Crystal Jade 2
Disclaimer :

Cerita ini hanyalah karangan dan fiktif belaka, jadi jika ada kesamaan nama tokoh, latar tempat waktu dan suasana itu hanyalah kebetulan semata. Cerita ini di tujukan bagi orang orang yang suka membaca cerita dewasa dan bila anda merasa belum cukup umur atau tidak pantas membaca cerita ini, silahkan anda meninggalkan halaman ini. Didalam cerita ini terdapat unsur kekerasan, pemerkosaan, dan kegiatan sex lain yang menunjang alur cerita ini. Tetapi penulis mengecam keras hal ini terjadi di kehidupan nyata karena ini hanya sekedar media untuk menyalurkan fantasi penulis semata.


********************************

Dalam Ancaman Abaz Si Sadis



----Sebuah ruangan berukuran sedang terdapat satu tempat tidur----


Jessy
"heegg heggg emmm...ihhhh mauu apa kamuu ahhhh" seorang gadis cantik sedang terbaring lemas dan di sebelahnya seorang lelaki kurus hitam dan berwajah seram sedang menggoyang goyangkan penisnya di dalam vagina gadis itu.

"HAHAHA ini salah mu juga gadis cantik...HAHAHA ayoo rasakan ini heaaa" pria seram it uterus menggenjot gadis itu tanpa ampun. "Ahhhhh sudah Cukupp hentiikannn ahhhhhh Sakiittt" gadis itu meringis kesakitan ketika penis besar itu menghantap vaginanya sampai mentok. Lalu ketika gadis itu hendak sampai pada klimaksnya "aaahhh aaaaa??" erangannya berhenti. Penis itu terdiam di dalam liang vaginanya itu. "Masih mau di lanjutin ga nih????" Tanya pria seram itu menggoda gadis itu. Tapi gadis itu tidak menjawab melainkan ia menggerak gerakkan sedikit pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan sesungguhnya. "Eitsss dasar pelacur!! Jangan cari kesempatan yaa hahahaha" pria seram itu memegang pinggang gadis manis itu dan mencengkram sehingga pinggangnya tak dapat bergerak gerak lagi untuk mencari kenikmatan. "Ayo jawab!! Terusin ga?!" bentak pria seram itu dengan mata yang melotot. Gadis itu hanya pasrah dan mengangguk lemah demi menyongsong kenikmatan yang tiada tara itu.

Pria seram itu kembali menggenjot gadis cantik yang sedang mengejar nafsunya sendiri "ahhh ahhh ahhhhhhhhhhhhhhhhhhh" Erangan panjang dari gadis cantik itu membuat tubuh gadis itu melemas di pelukan pria seram itu. "aahhhh sudah sudahhh cukuppp ahhhhh ahhhhhhhhh" tetapi pria seram itu tidak juga mengampuni gadis cantik yang memohon mohon dengan wajah yang memelas malahan ia menambah tempo genjotannya semakin cepat sehingga Jessy mengalami multi orgasme yang membuatnya pingsan karena kelelahan.



Pantulan sinar matahari yang begitu menyilaukan tampak menyinari wajah Jessy yang sedang terpejam karena di perkosa oleh Abaz si pria bermuka seram itu. Perlahan Jessy membuka matanya dan mendudukkan diri di atas tempat tidur yang sudah acak acakan itu. Ia merenung dan berharap ini semua akan segera berakhir. Gadis cantik yang masih telanjang itu berdiri dan melihat tubuhnya yang sexy itu di cermin "Betapa hinanya gadis yang berada di dalam cermin itu" Hati Jessy terasa perih dan matanya memerah meneteskan air mata. Jessy duduk di tepi ranjang sambil memakai kembali pakaiannya yang berserakan di bawah ranjang itu.

"Brakkk" Abaz masuk ke kamar Jessy sambil membanting pintu. Pria seram itu datang lagi dan melihat Jessy sedang menangis

"Kammmuu mmaaauu apaaa hikss...jagan dekati aku...hiks...aku mau sendiri..." Jessy berkata sambil terisak dengan Abaz. "Ini ganti bajumu aku tahu kamu pasti tidak bisa memakai bahan biasa jadi aku bawakan baju ini berbahan sutera, sama seperti bajumu yang sudah kotor itu" Abaz memberikan baju itu kepada Jessy. "sana Pergii..hiks" Jessy menjawab dengan menangis. "ya sudah aku taruh disini ya" Entah apa yang menyadarkan Pria seram yang katanya sih kejam terhadap wanita ini, lalu ia meninggalkan Jessy sendiri dan menyerahkan pakaian ganti berupa gaun putih sutera yang sangat mahal harganya itu. Jessy hanya duduk termenung melihat si sadis Abaz meninggalkannya sendirian di kamar itu. Ia melihat tubuhnya di kaca dengan pakaian yang sudah tidak layak di pakai lagi. Gadis cantik itu membersihkan tubuhnya di kamar mandi, membasuh vaginanya sampai bersih dari sperma si kejam itu. Jessy menangis meratapi hidupnya yang seperti ini.



