Namaku Mila, 28 tahun. Aku sudah menikah dengan seorang pria berprofesi sebagai Penerbang dan penyayang binatang. Beberapa hari lagi mas Dandy suamiku pulang untuk 10 hari, dan dia akan merayakan ulang tahunnya bersamaku, aku bersemangat ingin membelikan hadiah, seekor binatang piaraan yang ekstrim karena mas Dandy pernah menyampaikan keinginannya memelihara binatang piaraan yang ekstrim. Segera kutelusuri Pet Shop di Yellow Pages.
Hari ini aku berencana mengunjungi Pet Shop sepulang kerja. Aku memakai seragamku blouse Shang Hai warna merah dengan kancing-kancing yang berbaris rapih, dan mengenakan rok pendek di atas lutut dengan sepatu pantovel yang ada bannya seolah menghubungkan kedua mata kakiku, yang biasa disebut mas Dandy ‘sepatu sexy’ . Tepat jam 17.30 aku tiba di Pet Shop ‘Boe Duck’ di ujung timur kota Surabaya, di drop oleh kendaraan kantor.
“Selamat sore Pak........” sapaku setibanya di depan counter
Seorang lelaki paruh baya bertubuh gemuk berkacamata dan berambut agak botak tengah menunggui tokonya sembari membaca koran.
“Selamat sore ibu, ada yang bisa di bantu.....?” jawabnya sopan
“Pak, saya mau lihat2 koleksi binatang peliharaan, anjing atau mungkin yang ekstrim ?’ujarku ingin mengetahui peliharaan apa aja yang tersedia.
“Ibu tertarik dengan binatang peliharaan yang ekstrim ?” jawabnya
Aku mengangguk ragu
“Ada Bu,... mari ikut saya !” bapak tua itu beranjak dari counternya seraya mengambil kunci-kunci.
Aku mengikutinya berjalan di belakangnya, memasuki sebuah pintu yang terkunci, menuruni sebuah tangga ke ruangan seperti bawah tanah
Kandang Besar |
“Hanya sebuah kejutan, untuk pelanggan baru seperti Ibu...” sahutnya singkat tanpa kumengerti maksudnya.
Kami sampai di ruang bawah tanah, aku melihat sebuah kandang besar yang kosong sementara bapak tua itu mundur selangkah tidak ingin menghalangi pandanganku
“Kosong pak !?” tanyaku
“Ibu perhatikan baik-baik....”
“Tak kan lama lagi, muka mata lebar-lebar... “ sahutnya membuat rasa ingin tahuku semakin menjadi-jadi
“Mana Pak ?” tanyaku penasaran
“Di belakangmu, majulah !” jawabnya dan spontan kurasakan tangan memeras pantatku dan mendorong tubuhku melangkah ke depan
“Lepaskan tanganmu, jangan dorong aku Pak !” tegurku sopan atas tindakan pelecehan yang kurasakan sambil menoleh kebelakang, kearah bapak tua itu.
“Aku lepaskan jika Ibu sudah sampai di kandang...” jawabnya tenang
Lalu tanpa sadar tangan kiriku ditelikung ke belakang oleh bapak tua itu
“Jangan pegang-pegang !!!” spontan aku berbalik badan dan menampar pipi bapak tua itu dengan tangan kananku
“Berani melawan ??” balas bapak tua membalas menamparku aku terhuyung-huyung dan jatuh di atas lututku
“Elu mau becanda sama gue!!” bapak tua itu menjambak rambutku dengan tangan kirinya
“Aaauuuwwwhhh...........! jeritku kesakitan. Dengan cekatan, kedua tanganku di tarik kebelakang dan dalam waktu singkat kedua tanganku sudah terikat kebelakang dan kurasakan kaki bapak tua bersandar di punggungku.
“Adduuuhh toollloooonnggg..... anda menyakiti saya, lepaskan !!!” tak terasa airmata membasahi pipiku
“Dasar pelacur, perlu mendapatkan pelajaran disiplin... kamu si Ika Tantri yang di facebook itu khan !? saya tahu...” lanjut si bapak tua
“Kamu akan jadi piaraan yang baik disini!” tegasnya
Sejenak aku tak mengerti apa yang terjadi dengan diriku, kenapa dia tahu namaku? tahu facebookku padahal sudah berbulan bulan di blok?? Kenapa tiba-tiba aku terikat seperti ini?
Masih dalam keadaan terikat kurasakan kaki itu menendang/mendorong pantatku, dan aku jatuh telungkup ke dalam kandang itu dengan tangan yang terikat erat ke belakang.
“Mila, kamu butuh ini...” kata bapak tua itu memasangkan collar ke leherku lalu menyambungkannya dengan tali yang biasa dipakai untuk mengajak jalan-jalan seekor anjing, kemudian tali itu diikatkan ke salah satu jeruji besi di kandang itu.
Dia menyebut namaku, gawat!
“Tolong,... tooollllooooonnnngggg....!!!!!!” teriakku
“Berteriaklah sesukamu Mila, tidak ada yang bisa mendengar suaramu” tantang bapak tua itu.
