Telah lama aku membaca situs Rumah Seks ini. Dan mungkin aku ingin membagi sedikit pengalaman yang cukup menarik bagiku. Sebelumnya ingin kuperkenalkan diriku, Namaku Donny sekarang berumur 28 tahun dengan tinggi badan 175 cm dan berat badan 55 kg, kulit coklat dengan rambut sebagaimana seorang pria. Sekarang aku tinggal di suatu daerah di Yogyakarta.

Kurasa cukup perkenalan akan diriku, dan sekarang aku akan menceritakan pengalaman yang kualami pada tahun 2000. Sebelumnya aku tidak begitu menyukai media chatting atau internet, namun dengan desakan teman-temanku maka aku pun mencobanya dan sekarang aku pun menjadi salah satu pengguna media internet yang mungkin terbilang sangat setia.

Setelah sebulan mencoba internet (tahun 1999), maka hampir tiap ada waktu senggang aku akan ke warnet. Dan ada sebuah warnet yang menjadi tempat favoritku yaitu sebuah warnet XX (maaf aku tidak bisa mengatakannya) dengan fasilitas yang lumayan bagus dan terdapat sekat2 yang membuat para user puas dan terhalangi dari pandangan. Dan aku pun menjadi langganan dari warnet tersebut serta dengan tempat yang bisa dibilang strategis.

Selama hampir setahun aku mengunjungi warnet tersebut dengan penjaga warnet yang telah kukenal sebelumnya dan pada setahun itu juga warnet tersebut mempekerjakan seorang gadis yang belum pernah kulihat sebelumnya. Untuk pertama kalinya aku hanya dapat bersikap cuek dan tidak memperhatikannya, namun setiap kali aku memasuki warnet tersebut dia selalu melirik atau tersenyum padaku. Hal tersebut kuanggap biasa saja, maklum sebagai seorang penjaga kan harus memberikan kesan ramah dan baik (itu pikiranku).

Namun pada suatu malam sekitar jam 8, aku mulai memasuki warnet tersebut dan dia pun menatap dan tersenyum padaku. Kubalas senyumannya dan kulangkahkan kakiku ke tempat yang biasa menjadi favoritku, namun ternyata ada user dan akhirnya aku pun mengurungkan niatku sehingga aku berbalik dan mengajak penjaga warnet tersebut berbicara untuk menunggu. Selama setengah jam tersebut, maka aku mengetahui bahwa namanya adalah Santi (nama samaran) dengan postur yang tidak mengecewakan dan baru kuketahui dia mempunyai senyum yang menarik, terutama payudaranya yang paling menarik perhatianku yang kuperkirakan berukuran 34B.

Selama setengah jam itu penantianku ternyata tidak sia-sia dan akhirnya user tadi pun meninggalkan warnet dan aku pun menggunakan tempat favoritku lagi. Sekitar 10 menit, Santi mendatangiku dan menanyakan nick yang kupakai dalam mirc. Kadang aku berchatting ria dengan teman-temanku atau dengan para chatter mania, namun biasanya aku akan membuka situs Rumah Seks dan juga situs-situs porno yang lainnya.

Sedikit kaget ketika aku dihampiri oleh Santi, karena pada saat itu pula aku sedang membaca sebuah cerita Rumah Seks. Namun terlihat senyumnya dan kubiarkan saja serta kuberitahu nick yang kupakai, lalu dia pun berlalu. Tak lama dari itu, ada sebuah nick yang masuk ke nickku yang biasanya sangat jarang kuperhatikan. Adapun percakapan yang terjadi adalah sebagai berikut (nick disamarkan).

Ce_xx : hallo, bole kenalan ngga?
C0_Horny: bole, sapa bilang ngga
Ce_xx : koq nicknya aneh sih Don?
C0_Horny: lho, koq dah tau namaku masi mau kenalan sih. Ini sapa yah
C0_Horny: aneh kenapa, kan gue lagi kepengen merkosa cewe (niat iseng)
Ce_xx : mau donk diperkosa ama Donny
C0_Horny: kalo mau yah kesini aja

Pada saat itu aku belum mengetahui sapa yang memakai nick tersebut, namun tak lama muncullah Santi di sebelahku sambil terus tersenyum melihat aku yang sedang membaca situs Rumah Seks. Aku hanya bisa diam saja, karena aku belum mengetahui bahwa dialah yang telah chatting denganku sebelumnya.

