Kejadian ini sungguh tak pernah aku sangka-sangka sama sekali, aku masih ingat waktu itu tanggal 29 Februari 2004, hari itu aku terima e-mail yang berisi begini:
“Hi Borry, aku seorang ibu rumah tangga, usiaku 30 tahun, saat ini aku sedang ada masalah, masalahnya begini, sejak sebulan lalu suamiku pergi keluar negeri, mungkin dia akan pulang 3 bulan lagi, maka itu aku perlu teman “ngobrol”. Kamu mau nggak jadi temen ngobrol aku, kalau mau kirim e-mail ke aku yach, atau telepon aku di no. 081764709xx, salam kenal Cindy.”

Begitulah pesan yang tertulis di e-mail, oh ya mungkin pembaca bertanya-tanya kok bisa aku dapat e-mail begitu? Jadi begini ceritanya, beberapa bulan lalu aku buka groups di yahoo tentang curhat gratis. Nah di groups itulah aku biasa ngasih pendapat atau jalan keluaR atau sekedar teman ngobrol, bahkan terkadang menjadi pendengar yang baik. Meskipun begitu, aku tak pernah minta bayaran.

Tak lama berselang setelah membaca e-mail tersebut aku telpon Cindy,
“Selamat pagi Mbak, ini dari Borry, aku sudah baca e-mail dari Mbak.”
“Oh Borry, hai nggak nyangka loh kamu langsung telpon, eh tapi ngomong-ngomong jangan panggil Mbak dong, panggil aja Cindy, Ok.”
Begitulah awal telpon kami dan pada telpon itu kami langsung akrab, dia banyak cerita tentang dirinya, kesepiannya, dan betapa butuhnya ia akan seorang teman. Selang beberapa lama kami telpon dia berkata seperti ini.
“Eh Borry, dari pada ngomong di telpon, mending kita ketemuan aja yuk, kamu mau nggak?”
Aku langsung aja mengiyakan dan aku tanyakan ketemuan dimana. Dia menjawab,
“Kita ketemuan di Blok M plaza lt.6 di cafĂ© jepang depannya firesteak mau nggak?”
Kebetulan aku tahu tempat itu dan aku langsung mengiyakan tapi aku langsung ngomong,
“Tapi aku takut Cindy kecewa terhadap aku”
“Kecewa soal apa Borry,” tanya Cindy dengan cepat.
“Aku takut kalau aku tak seperti apa yang Mbak bayangkan, Mbak aku mau jelasin tentang diri aku dulu. Aku pria dengan tinggi 169 cm dan berat 57 kg, pekerjaanku adalah seorang graphic design, menurut temen-temen aku, aku punya wajah yang lumayan ganteng, tapi sayang Mbak..”
“Sayang kenapa Borry..?” tanya Cindy dengan penasaran, aku langsung bilang,
“Begini Mbak, aku punya kekurangan yaitu kaki kiriku lebih kecil dari yang sebelah kanan, jadi jalanku pincang, maka dari itu walau wajahku lumayan, banyak cewek yang nggak menghiraukan aku.” Namun Cindy langsung tertawa dan berkata,
“Borry.. Borry yang seperti itu aja kamu pikirkan, sudah nggak usah kecil hati pokoknya aku tahu dibalik kekurangan kamu pasti banyak kelebihan yang kamu punya, lagi pula foto kamu yang di groups lumayan ganteng kok, ya khan?!”
“Makasih ya Cindy, nggak banyak loh orang yang yang bilang begitu..” dalam hatiku lega rasanya.
“Oh ya Borry.. sebenarnya aku mau tanya sesuatu boleh..?”
“Boleh..” sahutku dengan cepat,
“Emm Borry, ukuran penis kamu berapa sih..?”
Bukan main, diberi pertanyaan seperti itu, alangkah kaget bukan kepalang, soalnya baru kali ini aku dapat pertanyaan seperti itu, tapi dengan jujur aku katakan padanya,
“Ukuran penis aku panjangnya 17 cm dengan diameter 3,5 cm, emangnya kenapa Cyn..?”
“Wow.. itu bener tuh, tuh kan apa Cindy bilang dibalik kekurangan kamu pasti kelebihan kamu banyak..!!”
Kami pun tertawa.
“Iya sudah deh temui aku jam 2 nanti yach jangan sampai telat ok.”
“Ok deh Cindy.. sampai ketemu nanti yach.”

