Hallo pembaca, ini Bobby lagi. Sudah baca ceritaku yang ke dua? Pengalamanku Dengan Sesama Pria - 2. Bacalah segera jika anda belum melakukannya:). Bagi yang sudah membacanya tentu masih ingat kalau aku meminta pembaca sekalian untuk membayangkan sendiri sex anal yang kualami. Nah, aku menerima beberapa e-mail yang meminta agar aku menceritakan detail sex anal tsb saking penasarannya (thanks buat emailnya). Karena lagi mood, pada bagian ke 3 ini silakan simak detail cerita 2 yang selengkapnya. Begini ceritanya..
*****
Kita mulai saja dari bagian saat Anto selesai mengenakan CD yang diambilnya dari lemariku yang membuatku terangsang.
"Boleh bermalam di sini", tanya Anto lagi dengan senyumnya yang seksi plus penuh 'nakal bermakna'. Aku tersenyum mengiyakan dan masuk lagi ke kamar mandi. Saat itu aku masih mengenakan kaos playboy ketat favoritku yang mencetak tubuh seksiku dengan jelas. Kuambil CD Anto dan kuperas airnya hingga tidak begitu basah lagi lalu kukenakan. CD merah Anto sangat pas kukenakan karena sangat serasi dengan bentuk pantatku. Aku lalu keluar menemui Anto yang saat itu sudah duduk di tepian ranjang tuaku yang berkasur cukup empuk walau sudah tidak terlalu baru lagi. Kulihat mata Anto agak membesar melihat penampilanku saat itu dan tonjolan yang membayang di CD yang dikenakan Anto juga mulai 'tumbuh'.
Aku lalu duduk disamping Anto dan kami saling bertatapan sejenak dengan nafsu yang semakin membara. Tanpa dikomando kami mulai saling mendekatkan wajah dan cup.. cpott.. kami mulai saling berciuman. Anto memelukku dan aku memegang kepala Anto sambil saling melumat bibir dengan lembut, kemudian lumatan kami makin lama makin cepat, liar dan makin menjalar ke mata, hidung, telinga, leher, dahi. Pokoknya wajah kami benar-benar 'lumat' ;). Kemudian aku mengangkat kedua tanganku dan Anto dengan lembut membuka kaos yang kukenakan dengan menariknya ke atas. Anto lalu bermaksud membuka CDku yang sudah penuh sesak dengan kontolku yang menegang.
"Tidak perlu dibuka To, kita lakukan sambil pakai CD saja ya?"
Aku segera mencegah maksud Anto. Anto tidak jadi membuka CD yang kukenakan. Giliranku membuka kaos Anto. Seperti halnya denganku, Anto juga masih memakai CD. Kemudian aku mulai mencium dada Anto yang kekar menonjol dan bersih tanpa bulu. Aku memang sangat menyukai bagian dada dan perut cowok yang kekar berotot, apalagi yang tipenya seperti Anto yang boleh dibilang sebagai kombinasi antara body perenang dengan body binaragawan yaitu body yang bangunnya berbahu lebar atletis, tidak terlalu besar seperti perenang namun memiliki otot yang menonjol bak binaragawan.
"Oh.. Ah.. hah..", Anto mendesah nikmat saat kumainkan putingnya yang menggemaskan itu. Desahan Anto membakar semangatku hingga aku makin bernafsu menjelajahi dada hingga perutnya dengan sapuan lidahku. Anto menggelinjang geli saat kumainkan ujung lidahku di pusarnya. Anto makin 'high' hingga tangannya tanpa sadar mulai menjambak rambut cepakku dan juga mengelus-ngelus plus meremas punggungku. Aku lalu menindih Anto dan dengan posisi 'misionaris' aku mulai goyang dengan menaik turunkan pantatku hingga kontolku yang masih terbungkus CD bergesekan dengan sekitar perut bawah dan paha Anto. Kontol Anto yang berkondisi sama juga bergesekan dengan perutku di bawah pusar. Dapat kulihat ekspresi Anto yang sangat menikmati goyanganku dan remasannya di punggungku juga makin kuat.
Goyanganku membuat ranjang tuaku ikut berderit-derit dengan irama yang dinamis yang merupakan bumbu yang membuatku tambah semangat. Kemudian giliran Anto yang goyang di atas. Anto dengan semangat menghentak dengan kuat menaik turunkan pantatnya hingga kontol kami kadang-kadang saling bergesekan dengan dibatasi oleh CD masing-masing. Cukup lama Anto menghentak hingga akhirnya aku mulai merasakan sensasi nikmat di selangkanganku yang menandakan kalau aku hampir sampai ke puncak. Aaah.. crott.. crott, aku mendesah lega sambil menembak beberapa kali di dalam CD. Kurasakan tubuh Anto juga mulai menegang dengan hentakan yang makin menggila dan Anto akhirnya klimaks tidak beberapa lama setelahku. Anto mendesah lega dan berbaring terlentang di sebelahku dengan nafas yang agak memburu.