"Don, koq disamperin malah diem aja?" tanya Santi kepadaku
"Jadi kamu toh yang make nick Ce_xx itu" dengan sedikit terkejut aku menjawab
"Iya donk, sapa lagi emangnya" dan terlihat senyumannya
"Emang mau diperkosa disini nih" kutanya dia lagi
"Siapa takut" dia pun menjawab dan mengambil bangku dan mengambil posisi duduk disebelahku.

Setelah dia duduk, maka aku pun mencium bibirnya untuk mengetahui apakah maksud dia itu benar. Namun tak kusangka dia pun membalas ciumanku, seketika itupun aku menyadari bahwa dia berniat menyerahkan tubuhnya kepadaku. Sebagai seorang laki-laki yang telah mendapat ijin, maka aku pun mulai beraksi dengan memberikan ciuman yang dibalasnya sehingga kami terlibat percumbuan yang lumayan membuat kami berdua horny.

Secara naluriah akupun mulai meremas-remas payudaranya, namun dia tidak berani berbuat lebih jauh. Namun karena kami diwarnet maka aktifitas kami terhenti hanya sebatas ciuman dan remas-remas payudara saja, dan dia pun berlalu ke tempatnya serta melanjutkan chatting denganku.

"Tangan Donny nakal yah"
"Iya nih, tapi suka kan"
"Dikit lha, tapi koq pentil susu aku jadi tegang yah. Don.. gatal nih" jawab Santi
"Apanya yang gatal San? Tangan, kaki atau hmm" tanyaku
"Yang hmm itu lho, minta "digaruk" ama kamu. Tapi cuma kamu lho yang boleh garuk ituku" jawabnya
"Emangnya dulu-dulu belum pernah"
"Sebatas pinggang ke atas aja sih, tapi ngga tau kenapa. Aku pengen kamu garukin ituku"
"Yah udah, ke sini aja"
"Tunggu sepi yah Don"
"Ok deh"

Begitulah percakapan kami. Tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 10 malam, dan memang sudah kebiasaanku pulang malam dan saat itu aku sedang menunggu Santi. Sekitar pukul 22:15, Santi masuk ke kamar mandi yang dari arahku memang terlihat. Tak lama dia keluar dan berjalan ke arahku.

"Dah sepi yah? Ntar kalo ada maling gimana tuh" tanyaku, karena kupikir hanya dia sendiri yang jaga.
"Udah sih, tapi ada koq yang jaga. Kalo malam begini kan duaan" jawabnya dengan disertai senyum.
Maka tanpa membuang waktu aku pun mulai mencumbunya dan dibalas dengan hot juga oleh Santi.
"San, boleh nih garukin itu kamu" tanyaku
"Garuk aja, asal jangan keras-keras yah. Santi belum pernah sih"
Lalu akupun mulai memasukkan tanganku kedalam rok panjangnya, dan setelah tersentuh aku kaget karena dia tidak memakai CD lagi.
"Koq ngga pake CD" tanyaku
"Tadi dicopot waktu di WC, biar gampang" terlihat senyum nakalnya.

Tanpa menjawab maka aku cubit bibir vaginanya, dia sedikit menjerit dan kemudian mencubit aku. Sebelum dia sempat ngedumel maka aku menyumbat bibirnya dengan bibirku, sambil ciuman aku pun mulai meraba-raba vaginanya. Setelah agak lama aktifitas kami berdua, terdengar bisikan Santi "Don, memek gue basah nih" aku hanya tersenyum dan kusingkapkan kaosnya dan BH santi, lalu kusedot dan kukulum pentil susunya dimana tanganku tidak beranjak dari vaginanya.
"Don.. akhh nakall kamu Don" dan terasa banyak cairan yang keluar dari vaginanya. Akupun memberikan waktu untuknya beristirahat. Namun Santi berdiri dan berkata "Don, aku tunggu di WC yah".

