Kunjungannya Di Kotaku
Saat yang kunantikan tiba, Yonash datang dari Melbourne, aku menjemputnya dari Airport, bagai dua sejoli yang dimabuk asmara membara, kami saling mencium dan berpangutan menuju kemobilku, didalam mobil tangannya dia selalu membelai, cerita yang dituturkan seperti kita lama tak pernah berkomunikasi, terus sambung menyambung.
Yonash selalu berdendang riang disetiap langkahnya, santai sekali, seperti orang tidak punya beban dalam kehidupannya, kadang aku sendiri bertanya, "Apakah yang membuat orang ini santai, periang sekali, seolah tidak ada yang membuatnya khawatir dalam hatinya"
Kami menuju kehotelnya dijantung kotaku, kedua tangan Yonash selalu meremas, mengelus tangan kiriku, sementara aku mengatur pemindahan versneling. Sesampai di kamar, barang-barang bawaannya diletakkan ditempatnya, langsung Yonash memburuku dan menciumiku dari kening, pipi, leher, sambil tangan Yonash membuka kancing baju depanku dan tangannya menelusup kedadaku dan meremas susuku yang padat dengan penuh nafsu, ketika bibirnya menyentuh bibirku, lidahnya menelusup kerongga mulutku menari-nari di langit-langitku bahkan kadang menekan, menghisap dan membelit lidahku.
Tak kalah galakku dalam berpangutan, aku sambut liar lidahnya, aku ganti menyerang menghisap liur dan lidahnya kuat-kuat, tanganku mulai membuka baju Yonash dan tercium parfumnya, kegemaranku, hal ini membuat birahiku bertambah, nafsu bangkit mengebu, badanku terasa mekar dan buas, seolah aku ingin menelan seluruh tubuh Yonash kedalam diriku.
Kembali aku sedot lidah dalam mulutnya juga air liurnya, kulilitkan lidahku dan kutekan dalam-dalam, tiba-tiba Yonash memondongku perlahan, membawanku ketempat tidur dan merebahkan tubuhku. Dadaku terasa sesak sekali ditindihnya, seolah darahku mengguncang keras ingin muncrat dari kepalaku, karena menahan rinduku kepadanya, diriku sebagai terbang diangkasa bersama Yonash, dia yang telah lama aku rindukan.
Yonash berhasil membuka baju atasku dan juga membuka kaitan BHku dengan cekatan, dia daratkan bibirnya pada payudaraku yang menyembul kenyal, dimainkannya puntingku dengan lidahnya yang kasar, disapunya, digigitnya pelan-pelan dengan penuh kasih dan kebuasan lelaki, hal ini membuatku sangat kegelian, mengelinjang, dan melenguh kenikmatan, jilatan lidahnya turun senti demi senti, inci demi inci menuju ke perut dan pusarku, kemudian lidahnya dimasukkannya kepusarku, tangan Yonash masih asyik memainkan puntingku dengan putaran dan pijitan yang membuat aliran-aliran nikmat pada diriku, gairahku mendaki dan melambung ke atas angkasa raya.
Lima menit kemudian jilatan Yonash semakin turun kebawah, tangan kanannya membuka kancing celana panjangku, dan mendorong celana panjang serta CDku kebawah yang kubantu dengan mengangkat pantatku sekedarnya kemudian dengan kaki kananku aku tarik celana itu ke bawah dan aku tendang nya jauh dari tempat tidur.
Yonash masih membungkuk mencium dan menjilat perut bawahku, akhirnya sampai juga pada gundukan nikmatku, sambil jongkok dia membuka memekku untuk lebih lebar, Yonash memperhatikan dan meraba memekku yang tiada berambut itu. Keadaan kakiku masih menjuntai di luar tempat tidur, ini memudahkan Yonash mengusap dan menjilatnya dengan mulut dan lidahnya.
Kumudian dengan pelan-pelan jari tangan kanannyapun menyelinap kedalam belahan vaginaku, terasa nikmat sekali perlakuannya ini, Yonash meraba bagian dalam dari vaginaku dan dimasuknya tangan itu ke lobang vaginaku, terasa sekali dia memporak porandakan ketenangan G spotku, jari itu bergeser keatas kebawah, kiri dan kanan seolah menari diantara dinding relung nikmatku, kenikmatan indah yang timbul membuatku mengeliat seperti cacing kepanasan, sedangkan lidah kasarnya tetap menyapu clitorisku naik turun ke arah vertical seputar kelentitku.