“Tooollllooooonnnngggg...... “
“Lepaskan akuuuuu..........!!!”
“Simpan tenagamu Mila, sampai aku kembali aku mau tutup toko dulu” suara bapak tua itu seraya keluar dari kandang menguncinya dari luar, lalu meninggalkan aku yang tertawan. Kata-kata bapak tua itu terasa jadi ancaman buat keselamatanku.
Tinggal aku sendiri terikat erat di dalam kandang, rupanya bapak tua itu mengikat pergelangan tanganku dengan erat dan juga sikutku. Sungguh sulit untuk bergerak sedikitpun.
“Aduuhh saakit,... ...apa yang akan dia lakukan padaku?” gumamku
“Tolong.... aku di culik disini!” aku bersuara pelan meminta tolong dalam keadaan lemas
“Ya Tuhan... apa yang terjadi dengan diriku?Aku hanya ingin membeli kado buat mas Dandyku, aku terperangkap...!!”
“Sialnya...! keluhku kepalaku terunduk. Aku disekap terikat di kandang ini, ditinggal cukup lama oleh bapak tua itu
****
Adduuuhh... apa yang akan terjadi dengan diriku, aku datang ke toko ini bermaksud membeli binatang peliharaan untuk jadi kado ulang tahun mas Dandy, kog malah jadi begini ya, terikat tertawan di dalam kandang ini, Tuhan tolong....
Kira-kira 3 jam kemudian pintu terbuka namun tak kudengar karena aku hanyut dengan pikiranku, tiba-tiba pintu kandang yang menyekapku terbuka
“Bapak, tolong lepasin saya... Bapak butuh uang ? nanti segera saya siapkan” pikirku menebus sendiri penculikan yang terjadi pada diriku.
“Maaf Mila, tadi ada banyak customer yang harus saya layani....” ujar bapak tua itu seolah tidak menghiraukan penawaranku.
“Sudah cukup khan istirahatnya, buka baju dulu ya, gak pengap di sini? Lanjut bapak tua itu.
Bapak tua itu sedianya akan mencabik-cabik blouse Shang Haiku, namun urung dan melepaskan kancing-kancingnya dengan telaten.
“Paakk.... lepaaasiinnn... saakiiitt! keluhku, kulihat bapak tua itu mengeluarkan sapu tangan dan memasukkan pada mulutku
“eemmmmhh....!” lalu dengan sigap disobeknya sebuah lakban berwarna abu-abu CRREEETTT!! Di sumpalnya mulutku.
“eemmmppphhhhh.......!!” suaraku
Bapak tua melepaskan semua pakaiannya dan meletakkan sebuah bangku kayu kecil
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!!!” melihat itu aku berteriak ketakutan di balik sumpalanku
“Training pendisiplinan akan ku mulai” tantang bapak tua itu
Tubuhku menungging, bagian perutku tersandar di bangku kayu kecil itu CTAARRR.... CTAARRR.... CTAARRR.... beberapa cambukan mendarat di pantatku
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!!” aku mengaduh kesakitan
“Wah mengeras nich...” suara bapak tua kudengar aku masih telungkup bersandar di bangku kayu itu dalam keadaan tangan terikat kebelakang dan mulut di sumpal lakban
“Mila, pantat kenyalmu memerah, keren lho....” puji bapak tua itu
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!! lenguhku
Kemudian kurasakan sakit tak terkira, karena kurasakan sejenis penis memaksa masuk ke dalam anusku
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!!” aku mengaduh kesakitan kembali air mata mengucur deras di pipiku.
Penis itu berhasil masuk di lubang anusku yang sempit, kemudian
Masuk
Keluar......
Masuk
Keluar......
Masuk
Keluar...... hingga kudengar
“Aaaarrrggghhhh............!!” suara si bapak tua, aku sendiri tak dapat menahan rasa sakit sehebat ini, akupun tak sadarkan diri.
****
Ketika aku siuman,aku mendapati diriku masih terikat, tanganku dan sikut yang terikat kebelakang, mulut yang tersumpal lakban dan collar di leher yang terhubungkan dengan salah satu jeruji besi di kandang itu. Aku mendapati diriku terduduk dengan kaki yang memanjang lurus, tetap bersepatu dengan pergelangan kaki yang teikat oleh gulungan tali nylon. Blouse Shang Haiku kembali membalut rapi tubuhku yang terikat ini. Aku mengarahkan pandangan kesekeliling kandang, kulihat ada kertas tertempel tak jauh dariku, tulisannya kira-kira
MILA CANTIK,
TRAINING HARI INI CUKUP DULU, AKU PULANG YA
BESOK KITA LANJUTKAN SETELAH TOKO TUTUP
NANTIKAN SAJA
TERIMA KASIH UNTUK KENIKMATANNYA
TTD
Tubuhku seketika merinding membaca pesan itu, kembali aku mengarahkan pandangan kesekeliling kandang
“Jam 23.30 !!!??” ketika kutemukan jam dinding digital yang terlihat jelas.