Setelah Santi berlalu, aku pun menutup semua aktifitas internet dan membayar. Ternyata tambah lagi seorang penjaga wanita dan diapun tersenyum nakal padaku. Lalu karena sebenarnya aku kepengen pipis maka aku ke WC, setelah aku pipis dan keluar terlihat Santi sedang menunggu dengan sedikit kesel. Dengan diam-diam aku berdiri di belakangnya dan kupeluk dia, mungkin naluri seorang gadis maka dia menjerit tertahan. Kami pun tertawa dan kutanya "Ngapain disini?" dia menjawab, "ada aja"

Dia mengajak aku masuk ke sebuah WC yang lumayan lebar, dan sebagai gambaran WC warnet ini sekilas tampak seperti sebuah gang dan remang2 keadaannya. Kupikir koq bisa kebetulan begini yah, namun hal itu tidak kupikirkan lagi karena kami telah terlibat cumbuan yang hot. Sekitar 10 menit kami bercumbu dan saling meremas, maka Santi mengangkat roknya dan meminta aku untuk memasuki liang vaginanya.
"San, kamu kan masih perawan" tanyaku
"Ngga apa2 koq, aku rela diperawanin ama kamu" tampak birahi telah menguasai otaknya.

Maka tanpa pikir panjang, aku pun mengeluarkan senjata andalanku tanpa memelorotkan celana panjangku. Lalu kuarahkan senjataku ke vagina, setelah berkali2 mencoba tetap saja aku tak berhasil. Karena hal ini kami lakukan sambil berdiri, lalu aku meminta Santi untuk membuka bibir vaginanya dan aku mengarahkan senjataku ke lubang tersebut, tampak usaha kami berhasil karena terasa sedikit kepala senjataku mulai memasuki gua kenikmatan Santi.

Santi sedikit melenguh, dan aku bertanya untuk menyakinkan lagi, "Bener nih San, mau diterusin".
Namun tanpa menjawab Santi malah memajukan pantatku dan senjataku langsung amblas di dalam gua tersebut.
Kami sama-sama mendesah, dan Santi berkata "Jangan berisik yah say".
Lalu kujawab dengan menggoyangkan pantatku, untuk pertama kalinya aku merasakan sebuah vagina yang masih rapat dan kencang.
Terasa sekali jepitan dari vaginanya, pada saat itu tanpa sadar aku mengatakan, "San, memek loe bener2 nikmat banget, jepitannya okee banget dehh".
Santi hanya menjawab dengan desahan yang membangkitkan birahiku, "Heeh, shh akhh kontol loe juga enak koq Don. Gede lagi"

Untuk beberapa detik aku membiarkan penisku didalam vaginanya dan merasakan jepitan vagina seorang perawan. Sungguh nikmat yang tidak dapat dikatakan dengan kata dan kalimat.
"Don, digoyang donk" pintanya
"Iya San" jawabku
Karena kami sama2 berdiri dan tinggi badan kami berbeda maka aku mempunyai kesulitan dalam mengoyangkan pantatku untuk memajumundurkan penisku dalam vaginanya. Tanpa sadar aku mengangkat badannya dan kusetubuhi Santi dengan posisi berdiri dan memeluknya.
"Ahh, Donn yang cepett shh" desahnya

Karena takut ada yang mendengar maka aku mencium bibirnya sambil terus menggoyangkan badannya naik turun dalam pelukanku, sesaat untuk mengambil nafas kurasakan jepitan vaginanya yang makin kencang pada penisku dan "Shh ahh shh Don, gue mau keluar lagii, akhh" akhirnya dia orgasme lagi untuk yang kedua kalinya.

Namun kali tidak kubiarkan Santi untuk istirahat, dan terus kugoyangkan badannya sampai terasa penisku mengembang dan kukeluarkan maniku dalam vaginanya, "Ahh, Sann", jeritku tertahan.
Sesudah aku orgasme, kurapatkan badan kami ke dinding WC tempat kami bercinta. Setelah kami rasa cukup kuat, kami berniat untuk keluar. Pertama Santi keluar dan mengawasi keadaan, setelah itu dia mengetuk pintu sebanyak 3 kali sebagai tanda keadaan aman. Dan kami pun kembali masuk ke dalam warnet, untuk berbincang-bincang sebentar dan teman Santi hanya tersenyum melihat kami berdua.

Sekian dulu pengalamanku ini, mungkin di lain kesempatan akan kuceritakan lagi cerita Santi yang sampai sekarang pun masih berlanjut hubungan kami ini.

Tamat