****************************

Apa itu?!



----Hutan Belantara----



Suara jangkrik dimana mana, suasana sunyi yang mencekam, five eleven masih tetap berjalan menyusuri hutan belantara itu menuju Pirate Island.

"Heyy sebentar, aku mau buka laptop dulu!" Viona menginstruksikan ke yang lain untuk berhenti sejenak. Ia membuka laptop kesayangannya dan melihat posisi five eleven. "sekarang kita sudah sampai di sini dan sebentar lagi kita akan menemukan sungai yang menyambungkan antara Pirate Island dengan dengan desa Ezerta" jelas Viona. Tetapi gadis cantik itu melihat ada sesuatu yang janggal di layer laptopnya. GPS laptop itu memberikan signal aneh di sekitar mereka.

"Hey, coba kalian melepaskan jaket kalian! Aku mau melihat karena ada sesuatu yang membuat GPS ku tidak beres" gadis itu juga ikut melepaskan jaketnya

"Beres boss" Daniel melepaskan jaketnya dengan cepat

Viona memeriksa jaket itu satu persatu dan ia menemukan sesuatu. Chip kecil yang menempel di jaket Leo. "Leo, ini apa?" Tanya Viona menyelidik

"ha?? Ga tau, aku ga sadar kalau ada benda itu menempel di jaketku" jelas Leo dengan kata kata yang dingin.

"ini itu perlengkapan dari Pirate Island, ini berfungsi sebagai GPS dan kamera. Mungkin saja pada saat perjalanan tadi ada yang menempelkannya di jaket Leo" Michele berusaha membela Leo.

"wah, jangan jangan kamu itu penghianat?!" Daniel mencengkram kedua kerah baju yang di pakai oleh Leo

"ehh sudah sudah. Kok jadi berantem sih... ya udah kita percaya kok sama Leo, lebih baik sekarang kita istirahat dulu di sini" Viona membela Leo.

Merekapun beristirahat di bawah pohon dan mendirikan tenda tetapi bukan tenda biasa, tenda yang di bawa oleh mereka ini hanya dengan satu kali tekan dapat membuka sendiri dan dilengkapi vasilitas kedap suara untuk kenyamanan yang ada di dalam tenda.

Malam semakin larut, tetapi Viona belum juga tidur. Ia masih memikirkan siapa yang di sebut oleh Leo waktu itu. Dengan nekat, Viona mengendap endap ke tenda Leo, ia mengetuk retsleting tenda itu dan Leo membukakannya.



"Hey, malem...hmm boleh masuk ga?" Viona dengan ramah dan senyum khasnya yang memikat.

"hmmm..boleh masuk aja" Leo menjawab sebisanya karena ia jarang sekali dekat dengan wanita.

"Eh Leo aku boleh Tanya?" Viona memulai pembicaraan

"Tanya apa?"

"Siapa itu Meil?"

Leo tercengang mendengar pertanyaan Viona. Mengingatkannya pada seseorang yang sangat berarti untuk hidupnya.

"hmmm..ituuu...kamu tau dari mana Na?" Leo memanggil panggilan Viona dengan "Na" hmmmm lain dari teman temannya yang memanggilnya dengan sebutan "Vio". Jangan jangan ada apa apa nih ^^!

"Waktu kemarin malam, aku jalan jalan ke ruang tengah, lalu aku melihat kamu sedang tidur aku kembali ke kamarku untuk mengambil selimut, tapi pada saat aku menyelimutimu, kamu memanggil nama "Meil" kalo boleh tau itu siapa Leo?"

Wajah Leo bersemu merah mendengar perkataan Viona. Ia mengambil dompetnya dan mengeluarkan sebuah foto wanita cantik mernama Meil itu.

"Ini Meil, mantan pacarku dulu, Ia telah meninggal karena over dosis obat tidur" Leo menjawab dengan meneteskan airmata. Vio mengambil sapu tangannya dan menghapus air matanya. Mereka berpandangan sejenak lalu tiba tiba Leo menerkam Viona dan melumat bibirnya.

