Semenjak kejadian itu Tutik berusaha melupakan nya tapi bayangan para pemerkosanya terus menghantui lalu dia pun bekerja sebagai sekretaris pada suatu group perusahaan besar dgn harapan bisa melupakan tapi.. Sudah menjadi kebiasaan di kantor Tutik di lantai 25, apabila setiap jam istirahat, Tutik lebih sering istirahat sambil makan makanan yang dibawa dari rumahnya, di ruang kerjanya sendirian. Hal ini rupanya sudah sejak lama diperhatikan oleh Mr. Gulam Singh, salah seorang tenaga ahli berasal dari India, yang bekerja di lantai 26. Mr. Gulam sangat tertarik melihat Tutik, karena Tutik yang berumur 29 tahun, adalah seorang gadis Jawa, yang sangat cantik. Mr. Gulam sendiri adalah seorang pria berumur mendekati 40 tahun, bekulit gelap dengan badan tinggi 178 cm dan besar, sedangkan kedua tangannya kekar terlihat berbulu lebat, apalagi pada bagian dada dan kakinya. Kedua pahanya terlihat sangat gempal.Tutik memang agak risih juga terhadap Mr. Gulam, karena setiap kali Mr. Gulam lewat depan ruangannya, Mr. Gulam selalu melirik dan melempar senyum kepadanya. Tutik agak ngeri juga melihat tampang Mr. Gulam yang berewokan itu dengan badannya yang gelap dan tinggi besar. Sampai pada suatu hari, pada hari itu Tutik ke kantor mengenakan baju terusan mini berwarna coklat muda yang memakai kancing depan dari atas sampai batas perut. Seperti biasa tepat jam 12 siang, para karyawan dan boss di lantai 25 sudah pada keluar kantor, sehingga di lantai 25 hanya tinggal Tutik sendiri yang sedang makan siang di ruangannya. Tiba-tiba Mr. Gulam melintas di depan ruangan Tutik dan terus menuju ke bagian ruangan sebelah barat. Tapi seluruh lantai 25 ternyata kosong, semua karyawan telah keluar makan siang. Begitu melintas di pintu keluar satu-satunya yang menuju lift, Mr. Gulam memutar kunci pada pintu keluar yang tertutup. Setelah itu Mr. Gulam kembali menuju ke ruangan Tutik yang terletak di ujung Timur itu.

Secara perlahan-lahan Mr. Gulam mendekati ruangan Tutik dan mengintip ke dalam, Tutik sedang duduk membelakangi pintu menghadap ke jendela kaca sambil makan.Secara perlahan-lahan Mr. Gulam masuk ke dalam ruangan kerja Tutik dan langsung mengunci pintunya dari dalam. Mendengar suara pintu terkunci Tutik menoleh ke belakang dan, tiba-tiba mukanya menjadi pucat. Dia segera berdiri dari tempat duduknya sambil berkata, "Sir, apa-apaan ini, kenapa anda masuk ke ruangan saya dan mengunci pintunya?", tapi Mr. Gulam hanya memandang Tutik dengan tersenyum tanpa berkata apa-apa. Tutik semakin panik dan berkata, "Harap anda segera keluar atau saya akan berteriak!". Tapi dengan kalem Mr. Gulam berkata, "silakan saja nona manis.., apabila anda mau menimbulkan skandal dan setiap orang di gedung ini akan mempergunjingkan kamu selama-lamanya". Mendengar itu Tutik yang pada dasarnya agak pemalu menjadi ngeri juga akan akibatnya apabila ia berteriak. Bagaimana dia akan menaruh mukanya di hadapan teman-temannya sekantor apabila terjadi skandal.Sementara Tutik berada dalam keadaan ragu-ragu, dengan cepat Mr. Gulam berjalan medekat ke arah Tutik dan karena ruangan kerja Tutik yang sempit itu, begitu Tutik akan mundur untuk menghindar, dia langsung kepepet pada meja kerja yang berada di belakangnya. Dengan cepat kedua tangan Mr. Gulam yang penuh dengan bulu tersebut memeluk badan Tutik yang ramping dan mendekap Tutik ke tubuhnya. Karena badan Tutik yang sangat langsing dan dapat dikatakan tinggi kurus itu, lelaki tersebut merasakan seakan-akan memeluk kapas dan sangat ringkih sehingga harus diperlakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.