Setelah mandi dan siap-siap aku langsung meluncur ke Blok M. Sampai disana kira-kira pukul 2.10, ups aku telat nih, aku langsung naik lift ke lantai 6 dan langsung belok kanan, karena aku sudah hafal lokasi disana. Sampai disana aku langsung kaget bukan kepalang, dalam hatiku berkata, apakah ini yang namanya Cindy, wah cantiknya bukan main, dengan kulit putih, mulus, dengan ukuran bra ± 34, wah cantik banget, sampai-sampai aku berfikir untuk membatalkan niatku untuk ketemu sama dia, tapi janji adalah janji aku harus tepati.

Aku langsung menuju kearahnya dan dia menyapaku lebih dulu,
“Hai, kamu Borry kan ..?”
“iya, kamu Mbak Cindy yah..”
“Tuh kan dibilang jangan panggil Mbak, kok tetep panggil Mbak sih..” kami pun tertawa dengan terbahak-bahak. Sambil memesan minuman kami langsung akrab layaknya teman yang sudah lama tidak bertemu, saling bertanya ini itu, termasuk soal sex. Dengan gayanya yang sambil memegang rokok, dalam hati aku berkata, benar-benar indah dan sexynya wanita ini, betapa bodohnya pria yang meninggalkan sendiri wanita ini. Dan tanpa kami sadari puluhan puntung rokok telah kami habiskan, waktu pun telah menunjukan pukul 5 sore, dan Cindy memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan ini di apartemennya saja, “Borry kita lanjutin ngobrolnya di apartemenku aja yuk, dari pada disini terus bosen.”

Setelah membayar billing kami pun langsung meluncur ke apartemennya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Ketika keluar ternyata hujan deras, tapi mobil Tarunanya bisa melaju dengan mulus ditengah hujan deras. Namun sial beberapa saat kemudian wiper mobil Cindy macet, terpaksa aku harus turun tangan untuk membetulkan wiper tersebut, mau nggak mau aku harus turun dan hujan-hujanan. Sambil membetulkan wiper bisa kulihat Cindy sepertinya tersenyum kepadaku, sungguh manis senyuman itu. Setelah selesai aku langsung masuk mobil dan bajuku basah semua. Cindy cuma tertawa dan bilang, “Makasih yach Borry, oh ya nanti begitu sampai di apartemenku kamu ganti baju yach, nanti masuk angin, biar baju kamu di kasih ke laundry paling 1 jam selesai ok.”
Aku Cuma bisa mengganguk dan membuka baju kemejaku sehingga aku cuma pakai kaus dalam saja, tak kusangka Cindy di balik kemudi itu dia memberhatikan aku dia bertanya,
“Wah Borry tato kamu bagus juga yach..”
“Iya nih Cyn, lucu yach..” kami pun tertawa bersama.