"Enak.. kan Sayang..", aku berbisik di telinganya.
Anto hanya melihatku sambil tersenyum puas. Tubuh kami sat itu basah licin mengkilat oleh keringat kami yang membaur. Aku juga tersenyum puas. Rasanya beda dan sangat nikmat sekali sex dengan cara ini..
Sejenak kami beristirahat. Kemudian aku bangkit sambil menanggalkan CDku yang basah oleh cairan mani sambil mengelap sisa sisa cairan yang menempel di selangkanganku. Saat itu posisiku menungging sambil membelakangi Anto. Saat aku menolehkan kepala kulihat Anto sedang menatap pantatku dengan mata berbinar dan kulihat kontolnya mulai bergerak berdenyut-denyut di dalam CDnya yang belum dilepaskan. Rupanya ia sangat terangsang melihat pantatku saat aku menungging tadi. Aku sendiri juga sebenarnya sudah 'on' lagi. Tapi aku pura-pura cuek dan segera menghempaskan diri si samping Anto dengan posisi terlungkup.
Kulihat Anto bangkit sambil melepaskan CDnya yang dilempar begitu saja ke sudut ruangan. Kemudian Anto mendekat dan mulai menyapukan lidahnya di punggungku.
Aku menggelinjang geli merasakan kehangatan lidah Anto yang menari-nari di sela-sela otot punggungku. Rupanya berbeda denganku yang menyukai bagian dada dan perut, Anto sangat suka dengan bagian belakang tubuh cowok, tertama bagian pantat. Dari obrolanku dengan Anto di kemudian hari kuketahui kalau Anto rupanya sudah terobsesi dengan pantatku sejak lama sebelum kejadian hari itu. Hal ini terbukti dengan jilatan Anto yang makin rakus di sela bukit pantatku. Aku merasakan geli nikmat yang luar biasa saat Anto menyapukan ujung lidahnya di lobang pantatku. Anto terus melakukannya di lobangku sambil diselingi dengan ciuman dan sedotan mautnya yang membuat meram melek saking nikmatnya.
"Truss.. To.. terrus.. akh", aku mendesah nikmat.
"Sekarang menungging, Bob..", instruksi Anton. Aku segera menurutinya.
Kulihat Anto membasahi jarinya dengan mani yang yang masih menempel di selangkangan dan di kontolnya yang tadi dikeluarkan saat sex CD dan masih belum sempat di lapnya. Ia lalu mulai memasukkan jarinya ke lobangku. Sebenarnya aku sangat takut dengan yang namanya anal sex. Tapi saat itu aku pasrah saja berhubung sudah sangat nafsunya.
"Aduh.. sakit To..", aku mengaduh saat kurasakan jari tengah Anto memasuki lobangku hingga aku terus mengencangkan otot anusku.
"Santai aja Bob.. Nanti pasti nikmat..", kata Anto dengan suara agak parau.
Kemudian giliran jari telunjuknya yang masuk.
"Sssh..", aku meringis kesakitan sambil memejamkan mata saat Anto mulai menggerakkan jarinya keluar masuk lobangku.
Tak lama kemudian rasa sakitnya mulai berkurang dan aku mulai bisa menikmati gerakan jari Anto yang menghasilkan sensasi nikmat di dalam lobang pantatku. Melihat aku yang mulai rilex Anto mengeluarkan jarinya dan mulai mengarahkan kontolnya yang licin oleh lepotan mani ke sasaran.
"Pelan-pelan To..", aku agak ngeri juga membayangkan kontol Anto menjebol lobangku.
Anto mulai memasukkan kontolnya pelan-pelan. Dapat kurasakan kepala kontolnya yang besar secara perlahan bergerak masuk yang membuatku meringis lagi sambil menegangkan otot dubur.
Anto sejenak menghentikan aksinya dan saat aku mengendurkan otot dubur tiba-tiba saja Anto menghentakkan pantatnya hingga kontolnya masuk seluruhnya ke dalam.
"Aakh..", aku hampir menjerit merasakan sakit yang cukup hebat. Perutku juga rasanya mulas melilit-lilit. Untung mentalku cukup kuat sebagai seorang tentara.