Yonash agak lama bermain di halaman depan ini, hingga aku terasa ngilu tak tertahankan, darahku berdesir kencang, dera kenikmatan memukul-mukul sukmaku, hingga aku tak kuat lagi membendungnya, akupun berteriak seperti biasa mulutku tak bisa diam bila menerima kenikmatan seperti yang kurasakan kali ini, denyutannya mencapai ubun-ubunku.
"Yonash aachh sshheett eechh, enak sekali Yonashh"
"Yonash ampun, Liana keluar yaa sayang!"
Aku menggelinjang, berdesis dan mendesah, bahkan aku keluarkan teriakan, dan teriakan keras sekali karena ku mencapai orgasme yang indah sekali, karena perlakuan Yonash yang pandai membelai menyapu kelentit, dan clitorisku juga cara meraba relung kenikmatanku.
YonasHPun menegakkan kepala dan memandangku sambil tersenyum, merangkulku kuat dan berkata, "Sayang, kau sangat menggairahkan dengan teriakanmu yang bebas, Liana aku mencintaimu sayang berusahalah sebebas-bebasnya berekspresi, kita akan nikmati bersama ya"
Aku merasa lemas dan lunglai, tulangku seperti dicopoti, namun denyutan vaginaku belum juga reda, hingga kami berpelukan lama sekali sambil berpanggutan kembali. Yonash membiarkan aku dipelukannya, meredakan birahi dan kenikmatanku secara natural, selanjutnya dia membelai rambutku dan menciumi seluruh muka, mulut dan leherku, dengan perlakuannya terasa aku sangat disayanginya dan diperlakukan seperti seorang 'ratu', terbuai aku dipelukan tangannya, rasa damai melanda diriku.
"Sayang, gundukan memekmu menantang ke atas, dan memekmu 'Juicy' sekali, ku ingin memasukkannya kontolku dalam kehangatan relung nikmatmu sayang"
Selang beberapa saat kemudian, gairahku kembali lagi, kudorong perlahan-lahan tubuh Yonash dari badanku, melepaskan pelukannya. Aku bangkit, kulayangkan pandanganku kecelana panjangnya yang masih belum dibuka, kulepas retsletingnya dan kuturunkan celana panjangnya juga celana dalamnya yang berwarna biru muda, kubelai kemaluannya yang sudah sangat keras mendongkak kedepan, aku pandangi dia dengan kagum, karena saat itu aku baru bisa melihat dengan jelas kemaluannya yang pernah memuncratkan spermanya dalam mulutku beberapa minggu yang lalu dipesawat.
Kemaluan Yonash sangat indah dan kuning langsat, bagai kulitnya Yonash yang kuning dan bersih, rambut kemaluannya pun tak terlalu tebal, hanya tumbuh dipangkal kemaluan atasnya saja. Setelah puas memandanginya dan membelainya, kudaratkan bibirku padanya, terasa kehangatan menerpa bibirku, maka aku julurkan lidahku dikepalanya kemaluannya yang telah mengkilat membasah dengan cairan beningnya, tanda birahinya telah melanda Yonash dengan kuatnya.
Kukulum kepala kemaluan itu dan kujilat sekelilingnya juga urat di bagian atas yang terasa agak lunak memanjang sejurus dengan lubang kemaluan, pada bagian atas. Kutahu tentu dia akan mengelinjang dan terasa kengiluan mendera dirinya. Betul juga dia mengerang dan berdesis keras, sambil tanganku mengocok nya dengan ritme pelan dan kemudian mempercepat ritme kocokan.
"Acchh Liana, kau pandai sekali sayang, kau apakan kontolku ini sayang?"
Berulang-ulang kulakukannya dan berulang kali juga teriakan serta erangan Yonash terlontarkan sambil matanya merem melek.
"Liana sayang, aku suka sekali kau perlakukan seperti ini, kau sangat memahamiku dan keinginanku"
Merasa terpujilah diriku, makin bersemangatlah aku melakukan sepongan untuk Yonashku.
