Dan pada waktu itu tanpa kuduga Steve memeluk aku sambil mengatakan happy new year, kemudian memeluk Budi dan mengatakan yang sama. Beberapa saat kami duduk dipantai, dan karena aku lelah sekali dengan perjalanan sepanjang hari ini maka aku berniat untuk kembali ketempat kawan-kawan baruku tadi berkumpul, akan tetapi tanpa kuduga sebelumnya, Steve mengajakku untuk tidur di kamar yang disewanya yang kebetulan berisi dua tempat tidur. Jarak antara pantai dengan tempat penginapan Steve tidak seberapa jauh kurang lebih sekitar tiga ratus meter saja.
Setelah sampai di kamarnya aku segera membersihkan kakiku dari sisa-sisa pasir pantai di kamar mandi kamar itu dan segera aku merebahkan tubuhku ditempat tidurnya demikian halnya dengan Budi, dia juga merebahkan tubuhnya ditempat tidur yang satunya lagi sedangkan Steve masih sibuk dengan keperluannya sendiri di kamar mandi yang aku tidak tahu sedang apa saja dia. Kemudian setelah semuanya selesai dia segera merebahkan tubuhnya disampingku seraya mengucapkan kata.
"Good night my friend," katanya.
"Good night," balasku dengan agak sedikit ngantuk-ngantuk.
Sejenak kami berdua berdiam diri dan kulihat Budi ditempat tidur sebelah sudah pulas tertidur, lalu kurasakan tangan hangat mengelus-elus punggungku dari atas kemudian kebawah demikian berulang-ulang sampai akhirnya tangan itu meremas-remas bokongku yang kenyal, karena aku diperlakukan begitu akhirnya aku tak tahan juga sehingga aku mebalikkan badanku menghadapnya dengan penisku yang sudah ngaceng penuh dan akupun tanpa berbasa-basi lagi segera kuarahkan tanganku untuk memegang penisnya yang ternyata juga sudah ngaceng juga, maka tanpa ba.. Bi.. Bu lagi segera kukeluarkan dari celananya demikian pula tangan Steve juga berusaha untuk mengeluarkan penisku dari celanaku juga, kemudian kami saling mengocok dan meremas penis, belum ada action untuk menghisap atau menindih satu dengan lainnya karena aku takut Budi terbangun sehingga mengetahui semua aktivitasku malam itu sehingga semuanya berjalan tanpa bersuara sampai akhirnya aku ngecrotkan pejuhku ditangannya dan tak berapa lama kemudian Steve juga ngecrotkan pejuhnya diatas selimut yang sekaligus kupakai sebagai lap pembersih tanganku dan akupun segera pulas dalam tidurku dan tidak tahu apa yang dikerjakan oleh Steve selanjutnya pada malam itu.
Sampai aku terbangun pada pagi hari sekitar pukul 07.00, kulihat Steve sudah rapi dengan memakai kemeja warna biru tua, karena dia rupanya ingin keliling ketempat-tempat obyek wisata yang ada di Bali yang dia ketahui dari buku panduan tentang Bali yang selalu dibawanya kemana dia pergi. Kulihat Budipun juga sudah rapi dan kelihatannya dia habis mandi juga. Lalu Steve berkata kepadaku bahwa pagi ini dia ingin jalan-jalan dengan Budi naik motor, karena memang selama di Bali Steve menyewa sebuah motor yang dipakainya untuk berkeliling Bali, lalu dia bertanya apakah aku tida keberatan kalau aku ditinggilkan seorang diri saja, maka kujawab bahwa aku tidak keberatan sendirian di kamar karena itu memang suatu kebetulan karena aku memang ingin bermalas-malasan dan menikmati tidurku lebih lama lagi. Lalu mereka berdua pergi meninggalkan aku dengan berboncengan, entah tujuan mereka kemana aku tidak tahu.
Dan akupun kemudian melanjutkan tidurku lagi sampai kira-kira pukul 11.00 kudengar suara motor yang sudah kukenal itu memasuki halaman rumah penginapan itu dan kudengar suara Budi dan Steve mendekati ke arah kamar yang memang sengaja tidak kukunci dari dalam, lalu kudengar pintu dibuka dan kulihat Budi ada dalam pelukan Steve, aku bisa maklum akan hal itu karena aku tahu siapa Steve sebenarnya.
Selama dua hari kami pergi bergantian kalau kemarin Steve pegi dengan Budi dan aku ditinggalkan sendirian besoknya aku yang pergi dengan Steve dan Budi ditinggalkan sendirian. Karena aku perginya dengan Steve cukup jauh maka barulah pada sore harinya aku sampai kembali ditempat penginapan sehingga kulihat Budi merasa kesepian sehingga dia mengutarakan rencananya untuk pulang kembali ke Surabaya pada malam itu juga dengan menumpang bus malam, sehingga malam itu juga kami bertiga naik kendaraan umum dari Kuta menuju ke terminal Ubung, setelah berbasa-basi sejenak akhirnya aku dan Steve melepas kepergian Budi, dan sebelumnya Steve memberikan bekal uang untuk Budi untuk mencukupi kebutuhannya selama dalam perjalanan dari Denpasar ke Surabaya.