"Tenaang.., janji deh pasti nikmat", desah Anto sambil tangannya yang satu memainkan putingku dan meremas-remas dadaku.
Aku mulai tenang menikmati tangan Anton yang ahli dalam membakar gairahku yang sempat surut tadi. Kemudian Anto mulai menarik dan memompa kontolnya yang membuatku merasa sangat mulas sekali hingga tanpa dapat kukendali aku mulai menegang-negangkan otot duburku.
"Enak.. Bob, lobangmu benar-benar masih perawan".
Sambil berucap Anto mulai memajumundurkan pantatnya lagi.
Dari rasa sakit dan mulas lama kelamaan aku mulai merasakan sensasi nikmat yang makin menghebat.
"Teruss.. To.. Enak.. Ohh.. umph.. akh..", lepas kontrol aku mulai mengeluarkan suara lenguhan dan desahan nikmat yang membuat goyangan Anto makin hebat.
Saat itu tanganku juga aktif mengocok kontolku dengan cepat. Makin lama lobang pantatku makin terasa nikmat-nikmat pedas. Tubuh Anto juga mulai menegang dengan entotan yang makin cepat dan..
"Aaah..", Anto mendesah sambil mendongakkan kepalanya seraya menembak di dalam anusku.
Kurasakan cairan maninya yang mendatangkan sensasi hangat panas pedas nikmat di dalam pantatku.
Anto kemudian menungging sambil menunjuk pantatnya memintaku memasukkan kontolku. Kulihat lobang anus Anto agak besar hingga aku menduga kalau Anto sudah pernah melakukan anal juga atau minimal ia selalu memasukkan sesuatu ke dalamnya:O.
Aku membasahi kontolku dengan ludah lalu mulai mengarahkannya ke lobangnya Anto. Tanpa basa-basi lagi aku mulai memasukkan kontolku. Mulanya agak susah dan membuat Anto meringis karena walaupun lobangnya besar, kontolku malah lebih besar lagi ;).
Aku mulai mengentoti pantat Anto. Aku merasa kontolku seperti dilingkari cincin hangat yang berdenyut-denyut. Sensasi itu sangat nikmat sekali. Anto mendesah pelan menikmati sodokanku sambil memperhatikan ekspresi wajahku. Rupanya Anto sangat menikmati itu.
Setelah beberapa lama mengentoti pantat Anto"Oh.. Aku mau keluar To..", aku mendesah.
"Keluarkan, keluarkan di dalam Bob.." kata Anto.
Dan akhirnya crott.. crott.. aku benar-benar nembak di dalam anus Anto.
Aku terhempas di sebelah Anto dengan kontol masih menancap di pantatnya. Sambil memeluk Anto aku berusaha menenangkan nafasku yang masih memburu itu.
Sekali lagi kami beristirahat sejenak sambil ngobrol dari ringan hingga akhirnya sampai ke obrolan panas tentang pengalaman gay kami. Rupanya Anto lebih aktif jika dibandingkan dengan diriku, cuma Anto sangat pandai sekali menyembunyikan rahasianya. Ceritanya membuat kami sama-sama panas lagi hingga kami melakukannya lagi.. dan lagi.. Totalnya 2 ronde. Satu ronde dengan posisi 69 dan satunya lagi ronde terakhir yaitu blowjob saat kami mandi lagi bersama-sama.
Sekali lagi.. Detilnya silakan bayangkan sendiri.. ;) Ronde terakhir selesai saat subuh tiba dan aku kemudian siap berangkat dengan seragam yang sudah lengkap. Anto sudah terlebih dahulu berangkat lapor ke tempat latihan dan rupanya dia mendapat hukuman karena tidak pulang ke asrama tanpa izin. Untung Anto dapat mengemukakan alasan bohongan yang dapat diterima hingga 'hanya' dihukum bentakan plus push-up saja. Akhirnya aku mengajak Anto untuk tinggal bersamaku namun Anto menolaknya karena ia sangat berhati-hati sekali. Takut terbongkar atau digosipin macam-macam begitu pendapat Anto (profesional juga tuh anak ya..?:)). Ia lebih memilih mengontrak sendiri. Singkat cerita seperti yang aku tuturkan di PENGALAMANKU DENGAN SESAMA PRIA 2 kami lebih bebas 'melakukannya' lagi.
*****
Sekian ceritaku.. Seperti biasa jika ada tanggapan silakan email along with your pic ke: arm_buddy@yahoo. com
Dan sekali lagi maaf untuk e-mail yang tak terbalas olehku. c u.. and please vote.
Tamat