Aku menggelinjang dengan gaya kuluman anak desa Bogor ini ..hhuuhh nikmatnyaa.. dia mengulum terus .. hingga aku tak mampu lagi menahan spermaku .. terasa sekali bagaimana cairan birahiku merambati kelenjar-kelenjar kontolku .. dan nyuutt .. nyut nyut nyut nyut .. entah berapa kali spermaku muncrat-muncrat .. dan kulihat Lani sangat rakus ..dia menelan seluruh cairan kentalku.. dia tak ingin setetespun tercecer .. semuanya dia minum seakan minum anggur dengan hausnya .. kemudian dia rebah.
'Aacchh Pak Dondyy .. tulungin sayaa .. emut kontol sayaa .. paakk ..'.
Tentu saja saya dengan senang hati membantunya. Ganti aku sekarang yang merangkak dari selangkangannya. Kuraih kontol Lani untuk langsung kulahap. Tanganku meraba bagian-bagian tubuh sensitifnya.. menggapai-gapai untuk menyalurkan birahi yang sedemikian total menjalAri seluruh saraf-saraf dalam tubuhku .. aku memompa, memompa, memompa, memompa.. dan Lani mengangkat-angkat bokongnya agar mulutku dapat lebih dalam lagi menelan batangan kontolnya yang panjang..
Tetapi tidak tahu kenapa.., setelah bermenit-menit aku menyEdotnya, sperma Lani tak kunjung keluar juga ..mungkin perlu sensasi sedikit nihh .. Kubalik tubuhnya dan kusuruh dia menungging. Kemudian aku mulai lagi. Dalam posisi itu kakinya melipat ditindih perutnya dengan telapak kakinya yang terbuka untukku. dari telapak kakinya itulah lidahku mulai menyisir. Dan ..benar saja.. Lani langsung mengaduh kenikmatan .. mulutnya meracau.
'Yaacchh ..pak Dondyy enakk ..disituu ..yaacchh Pak Dondy terruuss..'.
Tetapi ternyata hingga bermenit-menit kemudian belum juga spermanya muncrat. Aku pastikan bahwa nafsu birahi Lani mesti dibakar dengan sensasi erotik. Aku mencobanya.. Kusuruh Lani berbalik dengan menungging. Kini pantatnya tepat menghadap wajahku. Dengan sepenuh birahi, aku langsung menciumi pantat Lani. Huuhh .. kalau semalam aku ciumi pantat yang sama tetapi dengan men-curi-curi dikarenakan pemiliknya dalam keadaan tidur. Sekarang pemiliknya sendiri seakan menyodorkan. Dan bagiku .. hal ini menjadi sangat erotis hingga birahiku langsung melonjak dengan penuh nafsu.
Dan gagasanku rupanya berhasil. Lani langsung merintih dilanda kenikmatan. Tangannya menggapai-gapai kepalaku. Lani ingin aku menciumi dan menjilatinya lebih dalam lagi. Kutusukkan ujung lidahku ke lubang analnya. Dan kini pantatnya menggoyang-goyang agar lidahku lebih menusuk lagi. Sementara itu, kuraih kontolnya yang menggantung, sambil kukocok-kocok. Reaksi Lani langsung bergerak seperti memompa tanganku. Ooohh .. rupanya dia menemukan titik kenikmatannya. Aku berhasil menghadirkan sensasi erotiknya. Kocokan itu semakin kuintensifkan. Kencang, kendor, kencang, kendor bergantian hingga membuat perasaan Lani menjadi memanas dan penasaran.
Akhirnya, dengan paduan sedotan bibir dan jilatan lidahku di analnya dan kocokan tanganku yang bervAriasi.. Lani memuncratkan spermanya. Dengan cepat Lani berbalik, telentang. Kakinya, kedua pahanya melingkar ke leherku, pantatnya memompa sambil merintih, merintih, dan merintih.
'Pak Dondy.. keluaarr ARRCChh..', tanganku terus mempercepat kocokkan dan mulutku mengulum menyedot siap menampung semprotan maninya..
Sekali lagi sangat banyak mani Lani. Dasar bocah .. pasti semua ini merupakan hal yang paling gress bagi nikmat libido yang datang bagi Lani. Kehadiran sensasi erotiknya yang disebabkan aku mau, yaa.. aku mau, aku mau dan sangat mau menjilati lubang duburnya, yang lantas menghadirkan khayalan-khayalannya seakan aku mau dan doyan menjilati kotorannya itulah yang memicu dan memacu libidonya yang kemudian mendorong spermanya muncrat-muncrat sangat banyak .. melumuri rongga mulutku ..