Aku dan Steve balik lagi ke arah Kuta dengan kendaraan umum lagi, sebelum kembali kerumah penginapan Steve. Aku dan Steve makan malam dulu disebuah café yang ada ditepi jalan ke arah pantai Kuta. Setelah selesai makan segera kami bergegas menuju kerumah penginapan Steve dan setelah kami berdua berada didalam kamar, segera Steve memadamkan lampu yang ada di kamar itu dan melepaskan satu persatu pakaiannya karena dia merasa bahwa sekaranglah saatnya untuk bisa bermain dengan bebas tanpa ada rasa takut-takut lagi dengan Budi. Kemudian Steve menghampiri aku dengan badan yang sudah telanjang bulat, kemudian dia mencumbuiku dengan rabaan tangannya yang hangat dan kekar itu mulai dari atas sampai kebawah kemudian kembali ke atas lagi dan kali ini sambil melepas satu persatu kancing bajuku sampai semuanya terlepas, kemudian dia menciumi putingku dari kanan kiri secara bergantian, terus menuju ke arah bawah lagi ke arah pusarku sambil tangannya mengelus-elus penisku yang memang sudah sedari tadi ngaceng, kemudian dia membuka retsletingnya sampai terbuka semuanya dan kulihat dia mulai menciumi penisku yang masih ada dibalik CDku, sambil kedua tangannya berusaha untuk melepaskan celanaku seluruhnya, setelah berhasil melepaskan celanaku kemudian dia segera melepaskan CDku juga dan tanpa ada rasa segan lagi langsung saja penisku dihisapnya sampai kepangkalnya, dan akupun hanya bisa mengeliat-ngeliat seperti cacing kepanasan, sampai akhirnya ngecrotkan pejuhku didalam mulutnya yang langsung dihirupnya sampai habis.
Dengan hanya kami berdua saja membuat Steve bisa bepergian kemana saja hanya dengan berboncengan tanpa harus meninggalkan salah seorang di kamar penginapan, seperti halnya pagi itu Steve mempunya rencana untuk menggelilingi pulau Bali hanya dengan mengendari motor saja secara berboncengan. Hari itu Steve punya rencana kedanau Batur, setelah sebelumnya mampir dulu ke Tampak Siring, pura Besakih ke daerah Trunyan dan setelah hari menjelang sore akhirnya Steve berniat untuk mencari penginapan di desa Batur yang berada diatas danau batur itu. Kami pun mandi dengan air hangat yang ada di kamar mandi karena udara begitu dingin sekali, setelah selesai membersihkan diri kamipun mencari makan disebuah café yang banyak terdapat disana dalam suasana yang temaram dan dingin itu kami saling meremas tangan untuk memberikan kehangatan yang memang kami dambakan dalam suasana yang sepi dan dingin.
Dan seperti biasanya malam itu tidak kami lewatkan dengan begitu saja, akan tetapi kami manfaatkan untuk saling bergumul karena memang udara disana sangat dingin sekali sehingga dengan demikian kami perlu saling menghangatkan tubuh kami masing-masing dan juga saling memberikan kepuasan yang kita reguk bersama saling bergantian dalam waktu yang hampir bersamaan. Menjelang pagi tatkala ayam mulai berkokok, dan akupun terbangun dari tidurku yang nyenyak sekali karena semalam aku telah mendapatkan kepuasan yang begitu hebat dan pagi ini penisku kembali menggeliat tegak berdiri sehingga akupun meremas-remasnya untuk menurunkan gejolak nafsuku akan tetapi tanpa kusadari sepasang mata mengawasi semua yang kulakukakn dipagi hari buta itu yaitu mata Steve yang aku tidak tahu kapan dia terbangun dari tidurnya.
Tanpa berkata sepatah katapun Steve menghampiri aku yang tidur diranjang sebelah, lalu memegang penisku yang sudah ngaceng dari tadi lalu menghisapnya dengan penuh nafsu dan akupun merasakan kegelian yang amat sangat karena penisku ikut tergesek dengan cambang kumis dan jenggotnya yang lumayan panjang itu sehingga menambahkan suatu sensasi yang tiada taranya dan tanpa terasa lenguhanku makin bertambah keras, lalu Steve menutup mulutku dengan jarinya agar aku tidak bersuaru karena di kamar dimana kami menginap memang cukup kecil dan sederhana sehingga apa yang dilakukan tetangga kamar akan dapat terdengar, akupun maklum dan sedapat mungkin aku menahan diriku untuk tidak melenguh dengan kerasnya sampai akupun ngecrot lagi dimulutnya dan hal itu emang diinginkan oleh Steve untuk selalu menghisap dan melumat pejuhku sampai habis untuk ditelannya. Barangkali untuk obat awet muda buatnya, tapi aku tak ambil pusing akan hal itu asalkan aku mendapat kepuasan dan akupun juga dapat memberikan kepuasan yang dia butuhkan dariku.