"hmmphhhmmmmmmmmhhh" Viona meronta ronta tak karuan menghadapi serangan mendadak itu. "Leo!! Kamu kenapa sih!!!" Viona menopang tubuh Leo yang hendak menerkamnya lagi.

"Na, Aku ingin kamu, kamu jangan tinggalkan aku Na!!" Tak seperti biasanya, Leo yang sekarang ini adalah seorang laki laki yang haus akan wanita.

Viona melihat celah kecil dan dengan sigap ia melepaskan dirinya dan keluar dari tenda Leo. Di dalam tendanya, ia menangis melihat kelakuan Leo yang selama ini diam tetapi sekarang sangat Liar.



********************************

Insiden yang mengejutkan



----Hutan Belantara tempat Five Eleven----



Hari sudah pagi, mereka ber lima bersiap siap berkemas dan melanjutkan perjalanan. Hari ini Viona dan Leo tampak aneh. Viona yang selama ini ceria berubah menjadi pemurung ketika melihat Leo. Michele, Daniel dan Rocky asik bercanda tiba tiba mereka di kejutkan oleh anak panah yang menyambar ke arah Daniel.

"aaawhhhhhhhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa" Daniel berteriak sekeras mungkin. Anak panah itu melukai samping pipinya. Untung saja tidak mengenai bagian yang berbahaya. Dengan sigap Viona membuka laptopnya dan melihat GPS nya itu. Betapa terkejutnya wanita cantik itu melihat di layar laptopnya ada sekitar 100 orang mengepung mereka dan dalam waktu 10 menit lagi mereka akan sampai di sini untuk menyerang. Ke lima orang itu bergerak cepat mengambil persenjataan mereka. Daniel memanjat pohon sambil membawa senjata andalannya AWP type 3500 dan sebuah teropong. Rocky mengendap endap di semak semak dan membawa Carbine yang di pasang kedap suara. Sementara Michele dan Viona sibuk memasang sebuah jebakan bom di mana mana dan Leo dengan tenang membantu kedua wanita itu melempar lemparkan ranjau.

Situasi semakin tegang. Daniel sudah membidik ke arah yang cukup jauh, Viona sangat gemetaran karena sebentar lagi mereka akan terlihat dari arah mana saja dan Michele dan Leo sudah siap siaga memegang handgun type phoenix dengan masing masing handgun berisi tujuh peluru. Sementara Viona memegang sebuah alat pemicu listrik berkekuatan 220 volt dan sebuah handgun ringan type MP5. Suara langkah kaki orang banyak sedang berlari semakin dekat dekat dan dekat. Daniel mulai melihat mereka dan dengan sigap ia menembaki orang orang itu "Duarrrr" Bunyi ledakan yang cukup besar dari senapan Daniel dan beberapa orang sudah tergeletak tak bernyawa. Mereka hampir dekat. Rocky dengan cepat menampakkan dirinya dari semak semak dan menembakkan carbinnya ke segala arah.

"Aku 17 Daniel!!!" Rocky berteriak menyombongkan dirinya yang telah membunuh 17 orang.

"Aku 34 Sobat!!" Daniel membalas kesombongan Rocky itu.

"Apaaaa?!!! Aku tak akan kalah lagi dari mu dasar Telur Busuk" Rocky memaki Daniel dengan sebutan lamanya sewaktu sekolah.



Orang orang itu semakin dekat dan "Duarrrr Bommmmmm" Ranjau yang telah di pasang meledak karena orang orang itu menginjaknya menginjaknya. Banyak sekali yang mati di situ tetapi Viona masih gemetaran melihat orang orang yang datang ke arah mereka semakin banyak. Suasana semakin mencekam. Ketika Leo berteriak kepada orang itu dengan bahasa yang tidak jelas. Orang orang itu berhenti berlari dan mematung. Di tengan kerumunan orang yang kira kira membentuk lingkarang ber diameter 30 meter itu, seorang kakek tua muncul dan melihat leo.

"Haloo kawan lama!! Apa kabar?!" Kakek tua itu menyapa

"Halooo Hoggs!! Lama tak berjumpa!" Leo menyapa kakek tua itu dengan ramah.

Kakek tua itu berteriak kepada semua pengikutnya dan memberi tahu bahwa mereka bukan orang Pirate Island dan orang orang di sekitar situ pun mengangguk anggukkan kepalanya dan mengobrol dengan temannya seolah mereka mengerti apa yang baru di bilang oleh kakek tua yang usianya hampir 50 tahun.