Tibalah kami di apartemen, setelah memarkir mobil tarunanya, kami langsung menuju lift ke lt. 32, kebetulan didalam lift itu cuma ada kami berdua. Aku berdiri di belakang Cindy, dan bisa kulihat betapa indahnya pantat itu. Oh.. Andai saja aku bisa memiliki dirimu Cindy.., ditengah lamunanku Cindy nyeletuk,
“Ayo ngelamun apa, ngelamun jorok yach..?”
“Ah enggak kok Cindy..”
Mukaku memerah ketika ia mengatakan hal itu. Setelah tiba di apartemennya aku langsung membuka bajuku yang sudah basah kuyup karena kehujanan,
“Borry pakai kimono aku tuh, yang di atas kasur..!”
Wah ternyata semua bajuku basah termasuk celana dalamku, maka mau nggak mau aku harus mencopot semua, dan aku pakailah kimono tersebut, sungguh kimono yang bagus, wangi, dan halus. Setelah selesai aku langsung keluar kamar dan di meja sudah tersedia sebuah capucino hangat.
“Cindy kamu dimana..?”
“Sebentar aku lagi mandi nih, kamu minum aja dulu capucinonya biar badan kamu hangat..”
Aku langsung duduk dan minum capucinonya, sambil menyalakan TV, bisa kulihat betapa banyak koleksi vCD porno yang ia miliki.

Pintu kamar mandi pun terbuka, bisa kulihat betapa indah tubuhnya, dibalik sebuah handuk yang tebal masih saja terlihat betapa sexynya wanita ini, pahanya yang putih, belahan payudaranya membuat penisku berontak dan langsung ngaceng. Bukan itu saja, ternyata Cindy langsung duduk di sofa tanpa harus mengenakan baju dulu.
“Borry kamu kenapa..?”
“Ah enggak Cyn, kok kamu nggak ganti baju dulu sih..?”
“Ngapain ganti baju nanti juga kan nggak perlu baju..?!”
Aku terdiam mencoba mengerti maksud dibalik perkataan itu.
“Borry mau nonton koleksi vCD aku nggak..?”
“Wah mau banget Mbak, apalagi dingin-dingin begini..!”
Aku pun langsung memilih vCD yang bagus dan langsung aku nyalakan, saat aku hendak berdiri tanpa sengaja penisku menyenggol tangannya,
“Eh, maaf Mbak..”
“Ih Borry kamu kok belum nonton sudah ngaceng duluan..”
“Iya nih maklum melihat keindahan tubuh Cindy aja sudah horny.. tanpa harus melihat vCD pun aku sudah horny..” Kami pun tertawa.

Sambil menikmati vCD porno koleksinya kami duduk berdampingan, tak ayal lagi penisku berontak dan ngaceng bukan main. Cindy merapatkan tubuhnya ke tubuhku, aku tahu maksud dibalik itu akupun langsung merapatkan tubuhku dan merangkul Cindy, dia hanya diam saja. Lalu tanpa dikomando tanganku langsung meraih handuk itu dan kutarik ikatannya sehingga handuk itu longgar dan terlihat sedikit, betapa indah buah dada Cindy yang ranum dan montok. Tangankupun mulai meraih payudara indah itu, payudara yang sejak tadi ingin kulumat sampai habis, Cindy hanya diam saja. Sambil mengerang dan merem melek dapat kurasakan kehangatan tubuhnya. Aku terus meremas payudara indah itu, Cindy mengerang,
“Achh.. Borry.. teruus sayang.. nikmat banget, hangat..”
Mendengar desahan itu aku langsung membaringkan tubuh Cindy, kulepas handuknya yang sedari tadi melapisi tubuh indahnya. Wow.. sungguh tubuh yang indah membuatku tak bisa bernafas sesaat. Aku terus bermain dengan lidahku menjilati, mengulum dan terkadang menggigit kecil putingnya yang indah. Ia menggeram, “Ohh.. Borry.. nikmat.. terus sayang..”

