Diam mungkin yang terbaik bagiku tapi apakah dengan diam aku bisa mengurangi beban penderitaan yang selama ini aku pendam di dasar lubuk sanubari. Namaku Ryo dan saat ini aku baru lulus dari sebuah universitas swasta di Jakarta. Bingung mencari pekerjaan yang kini makin langka terjadi.

Kejadian ini berdasarkan kisah nyata tanpa direka-reka ataupun di tambah tambah. Kejadian ini berawal dari masalah keuangan di keluargaku. Pada awalnya kami adalah keluarga yang berkecukupan sampai saat ayahku jatuh sakit. Kehidupan kamipun mulai berangsur-angsur memburuk. Satu persatu barang barang yang bisa laku di jual, kami jual tuk membiayai pengobatan ayahku serta untuk makan kami.

Teman-teman yang selama ini akrab bermain denganku kini meninggalkanku sendirian, baru kini aku sadar mereka hanya berteman denganku ketika aku senang dan ketika aku dalam kesusahan mereka meninggalkanku. Huh, itulah tabiat dari kebanyakan orang yang berada. Mendingan aku berteman dengan orang yang tak mampu. Mereka setia dalam suka maupun duka.

Aku berkenalan dengan seorang gadis. Manis dan imut wajahnya. Dia selalu curhat kepadaku tentang keluarganya yang sibuk dan sibuk melulu dengan bisnis sana dan bisnis sini. Akhirnya dia broken home. Di sela-sela kebingunganku mencari uang datang tawaran yang menggiurkan darinya. Aku bisa mendapatkan uang lumayan besar asalkan tidur bersamanya.

Aku bingung, aku tolak, aku sangat membutuhkan uang itu, dan kalau aku terima, aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Jujur saja aku belum pernah melakukan hal itu sekalipun. Huh, hal yang susah sampai saat ini. Akhirnya dengan berat hati aku terima tawaran itu meski batinku memberontak.

Aku bertemu dengannya di sebuah hotel di kawasan Jakarta selatan. Hotel yang ekslusif untuk aku yang belum pernah tidur di hotel yang sebesar ini. Tanpa basa-basi aku mengetuk pintu kamarnya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku di tengah sejuknya udara di dalam ruangan yang ber-AC itu. Grogi, takut dan rasa penasaran bercampur aduk di dalam benakku. Aku sebentar lagi akan menjadi laki-laki bayaran. Hal yang selama ini belum pernah terbersit sekalipun didalam pikiranku selama ini.

Kulihat seraut wajah manis itu menyambutku ramah dengan senyumnya yang membuat degup jantung para lelaki semakin kencang. Kulihat dia memakai jubah mandi dan wangi sabun mandi memancar dari aroma tubuhnya. Wuihh, semakin grogi aku jadinya. Tubuhku kini mulai terasa kaku tuk digerakkan. Takut, takut untuk selanjutnya. Gimana kalau aku ngga bisa memberikan kepuasan kepadanya maklum aku belum pernah melakukannya.

Aku duduk di bangku sofa yang ada di dalam kamar hotel itu. Memperhatikan gerak-gerik tubuhnya yang aduhai indah yang bisa membuat para lelaki bertekut lutut dihadapannya. Setelah mengobrol sekedar basa-basi akhirnya aku masuk kedalam kamar mandinya. Aku mandi untuk menghilangkan penat dan agar grogiku yang kian menjdai tidak terlihat olehnya.

Setelah mendi perasaan itu gak berkurang, aku pakai jubah yang ada disana. Biru muda warnanya, warna kesayanganku. Kumantapkan langkahku keluar dari kamar mandi tersebut. Betapa terkejutnya aku ketika kuliat dirinya duduk didepan meja rias hanya memakai bra dan underwear saja. Putih mulus dan tak ada cacatnya disamping bodinya yang bagus. Heranku jadinya, banyak orang yang mau melakukannya tanpa imbalan uang tetapi kenapa memilihku dan mengiming-imingkan uang yang cukup banyak.