“Bapak tua itu pulang,...? aku ditinggal sendirian, disekap di kerangkeng ini,....? aku harus bisa lolos dari sini,...! di mana tasku !? aku harus meminta tolong...!” aku meronta-ronta dengan hebat dengan seluruh tenagaku, SIA SIA! hingga aku kelelahahan, duduk terdiam meratapi keadaanku, waktu menunjukkan pukul 2.10 dini hari. Tanpa sadar kutemukan tasku tergeletak di depan pintu kandang, pasti jatuh ketika aku dipukul oleh bapak tua hingga terhuyung-huyung.
“Hmm,... handphoneku di dalam tas, terlalu jauh dan tidak mungkin mengharapkan pertolongan” batinku.
Putus asa menyelimuti sekujur tubuhku dan aku tertidur kelelahan.
Aku terbangun, setidaknya sudah pagi meski ruangan bawah tanah relatif temaram, namun jam digital di dinding sana cukup mengingatkanku, pukul 10.40 jelang siang. Dahaga dan Lapar saja yang menemaniku.
Kemudian sekitar pukul 13 bapak tua itu datang ke ruangan bawah tanah sambil membawa piring dan gelas aluminium.
“Selamat siang Mila,.... tidurnya nyenyak juga, sudah biasa yach ? ledeknya kepadaku
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!!”
“Ha ha ha haa.... tersinggung yach, khan mantan balerina yang rajin berlatih Yoga...” ledeknya lagi
Aku terperanjat dengan pengetahuannya tentang diriku. Siapa bapak tua misterius ini ?? misteri yang tak terjawab. Bapak tua itu masuk ke dalam kandang,
“Ayo makan!” ujarnya seraya melepas lakban yang menyumpal mulutku dan
“Oweeekkk...!” saputangan dalam mulutku keluar
“Tolong Paakk.... lepaaasiinnn... saakiiitt!” keluhku tidak dihiraukannya, dan sesuap demi sesuap makanan masuk ke dalam mulutku,ku kunyah secepat mungkin
“Glek.... Glekk !! aku meminum minuman yang di bawa oleh bapak tua yang misterius ini. Segera setelah usai makan, mulutku kembali di sumpal sapu tangan dan lakban kembali membatasi suaraku. Lalu kurasakan collar yang melingkar dileherku dilepas oleh bapak tua, aku dibantu berdiri, rupanya tubuhku kembali dililit tali yang mengikat seluruh tubuhku di jeruji besi di belakangku tapi kakiku diikatnya terpisah dan membuka.
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!!” aku meronta-ronta. Bapak tua itu kemudian beranjak dariku, mengunci kandang / kerangkeng tempatku di sekap dan berlalu menaiki tangga kembali ke tokonya. Waktu berjalan begitu lambat, aku tidak menunggu atau mengharapkan apa-apa kecuali kebebasanku sambil aku sibuk meronta-ronta.
“Aku harus segera pulang,... sebentar lagi mas Dandy pasti akan pulang, dan aku akan merayakan ulang tahunnya bersamanya” pikiran itu memenuhi benakku sambilku terus berusaha melepaskan diri dan meronta-ronta.
Sore itu bapak tua kembali ke kandang di mana aku disekap, dia memukulku dan kembali memecut payudaraku setelah kembali melepaskan kancing kancing baju Shang Haiku kemudian dia menarik celana dalamku kini dia memperkosaku memasukkan penisnya ke miss V ku
“Tiddaaakkkk.........!!!” seruku namun
“eemmmppphhhhh, mmmppphhhhh......!!“yang terdengar ditelingaku
“ mmmppphhhhh...... !!!!” aku menolak perlakuan ini
“eemmmppphhhhh...... mmmppphhhhh......!!” tangisku dalam sumpalan
Secara naluriah aku mengalami orgasme berkali-kali akibat pemerkosaan ini. Tubuhku tidak menolak perlakuan ini, karena sesungguhnya aku terbiasa berhubungan dengan kondisi seperti ini dalam suka sama suka dan dengan hasrat cinta. Hanya itu yang membedakan keberadaanku dengan suasana hati ini. Kembali aku tertidur kelelahan dalam kondisi tangan sikut dan kaki yang terikat erat.
Ketika aku terbangun aku tidak mendapatkan perubahaan pada kondisi tubuhku, tetap terikat erat tak berdaya ke jeruji besi, waktu yang ku tatap telah menunjukkan pukul 1.35 dini hari aku melanjutkan tidurku, tak ada yang bisa ku lakukan.
Setidaknya sudah pagi, ketika aku terbangun dan waktu menunjukkan pukul 9.05 pagi, kembali aku meronta-ronta sekuat tenaga, berharap tali-tali yang membelengguku bisa kendor bahkan terlepas.
“eemmmppphhhhh...... eemmmppphhhhh......!!”
Sejumlah misteri masih membelengguku, siapakah bapak tua itu ? Karena dari pengetahuannya tentang aku kelihatannya dia adalah salah satu teman facebookku yang kini telah terblokir?
Lalu berapa lama lagi aku merelakan diriku terikat erat seperti ini, disekap di sebuah kandang Pet Shop, dan diperlakukan sebadai budak nafsu ?
TAMAT