Kembali Lani rubuh di ranjang. Badannya, saraf-sarafnya, kelenjar-kelenjarnya terasa seakan dilolos-lolosi..dia ngos-ngosan. Nafasnya berusaha meraih oksigen sebanyak-banyaknya.. Kami perlu ber istirahat. Aku dan Lani tertidur. Bibirku menyungging senyuman .. Masih ada kenikmatan sensasional lainnya yang akan memberikan kenikmatan seksual pada Lani .. Nanti malam Lani akan masih akan banyak mendapatkan kejutan dariku ..
Kini aku dan Lani berjalan-jalan di pantai menjemput matahari tenggelam. Aku dan Lani terus menyisir pantai Mambruk. Sebuah hutan pantai kecil di depan kami, ketika gelap datang menyergap. Aku dan Lani mencari-cari tempat yang enak untuk merebahkan badan di pasir pantai hutan kecil itu. Di kejauhan nampak perahu-perahu nelayan, lampunya bergoyang-goyang karena ombak atau alun Selat Sunda. Di sebelah kiri yang agakjauh, tampak cahaya temaram Hotel Mambruk. Aku dan Lani menggelar lembaran plastik yang kami bawa untuk alas, kemudian saling merebahkan diri.
Setelah yakin bahwa tak ada orang di sekitar situ, aku langsung merogoh kontol Lani yang telah sama-sama membesar sebagaimana kontolku juga. Aku sedemikian inginnya menciumi kontol yang gede itu. Kontol yang telah memuaskanku. Dan sekaligus juga membuat tersiksanya mulutku saat kontol sebesar itu menyesaki rongga mulutku.
Ooohh.. angin Selat Sunda.. aku kemudian mulai lagi memompa.. Kontol Lani telah menancap pada mulutku. Sesekali aku menggeleng ke kanan atau kiri saat kontol itu keluar dari mulutku dan lidahku menyapu-nyapu kepalanya yang mirip jamur itu, tepian topi baja Nazinya, urat-urat kulupnya yang berlipat-lipat di bawah helmnya .. dan.. bau khas seperti keju dari kontol Lani yang timbul dari setiap kontol yang tidak di sunat..
Lani mengerang meremas rambutku ..
'Lan aku ingin niihh.. aku membisik sambil menyentuh menunjuk lubang duburnya ..'
'hheehh', Lani menyahut.
Dia lantas nungging di atas lembaran plastik itu. Pantatnya langsung kucium dan kujilati. Dia mengaduh kenikmatan.. Tangannya menggapai-gapai kepalaku, Lani memintaku menjilat lebih dalam lagi ke analnya ..
'Laann .. kontolku ingin kumasukin ke sini, boleehh ..?'.
'hheehh ..'
Aku tidak tahu, apakah itu berarti dia setuju.
Kuulangi, 'Boleh Lann ..??'.
'Sakit tidak Paakk ..?',
'Pelan-pelan, n'tar enak sekali deh ..'.
Dia diam, dan aku anggap saja dia mau.. Kembali aku menjilati lubang analnya .. Tanganku merogoh ke kantong celanaku untuk mengambil botol kecil. Baby Oil. Kubeli dari 'drug store' hotel. Kubuka, kutuangkan sedikit isinya dan kuoleskan pada lubang anal Lani hingga licin dan kemudian ke kontolku sendiri. Lani diam saja. Kemudian dengan setengah berdiri aku mengangkangi Lani dari arah bokongnya. Kutempelkan ujung kontolku yang sudah ngaceng berat dan kudorong sedikit demi sedikit.
'Ucchh.. pelan-pelan ..paakk.. ach ach ach .. sakit.. pelan pakk Dondy ..'.
Terasa ujung kontolku sudah menyesaki bibir anal Lani. Gatal dan nikmatnya luar biasa. Kudorong lagi dan bl.. bll.. bllee.. blleess.. Huhuhh .. Kontolku akhirnya amblas seluruhnya.. anal Lani telah menelan batang kerasku .. Kemudian aku memompa pelan-pelan.
'Enak ya paakk ..'.
Aku tersenyum dalam temaramnya pantai Anyer. Pinggulku mengendalikan bokongku maju mundur memompakan kontolku ke dubur Lani. Terkadang aku menusuknya pelaann.. Dan betapa dari mili ke mili nikmatnya kurasakan yang juga dirasakan Lani pada dinding lubang duburnya atau permukaan peka batang kontolku.
Aku tarik pelaann .. untuk mendapatkan kenikmatan yang sama.. Kami ngentot di pantai itu hingga masing-masing meraih 2 kali klimaks. Akhirnya dia ingin juga melakukan sodomi pada analku. Wwwuuhh .. sangat menyeramkan .. Semula aku hanya mengingat Lani yang bocah. Aku lupa pada kontolnya.. Kontolnya yang super gede dan panjang itulah yang membuatku melewati saat-saat menyeramkan..