"Leo, Dia siapa?" Tanya Michele ingin tahu.

"Dia adalah teman ayahku. Suku Izlude mereka ini adalah musuh turun temurun orang Pirate yang sudah merebut harta satu satunya mereka yaitu sebuah pedang keramat yang terbuat dari emas" jelas Leo.

"ohhhh halo kakek...maaf telah membunuh orang orangmu" Daniel menyapa kakek itu dengan ramah dan menggaruk garuk kepalanya

"Tidak apa apa anak muda, kami yang salah menyerang kalian tiba tiba. Sekarang, mari aku ajak kalian untuk singgah dulu di tempat kami" Kakek itu mempersilahkan ke lima orang itu berjalan mengikutinya sampai ke sebuah desa yang cukup besar untuk ukuran desa.



*********************************

Apa aku bisa bertahan?!



---Ruang dimana Jessy di sekap----



Pagi hari yang cerah, gadis manis itu tertidur tidak mengenakan pakaian. Ia baru saja selesai di setubuhi oleh Abaz si sadis itu. Ketika ia terbangun menyadari ia sudah tidak berpakaian lagi, ia kembali menangis. Pintu ruangan itu terbuka dan seorang prajurit berwajah jelek dan kurus ini tercengang melihat tubuh seorang wanita cantik tersaji polos di depan matanya. Perlahan prajurit jelek itu mendekati gadis cantik yang sedang ketakutan itu.

"halo nona manis, ini aku bawakan makanan, tetapi kenapa kamu telanjang begini?! Kamu haus nafsu ya? HAHAHAHA" pria jelek itu tertawa sambil melangkah mendekat ke arah gadis cantik itu yang menutupi tubuhnya dengan selimut.

"mau apa kamu?! Jangan mendekat!! Pergii!!" Gadis cantik itu melemparkan bantal dan gulingnya ke arah pria hitam yang buruk rupa itu. Dan Hap!! Tangan pria hitam itu mulai meraba raba tubuh polos gadis itu. "lepaskannn janggannn ahhhhhhh pergiii kamuuu!!" gadis itu terus meronta ronta sehingga membuat pria jelek itu naik pitam. "Plakkk!!" sebuah tamparan melayang ke pipi gadis cantik itu. "awww!! Hiks...jangan.." gadis itu terus menangis "Diem Lu cewe perek! Sekarang mending lu layanin gua atau mukalu bakal lepas gua tampar terus" bagai tertusuk seribu jarum, hati gadis itu sakit sekali mendengar perkataan pria hitam ini. Pria itu mulai menarik selimut yang di pakai gadis itu untuk menutupi tubuhnya. Matanya terpana melihat dua buah bukit kembar bergelantungan di dada gadis itu sungguh menantang. Dengan kasar tangannya meremas bukit itu sehingga pemiliknya merintih kesakitan bercampur perasaan aneh yang enak. "ahhhhhhhhhhhh" gadis itu mendesah tak karuan ketika lidah prajurit tak tau malu ini mengulum putingnya yang sudah mengeras. "Dari tadi bilang tidak ga taunya udah horny juga lu! Dasar perek!" lagi lagi pria jelek ini mengejek gadis yang sedang ia gumuli.



"Jangan di situ jangann...ahhhhhhhhhhhhh" gadis itu mendesah lagi ketika bibir vaginanya di jilati dan di tusuk tusuk oleh lidah pria jelek itu. Matanya menutup merasakan rasa nikmat yang aneh itu. Gadis itu menggeliat keenakan merasakan jilatan jilatan itu lalu tak lama kemudian gadis itu orgasme, pertutnya mengangkat ke atas dan tubuhnya mengejang lalu gadis itu kehilangan tenaganya.

"Heh, perek udah puas kan lu?! Sekarang giliran lu puasin gue ya!" pria jelek itu menyodorkan penisnya yang panjangnya kira kira 20 cm dan berdiameter 3 cm dengan warna hitam dan bau yang cukup menyengat. "Jilat!! Emut!!" pria itu membentak gadis cantik yang kini tak berdaya lagi.

Gadis itu menuruti perintah prajurit itu dan dengan terpaksa menjilati penis itu. baru sekali ia menjilat langsung ia mau muntah "huuekkk" gadis itu memegangi hidungnya "Heh!! Ayo jilat!! Berani tidak menjilat?! nih!" tangan pria itu naik ke atas sambil bersiap siap untuk menamparnya lagi.