Kudekati dirinya, kukalungkan lenganku dipundaknya dan mencium lembut lehernya yang jenjang. Aroma wangi melati semerbak tercium oleh hidungku membuat detak jantungku merasa nyaman. Kumulai memciumi lehernya dengan lebih cepat, aku lakukan dengan instingku saja tanpa pengalaman. Kurasakan tangannya mulai mengelus-elus lembut tanganku yang melingkar.

Kubalikkan tubuhnya dan kucium lembut bibir yang tipis menantang itu. Merah muda dan semakin manis dengan adanya tahi lalat kecil di sudut bibirnya sebelah kiri. Bibirku kini mulai mencium lembut pipinya dan bergerak kearah kupingnya dan menurun kearah pundaknya.

Kurasakan tubuhnya bergetar dan tanganya mengelus-elus pundakku. Kini bibirku munurun kearah dadanya. Kulihat payudaranya kini mulai mengembang dan semakin memenuhi branya. Payudara yang cukup besar dengan kulit yang putih sehingga warna bra yang hitam semakin kontras terlihat. Tanpa sadar gairahku kini mulai bangkit. Segala pikiran dan kecemasanku menghilang perlahan dan tergantikan instuisi dan gairah yang semakin menigkat.

Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan keranjang yang empuk itu. Bed cover yang merah muda semakin menarik dengan adanya tubuhnya di situ. Perlahan-lahan kubuka branya dan kulihat puting payudaranya mencuat dengan warnya yang merah muda agak ketuaan. Perlahan-lahan kuhisap dan kugigit-gigit kecil. Kudengar desah nafasnya yang berat dan lenguhan-lenguhan kecil terdengar dari mulutnya.

Tangannya mulai mengacak-acak rambutku. Dadanya mumbusung dan memberi tanda agar aku lebih agresif lagi. Ciumanku kini mulai turuh danturun kebawah sampai diperutnya. Gerakan tubuhnya mulai tak terkendali dan kakinya mulai membelit badanku.

Kuturunkan celana dalamnya dan kulihat rambut yang masih jarang-jarang terlihat di sana. Gumpalan daging berwarna merah ada celah pangkal pahanya. Ada aroma yang aneh ketika aku menciumnya. Perasaan jijik yang tadi timbul kini tidak lagi terganti rasa penasaran seperti apa rasanya bila aku menjilatinya.

Ketika kujilati, pantatnya naik dan bergoyang-goyang. Keluhan-keluhan yang keluar dari mulutnya kini berganti rintihan-rintihan. Kutanyakan apakan dia kesakitan, gelengan kuterima sebagai jawabannya. Wajah yang kuyu dengan pandangan mata yang nanar terlihat oleh mataku. Lidahku mulai lagi kegiatannya di daerah itu. Rintihan-rintihan kini terdengar lagi. Tak lama kemudian kurasakan ada sedikit cairan keluar dari rongga vaginanya. Dia mengejang sebentar kemudian tubuhny lemas. Aku baru tahu bahwa dia telah orgasme.Kubiarkan dia dengan sejuta sensasi yang dirasakannya dan kubiarkan dia tidur dalam pelukanku.

Kumulai berfikir kembali. Lebih baik aku tidak menerima uang yang ditawarkannya. Bila akuterima aku sama saja menjual harga diriku bila tidak, uang darimana aku bisa dapati. Ditengah-tengah lamunanku kurasakan tangannya mengelus-elus lembut dadaku. Aku hanya memakai jubah mandi dan celana dalam saja. Elusannya kini mulai turun kebawah sedikit demi sedikit. Membuat gairahku naik. Bibirnya kini mulai mencium bibirku dengan lembut. Sensasi yang indah.

Hangat, lembut dan manis terasa keika bibirnya yang lembut bertemu dengan bibirku. Tanganya kini mulai mengelus-elus lembut penisku dari luar celana dalamku. Aku tak mau kalah, tanganku kini mulai meneglus-elus celah vaginanya. Kutemukan ada daging yang kecil memanjang. Kupelintir-pelintir pelan, tubuhnya mengejang hebat. Tangannya masuk kedalam celana dalamku dan mengocok-ngocok lembut penisku.