Dengan desahan seperti itu, aku terus bermain dengan payudaranya. Setelah beberapa lama dapat kurasakan tangannya menuntun kepalaku untuk menuju vaginanya. Aku bisa memahami hal ini dia minta aku untuk menjilati vaginanya, kepalaku terus turun dari payudara, perut, sampai pada vaginanya..
“Wah Cindy, vaginamu harum sekali, indah..”
Dapat kurasakan cairan lendirnya yang sudah membasahi vagina indah itu. Betapa memerah dan nikmat rasanya, aku terus menjilati, mengendus dan memasukkan hidungku kedalam vaginanya, kumainkan lidahku di klitorisnya, ia mengerang keenakan. Aku terus memainkan lidahku tak berapa lama bisa kurasakan denyutnya semakin kencang, tubuh Cindy mengejang dan akhirnya dia berkata “Borry.. terus, aku mau keluar nich.. achh.. Borry aku .. keluar..”
“Ach.. Sungguh kamu hebat memainkan lidahmu sayang, terima kasih yach..”

Setelah puas dia langsung membuatku terlentang dibawahnya sepertinya dia ingin membalas apa yang aku perbuat padanya. Dia jilati tubuhku, dari bibir, kuping, leher, dadaku, sungguh sebuah sensasi indah yang kurasakan saat lidahnya bermain di putingku..
“Oh Cindy.., teruss.. ohh..”
Sungguh aku sangat menikmatinya, dia terus memainkan lidahnya di tubuhku sehingga tubuhku basah oleh air liurnya dia terus menjelajahi tubuhku sampai ke penisku. Dan dia pun langsung memasukkan penisku ke dalam mulut mungilnya, dibalik indah bibirnya dapat kulihat penisku sepertinya terlihat besar berada dimulutnya, tapi ini sungguh nikmat.
“Borry, penis kamu enak banget, sayang.. Aku habiskan yach Borry..”
“Terus Cindy.., nikmatilah penisku sesuka hati kamu.. ohh.. nikmati Cindy..”

Dia terus menikmati penisku, dari kepala sampai ke biji-bijiku dia lumat semua, sungguh nikmat bibir itu. Dia terus memainkan penisku, digoyangkan ke kanan-kekiri, memasukkan mengeluarkan. Ohh.., selang beberapa lama kurasakan penisku mulai mengejang, aku rasa aku mau keluar “Cindy.. aku mau keluar nih..”
Mendengar itu ia semakin cepat mengulum penisku
“Biar Borry keluarkan saja di dalam mulutku, aku mau menikmati peju kamu..”
“Cindy.. Cindy.. ohh..”
Kurasakan spermaku muncrat didalam mulutnya dan bisa kulihat dia sangat menikmati itu, dia habiskan semua spermaku dan menikmati layaknya sebuah ice cream.
“Ohh.. Borry spermamu sungguh nikmat..”

Setelah selesai menikmati semua spermaku, aku langsung membangkitkan dia, lalu aku ciumi semua bagian tubuhnya. Dia kembali mengerang menikmati belaian lidahku di seluruh tubuhnya.
“Cindy akan kutunjukkan sex yang sebenarnya mau..?”
“Mau.. cepat tunjukkan karena aku sudah nggak tahan lagi nih..”
Aku langsung memainkan penisku di depan vaginanya, aku goyangkan ke kanan ke kiri tanpa memasukkan semua, aku hanya memasukkan kepala penisku saja, aku gesekkan penisku di klitorisnya, diapun mengerang keenakan.
“Borry.. cepat.. ohh.. masukan sayang..”
Namun aku tetap tak mau memasukkan semua penisku kedalam vaginanya, aku hanya memainkan penisku di depan saja dia mengerang dan terus mengerang menikmati goyangan penisku di vaginanya.

Tak berapa lama,
“Ohh Borry.. aku mau keluar lagi nih.. Ohh..”
Semakin kencang teriakan dan erangan yang dia keluarkan, aku merasa bahwa dia akan orgasme yang kedua kalinya. Aku langsung menjilati klitorisnya. Terus terang aku sangat menikmati lendir sperma seorang wanita, dia mengejang, vaginanya berdenyut keras. Sambil menghentakkan pantatnya ke arah mulutku dapat kurasakan cairan segar itu keluar dengan derasnya. Aku langsung menjilati dan menelan sperma yang keluar dari vagina yang indah dan memerah itu. Oh sungguh nikmat.. “Borry.. ohh.. ini yang kedua orgasmeku Borry..”