"Iya... saya jilat" gadis itu meneteskan air mata dan berusaha menjilat penis bau itu lagi. Karena tidak sabar, pria jelek itu memegang kepala gadis cantik itu dan memaksa kepala itu untuk maju mundur menjilati penisnya. "begini cari nyepong yang bener!! Dasar perek!!" pria itu kembali merendahkan Jessy.

"Plopp" penis itu keluar dari mulut gadis cantik yang terkulai lemah di tempat tidur yang spreinya kini sudah awut awutan dan ia berdiri di samping ranjang lalu menarik kaki Jessy ke tepi ranjang dan bersiap melakukan penetrasi. Gadis itu masih setengah sadar bahwa ia akan benar benar di perkosa oleh prajurit ini.

Sebuah benda tumpul yang sudah keras berusaha menerobos liang vagina yang masih sempit itu. Gadis itu menyadari apa yang akan terjadi lalu ia meronta ronta dan berusaha melepaskan diri dari genggaman tangan pengawal itu di pahanya. "Jangan!! Jangan!! Tolonggg...!!!" gadis itu berteriak teriak. "Plak!!" tamparan keras kembali melayang di pipi gadis itu.



"Tampaknya kamu tidak bisa kalau dengan cara baik baik" pengawal itu mencari tali dari sebuah lemari dan mengikat kedua tangan gadis itu ke sisi sisi ranjang dan kembali pengawal itu melakukan penetrasi ke dalam vaginanya. Dan blessssss masuklah penis hitam itu kedalam vagina gadis yang tak berdaya itu. "Woahhhh!!! Sempitnya!!! Manteeppp!!!" Pria jelek itu mengerang dan merancau tak jelas lalu ia mulai menggerakkan penisnya maju mundur

"ahhhhhhhh ahhhhhh hentikannnnn ahhhhhhh" gadis itu masih tetap meronta ronta tetapi percuma saja. Nafsu gadis itu mulai naik. Rasa aneh yang nikmat itu kembali ia rasakan dan ia mulai mengikuti irama goyangan maju mundur itu. "ahhhhhhh ahhhh akuu keluarr ahhhh" gadis itu orgasme untuk yang ke dua kalinya dan ia terkulai lemas sementara pria itu masih menggenjot vaginanya dan tak lama kemudian "croott crrott" sperma prajurit jelek itu muncrat di dalam rahim gadis itu. gadis itu tersadar akan apa yang ia rasakan. Ia menangis sejadi jadinya dan prajurit itu merapikan pakaian dan melepaskan ikatan di tangan gadis itu.

"Makasih ya perek HAHAHA!!" prajurit jelek itu meninggalkan gadis itu seorang diri di kamar itu. Gadis itu memakai pakaiannya kembali dan ia langsung tergeletak di tempat tidur dan ia tertidur.



********************************

Kekacauan mulai terjadi



----Kota Cronos----



Sejak hilangnya Crystal Jade, kekacauan di Cronos mulai terjadi. Crystal Jade memiliki kekuatan yang sangat berarti ke tiga sisinya melambangkan Air, Api dan Angin. Ketiga element itu dapat melindungi kota Cronos dari bahaya luar yang dapat terjadi. Tetapi, sejak Crystal Jade menghilang, banyak terjadi kebakaran, dan Angin puting beliung yang menghancurkan bangunan bangunan dan ombak laut yang tidak menentu yang sudah menenggelamkan kapal para nelayan. Konon legendanya, Crystal itu di berikan oleh Nerious sang dewa penguasa Planet Pazzer kepada keturunan Raja Craiser Nostrop (Raja pertama Cronos dan Cronos merupakan singkatan dari namanya). Nerious berpesan untuk menjaga baik baik Crystal Jade itu, karena jika jatuh ke tangan yang salah, akan terjadi kekacauan yang sangat besar untuk planet Pazzer terutama Kota Cronos sendiri.



----Sementara itu di luar kota Cronos----



Setelah puas bersinggah di Desa Suku Izlude, Five Eleven kembali melanjutkan perjalanan mereka. Kelima orang terpilih itu menyusuri hutan yang sedang dilanda hujan badai yang sangat besar.

"Ini pasti akibat dari Crystal Jade yang hilang!!" Michele berkata di dalam hatinya. Michele yang sedang berjuang untuk menahan hujan badai itu tampak tenang. mereka berlima kini sedang kesusahan di tengah hujan badai yang sangat ganas itu. "Ctarrr!!!Duar!!!" suara petir menggelegar dan menyambar pohon di depan kelima orang itu, sehingga kelima orang itu melompat kaget dan dengan hati hati melanjutkan perjalanan. Dari kejauhan terlihat sebuah goa dan merekapun berlarian dan berlindung di dalam goa.