Karena birahiku juga sudah melanda diriku makanya kulepaskan kontol Yonash dari mulutku dan cepat aku bangkit dan jongkok di atas panggulnya dan menyelipkan kontol Yonash kedalam relung kenikmatanku, aku genjot-genjot kontol tegangnya Yonash dengan irama seperti mengendarai kuda sembrani, kugoyangkan pantatku kekiri dan kanan, memutar juga naik dan turun, tak lupa juga dengan kupijit kontol itu dengan gerakan mendenyutan otot vaginaku dengan sekuat tenagaku, hingga tanpa kontrol Yonash teriak, mengerang kuat mendapat perlakuan dariku ini.
"Liana memekmu mengempot ayam, kontolku terasa enak sekali, terasa seperti disedot-sedot, dipijat dan dipilin pilin sayang, enak aacchh aduhh aachh sshhett"
"Bisa mati aku nanti kau ginikan sayang"
Yonash bangkit dan membalikkan tubuhku, dengan tanpa mencopot kemaluannya dan bergantilah posisilah kita, dan Yonash mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan dia jongkok bertumpu kedua lututnya dihadapan vaginaku, dan dia menggenjotnya lima kali didalam dan ditarik, memasukkan lagi, genjot lima kali lagi, dengan ritme yang semakin lama makin cepat.
Dengan perlakuan begini, gesekkan batang kontol Yonash menerpa berulang ulang pada G-spotku, relung kenikmatankupun ngilu, nikmat melanda didalam sana, tubuhku mengelinjang dan kepalaku menggelepar, seluruh badanku gemetar, mulutku mendesah dan melenguh.
"Yonash aku maauu keluar lagi ngak tahaan nih kontolmu enak sekali Yonash".
"Saayang Liana kita sama-sama keluar ya, spermaku sudah mengumpul diujung kontolku siap menyemproot, bisa dikeluarkan dimana sayang?"
"Yonash please, lepaskan didalam saja, biar kita bisa menikmati bersama"
Tak lupa kupijit kontol Yonash dengan otot vaginaku.
"Liana, enak empotan memekmu sayang aku nggak tahaann"
Achir nya creett, creet, creet, keluarlah air sperma Yonash didalam relung kenikmatanku. Disini ada suatu kehebatan dari pada kemaluan Yonash, walaupun sudah muncrat spermanya, namun tetap tegang tidak cepat menjadi lembek, sambil menurunkan kakiku ke posisi mengangkang, Yonash masih terus aktif bergerak-gerak maju mundur, sedang aku sudah terkapar tergolek tak berdaya. Tak hentinya Yonash menggoyangkan kemaluannya terus menerus sambil santai membelai tubuhku, menciumi buah dadaku berlama2 sambil menikmati tubuhku, dia memelukku.
Sedikit demi sedikit redalah gairahku dan diapun melepaskan kemaluannya yang masih tetap kencang kemudian direbahkannya tubuhnya di sampingku sambil menggeser posisiku, dengan memiringkan badanku, kali ini Yonash mendekapku dari belakang dan memasukkannya kembali kemlauannya itu dalam relung kenikmatanku dari belakang sambil menciumi punggungku, membisikkan kata-kata mesra dan terima kasih, bagaikan Yonash berhutang berjuta-juta pada diriku. Dari perlakuan ini aku merasa sangat dihargai dan diperlakukan sebagai orang yang betul dia dambakan.
Setelah setengah jam lebih dia puas dengan permainan kontolnya dalam relung nikmatku untuk yang pertama kali ini, kemudian dia berdiri dan mengendongku kekamar mandi dan mandi bersama berendam dan saling menyabuni badan dan kemaluan kita masing-masing dengan penuh kasih sayang dan damai.
Karena rabaan dan belaian Yonash disekitar kemaluanku, aku tergairah lagi ingin mengentotin Yonash lagi, dan aku duduki lagi Yonash yang masih berendam di air hangat itu dan kali ini aku menghadap di kaki nya dan aku goncangkan badanku dan kupijit lagi kontolnya dengan otot vaginaku, tak peduli aku akan gelombang air yang memuncrat tumpah di lantai kamar mandi, terus aku kakukan genjotan karena terasa ada sensasi tersendiri making love dalam bathtub kamar mandi, enak terbuai, terayun bagaikan di awang-awang, akupun dapatkan lagi orgasmeku, aku bungkukkan badanku, aku terkam pergelangan kaki Yonash dan aku gigit kaki betis kakinya, Yonash pun teriak mengisaratkan dia juga akan memuncratkan spermanya dan tangannya menggapai pantatku, diremasnya pantatku yang bulat kencang.
