Rieke, 21 tahun, adalah mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi cukup ternama di Bandung. Sangat cantik, kulit putih, tinggi badan sekitar 165 cm mungkin lebih, buah dada tidak terlalu besar tapi terlihat kenyal dan menantang dibalik kaos atau kemeja ketat yang suka dia pakai. Di kampus, Rieke berpacaran dengan seniornya, Dona, 25 tahun. Mereka adalah pasangan yang sangat serasi. Cantik dan ganteng. Usia hubungan mereka yang sudah cukup lama, juga karena gaya hidup mereka yang bisa dibilang bebas, mereka sudah sering melakukan hubungan badan.



"Rieke, aku pengen nih?" kata Dona berbisik kepada telinga Rieke suatu saat di kantin kampus.
"Dasar.. Kamu kan sudah aku kasih semalam," ujar Rieke sambil mencubit tangan Dona.
"Tapi sekarang aku horny, nih..." ujar Dona sambil mengusap selangkangannya.
"Ini kan masih di kampus.. Emangnya mau main di kantin sini?" tanya Rieke sambil menatap Dona.
"Kita ke aula, yuk!" ajak Dona sambil tersenyum.
"Kita tidak usah main, isepin saja punya aku, ya..." pinta Dona.

Rieke tersenyum sambil bangkit. Setelah membayar jajanannya, mereka bergegas menuju aula yang memang selalu sepi kalau hari biasa. Mereka tidak langsung masuk, tapi sebentar melihat dulu situasi yang ada. Setelah dinilai aman, mereka segera masuk. Lalu mereka langsung menuju balik panggung podium. Dona menarik tangan Rieke agar mendekat. Lalu sambil mengecup bibir Rieke, Dona membuka sabuk dan resleting celananya. Setelah itu diperosotkan celananya sampai lutut.

"Ayo dong, sayang.. cepat isep," pinta Dona tak sabar.

Terlihat celana dalam bagian depannya sudah menggembung. Rieke tersenyum lalu berjongkok.

"Tidak sabaran amat sih," ujar Rieke sambil mengelus celana dalam Dona yang menggembung.

Sejurus kemudian diperosotkan celana dalam Dona sampai lutut. Kontol Dona yang sudah tegang dan tegak lalu dikocoknya perlahan sambil sesekali ujung lidah Rieke menjilat lubang kontol Dona.

"Uhh..." Dona mendesah sambil menatap wajah Rieke.

Tak lama mulut Rieke sudah penuh mengulum kontol Dona yang besar. Jilatan dan hisapan serta kocokan tangan Rieke membuat Dona terpejam dan memompa pelan kontolnya di mulut Rieke.

"Ohh.. Terus sayangg.. Ohh..." desah Dona.

Selang beberapa menit, tubuh Dona mengejang. Didesakannya kepala Rieke ke selangkangannya. Kontolnya agak ditekan dalam-dalam ke mulut Rieke. Lalu.. Crott! Crott! Crott! Air mani Dona keluar di dalam mulut Rieke. Rieke dengan mendongak menatap Dona sambil menelan semua air mani Dona di mulutnya. Sambil tersenyum Rieke bangkit berdiri lalu memeluk dan melumat bibir Dona. Donapun dengan hangat membalasnya..

"Sudah puas?" tanya Rieke sambil merapikan pakaian Dona.

Dona tersenyum lalu mengecup bibir Rieke. Merekapun keluar aula..

Suatu hari selesai jam kuliah, Dona mengantar Rieke pulang. Setiba di rumah, adik kandung Rieke, Anton, sedang menonton televisi.

"Kamu tidak sekolah, Ton?" tanya Rieke sambil duduk di depan adiknya itu.
"Males ah.. Aku bolos hari ini?" kata Anton santai sambil tiduran di kursi dan menaikkan satu kakinya ke sandaran kursi.
"Gila kamu!" hardik Rieke.

Anton tetap diam tak memberikan reaksi sambil terus menonton televisi.