*****************************

Pengalaman pertama



----Hutan Belantara----



"huaahhh akhirnya badai sialan itu berenti juga!!!" Daniel berteriak senang dan keluar dari goa.

"Ayo teman teman lebih baik kita lanjutkan perjalanan kita!" Michele menyusul daniel yang sudah keluar dari goa.

"Tunggu!! Berdasarkan GPS ku, dari goa ini kita dapat menuju Pirate Island dengan cepat. Apakah kalian mau coba?" Viona sedang mengutak atik laptopnya.

"kita akan keluar dimana kalau lewat goa ini?" tanya Leo dengan antusias. (gak biasanya Leo antusias begini. Atau jangan jangan???? Ga tau deh.... J)

"hmm gini kita telusuri goa ini dan di dalam goa ini ada sebuah sungai lalu kita ikuti arus sungai itu dan ini akan menghemat waktu kita 8 jam dari biasanya" Viona tergagap menjelaskan kepada teman temannya. (Wah tampaknya cici Vio kita juga udah mulai ada rasa nih J)

"baiklah kita jalan lewat sini saja tampaknya tak terlalu sulit" Rocky menyetujui usulan Viona dan mereka semua bergegas merapihkan peralatan.

Lima orang itu menuruni tebing yang cukup terjal. Rocky dan Leo sampai duluan kemudian di susul oleh michele. Sementara Daniel sedang sibuk melepaskan pengaman yang ia kaitkan di atas. Viona turun dengan hati hati tetapi ia salah berpijak dan "aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhh" wanita canti itu berteriak dan terlepas dari pegangannya wanita itu jatuh kebawah dann.... Hap! Leo menangkap Viona. Mereka berguling guling di pasir berkerikil itu.

"Na, ga apa apa kan?" Leo khawatir terhadap Viona dan ia mengusap usap pipinya

"haa..ehhh ga kok ga apa apa" Viona panik dan langsung berdiri membersihkan sikutnya yang penuh batu kerikil kecil.



"cieeeeee Viona ternyata yaaa ehemmm eheemmmmmm" Michele berteriak menggoda Viona yang baru saja ditolong oleh Leo.

"apaaan sii cheell!!! Awas yaa!!" Viona berlari mengejar tubuh Michele

"Daniel!! hati hati! Nanti ga ada lagi telur busuk di sini!!" Rocky berteriak ke atas

"Oke okeh paman Gober! Dasar mulut ember" Paman Gober adalah julukan Rocky di masa sekolahnya bersama daniel karena emang Rocky itu mulutnya ember.

Setelah semua turun dengan selamat, sekarang mereka kembali melanjutkan perjalanan. Viona kembali membuka laptopnya dan melihat peta.

"Dari sini kita berjalan ke arah sana" tangannya menunjuk ke suatu arah. Dan mereka semua berjalan ke arah yang di tunjuk Viona.

Suara air mengalir mulai terdengar dan Rocky berlari ketika melihat sungai yang ada di depannya.

"Nah ini dia sungainya!!" Rocky senang melihat sungai yang menjadi petunjuk utama dalam goa itu.

Mereka sudah menemukan petunjuk utama dan berjalan menyusuri sungai itu. Malam pun tiba mereka membuka tenda mereka dan istirahat untuk besok. Viona keluar dari tendanya dan ia melihat sebuah tempat yang dapat digunakannya untuk berendam. Kubangan air bersih itu yang terjatuh akibat tetesan stalagnit goa itu. Lalu ia mengambil sebuah bola yang terdapat sebuah tombol. Lalu ia cemplungkan bola itu ke dalam kubangan itu, lampu bola itu menjadi hijau menandakan kubangan itu tidak terdapat apa apa yang dapat membahayakan dan bola itu dapat mengatur suhu air agar tidak terlalu dingin dan tidak terlalu hangat. Viona kembali ke tendanya. Perlahan Viona melepas bajunya hingga menampakkan sesosok tubuh polos yang indah. Lalu ia memakai kimono dan beranjak keluar tenda ke arah kubangan itu. Setelah sampai di kubangan itu, ia melepaskan kimononya dan turun ke dalam kubangan itu dan merasakan air hangat yang dapat menghilangkan lelahnya. Ia memejamkan matanya menikmati kehangatan air dan melepas segala lelah yang ia lalui selama ini.