Setelah matahari mulai naik, akupun segera membersihkan badanku dengan air hangat lalu berpakaian rapi dan Stevepun menyusul untuk membersihkan tubuhnya dan juga berpakaian rapi, setelah itu kami berdua mengambil tempat untuk menikmati sarapan pagi yang disediakan oleh pihak penginapan, tanpa banyak kata-kata yang terucap saat kami makan berdua, hanya aku tanya pada Steve.
"Whats your program today?"
"I want to go to Singaraja, I want to swim in Kalibukbuk beach," katanya.
"Ok, my dear," jawabku sekenanya.
Setelah membereskan semua pembayaran di penginapan itu akupun segera mengambil motor Steve dan mulai menyalakn mesinnya dan kamipun memulai perjalanan kami menuju ke arah utara dan kemudian kerah barat menuju kekota Singaraja akan tetapi kami tidak berhenti disana akan tetapi perjalanan kami teruskan ke arah barat kota Singaraja menuju pantai yang dikenal dengan pantai Lovina, kami hanya berhenti sebentar untuk menikmati suasana dipantai Lovina dan perjalananan kami lanjutkan lebih kebarat lagi menuju Pantai Kalibukbuk, disana terdapat banyak cottage, lalu kami berhenti disebuah cottage yang berada tepat ditepi pantai dengan suasana ala pedesaan karena dinding kamar-kamarnya dibuat dari anyaman bambu, meja dan kursinya dibuat dari bambu, dan atapnya dibuat dari rumbia sehingga seperti tinggal dipedesaan.
Kami mengambil tempat disalah satu payung yang ada dipantai yang ditengahnya apa mejanya dan dikelilingi beberapa kursi, Steve memesan beberapa jenis makanan untuk kami nikmati bersama saat makan siang telah tiba, setelah itu Steve memesan sebuah kamar disana dan tanpa kuduga ternyata kamar mandi dalam kamar tersebut dibuat ditempat terbuka, hanya ada satu shower saja dan sekelilingnya adalah taman sedangkan alas kamar mandi tersebut adalah batu-batu kecil yang ditata rapi sehingga membawa suatu sensasi tersendiri, saat aku mulai melepaskan pakaianku untuk menikmati air segar dan bersih, kulihat Steve juga ikut-ikutan, setelah dia telanjang bulat, dia menghampiri aku dan mulai memelukku dari belakang, mencumbuiku dalam guyuran air segara dan diudara terbuka disiang bolong itu.
Dan seperti biasanya setiap kami bercumbu pasti sampai ngecrot, baik itu di kamar tidur ataupun di kamar mandi, setelah semuanya selesai masih dengan hanya berbalut handuk kami masuk ke dalam kamar dan segera merebahkan diri, sampai akhirnya aku tertidur dalam keadaan setengah telanjang itu. Menjelang sore kurasakan suatu kecupan sayang dikeningku, lalu kubuka mataku dan wajah Steve ada di depan mataku sambil tersenyum.
"Honey, lets wake up"
Kulihat hari sudah senja dan mataharipun mulai tenggelam diufuk barat, aku segera mandi dan keluar dari kamar menikmati udara segar disenja hari sambil menikmati pemandangan matahari tenggelam dengan sinarnya yang kemerahan itu. Suatu suasana yang amat sangat romantis sekali untuk dilewatkan begitu saja.
Menjelang malam kami menuju kesebuah café yang hanya diterangi oleh lampu yang remang-remang saja, karena disetiap meja yang ada hanya ada disebuah lampu kecil berwarna-warni didalam kap lampu dari rotan, kami nikmati makam malam kami, dan kampun tidak berlama-lama didalam café itu. Setelah itu kami kembali menuju ke arah pantai sambil menikmati deburan ombak yang tidak sekeras pantai Kuta, sambil bercerita kesana kemari dan diselingi dengan tawa kami berdua sampai waktu menunjukkan pukul 21.00, kamipun menuju kekamar dengan berpelukan dan saling tertawa, malam itu tidak ada aktivitas yang kami lakukan, mungkin masih lelah karena siangnya sudah ngecrot di kamar mandi, sehingga kami cepat tertidur dan menjelang pagi harinya kami lakukan seperti biasanya seperti yang diinginkan oleh Steve semalam.
"Spend your cream for me, for tomorrow morning, ok?
Dalam suasana pagi hari diiringi deburan ombak yang terdengar dari kamar kami, maka kamipun juga melakukan deburan-deburan ombak nafsu kami yang saling berpacu untuk saling mengejar kepuasan dan saling memberikan kepuasan dalam diri kami masing-masing, sampai akhirnya terkulai dengan badan yang berpeluh dan saling berpelukan diatas tempat tidur yang sudah kusut masai semuanya, tapi kulihat ada senyum tersungging dibibir Steve yang segera kubalas dengan kecupan lembut dibibirnya yang segera dibalas dengan melumat bibirku.
Bersambung . . . . . .