Saya membuka mata berusaha merasakan suasana sekelilingku, lampu yang tadinya sangat terang sekarang menjadi sangat redup, tapi saya mulai sadar bahwa yang memelukku adalah Pak Rudi, hasratku langsung bangkit dan tanpa berkata apa-apa saya kemudian memegang tangan yang memelukku tadi seolah-olah menyetujui dan ingin lebih dari itu, saya memegangi tangan Pak Rudi yang berada di perutku dan menikmati saat ini, rasanya luar biasa berada dalam pelukan seorang laki-laki dewasa ganteng dan gagah serta sangat kukagumi seperti Pak Rudi. Yang selama ini hanyalah merupakan khayalanku semata. Beberapa saat saya masih menganggap itu hanyalah mimpi namun semakin lama rasanya semakin nyata.
Kemudian saya berbalik berhadapan dengannya berusaha memandangi wajahnya walaupun samar-samar saya melihatnya tersenyum kemudian, dia mendekatkan bibirnya pada bibirku dan langsung kubalas, kami berciuman, luar biasa ciuman yang benar-benar tidak akan pernah kulupakan. Terasa aneh merasakan ciuman seperti ini namun rasanya tetap saja luar biasa nikmat, lidahnya yang terus masuk dan sampai menyentuh lidahku, beberapa saat saya hanya terpaku dan menikmati apa yang dilakukan Pak Rudi dengan mulut dan bibirnya pada bibirku, namun mungkin karena hal seperti ini benar-benar merupakan insting dan hasrat sexual, jadi dalam beberapa menit saya langsung bisa membalas dan melakukan hal yang sama terhadap apa yang dilakukan Pak Rudi padaku, rasanya itu merupakan dorongan dalam diriku untuk melakukan sesuatu itu.
Menit-menit berlalu kami hanya habiskan untuk ciuman panjang ini. Saya menyentuh dan meraba muka Pak Rudi mencoba merasakan dan ingin menikmati benar-benar wajah tampan itu, benar-benar lembut dan mulus saya merasakan bekas cukur yang mulai agak kasar namun itu merupakan kenikmatan tersendiri yang membuat semuanya terasa lebih kunikmati.
Kemudian Pak Rudi sambil terus menciumku mulai memidahkan tangan kirinya yang tadinya memeluku dengan erat kedaerah sekitar perutku kebawah menarik sedikit kaosku ke atas dan memasukan tangannya mulai meraba perut dan dadaku, rasanya sensasi yang luar biasa, beberapa saat kemudian saya merasakan tangannya mulai menyentuh penisku dan beberapa saat kemudian sudah mengegamnya dan memijitnya dari luar celana pendek berbahan kaos yang kukenankan, penisku beraksi dengan sangat luar biasa untuk hal ini. Saya merasakan penisku sudah benar-benar tegang dan sangat mengeliat-geliat dalam gegaman tangan orang yang benar-benar kuharapkan untuk melakukan hal seperti ini denganku untuk pertama kalinya.
Namun kami tetap saja menikmati ciuman panjang ini sambil tanganku juga mulai meraba dada Pak Rudi, dan mulai turun kebawah mengegam penis Pak Rudi yang juga sangat tegang, saya benar-benar menikmati benda tersebut ditanganku, tangan Pak Rudi mulai menyusup dibalik celana dan celana dalamku dan meyentuh langsung benda itu, beberapa saat dia mengenggamnya namun beberapa saat kemudian dia menghentikan ciuman itu dan membantu saya mengeluarkan celana dan baju yang kukenakan dan melakukan hal yang sama pada dirinya.
Kini kami berdua benar-benar telanjang, kembali pada posisi kami semula kami kembali berciuman dan saya meraba dada Pak Rudi yang bidang dan ditumbuhi bulu-bulu halus, benar-benar sesuatu yang indah, namun kemudian Pak Rudi bangkit dan pindah ke atas menindih tubuhku dan saya merasakan penis kami yang sudah sama-sama tegang tertekuk ke atas dan terjepit diantara tubu-tuBH kami, Pak Rudi kembali menciumiku kali ini tidak hanya dimulut namun dia menciumi seluruh bagian tumbuhku saat mencium pipi kiriku saya mendengar Pak Rudi berbisik.