"Nik, aku pulang dulu ya?" kata Dona.
"Aku harus ketemu teman nih.. Sudah janji," kata Dona sambil bangkit lalu menghampiri Rieke.
"Iya deh.. Jangan nakal ya?" kata Rieke.
"Iya..." kata Dona sambil mengecup pipi Rieke.
"Aku pulang dulu ya, Ton..." kata Dona.
"O, iya..." kata Anton sambil tersenyum sementara kakinya tetap naik di sandaran kursi. Donapun segera pulang.
"Mama kemana sih," tanya Rieke.
"Tadi sih bilangnya mau ke Mall beli sesuatu," kata Anton.

Mereka terdiam sambil menonton acara di televisi. Tiba-tiba mata Rieke menoleh ke Anton ketika adiknya itu menggaruk pahanya karena gatal. Dan dengan santai, Anton menggaruk pahanya terus sampai ke pangkal paha. Celana pendeknya ikut naik seiring garukan tangan. Rieke sebetulnya merasa biasa saja melihat hal itu. Tapi ketika tangan Anton agak lama menggaruk selangkangannya, mata Rieke melihat sebagian celana dalam Anton menyembul. Terutama bagian depan celananya yang jadi perhatian Rieke. Entah perasaan apa yang datang dalam hati Rieke, yang jelas mata Rieke terus tertuju ke arah selangkangan Anton walau Anton sendiri sudah selesai menggaruk dan merapikan celana pendeknya.

"Kenapa sih kamu melototin celana aku?" tanya Anton mengagetkan Rieke.
"Eh.. Ihh! Aku tidak lihat apa-apa kok," kata Rieke sambil memalingkan wajahnya dan pura-pura menonton televisi lagi.
"Kamu tuh horny ya lihat aku garuk selangkangan?" kata Anton sambil tertawa.
"Yee..!!" teriak Rieke lalu tertawa sambil melempar Anton dengan bantal. Anton juga tertawa.
"Eh, kamu sudah pernah begini tidak dengan si Dona?" tanya Anton sambil menyelipkan jempol tangannya diantara telunjuk dan jari tengah.
"Kamu nanya apaan sih? Tau ah!" kata Rieke sambil melotot.
"Aku kan cuma nanya..." kata Anton tenang.

Rieke bangkit lalu menghampiri Anton. Diambilnya bantal lalu dipukulkannya ke wajah Anton.

"Nakal kamu ya!" kata Rieke sambil tertawa dan terus memukulkan bantal.

Antonpun tertawa sambil mencoba merebut bantal. Ketika sudah terebut, ditariknya bantal tersebut sampai Rieke ikut terjatuh menimpa badan Anton di kursi. Sesaat Tubuh Rieke berada di atas tubuh Anton. Entah kenapa perasaan Rieke yang tadi datang tiba-tiba datang lagi ketika tubuhnya berada di atas tubuh Anton. Apalagi ketika wajah mereka sangat berdekatan hampir bersentuhan. Mereka saling bertatapan sambil diam.

Entah gairah seperti apa yang menuntun bibir Rieke mengecup dan melumat bibir Anton. Antonpun dengan hangat membalas ciuman kakaknya itu. Tangan Anton dengan lembut mengusap punggung Rieke lalu turun dan mulai meremas pantat Rieke. Mereka berdua terus menikmati ciuman demi ciuman dengan mata terpejam dan nafas mulai memburu.

"Pindah yuk?" bisik Rieke.
"Kamar siapa?" tanya Anton.
"Kamar kamu," bisik Rieke lagi.

Mereka segera bangkit lalu menuju kamar Anton. Anton, waktu itu 17 tahun, masih duduk di bangku SMA. Wajah ganteng, malah mirip dengan Rieke. Sebagai pemuda yang mulai masuk pubertas, obsesinya terhadap seks sangat besar. Mulai dari bacaan, majalah dan film porno banyak dia koleksi. Di kamarnyapun banyak tertempel poster-poster porno. Di dalam kamar, mereka kembali berciuman di atas ranjang. Elusan, rabaan, dan remasan pada tubuh masing-masing sudah mulai gencar dilakukan. Anton yang baru pertama kali menyentuh wanita terlihat sangat agresif. Tangannya segera melepas seluruh pakaian yang melekat di tubuh Rieke. Kemudian Anton melepas pakaiannya sendiri.