"Liana, aku keluar lagi sayaangg aachh sayaangg!"
Setelah kami reda dari kenikmatan, aku pun bangkit dan jongkong, tepat memekku berada di atas mulut Yonash, kakiku di atas dua sisi pinggir bathtub sambil berpegang pada keran besi ditengah bathtub itu.
Lalu aku berkata pada Yonash, "Yonash tolong bersihkan memekku ini dengan lidah dan bibirmu ya sayang"
Yonash pun melakukan seperti apa yang ku inginkan dengan senang hati sambil menepuk-nepuk, mengelus-elus pantatku dengan kedua tangannya.
Beberapa saat kemudian Yonash menarik tubuhku turun dengan pelan dan mendudukan aku dalam air lagi didepannya, membelakanginya. Yonash mendekapku erat dari belakang sambil menciumi punggungku, Yonash tahu sekali bila aku suka diperlakukan begini sehabis ML. Maka tergambar dalama ingatanku dengan jelas, hal ini tak pernah terjadi dikehidupan perkawinanku dengan suamiku, sebaliknya, aku sangat merasa dihargai sekali oleh Yonashku.
Puas kami bermain cinta di kamar mandi kami pun mandi lagi, selesai mandi aku keringkan tubuh Yonash, aku bedaki dengan talkum kesayanganku. Yonash pun senang sekali menerima sentuhan kasih dari mulai mengeringkan tubuh dan kontolnya kemudian kubedakin tubuhnya sampai aku pakaikan T shirt dan jubah mandinya, setelah semuanya rapi, kamipun berajak ketempat tidur dan istirahat.
Terhenyak kami dari tidur, karena deringan telephone dari Hpku, kulirikkan mata kearah jam tanganku, jam menunjukkan jam 3:15 sore, terbangunlah kami berdua dan ternyata anakku yang menelphone, melaporkan bahwa dia mendapat nilai bagus pada assignmentnya. Aku katakan pujian pada anakku dan pesan bahwa Mama lagi meeting, kira 4-5 jam lagi baru pulang, silahkan makan duluan, karena Mama mau makan diluar dengan orang kantor.
Setelah kututup Hpku, secepat itu juga Yonash menyambar pinggangku dan menciumi lagi, dan kamipun making Love lagi dengan berbagai styles kita coba, kadang aku sandarkan Yonash dengan bantal di'head bed'dan aku jongkok di atas kemaluannya dan aktive naik turun, atau aku yang bersandar dan Yonash yang menyodokan kemaluannya dengan bersimpuh didepan memekku, kakiku diangkat di pinggang nya satu agak miring. Juga kita coba style lain dengan aku bersandar tidur miring, dari belakang Yonash angkat kaki kiriku, dimasukkannya kontol Yonash dari belakang, sambil tiduran miring dibelakangku seraya menggeser badan dan kepalanya menjauh dari badanku, Acchh style yang ini sangat aku senangi, style ini enak sekali rasanya, aku bisa blingsatan karena bergetar semua badan dan sukmaku mencari pegangan, sensasi yang ditimbulkan sangat berbeda untuk kami berdua, kami bisa mengerang dan melenguh sama kuat sampai kepuncak orgasmeku tercapai. Style ini lain dari yang biasa kita lakukan, dimana kita masih bisa saling berpegangan tangan, bersentuhan kulit sama kulit atau berciuman untuk meredakan getaran birahi kita yang ditimbulkan.
Paginya adalah hari Jum'at, ku minta ijin untuk 'off', karena bulan itu aku punya cukup kelebihan jam kerjaku untuk 1 hari 'off'. Pada jam 7.00 pagi Hpku bergetar ditanganku, sedianya aku yang akan menelphone Yonash, namun dia telah mendahuluiku. Yonash mengatakan bahwa dia sudah siap dijemput, menjawab ajakanku kesalah satu Winery 'Hungerford Hill' NSW, diluar kotaku, disana aku sudah membooking cottage, untuk 2 malam, karena anak-anakku pun akan ikut kamping dengan kelasnya kepantai selama 2 hari. Kesempatan ini aku gunakan untuk berwisata dengan Yonash menikmati perkebunan anggur dan pabrik wine di NSW Australia.