Mr. Gulam memegang kedua lengan bagian atas tutik dekat bahu, sambil mendorong badan Tutik hingga tersandar pada meja kerja, kemudian Mr. Gulam mengangkat badan Tutik dengan gampang dan sangat hati-hati dan mendudukkannya di atas meja kerja Tutik, kemudian kedua tangan Tutik diletakan di belakang badannya dan dipegang dengan tangan kirinya. Badan Mr. Gulam dirapatkan diantara kedua kaki Tutik yang tergantung di tepi meja dan paha Mr. Gulam yang sebelah kiri menekan rapat pada tepi meja sehingga kedua paha Tutik terbuka. Tangan kiri Mr. Gulam yang memegang kedua tangan Tutik di belakang badan Tutik ditekan pada bagian pantat Tutik ke depan, sehingga badan Tutik yang sedang duduk di tepi meja, terdorong dan kemaluan Tutik melekat rapat pada paha sebelah kiri Mr. Gulam yang berdiri menyamping di depan Tutik.Tangan kanan Mr. Gulam yang bebas dengan cepat mulai membuka kancing-kancing depan baju terusan yang dikenakan Tutik. Badan Tutik hanya bisa menggeliat-geliat, "Jangan..., jangan lakukan itu!, stoooppp..., stoopppp", akan tetapi Mr. Gulam tetap melanjutkan aksinya itu. Sebentar saja baju bagian depan Tutik telah terbuka, sehingga kelihatan dadanya yang kecil mungil itu ditutupi dengan BH yang berwarna putih bergerak naik turun mengikuti irama nafasnya. Perutnya yang rata dan mulus itu terlihat sangat mulus dan merangsang. Tangan kanan Mr. Gulam bergerak ke belakang badan Tutik dan membuka pengait BH Tutik. Kemudian Mr. Gulam menarik ke atas BH Tutik dan..., sekarang terpampang kedua buah dada Tutik yang kecil mungil sangat mulus dengan putingnya yang coklat muda agak tegang naik turun dengan cepat karena nafas Tutik yang tidak teratur.

"Oooohh..., ooohh..., jaanggaannn..., jaannnggaann!". Erangan Tutik tidak dipedulikan oleh pria tersebut, malah mulut Mr. Gulam mulai mencium belakang telinga Tutik dan lidahnya bermain-main di dalam kuping Tutik. Hal ini menimbulkan perasaan yang sangat geli, yang menyebabkan badan Tutrik menggeliat-geliat dan tak terasa Tutik mulai terangsang juga oleh permainan Mr. Gulam ini.Mulut Mr. Gulam berpindah dan melumat bibir Tutik dengan ganas, lidahnya bergerak-gerak menerobos ke dalam mulut Tutik dan menggelitik-gelitik lidah Tutik. "aahh..., hmm..., hhmm", terdengar suara mengguman dari mulut Tutik yang tersumbat oleh mulut Mr. Gulam. Badan Tutik yang tadinya tegang mulai agak melemas, mulut Mr. Gulam sekarang berpindah dan mulai menjilat-jilat dari dagu Tutik turun ke leher, kepala Tutik tertengadah ke atas dan badan bagian atasnya yang terlanjang melengkung ke depan, ke arah Mr. Gulam, payudaranya yang kecil mungil tapi bulat kencang itu, seakan-akan menantang ke arah lelaki India tersebut.Mr. Gulam langsung bereaksi, tangan kanannya memegangi bagian bawah payudara Tutik, mulutnya menciumi dan mengisap-isap kedua puting itu secara bergantian. Mulanya buah dada Tutik yang sebelah kanan menjadi sasaran mulut Mr. Gulam. Buah dada Tutik yang kecil mungil itu hampir masuk semuanya ke dalam mulut Mr. Gulam yang mulai mengisap-isapnya dengan lahap. Lidahnya bermain-main pada puting buah dada Tutik yang segera bereaksi menjadi keras. Terasa sesak napas Tutik menerima permainan Mr. Gulam yang lihai itu. Badan Tutik terasa makin lemas dan dari mulutnya terus terdengar erangan, "Sssshh..., ssssshh..., aahh..., aahh..., ssshh..., sssshh..., jangaann..., diiteeruussiinn", mulut Mr. Gulam terus berpindah-pindah dari buah dada yang kiri, ke yang kanan, mengisap-isap dan mejilat-jilat kedua puting buah dada Tutik secara bergantian selama kurang lebih lima menit.