"Ohh, Ton..." desah Rieke ketika lidah Anton menjilati puting susunya sambil tangannya yang satu meremas buah dadanya. Anton terus memainkan buah dada Rieke dengan lidah dan tangannya sementara kontolnya yang sudah tegak digesek-gesekannya ke memek Rieke.

"Uhh.. Sshh..." desah Rieke sambil terpejam ketika lidah Anton turun menuruni perut lalu mulai menyusuri dan menjilati selangkangannya.

"Ooww.. Mmhh..." desah Rieke makin keras ketika belahan memeknya terasa hangat dan nikmat waktu lidah Anton menjilatinya. Tubuh Rieke agak melengkung merasakan nikmat ketika lidah Anton menjilati kelentitnya.

"Ohh.. Cepat masukkan, Ton.. Cepatlahh..." desah Rieke.

Anton menurut. Setelah mengelap mulutnya yang basah oleh cairan memek Rieke, Anton segera mengangkangi tubuh Rieke. Diarahkan kontolnya ke lubang memek Rieke. Tangan Rieke segera memegang dan membimbing kontol Anton agar bisa masuk ke memeknya. Setelah Anton menekankan kontolnya, bless.. cleb.. cleb.. Kontol Anton sudah mulai keluar masuk memek Rieke. Mata Anton terpejam sambil terus menyetubuhi Rieke.

"Mmhh..." desah Anton di sela-sela genjotannya.
"Ohh.. Teruss.. Teruss.. Mmhh..." desah Rieke sambil memeluk tubuh adiknya itu. Anton terus memompa.
"Mmhh.. Aku capek..." bisik Anton.
"Gantian..." bisiknya lagi.

Rieke mengangguk sambil tersenyum. Anton mencabut kontolnya lalu merebahkan badannya. Rieke langsung bangkit lalu naik ke atas tubuh Anton dan mengarahkan lubang memeknya ke kepala kontol Anton. Kemudian dengan mata terpejam sambil memeluk tubuh Anton, pinggul Rieke bergerak naik turun sesekali berputar dan menekankan memeknya keras ke kontol Anton. Desahan-desahan kenikmatan memenuhi kamar Anton yang memang sudah terhias dengan poster-poster porno menambah suasana romantis adik kakak kandung tersebut. Tak lama gerakan Rieke makin cepat dan keras, tangannya mencengkram pundak Anton. Dengan mata terpejam terdengar desahan panjang dari mulut Rieke.

"Ohh.. Uuhh..." desah Rieke sambil mendesakkan memeknya ke kontol Anton lebih dalam. Kemudian tubuh Rieke lemas.
"Sudah?" tanya Anton.

Rieke mengangguk sambil tersenyum lalu turun dari badan Anton. Anton segera menaiki lagi tubuh Rieke. Kembali kontolnya keluar masuk memek Rieke lebih hebat karena Anton ingin segera mendapat kepuasan. Semakin lama gerakan Anton semakin cepat, sampai akhirnya dengan cepat Anton mencabut kontolnya dari memek Rieke. Kemudian disodorkan kontolnya ke mulut Rieke. Setelah sedikit mengelap kontol Anton yang basah, Rieke segera menghisap kontol Anton sambil mengcocoknya. Tak lama kemudian Rieke merasakan kontol Anton berdenyut dan terasa ada cairan hangat dan asin di lidahnya yang keluar dari kontol Anton. Anton mengejang ketika air maninya menyembur di dalam mulut Rieke. Rieke dengan tenang menelan semua air mani Anton, lalu menjilati sisa air mani yang ada di kepala kontol Anton sampai bersih. Anton merebahkan tubuhnya di samping tubuh Rieke.

"Kamu hebat," puji Rieke.

Anton tersenyum sambil mengecup pipi Rieke. Kemudian mereka bangkit lalu berpakaian.

*****

Sesuai dengan cerita dari Rieke, persetubuhan dengan Anton berlangsung sampai sekarang walau Rieke sudah menikah dengan Dona dan dikaruniai 2 orang anak. Bahkan menurut Rieke juga, satu hari menjelang pesta pernikahan dengan Dona, dia dan Anton sengaja menyempatkan diri pergi ke hotel dan menumpahkan semua kasih sayang disana selama beberapa jam sebagai tanda hadiah perkawinan. Anton juga sekarang sudah menikah, dikaruniai 1 orang anak.