Menuju ke Winery tersebut kami harus menempuh pejalanan 2.5 jam dengan kendaraan, cottage-cottage didaerah itu dibuat berjauhan jaraknya antara satu dengan yang lain, adapun pagar mengelilingi tiap cottage tersebut dengan ketinggian 170 cm.
Di halaman belakang ada meja dari batu yang ditatah sebagai sarana meja makan bila kita mengadakan BBQ, dengan diatapin pohon anggur yang tumbuh merambat di atasnya menjadikan suasana ini menjadi asri, nyaman sangat romantis. Kamipun terbuai, bara asmara kami terbakar lagi, birahi kami menggelora, keinginan selalu ML disitu semakin menjadi obsesi kami berdua, sambil melihat kupu-kupu warna warni terbang menikmati kehangatan udara, bahkan burung bercengkerama, ada juga yang memadu kasih di atas kami.
Yonash selalu berkata, "Mari kita coba hidup seperti di zaman purba, buka baju aja yuk"
Aku pun tidak menolaknya, udara saat itu sekitar 21 derajat Celcius, matahari bersinar bagaikan menumpahkan sinar emasnya, langitpun biru tak setitik awan menodainya, angin tidak banyak ulah menggangu keindahan alam saat itu, orang Australia selalu berusaha keluar rumah untuk menikmati hari indah seperti ini, mereka menyebutnya 'a glorious day'.
Akupun senang dengan suasa ini, karena memang disuasana 'glorious day' ini, nafsu birahiku selalu bangkit, ingin aku menikmati dakian birahi dalam bercinta yang menggebu, ingin aku merasakan dengusan nafsu Yonash yang sedang buas liar ingin menerkamku. Kesempatan ini tidak akan kami lewatkan, semasa kami sedang dirundung asmara, baranya menghangatkan tubuh kami, keinginan kami untuk ML sangat kuat, memekku selalu berdenyut meminta di sambangi oleh kontol Yonash yang selalu mengeras tegang.
Akhirnya kami putuskan meja batu itu menjadi tempat kegiatan utama kami memadu kasih dan ML disiang hari itu, sambil membakar keratan-keratan daging ayam dan kambing, juga sosis-sosis, ditungku pembakaran yang telah disediakan di dekat meja makan tersebut.
Kadang aku duduk di meja batu itu, Yonash menjilatin memekku dengan rakus sambil duduk di bangku kayu nya, atau Yonash yang duduk dimeja dan aku aktif menyepong kontolnya yang hangat dari bawah, bahkan kami juga betul-betul ML meja itu dengan telanjang bulat, desahan erangan, lengkingan tak pernah kita tahan lagi, kenikmatan demi kenikmatan kita gapai, kita renggut dan tuai bersama-sama.
Kami juga bercinta di gudang belakang cottage, hal ini terjadi sewaktu kami membutuhkan kable perpanjangan digudang, karena sewaktu aku nungging mengorek tumpukan barang digudang menarik kabel yang ku maksud ada di bawahnya, badanku dan pantatku bergoyang, Yonash yang ada di belakangku kontan konak lagi kontolnya, dan menerkamku dari belakang, nafasnyapun tak bisa dikendalikan. Sempat juga aku kaget karena tak aku sangka Yonash tiba-tiba menjadi buas, dan setelah ku tenggok ke belakang matanya yang sayu telah memohon dan mulutnya menyerbu mulutku, kelumat bibirku.
"Liana, Liana, aku tak tahan lihat pantatmu bergoyang nafsuku memburu, aku ingin ngentot kamu disini, please let me into your warm body"
"Liana aku ingin merenggut kepuasan denganmu, tolong kamu pegangan ujung lemari ini akan aku masukkan kontolku ini dari belakang ya?"
Aku dekap dia, aku elus rambutnya aku cium dalam bibirnya yang menganga.
Lalu kubisikkan kepadanya, "Yonash sayang, OK, kita ngentot disini, kita nikmati berdua ya, tunggu aku sampai aku mencapai orgasmeku ya"
Langsung aku memposisikan diriku seperti kemauannya, kemudian Yonash menusukkan kontolnya di vaginaku dari belakang, aku berteriak kegelian dan pompaan Yonash sangat enak, dan menyentuh seluruh lorong kenikmatanku, bahkan sampai dinding rahimku yang terdalam.
