Dewa Apollo, dalam mitologi Yunani, adalah anak dewa Zeus and Leto, putri seorang Titan (dewa raksasa). Apollo dikenal sebagai dewa matahari, ramalan, obat-obatan, pertanian, dan pemanah. Dia pun ahli memainkan alat musik lira (harpa kecil). Apollo merupakan dewa penjaga para pemuda. Beberapa kisah menceritakannya sebagai dewa yang kejam dan pemerkosa. Dalam sejarah kesenian Yunani, Apollo merupakan dewa yang paling sering dijadikan sumber inspirasi, mungkin karena Apollo termasuk dewa yang tampan. Meskipun Apollo pernah jatuh cinta pada beberapa wanita, Apollo lebih sering dianggap sebagai dewa HOMOSEKSUAL!
Apollo mempunyai sejumlah kekasih pria, salah satunya adalah Hyakinthos, putra raja Sparta yang bernama Amyclas. Raja Amyclas sendiri juga merupakan kekasih Apollo. Bangsa Sparta terkenal sebagai bangsa yang gemar berperang. Kehidupan mereka diwarnai dengan nuansa militer yang kental. Sejak kecil, semua anak laki-laki Sparta dididik dan dilatih untuk berperang, sehingga sebagian besar pria Sparta, baik tua maupun muda, bertubuh tegap dan atletis. Mereka juga dididik untuk tumbuh sebagai pria homoseksual!
Tak disebutkan berapa usia Hyakinthos, namun diceritakan bahwa dia masih muda. Selain muda, dia pun tampan, setampan para dewa di gunung Olympus. Apollo tak dapat melupakan ketampanan dan keseksian Hyakinthos sejak pertama kali melihat pangeran Sparta itu. Raja Amyclas sama sekali tidak keberatan jika Apollo juga menginginkan putranya, asalkan putranya tidak keberatan. Dan ternyata Hyakinthos sendiri pun tak merasa keberatan menjadi kekasih Apollo. Maka sejak saat itu, mereka berdua menjadi kekasih homoseksual.
Apollo sering menjumpai Hyakinthos di tepi sungai Eurotas. Di sana, mereka berdua saing memadu kasih, tanpa mengkhawatirkan apa-apa. Selain berhubungan badan, mereka berdua juga sering menghabiskan waktu dengan bermain musik, berolahraga (senam), dan juga berburu. Semakin lama Apollo menghabiskan waktunya bersama Hyakinthos, semakin dia mencintai pangeran itu. Namun, tak hanya Apollo saja yang jatuh cinta pada Hyakinthos. Boreas (dewa angin utara) juga rupanya ingin memiliki Hyakinthos, namun dia tahu bahwa kesempatannya sangat kecil. Kecewa dan frustasi, dewa angin utara berusaha untuk memisahkan Hyakinthos dari Apollo untuk selamanya..
Suatu hari di musim panas yang indah, Apollo kembali mengunjungi Hyakinthos di tempat favorit mereka, di tepi sungai Eurotas. Begitu Apollo mendarat, dia melihat betapa tampannya Hyakinthos yang sedang berbaring telanjang di aats hamparan rerumputan. Kontol milik Hyakinthos sudah menegang terlebih dahulu. Pasti pemuda tampan itu sedang memikirkan hal-hal mesum di dalam otaknya. Apollo segera menanggalkan kain pembungkus kontolnya. Apollo memang tak mengenakan apa-apa, selain kain penutup kontol. Begitu kain itu terjatuh, kontol sang dewa Apollo pun menunjukkan kemegahannya. Ukurannya tentu saja melebihi ukuran kontol manusia biasa. Apollo berlutut di sisi Hyakinthos dan mengarahkan kontolnya ke arah mulut sang pangeran.
Hyakinthos tersenyum melihat nafsu Apollo. Dengan senang hati, sang pangeran homoseksual membuka mulutnya dan menelan kontol itu.
"MMPPHH.. MMPPHH"
Kontol Apollo lumayan besar dan tebal, tak menyisakan tempat kosong di dalam mulut Hyakinthos. Kontol surgawi itu berdenyut-denyut dan mulai meneteskan cairan precum. Hyakinthos paling suka menelan cairan precum milik Apollo. Cairan itu terasa asin-asin manis.
"Ayo, sedot terus kontol dewa ini, kekasihku, Hyakinthos," Apollo berkata, matanya terpejam erat.
Servis yang diberikan Hyakinthos memang top. Sesekali Apollo membuka kedua matanya untuk menyaksikan ekspresi wajah Hyakinthos saat sedang asyik menelan kontolnya.
"Hhoohh.. Kasihku.. Uuhh.. Jilat terus kontolku.. Buat saya ngecret di dalam mulutmu yang hangat.. Hhoohh.. Hhooshh.."
Sementara mereka sibuk bercinta, Boreas diam-diam menitip dengan penuh rasa amarah dari balik awan. Tapi melihat adegan panas seperti itu, mau tak mau, Boreas pun terangsang. Dengan cepat kontolnya bangkit dan berdenyut-denyut.
"Hhooh.. Andai saja Hyakithos mau menyedot kontolku ini.. Aahh.." Boreas melolosi kain penutup kontolnya dan duduk sambil mengocok kontolnya.
"Hhoohh.. Aahh.. Hyakinthos.. Hhoohh.. Aahh.. Andai saja kau milikku.. Hhohh.."