"Kamu menikmati ini khan sayang?" tanpa menjawabnya saya langsung mendesah menikmati sentuhan lidahnya pada telingaku.
"Saya memperhatikanmu sejak hari kedatanganmu ke kantor dan berharaf untuk bisa bersamamu," bisiknya ditelingaku.
"I love you sayang" kalimat yang kemudian kudengar.
"I love you too, sayang" jawabku dengan sangat bahagia mendengar ucapan-ucapan itu sambil terus menikmati semua yang terjadi ini. Berat tubuh Pak Rudi yang lebih berat beberapa kilo dibandingkan beratku sendiri dan sedang menindihku ini benar-benar terasa sesuatu yang kunikmati.
Tangan Pak Rudi menyusup diantara celah tubuh kami dan memegang penisku sambil ciumannya pada tubuhku bergerak keleherku dan kemudian kedadaku dan kemudian dia bangkit dan berjongkok diantara kedua kakiku sambil mengenggam penisku dan kemudian memasukan penis itu kemulutnya, mengulumnya dan "oohh.." kata yang keluar dari mulutku untuk sensasi lidahnya pada penisku. Dia terus mengulumnya dan mempermaikan lidahnya pada ujung penisku, beberapa saat dia pindah kebuah zakarku menjilatnya, measukan kemulutnya dan mengulumnya kemudian kembali lagi pada penisku, dan benar-benar luar biasa.
Sekitar 10 menit dia melakukan itu sepertinya dia juga benar-benar menikmati penisku ini, dan beberapa saat kemudian saya berusaha menghentikannya karena rasanya sudah ingin keluar namun dia tetap tidak mau berhenti dan akhirnya.
Crot.. Crot.. Crot..
Denyutan penisku beberapa kali itu juga menghatarkaku pada gerbang kenikmatan yang luar biasa dan menyeburkan mani itu ke dalam mulutnya, dia belum berhenti juga dengan penisku masih mengulumnya dan dia menelan habis semua cairan yang dimuntahkan penisku ke dalam mulutnya.
Beberapa saat kemudian saya hanya terbaring kaku dan masih menikmati keadaan luar biasa yang barusan kualami dan tidak meperdulikan Pak Rudi yang masih sibuk dengan penisku. Saya terlelap beberapa menit mungkin dan saat tersadar Pak Rudi sudah kembali memelukku dan menciumku, saya menolehkan wajahku padanya dan tersenyum.
"I love you, Sayang," kembali saya mendengar kalimat itu dari mulut Pak Rudi.
"I love you too, sayang," balasku sambil mencoba memeluknya dan mencium bibirnya.
Kami kembali dengan ciuman itu dan membuat penisku kembali tegang perlahan juga saya merasakan penis Pak Rudi juga sudah menegang kembali yang mungkin agak dingin saat saya tertidur tadi, sambil terus berciuman saya menggegam penis Pak Rudi dan dia juga melakukan hal yang sama terhadap penisku, tanpa menghentikan ciuman kami dan tidak melepaskan genggaman tanganku dari penis yang terasa sangat indah dalam genggamanku itu saya mengatur posisi agar bisa berada diatas dan menindih Pak Rudi.
Kemudian saya mulai melakukan hal yang sama seperti yang dilakukanya tadi padaku, saya terpaku mencium lehernya cukup lama sambil terus menggenggam dan mengocok penisnya yang kelihatannya dia sangat menikmatinya. Beberapa kali dia mejauhkan tanganku dari penisnya karena dia tidak mau keluar terlalu cepat, dan saya menurut saja. Saya semakin kebawah dan mengambil posisi yang sama saat tadi dia mengulum penisku, saya mengulum penis itu, nikmat sekali merasakan penis yang benar-benar tegang berada dimulutku, beberapa kali saya merasakan bahwa ada sesuatu yang agak asin yang keluar dari penis ini sepertinya mani, yang juga kunikmati.
Sekitar 10 menit saya melakukan hal itu pada penisnya tiba-tiba dia menariku dan memintaku berhenti dan membimbingku untuk berbaring disampingnya. Dia menciumku dan memegangi tanganku berusaha menjauhkannya dari penisnya. Kemudian memegang dan mengocok penisku yang kini sudah kembail sudah sangat tegang.