Kubuka baju dan kuturunkan celana dalamku. Kulihat dirinya yang terbaring dengan damai di atas kasur itu. Setelah semuanya kubuka, kupeluk tubuhnya dan kuposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Tangannya menuntun penisku kearah lobang vaginanya. Kugesek-gesekkan sebentar dan secara perlahan-lahan. Pinggulnya bergerak mengikuti kemana rah penisku bergerak.

Setelah cukup, perlahan-lahan aku tekan penisku kedalam vaginanya. Kepala penisku mulai masuk dan terasa hangat, lembut bagaikan sutra. Kutekan lagi danpenisku mulai masuk lebih dalam lagi. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya dan ada kerutan di keningnya. Sakit apa nikmat yang dia rasakan, pikirku. Kutekan lebih keraslagi sampai aku merasa menembus sesuatu, seperti ada kertas tipis yang robek.

Kudengar jeritan pelan. Jangan-jangan dia.. rasa takutku kini mulai menghantui lagi. Kutnyakan apakah dia kesakitan apa masih mau dilanjutkan. Dia hanya mengangguk-angguk dan berbisik ditelingaku agar aku melanjutkannya. Kudiamkan penisku sejenak agar vaginanya dapat menyesuaikan keadaan. Penisku kurasakan hangat dan lembut. Ada gerakan meremas halus dan sedotan-sedotan di dalam vaginanya.

Kugerakkan penisku maju mundur. Lenguhan kudengar semakin menjadi-jadi. Seret dan peret kurasakan penisku bergerak keluar masuk di dalam vaginanya. Lima belas kemudian kurasakan akan ejakulasi. Kutanyakan apakah mau dikeluarkan di dalam atau diluar. Didalam saja jawabnya. Kupacu gerakanku semakin cepat. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Vaginanya mencengkram penisku dan mengurut-urutnya. Pertahananku jebol dan kukeluarkan air maniku di dalam lobang vaginanya. Kudiamkan penisku di dalam vaginanya sampai terlepas sendiri.

Kuperhatikan ada noda-noda darah bercampur air maniku. Takut dan sesal kini terlintas di dalam benakku. Ternyata dia masih seorang perawan dan aku telah merebut kegadisannya. Kubiarkan dirinya tertidur dengan damai dan secara perlahan-lahan kurapikan pakianku dan menyelinap keluar dari kamar hotelnya dengan pikiran kalut aku kembali ke rumah dan merenungi apa yang telah terjadi.

Lebih baik aku tidak menerima uangnya dan handphoneku ku jual untuk biaya berobat ayahku. aku tahu ini yang terbaik tuk kita berdua. apakah aku salah.. Jika aku salah maka apunilah aku.. Untuknya aku minta maaf, bukannya aku tak mau uangmu tapi aku terpaksa tuk menepisnya. Aku tak mau memanfaatkanmu. Sekali lagi maafkan aku. Suatu saat aku akan menghubungimu bila aku sudah siap.

Para pembaca, aku minta saran apa yang harus aku perbuat dan bagaimana aku menghadapinya. apakah aku salah dalam bertindak tetapi apakah aku hanya tak ingin dia terluka oleh sikap dan perbuatanku yang tak bertanggung jawab ini. Silahkan kirimkan kritikan dan sarannya. Sebelumnya aku ucapkan banyak terima kasih dan siapa yang mau berkenalan denganku silahkan hubungi aku saja.

Sebenarnya aku ingin merasakan kenikmatan lagi tetapi aku tak ingin terikat, adakah seseorang yang mau mengajariku setiap teknik bercinta dalam mengejar kebahagiaan sehingga aku bisa membahagiakan pasanganku. Aku ingin banyak kenangan yang tak mungkin terlupa sampai saat aku tua nanti.

Tamat