Tiba tiba ada seseorang di belakang Viona yang membekap mulutnya. "hmmmmmhhhpphh" Viona tak dapat berteriak karena mulutnya di bekap.

"Hey hey ini aku" Michele ternyata mengikuti Viona.

"ihhhh dasar yaa ngagetin aja!" mulut Viona meruncing dan wajahnya cemberut.

"Kamu juga sih, masa mau berendam air hangat sendirian! Aku juga mau tau!" Michele memeluk gadis cantik itu. Mereka berdua saling berpelukan.

"Vi kamu cantik" Michele menatap Viona dalam dalam

"Ihh apaan sih Chel" Viona menepis tangan Michele yang nakal

"hmmmmpphhh Chel jangan begini hmmpphhh ahhhh" Viona meronta akibat ciuman Michele mungkin ia belum pernah merasakan ciuman oleh sesama jenis dan ia mendesah saat tangan Michele menggesek bibir vaginanya. Mereka berdua berciuman sangat mesra tetapi tak lama karena hari semakin larut. Dua gadis cantik itu berdiri dan memakai kimononya kembali ke tenda masing masing. Tak sadar ada sebuah camera sedang mengintai mereka dari sudut goa. Orang berwajah seram itu tersenyum mesum melihat adegan yang begitu panas di layar televisi itu. Sinar matahari yang menerobos di antara celah celah goa dapat menerangi perjalanan mereka. Kini Viona dan Michele sangat mesra, mereka berdua sering sekali bergadengan tangan.



****************************

My Enemy My Hero



----Ruang tempat Jessy disekap----



Sinar matahari pagi yang sangat menyilaukan mata seorang gadis cantik yang mulai terbangun dari tidurnya. Ia menggeliatkan tubuhnya sambil melirik tempat dimana ia di sekap. Ia terkaget dan memegang tubuhnya. "Oh ternyata aku masih berpakaian" prasaan gadis cantik itu lega karena ia masih berpakaian lengkap. Di sebelah tempat tidur terdapat meja kecil dan di atas meja itu sudah tersaji bubur ayam syanghai kesukaan Jessy.

"bagaimana mereka tau kalo aku suka bubur ayam ini ya?" Jessy mengernyitkan keningnya dan meraih mangkuk bubur itu. Dengan lahap ia memakan dan menghabiskan bubur itu. "huaahh kenyang....!" tetapi sesuatu terjadi pada tubuh gadis cantik itu. Tiba tiba tubuh gadis cantik itu melemas dan tak lama kemudian, tiga orang pria itu masuk ke dalam kamar itu.

"Halo nona manis.. kok lemes amat sih...mau kita temenin ga?" Kata seseorang berwajah jelek dan berbadan kurus menggunakan anting di hidungnya.

Jangankan bergerak, berkata kata saja gadis itu tak mampu, ia bagaikan terperangkap dalam tubuh yang hampir lumpuh. Untungnya mata indah gadis cantik itu masih bisa melirik dan otak gadis itu masih berjalan dengan normal. Ketiga orang itu duduk di sebelah kiri dan kanan gadis itu dan yang satu lagi mengangkat kepala gadis itu dan memangkunya di selangkangannya yang sudah menggembung itu.

"Halo manis, kamu main sama kita?" orang yang memegang kepala Jessy menganggukkan kepala gadis itu.

"Bagus, sekarang kita buka yah bajunya" kepala gadis yang sudah tak berdaya itu kembali di anggukkan lagi. Perlahan pakaian gadis cantik itu terlepas dan mepertontonkan tubuh indahnya di hadapan tiga pria tak dikenal itu. Jessy tampak seperti sebuah boneka yang sedang dimainkan oleh anak anak.

"Wuaahhh makin hot aja ni cewe!!" ketiga pria itu menanggalkan pakaiannya hinggal bugil. Sekarang mereka kembali naik ke ranjang dan menghampiri gadis itu.



"Sun kamu bagian kepalanya, aku bagian tengah dan kamu har bagian bawah. Kita puasin gadis kita yang sudah haus ini" Kata seorang pria yang tampaknya pemimpin dari orang orang misterius ini. "Beres Ji!" Sun dan har menjawab hampir bersamaan.

