Provinsi Jawa Timur akan segera memiliki pabrik pesawat terbang, karena Pemerintah Pusat sudah meminta Gubernur Jawa Timur untuk mencarikan lahan seluas 1.000 hektare.
"Minggu lalu, saya sudah dipanggil ke Jakarta untuk membahas rencana itu, tapi jangan diungkap sekarang, karena rencana itu masih belum matang," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo di kampus ITS Surabaya, Kamis (29/9/2011).
Soekarwo mengatakan hal itu di sela-sela pertemuan Paguyuban Rektor PTN Jawa Timur yang dihadiri rektor dan pembantu rektor dari sembilan PTN di Jatim serta Kepala Balitbang Jatim Ir Priyo Darmawan MSc.
Didampingi Ketua Paguyuban Rektor PTN Jatim Prof H Fasich Apt (Rektor Unair) dan Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono DEA, Gubernur Soekarwo menjelaskan pihaknya juga berencana mengoptimalkan eks lapangan terbang seperti di Blitar.
"Lapangan terbang baru juga akan dikembangkan, seperti di Bojonegoro dan Bawean, kemudian Bandara Juanda Surabaya juga akan dikembangkan, karena sekarang sudah overload," paparnya.
Selain itu, pihaknya ingin berencana membangun pabrik 'hi-tech' yang luas yang tidak jauh dari pabrik pesawat terbang. "Tapi, pabrik hi-tech itu tetap harus menampung teknologi tepat guna. Misalnya, pabrik pupuk granule (pupuk organik berbahan baku kompos)," katanya.
"Minggu lalu, saya sudah dipanggil ke Jakarta untuk membahas rencana itu, tapi jangan diungkap sekarang, karena rencana itu masih belum matang," kata Gubernur Jawa Timur, Soekarwo di kampus ITS Surabaya, Kamis (29/9/2011).
Soekarwo mengatakan hal itu di sela-sela pertemuan Paguyuban Rektor PTN Jawa Timur yang dihadiri rektor dan pembantu rektor dari sembilan PTN di Jatim serta Kepala Balitbang Jatim Ir Priyo Darmawan MSc.
Didampingi Ketua Paguyuban Rektor PTN Jatim Prof H Fasich Apt (Rektor Unair) dan Rektor ITS Prof Triyogi Yuwono DEA, Gubernur Soekarwo menjelaskan pihaknya juga berencana mengoptimalkan eks lapangan terbang seperti di Blitar.
"Lapangan terbang baru juga akan dikembangkan, seperti di Bojonegoro dan Bawean, kemudian Bandara Juanda Surabaya juga akan dikembangkan, karena sekarang sudah overload," paparnya.
Selain itu, pihaknya ingin berencana membangun pabrik 'hi-tech' yang luas yang tidak jauh dari pabrik pesawat terbang. "Tapi, pabrik hi-tech itu tetap harus menampung teknologi tepat guna. Misalnya, pabrik pupuk granule (pupuk organik berbahan baku kompos)," katanya.