Badan Tutik benar-benar telah lemas menerima perlakuan ini. Matanya terpejam pasrah dan kedua putingnya telah benar-benar mengeras. Dalam keadaan terlena itu tiba-tiba badan Tutik tersentak, karena dia merasakan tangan Mr. Gulam mulai mengelus-elus pahanya yang terbuka karena baju mininya telah terangkat sampai pangkal pahanya. Tutik mencoba menggeliat, badan dan kedua kakinya digerak-gerakkan untuk mencoba menghindari tangan lelaki tersebut beroperasi di pahanya, akan tetapi karena badan dan kedua tangannya terkunci oleh Mr. Gulam, maka dia tidak bisa berbuat apa-apa, yang hanya dapat dilakukannya adalah hanya mengerang, "Jaanngaannnn..., jaannngggannn..., diitteeerruusiin", akan tetapi suaranya semakin lemah saja.Melihat kondisi Tutik seperti itu, Mr. Gulam yang telah berpengalaman, yakin bahwa gadis ayu ini telah berada dalam genggamannya. Aktivitas tangan Mr. Gulam makin ditingkatkan, terus bermain-main di paha Tutik yang mulus itu dan secara perlahan-lahan merambat ke atas dan, tiba-tiba jarinya menyentuh bibir kemaluan Tutik. Segera badan Tutik tersentak dan, "aahh..., jaannggaan!", mula-mula hanya ujung jari telunjuk Mr. Gulam yang mengelus-elus bibir kemaluan Tutik yang tertutup CD, akan tetapi tak lama kemudian tangan kanan Mr. Gulam menarik CD Tutik dan memaksanya lepas dari pantatnya dan meluncur keluar di antara kedua kaki Tutik. Tutik tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghindari perbuatan Mr. Gulam ini.

Sekarang Tutik dalam posisi duduk di atas meja dengan tidak memakai CD dan kedua buah dadanya terbuka karena BH-nya telah terangkat ke atas. Muka Tutik yang ayu terlihat merah merona dengan matanya yang terpejam sayu, sedangkan giginya terlihat menggigit bibir bawahnya yang bergetar.Kelihatan perasaan putus asa dan pasrah sedang melanda Tutik, disertai dorongan birahinya yang tak terbendung melandanya. Melihat ekspresi muka Tutik yang tak berdaya seperti itu, makin membangkitkan nafsu birahi lelaki tersebut. Mr. Gulam melihat ke arah jam yang berada di dinding, pada saat itu baru menunjukan pukul 12.30, berarti dia masih punya waktu kurang lebih satu setengan jam untuk menuntaskan nafsunya itu. Pada saat itu Mr. Gulam sudah yakin bahwa dia telah menguasai situasi, tinggal melakukan tembakan terakhir saja.Tampa menyia-nyiakan waktu yang ada, Mr. Gulam, dengan tetap mengunci kedua tangan Tutik, tangan kanannya mulai membuka kancing dan retsliting celananya, setelah itu dia melepaskan celana yang dikenakannya sekalian dengan CD-nya. Pada saat CD-nya terlepas, maka senjata Mr. Gulam yang telah tegang sejak tadi itu seakan-akan terlonjak bebas mengangguk-angguk dengan perkasa. Mr. Gulam agak merenggangkan badannya, maka terlihat oleh Tutik benda yang sedang mengangguk-angguk itu, badan Tutik tiba-tiba menjadi tegang dan mukanya menjadi pucat, kedua matanya terbelalak melihat benda yang terletak diantara kedua paha lelaki India itu. Benda tersebut hitam besar kelihatan gemuk dengan urat yang melingkar, sangat panjang, sampai di atas pusar lelaki tersebut, dengan besarnya kurang lebih 6 cm dan kepalanya berbentuk bulat lonjong seperti pohon jamur. Tak terasa dari mulut Tutik terdengar jeritan tertahan, "Iiihh", disertai badannya yang merinding. Tutik belum pernah melihat alat vital lelaki sebesar itu. Tutik merasa ngeri. "Bisa jebol milikku dimasuki benda itu", gumannya dalam hati.