"Tunggu sebentar ya.. Sayang," bisiknya ditelingaku sambil bangkit dari tempat tidur berjalan kemeja rias mengambil sebotol hand body lotion disana, saya tetap berbaring menunggunya dan menikmati tubuh telanjangnya dengan penis tegangnya yang sedang mengacung. Dia kembali ketempat tidur dan menciumku kembali sambil tangannya kembali dengan ganas menggenggam dan mengocok penisku. Kemudian dia mengoleskan lotion yang sangat banyak pada penisku kemudian membelakangiku dan mengarahkan penisku yang berukuran sekitar 18 cm itu kedaerah analnya, rasanya sulit sekali masuk namun dia terus berusaha mengarahkan penis itu dengan tangannya.
"Dorong dikit sayang" ucapnya, kemudian saya mendorong penisku masuk dan akhirnya masuk juga.
"Pelan-pelan sayang" ucapnya lagi.
Saya mendorong penisku masuk sambil memeluknya dan menciumi punggungnya, rasanya saya mulai benar-benar nikmat dengan hal ini, daerah analnya yang sangat ketat memijit dan memberikan tekanan yang luar biasa pada penisku yang walapun belum seluruhnya masuk.
"Berhenti dulu sayang, jangan digerakan dulu," ucapnya saat saya berusaha mendorong benda pusakaku untuk masuk lebih ke dalam lagi.
Beberapa saat saya melihat dia diam dan memejamkan mata berusaha mengadaptasi benda yang sedang berada di dalam tubuhnya ini. Beberapa menit kemudian saya kembali berusaha mendorong masuk sebagian penisku yang belum masuk dan sepertinya dia sudah mulai menikmati hal ini, dengan melihat dia mulai mendesah menikmatinya saya berhenti sejenak dan memeluknya dengan erat dan mencium punggung dan belakang lehernya menoleh kebelakang berusaha membalas ciuman saya itu kami berciuman kembali dan sepertinya kali ini lidahnya sangat liar dalam mulutku. Mungkin karena dia sudah sangat menikmati benda pusakaku yang sudah hampir tertanam sepenuhnya ke dalam tubuhnya.
Sambil kami berciuman tanganku juga sibuk mengocok penisnya. Kembali beberapa kali dia berusaha menghentikaku karena takut keluar terlalu cepat. Beberapa menit berlalu sambil terus menikmati ciuman basah kami tanpa diperintah saya mulai menggerakkan penis saya untuk maju mundur, dan dia semakin luar biasa saja dengan ciuman itu, lidahnya semakin ke dalam berkelana disemua bagian rongga mulutku, saya terus memaju mundurkan penisku dan terus saya lakukan dan dia sangat menikmati hal tersebut. Kami menghentikan ciuman dan berkonsentrasi untuk menikmati kegiatan keluar masuk penisku ini, dan dia juga sangat menikmati ini, wow.. Saya belum pernah merasakan kenikmatan berhubungan sex seperti ini, dalam benakku.
Saya mulai memikirkan bahwa berhubungan dengan laki-laki jauh lebih menyenangkan dengan wanita. Saya terus memaju mundurkan penisku dan semakin kupercepat dan Pak Rudi semakin mendesah menikmati ini semua hanya deshan nafas kenikmatan yang bisa saya dengar dari mulut Pak Rudi sekarang, sambil saya terus mengocok penisnya dengan tangan kananku.
"Keluarkan sekarang, sayang!"
"Saya juga sudah mau keluar," ucap Pak Rudi sambil terus mendesah menikmati kegiatan kami.
Pak Rudi mengangkat tangan kanannya dan mendorong kepala saya agak kedepan dibawah tangannya itu, kemudian kami berciuman kembali dan tangan saya tetap mengocok penisnya ciuman yang benar-benar panas, dan saya terus memaju mundurkan penisku di dalam tubuh Pak Rudi kadang-kadang saya menyetakkan sangat dalam dan Pak Rudi menikmati setakan tersebut. Tiba-tiba Pak Rudi melepaskan pautan bibirnya pada bibirku dan melenguh panjang.
"Wow.. Wow.. Hah.. Hah..!"
Bersambung . . . .