Aku pun menjerit, "Yonash, kau pandai, Yonash kontolmu memberikan kepuasan didalam sana, pompa lagi Yonash enak sekali, ach Yonash aku keluaar"
Sampailah aku di puncak orgasmeku, langsung Yonash melepas kontolnya dan meraih pinggangku dan membalikkan badanku berhadapan dengannya, menggangkat tubuhku dan menjuruhku merangkulnya lehernya kuat-kuat dan memompa kontol Yonash kembali. Sambil aku dongkakan badanku kebelakang, aku memompa kontol Yonash keatas kebawah, hingga Yonash mencapai ejakulasinya.
Diapun teriak sambil memejamkan matanya dan membuka mulutnya, "Achh Liana aku sampai, enak liana memekmu enak sempit, menghimpit kontolku, aku keluaar liana.. aach, aku puas"
Kuhentikan pompaanku, namun denyutan memekkupun terasa bahwa aku akan mencapai orgameku lagi, maka aku pun berteriak kembali, sambil merangkul erat leher Yonash, kucium kuat mulutnya.
Pagi hari biasanya kita keluar melihat lembah dan ngarai didaerah itu, kemudian kita melihat pabrik Wine dalam cara memproses anggur menjadi wine. Setelah kita puas mencobai wine dan melihat-lihat sekitar daerah itu, kami kembali lagi ke cottage, Yonash memasak dan aku menyiapkan mejanya, karena Yonash memang senang memasak dan banyak akalnya.
Setelah makan kamipun tiduran sambil bercerita tentang kejadian keseharian yang aneh disekitar kita sampai tertidurlah kita sejenak. Namun tiba-tiba Yonash bangun dia menarikku dan menyodorkan kontolnya yang sudah tegang mengeras, sambil meminta dangan mata sayunya supaya aku mau menyepongnya, menjilat dan menghisapnya dengan mulutku, kulakukan semuanya ini dengan suka hati, aku kocok lagi batang kemaluan itu yang akhirnya dia mengerang menikmati ejakulasinya disertai kenikmatan yang tiada tara. Segera aku hisap spermanya yang memuncrat kuat ke mulutku dan kujilati semuanya tanpa sisa sedikitpun.
Kemudian selanjutnya Yonash memasukkan kemaluannya dalam memekku dalam posisi tiduran miring dari belakang sambil meremas payudaraku dan menciuminya dari belakang, tarian dan gerakan kemaluan Yonash hangat mengenai dinding vaginaku yang terdalam dan aku tak kuat untuk berdiam diri, dengan lebih membungkukkan badanku ke depan lagi, desahanku keluar, erangan, lengkingan jeritanku membahana, karena orgasmeku tercapai lagi.
Sore menjelang malam hari, Yonash yang suka melihat TV itu duduk dikarpet didepan TV, saat itu aku ingin mencari perhatiannya, dan memekku sudah berdenyut lagi, aku pengin making love lagi. Tanpa sungkan aku hampiri dia, dan kusodorkan memekku ke mulutnya sambil berdiri, dengan begitu dia segera menyambut dengan juluran lidahnya, menyapu dan melumatnya sepuasnya sampai akupun mengerang lalu kamipun meneruskan ML kami lagi. Hari itu nyaris kita tidak pakai pakaian, minim sekali yang kita pakai di malam yang dingin itu, kita tidur di karpet dengan bara kehangatan heater semalaman.
Kami betul-betul sangat menikmati permainan cinta yang indah yang kita ciptakan itu, kegiatan ini kami teruskan selama Yonash mengunjungi aku. Kami ML dihotelnya tiap hari sepulangku dari kerja disore sampai menjelang malam. Makan malam bersama, cari 'ice cream' yang enak berdua, belanja makanan dan barang kecil berdua. Kadang kami pergi kepantai berdua disore hari, menikmati 'sunset' sambil bercumbu, berlarian dipasir pantai, seperti kita sedang menikmati dunia remaja kembali.
Selama Yonash di Melbourne 6 bulan, aku berkunjung 3 kali keapartemen Yonash dan YonasHPun menjenguk kekotaku 4 kali. Kami rasanya tak ingin dipisahkan dan kami benar-benar menikmati permainan gelombang cinta kami. Bagiku, Yonash adalah orang yang menggugah aku dari tidur nyenyak, membuka langit biru diatasku, melebarkan cakrawala didepan mataku, untuk menikmati cinta dan permainan birahi yang penuh gelora di dunia ini.
Bersambung . . . .