Setelah aku selesai menceritakan semuanya, hatiku terasa lebih lega. Krista menatap gelasnya sebelum ia mulai berkata-kata. "Kalau melihat dari sisi gadisnya sih, mungkin benar seperti yang aku katakan tadi. Ia sudah paham kalau kamu akan meninggalkannya. Lalu apa salahnya denganmu? Kukira kamu hanya terlalu angkuh untuk melakukan sesuatu yang kamu anggap merendahkan martabatmu. Kamu itu dari dulu tetap saja bodoh. Heran aku." Aku menundukkan kepalaku saat mendengar kata-katanya. "Aku hanya takut, mungkin.""Iya..!" mendadak nada Krista terdengar...