di bulu kemaluan pemerkosanya, tangannya pegal mengocok banyak penis, payudaranya memerah keunguan diremas dengan kasar, dan bulatan pantatnya meninggalkan jejak remasan.
Vagina, mulut dan anusnya bekerja sangat keras menampung penis demi penis, dengan berbagai gaya barbar dipraktekkan pada Andrea.
Hari telah larut malam ketika perkosaan pertama itu selesai, tubuh Andrea bagai diselimuti sperma, tak ada satu bagian tubuhnya yang terlewatkan. Para kuli tertawa melihat Andrea yang terlentang pasrah kelelahan di atas tanah, lalu seseorang memberi ide gila yang segera disambut riang yang lainnya.
Andrea gelagapan ketika secara bergantian atau bersamaan para kuli mengencingi sekujur tubuhnya, mulutnya berkali-kali terpaksa menelan air seni para kuli bejad itu yang seakan puas telah merendahkan gadis itu hingga ke titik terendah.
Andrea terisak sedih, namun para kuli itu sama sekali tak memiliki rasa iba.Penghinaan mereka belum lagi usai, mandor itu memberikan 'pakaian' untuk Andrea berupa kaus singlet yang sangat dekil dan celana dalam merk hings yang longgar dan nampak belum dicuci untuk waktu yang sangat lama.
Dengan pakaian itu, Andrea dipaksa memasak untuk seluruh kuli. Bahkan di saat memasakpun Andrea kembali mengalami pelecehan, celana dalam yang sama sekali tak ada gunanya itu membuat bagian bawah tubuh Andrea terekspose bebas, dan memudahkan para kuli untuk memperkosa Andrea dan menyebabkan proses memasak menjadi lebih lama. Dan alasan itu membuat para kuli mempunyai kesempatan untuk menyiksa Andrea.
Setelah prosesi memasak, Andrea dipaksa menghibur mereka dengan menari erotis lalu memaksa Andrea untuk onani dengan bantuan sebuah terong besar. Andrea hampir pingsan kelelahan karena dipaksa onani selama dua jam tanpa henti, para kuli tertawa senang melihat Andrea bekubang di carian orgasmenya sendiri.
Hari belum lagi terang ketika mandor itu menjambak rambut Andrea. Ia memaksa gadis yang kelelahan itu untuk memasak sarapan para kuli, sementara dirinya sendiri hanya sarapan sperma dalam porsi besar.
Lalu Andrea diperintahkan memakai sports bra dan hotpantsnya kembali, dan sang mandor membawa Andrea ke area proyek.
Mandor itu memberi sebuah palu godam pada Andrea dan menunjuk pada sebuah bangunan dengan beberapa dinding yang telah berlubang.
'Aku mau bangunan itu roboh.'
Andrea terpana, namun sabetan cemeti di punggungnya menyentak Andrea, dengan tertatih Andrea menyeret godam yang berat itu dan mulai menggedor dinding beton bangunan itu.
Lima belas menit kemudian, tangan Andrea bergetar hebat, tapak tangannya melepuh. Namun mandor itu malah menghajarnya.
'Enak aja, kamu berhenti pelacur! bangunan ini belum roboh, kamu harus terus merubuhkannya.!'bentak mandor itu, 'Kamu terlalu manja, hanya merasakan kenikmatan dunia. Sekarang rasakan beratnya kerja para kuli.'
Andrea berguling-guling menghindari sabetan cemeti, lalu dengan lunglai kembali bangkit dan mulai menggempur dinding kokoh bangunan itu.
Keringat mengalir deras dari seluruh pori-pori tubuh Andrea, telapak tangannya terluka dan terasa sangat perih karena terkena peluh.
Tengah hari mereka beristirahat, namun buat Andrea istirahat hanya sebuah angan-angan. Sang mandor memaksanya melayani para kuli, menjamu mereka semua, menyuapi dan memijat para kuli, dan mengoral para kuli.
Kemudian pekerjaan dimulai lagi dan kembali Andrea dihadapkan gedung kokoh dihadapannya yang menanti dirobohkan.
Ketika hari mulai senja, kembali Andrea menjalani perannya sebagai 'istri' bagi para kuli. Ia diharuskan mencuci pakaian seluruh kuli, maka tampaklah pemandangan sensual, Andrea duduk di atas bangku kayu, mengangkang dengan vagina disumpal terong, mengucek baju, sementara kepalanya menoleh ke samping dan melakukan deepthroath untuk barisan para kuli. Andrea sendiri melakukannya dengan menahan perih dikedua telapak tangannya yang terkena detergen.
Setelah mencuci, Andrea harus memandikan para kuli. Mejilati anus mereka setelah buang air besar dan menjadikan mulutnya sebagai penampungan kencing.
Dan hari-hari berlalu dengan beragam jenis kerja rodi yang dialamatkan pada Andrea, Selain menggempur bangunan, Andrea dipaksa mengerek tumpukan bata untuk menyuplai kuli di lantai tiga. Atau dirinya dipaksa memanggul tiga sampai empat tumpuk sak semen, dan memanggulnya naik tangga sampai ke lantai lima bangunan itu.
Andrea juga dijadikan penarik beban ketika mereka memindahkan gerobak demi gerobak pasir untuk suplai adukan semen.
Sementara kerja kerasnya sendiri tak membuat siksaan berlalu. Pernah Andrea diikat pada sebuah tonggak, dan mereka bergiliran memecutnya hanya karena Andrea terlambat mengantarkan semen.
Atau pernah Andrea diikat pada katrol batubata dan dibiarkan tergantung semalaman, hanya karena Andrea berteduh menghindari panas.
Dan ketika pemilik bangunan melakukan inspeksi, Andrea disembunyikan dalam septictank.
Tuan dan nyonyanya, terkadang datang mengunjungi Andrea untuk melihat perkembangan kondisi fisik sang budak, Arman tersenyum melihat kondisi budaknya, dan Susi nampak semakin sinis.
Terkadang mereka memberi Andrea 'cuti', mereka membawa Andrea ke villa mereka untuk dipergunakan sendiri, dan kembali Susi 'menghadiahi' stalion untuk Andrea.
Setelah enam bulan menjalani 'kontrak kerja', Arman datang untuk mengambil pelacurnya.
Mata Arman nyaris meloncat keluar rongganya melihat transformasi tubuh Andrea.
Otot bertonjolan dari tubuh Andrea, sixpacknya makin terdefinisi jelas, betisnya indah.
Kulitnya sendiri menjadi sedikit gelap karena terbakar mentari, namun justru makin menjadikan Andrea exsotis.
'Pelacurku akan menang,' gumam Arman, 'Dia akan menang.'
Andrea pasrah ketika tubuhnya kembali dilingkupi kegelapan bagasi, dan kekalutannya bertambah ketika sebelum menutup bagasi Arman mengatakan kalau dirinya akan menjalani serangkaian 'latihan' lagi selama enam bulan kedepan sebelum pertarungan hidup dan matinya di mulai.
Andrea menggigil....
Perjalannannya masih sangat panjang