Namun Tutik tak dapat menyembunyikan kekagumannya. Seolah-olah ada pesona tersendiri hingga pandangan matanya seakan-akan terhipnotis, terus tertuju ke benda itu. Mr. Gulam menatap muka Tutik yang sedang terpesona dengan mata terbelalak dan mulut setengah terbuka itu, "Kau Cantik sekali Tik...", gumam Mr. Gulam mengagumi kecantikan Ttutik,Kemudian dengan lembut Mr. Gulam menarik tubuh Tutik yang lembut itu, sampai terduduk di pinggir meja dan sekarang Mr. Gulam berdiri menghadap langsung ke arah Tutik dan karena yakin bahwa Tutik telah dapat ditaklukkannya, tangan kirinya yang memegang kedua tangan Tutik, dilepaskannya dan langsung kedua tangannya memegang kedua kaki Tutik, bahkan dengan gemas ia mementangkan kedua belah paha Tutik lebar-lebar. Matanya benar-benar nanar memandang daerah di sekitar selangkangan Tri yang telah terbuka itu. Nafas laki-laki itu terdengar mendengus-dengus memburu. Biarpun kedua tangannya telah bebas, tapi Tutik tidak bisa berbuat apa-apa karena di samping badan Mr. Gulam yang besar, Tutik sendiri merasakan badannya amat lemas serta panas dan perasaannya sendiri mulai diliputi oleh suatu sensasi yang mengila, apalagi melihat tubuh Mr. Gulam yang besar berbulu dengan kemaluannya yang hitam, besar yang pada ujung kepalanya membulat mengkilat dengan pangkalnya yang ditumbuhi rambut yang hitam lebat terletak diantara kedua paha yang hitam gempal itu.Sambil memegang kedua paha Tutik dan merentangkannya lebar-lebar, Mr. Gulam membenamkan kepalanya di antara kedua paha Tutik. Mulut dan lidahnya menjilat-jilat penuh nafsu di sekitar kemaluan Tutik yg tertutup rambut halus itu. Tutik hanya bisa memejamkan mata, "Ooohh..., nikmatnya..., ooohh!", Tutik menguman dalam hati, mulai bisa menikmatinya, sampai-sampai tubuhnya bergerak menggelinjang-gelinjang kegelian. "Ooooohh..., hhmm!", terdengar rintihan halus, memelas keluar dari mulutnya. "Paakkk..., aku tak tahan lagi...!", Tutik memelas sambil menggigit bibir.

Sungguh Tutik tidak bisa menahan lagi, dia telah diliputi nafsu birahi, perasaannya yang halus, terasa tersiksa antara rasa malu karena telah ditaklukan oleh orang India yang kasar itu dengan gampang dan perasaan nikmat yang melanda di sekujur tubuhnya akibat serangan-serangan mematikan yang dilancarkan Mr. Gulam yang telah bepengalaman itu. Namun rupanya lelaki India itu tidak peduli, bahkan amat senang melihat Tutik sudah mulai merespon atas cumbuannya itu. Tangannya yang melingkari kedua pantat Tutik, kini dijulurkan ke atas, menjalar melalui perut ke arah dada dan mengelus-elus serta meremas-remas kedua payudara Tutik dengan sangat bernafsu.Menghadapi serangan bertubi-tubi yang dilancarkan Mr. Gulam ini, Tutik benar-benar sangat kewalahan dan kemaluannya telah sangat basah kuyup. "Paakkk..., aakkhh..., aakkkhh!", Tutik mengerang halus, kedua pahanya yang jenjang mulus menjepit kepala Mr. Gulam untuk melampiaskan derita birahi yang menyerangnya, dijambaknya rambut Mr. Gulam keras-keras. Kini Tutik tak peduli lagi akan bayangan suaminya dan kenyataan bahwa lelaki India itu sebenarnya sedang memperkosanya, perasaan dan pikirannya telah diliputi olen nafsu birahi yang menuntut untuk dituntaskan. Wanita ayu yang lemah lembut ini benar-benar telah ditaklukan oleh permainan laki-laki India yang dapat membangkitkan gairahnya.

Bersambung...