Setelah habis sperma yang keluar, akupun kembali menjilati payudara yang mengencang dan ranum itu kembali.
“Borryy.. please.. aku lelah..”
Namun aku tak mengindahkan apa yang ia katakan aku terus menjilati buah dada yang paling indah dan ranum itu. Dia terus mengerang dan menikmati cumbuanku. Namun aku tak tahan untuk segera memasukkan penisku kedalam vagina indahnya itu. Aku langsung membalikkan tubuhnya dan menyuruhnya untuk bersandar pada sofa, dengan gaya doggy style aku mulai aksiku.
“Ohh.. sungguh nikmat.. vagina yang sudah dua kali mengeluarkan orgasme itu masih kencang dan rapat.. ohh..”
Cindy pun mengeram menahan sodokan penisku yang masuk menembus vagina indahnya.
“Ohh.. Borry terus.. hentakkan yang hebat Borry..”
Kami terus berkutat dalam birahi, aku terus menggenjot dia dari belakang, setelah kurang lebih 1 jam aku terus menggenjotnya dari belakang aku mengubah posisi, aku balikkan badannya menjadi terlentang.

Melihat payudara yang indah itu aku langsung menjilatinya dan dengan tuntunan tangannya dia memasukkan penisku kembali ke vaginanya. Aku terus berpacu menggenjotnya namun dalam sisi lain aku terus menjilati payudaranya, menggigit dan ketika kurasakan aku akan keluar. Aku angkat kaki kirinya, bersandar dipundakku sehingga bisa kurasakan cairan spermanya membasahi pahaku. Aku terus menggenjotnya.
“Ohh.. Cindy.. aku mau keluar..”
“Tahan Borry.. kita keluar sama-sama..”
Dengan sekuat tenaga sambil mengentot aku menahan spermaku agar tidak keluar lebih dahulu.
“Ohh.. aku keluarin yach..”
“Bareng..” dengan seketika kamipun bisa merasakan muncratan-muncratan sperma di dalam vagina yang indah itu.

Kami pun terkulai lemas dan berpelukan di sofa itu, film koleksi vCD pun telah tamat sedari tadi, namun kami lebih lama berpacu dalam birahi masing-masing lebih lama dari 1 buah vCD.
“Ohh.. makasih yach Borry.. ternyata benar dibalik kekurangan kamu, kelebihanmu banyak sekali, kamu bisa membuat aku orgasme 4 kali dalam sekali main.. kamu hebat.”
Aku hanya bisa tersenyum dalam pelukannya.

Begitulah, pertemuan pertama kami, dan aku cukup puas aku bisa memuaskan dirinya.
“Borry.. nanti kalau aku telpon kamu langsung kesini aja yach..”
“Ok deh Cindy sayang..,” kataku manja.
Kamipun sering bertemu 1 bulan terakhir ini, bahkan terkadang aku menginap di apartemennya. Diapun terkadang memberikanku uang untuk ongkosku dan membeli bajuku, namun bukan berarti aku seorang Gigolo, aku hanya ingin menjadi teman bagi seorang yang kesepian. Namun kini suaminya sudah kembali dari luar negeri, maka terpaksa aku hentikan kegiatan berpacu dalam birahi bersamanya. Dia bilang padaku mungkin akhir bulan April ini dia akan kembali ke luar negeri. Dan kamipun bisa berpacu kembali dalam birahi kami yang tak terbendung oleh jarak dan waktu.

*****

Itulah kisah nyata yang aku alami, yang ingin aku ceritakan kepada semua pembaca sekalian.
Aku sangat ingin mendapatkan “Cindy-Cindy” yang lain untuk menjadi temanku. Bertemanlah denganku maka akan kuberikan apa yang kamu mau.. Dan aku tak pernah meminta bayaran se-senpun.