Boreas membayangkan betapa indahnya jika sang pangeran Sparta ingin berhubungan seks dengannya. Dalam benaknya, Boreas membayangkan dirinya sedang mengentot pantat sang pangeran sampai dia menjerit-jerit minta ampun.
Sementara di bawah, Apolo nampaknya akan segera ngecret, Napasnya mulai terdengar agak keras dari biasanya. Tatapan matanya pun berubah serius, berkonsentrasi pada ejakulasi yang akan segera terjadi.
"Hhoohh.. Hhoosshh.. Hyakinthos sayang.. Aku akan.. Hhohh.. Kkeelluaarr!!" Apollo menjerit-jerit dan mendorong kontolnya sedalam mungkin. Sekujur tubuhnya yang berotot menegang dan mulai kelojotan.
CCRROOTT!! CCRROOTT!! CCRROOTT!! Sperma dewanya yang kental dan manis meluncur turun masuk ke dalam kerongkongan Hyakinthos. Dengan rakus, pangeran itu menelan semua. Pejuh Apollo adalah minuman ternikmat yang pernah dia minum seumur hidupnya.
"AARRGGHH!! UUGGHH!! AARRGHH!! OOHH!!"
Apollo masih saja terus mengerang, seiring dengan tiap pejuh yang dia tembakkan. Tangannya menggenggam kepala Hyakinthos erat-erat dan terus memaksanya untuk menelan kontolnya. CCROOTT!! CCRROTT!! CCRROOTT!
"Aahh.." Desahnya lemas ketika semuanya berakhir.
Hyakinthos pun melepaskan kontol Apollo dan membiarkan dewa itu berbaring di samping. Kembali mereka saling berciuman mesra. Bibir mereka menyatu dan lidah mereka saling bergulat. Apollo membiarkan tangannya menjelajahi tubuh Hyakinthos untuk merasakan tonjolan-tonjolan otot di tubuh pria yang paling dicintainya itu.
Ketika tangannya mengenai puting Hyakinthos, Apollo langsung mencubiti mereka. Hyakinthos pun mengerang-ngerang sambil menggerak-gerakkan tubuhnya. Selama hidupnya, belum ada satu pria pun yang mencintainya sebesar Apollo mencintainya. Hyakinthos teringat akan sejumlah pria yang sempat mencicipi tubuhnya, mulai dari ayahnya sendiri sampai pada para pengawal pribadinya. Tak ada yang dapat menandingi Apollo.
Puas berciuman, Apollo melepaskan Hyakinthos.
"Kasihku, inginkah kau untuk bersetubuh denganku lagi?" Hyakinthos mengangguk-ngangguk dengan bersemangat.
Memang hal itulah yang paling dinanti-nantikannya: dientot Apollo. Seperti anak kecil yang kegirangan, Hyakinthos segera mengambil posisi gaya anjing. Pantatnya ditunggingkan ke belakang dan sedikit digoyang-goyang untuk merayu Apollo.
"Aku suka antusiasmu, kekasihku. Apollo akan segera mempenetrasimu dan memberimu cairan dewaku."
Usai mengatakan kalimat itu, Apollo pun berlutut di belakang pantat kekasihnya. Dipegangnya pinggul Hyakinthos dan kemudia dia mulai mendorong masuk kontolnya. Berhubung ini bukan pertama kalinya Apollo mengentotin Hyakinthos, mereka tak menjumpai kesulitan yang berarti. PLOP! Kontol Apollo pun amblas, masuk ke dalam pantat sang pangeran.
"AAHH" desah Apollo ketika kepala kontolnya bergesekkan dengan dinding lubang pelepasan milik Hyakinthos.
Sementara Hyakintos hanya meringis kesakitan. Meskipun Apollo telah sering mengentotinnya, rasa sakit itu tetap ada. Dan penetrasi pun dimulai. Dengan bersemangat, Apollo mulai menggenjot Hyakinthos. Irama ngentotnya cepat dan keras sampai-sampai tubuh Hyakinthos selalu terdorong ke depan tiap kali kontol Apollo menyerang masuk.
"AAHH.. AAHH.. HHOHH.. OOHH.. UUHH.. AAHH.." desah sang dewa, dikuasai oleh rasa nikmat yang tak terkatakan.
Hyakinthos sendiri juga merasakan kenikmatan yang sama. Kontol Apollo mengisi dirinya dan memompanya tanpa ampun. Sebagai manusia biasa, Hyakinthos tak dapat menolak kenikmatan duniawi yang ditawarkan kontol Apollo, dan lagipula dia memang jatuh cnta pada dewa tampan itu. Tak ada yang lebih menyenangkan daripada menyenangkan hati kekasih kita. Dan hal itulah yang sedang dilakukan Hyakinthos. Pangeran itu membuka dirinya dan membiarkan Apollo mengisi tubuhnya. Tanpa kesulitan, kontol Apollo meluncur keluar masuk. Kepala kontol itu sesekali mengeluarkan cairan precum untuk melumasi terowongan Hyakinthos.
"Oohh.. Hhoohh.. Apollo.. Oohh dewaku.. Aku butuh dirimu.. Penuhi diriku.. Oohh.. Aku cinta kau, kasihku.. Oohh.. Tusuk pantatku lebih dalam.. Hhoohh.. Lebih keras.. Aahh.. Ngentotin pantatku.. Oohh Apollo.. Hhoohh.. Hhoosshh.."
Bersambung . . . .