Aku menungging. Lani sudah meludahi lubang analku, ditambah baby oil yang langsung dituangkan ke bibir analku. Dia juga sudah melumuri kontolnya sendiri dengan pelicin dan pelumas itu. Tetapi.. kontol gede ya tetap saja gede.. Kontol Lani serasa menyobek-nyobek lubang analku. Lani mendorongnya tanpa ampun ke analku. Lani yang semakin bernafsu ngentot pantatku sepertinya kesetanan Jin Selat Sunda .. dia terus saja merangsek.. kontolnya terus merangsek.. merangsekk..
Aku berguling tidak tahan pada sakit dan pedih pada analku.. Lani tidak juga melepaskannya, ikut berguling dengan tetap pada posisi di belakang pinggulku terus mendekapku. Kontolnya tetap saja menancap pada analku. Dan tetap saja dia terus menarik dan menusuk-nusuk lubangku .. hhaacchh..
Alas plastik sudah kami tinggalkan beberapa langkah dari tubuh kami yang saling memeluk punggung satu sama lain memajumundurkan pantat, maju mundur, maju mundur.. Kontol Lani .. wwoohh .. betapa dialah yang membuat lubang analku kesakitan karena pedih dan panas, seperti bara panas kayu api yang dipaksakan menembus duburku..
Kontol itu .. baru kali ini aku ketemu batunya .. aku bayangkan betapa hampir tak ada celah pada bibir duburku karena sesaknya menampung kontol gede ini .. dan pedihnyaa..
Namun akhirnya habis juga .. Dengan meremas pasir kemudian memeluk tubuhku, Lani menggigit punggung dan kudukku, persis seperti anjing jantan. Spermanya yang akan muncrat membuat pantat Lani semakin cepat maju mundur mendorong-dorong kontolnya menembus duburku .. membakar seluruh lubang analku .. duh duh duh duuhh ..
Dia tumpahkan seluruh air maninya ke lubangku. Aku menggigit bibirku menahan rasa panas, pedas dan pedih di duburku. Dan pada muncratan akhir spermanya, birahi Lani masih juga mendera nafsunya. Rambutku dijambaknya, dianggapnya aku seakan kuda tunggangannya, sambil mendorong hingga mentok kontol panjangnya, sehingga aku takut akan merobek ususku, kontolnya kurasakan berkedut-kedut dalam analku .. Itulah cairan terakhir air mani Lani yang kunikmati dalam liang pembuanganku.
Dalam keadaan setengah semaput, lamat-lamat telingaku masih mendengar 'Antonio's Song'-nya Michael Frank yang mungkin datang dari coffee shop Mambruk terbawa angin Selat Sunda itu hingga ke telingaku. Dengan masih agak terseok, kami tinggalkan saja lembaran alas plastik itu di pasir pantai Anyer. Kami kembali ke hotel. Mampir ke restoran untuk makan dan minum-minum sambil mendengerkan beberapa lagu dari band lokal hotel. Untuk yang kedua kalinya aku menggandeng Lani pulang dengan sempoyongan walau hanya sempat menelan setengah gelas bir bintangnya.
Saling sodomi di pantai tadi merupakan akhir hubungan seks sesama lelaki, antara aku dan Lani sepanjang tugasku memotret pantai Anyer selama 2 hari ini.
Tenaga dan sperma yang berkali-kali terperas selama hari-hari di Mambruk ini membuatku dan Lani tidak kuat lagi untuk bersenggama. Kami tertidur dengan pulasnya dalam dinginnya AC hotel Mambruk. Esoknya, pukul 7 pagi hari, sesudah sarapan, kami pulang ke Jakarta. Sepanjang perjalanan tangan-tangan kami saling meremas. Aku berkata pada Lani agar tidak banyak membicaRakan tugas pemotretan di Anyer. Aku menjanjikan, akan mengajaknya lagi pada sesi pemotretan yang lain.
Masih ada beberapa lembar ratusan ribu rupiah sisa biaya akomodasi dari kantor. Aku berikan 2 lembar pada Lani.
'Bagi-bagi, ini sisa ongkos perjalanan tugas kita berdua'.
Lani menerimanya dengan cerah, tangannya mengusap pahaku, jari-jarinya merangkak ke selangkanganku. Lani meremas-remas kontolku dari balik gundukkan celanaku.
Pukul 2 siang itu kami masuk ke area parkir kantor. Dengan sigap Lani membereskan apa-apa yang menjadi bagian tugasnya. Aku melapor pada Bu Erna. Sekaligus berpamitan untuk beristirahat setelah perjalanan yang nikmat tetapi cukup melelahkan itu.
Di rumah, istriku yang cantik dan lembut, yang hanya padanya kuberikan cinta sejatiku itu telah menyiapkan juice dingin buah mangga kesukaanku. Aku langsung tertidur hingga sore hari. Aku mandi air panas yang juga telah disiapkan istriku .. Wwwoo segarnyaa..
Jakarta, medio April 2003
Bersambung . . . . .