Bibir tebal Sun kini sudah mencium tengkuk gadis itu. Gadis itu hanya dapat berteriak dalam dirinya. Karena sekarang ini tubuhnya tak berdaya dan ia merasa ingin mati saja. Bibir Sun beraksi kembali kali ini naik menuju mulut gadis itu. Mulut mungil itu di lumat habis oleh Sun. Har yang berbadan tambun dan sedikit gemuk ini mulai memainkan puting kanan gadis itu sementara payudara yang kiri di remas remas oleh tangan Har. Har bersemangat sekali karena mendapati "barang baru". Ji yang bermuka bopeng dan berbadan kurus kini mengangkangkan paha mulus gadis itu. Air mata gadis itu menetes meratapi nasibnya sudah menjadi perempuan yang hina. Ji kemudian mulai menjilati bibir vagina gadis itu. Cairan kewanitaan gadis itu mulai membanjiri vagina gadis itu.

"Ini Emut!!" Sun mulai menyodorkan batang penisnya yang berukuran 15 cm dengan diameter 4 cm itu ke dalam mulut gadis manis itu. Sementara Ji mulai mempersiapkan penisnya untuk dimasukkan ke dalam liang surga itu.

Di tengah asiknya ketiga orang itu mencumbui gadis itu. Tiba tiba "BRAK!" pintu kamar itu terbuka seseorang berwajah sudah tua dengan memakai baju besi dan jubah kerajaan masuk dan menembak ke tiga orang itu tepat di bagian kepalanya. Ketiga orang itu mati seketika. Pria tua itu membawa gadis cantik itu pergi meninggalkan ruangan itu. Ia membungkus tubuh gadis itu dengan jubahnya dan membawa gadis itu pergi menuju kamarnya. Sepanjang jalan, gadis itu hanya dapat memejamkan mata. Jessy baru tersadar ketika pria itu menyuntikkan sesuatu kedalam urat nadi gadis itu. Sesaat kemumdian gadis itu mulai menggeliat. Ia menangis dan memeluk pria tua itu dalam keadaan telanjang. Ia menangis dalam pelukan pria tua itu dan mengucapkan "Terimakasih" di telinganya.



"Tadi itu aku kenapa?" tanya gadis itu kepada pria tua itu.

"Kamu terkena racun Spring itu racun yang digunakan seseorang untuk melumpuhkan lawannya. Untung aku cepat memberimu penawar kalau tidak kamu sudah pasti akan lumpuh total" mata gadis itu berkaca kaca mendengar perkataan terakhir pria tua itu.

"Hey, ngomong ngomong, nama mu siapa? Aku ga tau namamu. Dan jabatan mu di sini apa?" tanya gadis itu penuh selidik.

"Aku Fred. Aku adalah salah satu penguasa di Pirate Island senang berkenalan denganmu Jessy" kata Freed dengan menyunggingkan senyum

"salah satu? Memang ada berapa penguasa di sini?" tanya gadis itu lagi ingin tahu

"ada empat. Aku, Abaz adikku, dan dua lagi adalah pengecut karena mereka tidak pernah mau memberikan apa yang mereka punya kepada kami tapi ketika kami menjajah desa seberang, mereka malah meminta bagian"

"Oh...tapi kenapa kamu mencuri Crystal Jade dari Cronos?"

"Sebenarnya itu ulah adikku...ia ingin sekali melihat Crystal itu yang konon katanya sangat indah, tetapi lama kelamaan ia ingin memilikinya sehingga ia membawa sekitar seratus pasukan dan mereka pulang dengan 37 pasukan dan membawamu. Pertama kali ku melihatmu aku sudah mengenalimu"

Gadis itu tersenyum mendengar kata kata terakhir dari Freed.

"Siapa sih yang tak kenal putri Cronos yang di idam idamkan setiap lelaki itu..." Freed memuji gadis itu membuat gadis itu melayang layang. Mereka berduapun menjadi semakin akrab.



*************************

Final destination



Seberkas cahaya terlihat di ujung sungai Rocky, Daniel, Michele, Viona dan Leo berlari menyongsong cahaya itu dan akhirnya mereka keluar juga dari goa aneh yang lumayan menyeramkan itu. Tetapi ketika mereka sedang asik berjalan,

"Angkat tangan! Jangan bergerak!" Suara seseorang yang terlihat kejam sedang membekuk Viona. "aaaahhh" Viona menjerit kaget.



-Bersambung-



Wah gimana ya nasib Viona dan kawan kawannya ya?

Apakah mereka berhasil merebut kembali Crystal Jade dan Jessy dari tangan para bandit?

Kayanya bakalan seru nih Episode berikutnya... tungguin ya.. See u...

By: Henz



© Karya Henz