Petualangan Rikku 2: The Eyewitness
Disclaimer
1. Cerita ini mengandung unsur pornografi dan tidak cocok bagi anak dibawah umur
2. Nama-nama di cerita ini telah disamarkan, semua kemiripan nama adalah tidak disengaja.
3. Cerita ini tidak mengandung unsur SARA apalagi kebencia atau menyudutkan kelompok tertentu. Kalaupun ada keterangan mengenai ras/suku/warna kulit/ciri fisik adalah semata-mata sebagai bumbu penyedap cerita untuk menambah unsur erotisme.
4. Cerita ini karangan pengarang semata, tidak mengutip karya pengarang lainnya, semua kemiripan adalah kebetulan belaka.
5. Hormatilah karya pengarang lainnya, jangan meniru ataupun menjiplak hasil karya pengarang lain dan mengaku-aku itu karyanya sendiri.
6. Cerita ini hanya dipublikasikan di blog kisahbb dan tidak ada di blog lain/website lain manapun juga.
***********************************
Ringkasan sebelumnya
Aku berdarah campuran, namaku Rikku. Orang tuaku bercerai dan kembali ke negara mereka masing-masing sedangkan aku tetap tinggal di Indonesia karena aku ingin menetap disini. Saat aku ingin mengikuti les privat ternyata guru les privatku sedang tidak ada di tempat dan keperawananku direnggut secara paksa oleh anak guru les privatku dan temannya.
1. Cerita ini mengandung unsur pornografi dan tidak cocok bagi anak dibawah umur
2. Nama-nama di cerita ini telah disamarkan, semua kemiripan nama adalah tidak disengaja.
3. Cerita ini tidak mengandung unsur SARA apalagi kebencia atau menyudutkan kelompok tertentu. Kalaupun ada keterangan mengenai ras/suku/warna kulit/ciri fisik adalah semata-mata sebagai bumbu penyedap cerita untuk menambah unsur erotisme.
4. Cerita ini karangan pengarang semata, tidak mengutip karya pengarang lainnya, semua kemiripan adalah kebetulan belaka.
5. Hormatilah karya pengarang lainnya, jangan meniru ataupun menjiplak hasil karya pengarang lain dan mengaku-aku itu karyanya sendiri.
6. Cerita ini hanya dipublikasikan di blog kisahbb dan tidak ada di blog lain/website lain manapun juga.
***********************************
Ringkasan sebelumnya
Aku berdarah campuran, namaku Rikku. Orang tuaku bercerai dan kembali ke negara mereka masing-masing sedangkan aku tetap tinggal di Indonesia karena aku ingin menetap disini. Saat aku ingin mengikuti les privat ternyata guru les privatku sedang tidak ada di tempat dan keperawananku direnggut secara paksa oleh anak guru les privatku dan temannya.
************************************
Beberapa hari setelah peristiwa itu ....
Pada suatu siang yang panas karena masih musim kemarau ...
Aku sedang mengendarai Harrierku melewati suatu daerah yang cukup sepi karena aku sedang menuju ke tempat lesku yang baru. Aku sepertinya sudah mengikuti petunjuk satpamku dengan baik, aku sampai sudah mencatat jalan-jalan yang harus aku tempuh, tetapi setelah aku melewati jalan-jalan sempit dan rasanya semakin menjauhi kota, aku tidak yakin lagi kalau aku masih berada di jalan yang benar. Ketika aku sampai di suatu daerah yang bersawah-sawah dan jalannya cukup jelek, aku sadar kalau aku sudah tersasar.
Menelepon satpamku untuk menjemputku juga percuma karena aku tidak bisa menjelaskan kepadanya posisiku sekarang ada dimana. Tiba-tiba kurasakan sendatan-sendatan dari mesin mobilku, ketika tiba-tiba AC mobilku mati beserta seluruh mesin mobilku aku langsung meminggirkan mobilku agar tidak menghalangi jalan. Sungguh sial sekali nasibku padahal baru dua minggu lalu Harrierku kubawa ke dealer Toyota untuk full service dan check up. Seperti melihat emas aku melihat sebuah bangunan yang tampaknya seperti rumah gubug yang berkilau-kilau, mungkin terbuat dari bahan metal, rumah dari seng. Aku mengunci mobilku dan mulai kulangkahkan kakiku mendekati bangunan itu. Panas terik matahari tak kuindahkan sambil berlari-lari kecil aku mendekati bangunan itu. Rasanya bangunan itu tidak begitu jauh tetapi ternyata setelah sekian lamanya aku berjalan masih juga belum sampai di tujuan. Akhirnya kucapai bangunan itu yang tampangnya seperti gudang tanpa jendela satupun juga. Aku yang sudah kecapaian mulai mengetuk-ngetuk pintu gudang tersebut.
Terdengar suara langkah kaki yang mendekati pintu dan tiba-tiba pintu didepanku terbuka dan seseorang menarikku kedalam gudang itu dan melemparkanku ke lantai yang ternyata adalah lantai kayu. Hal pertama yang kusadari adalah panasnya ruangan itu yang terpanggang matahari seharian penuh tanpa jendela, aku yang cukup sering masuk ke sauna bisa mengira-ira kalau panasnya disana sekitar 85 derajat tetapi tingkat kelembaban yang tinggi membuat ruangan itu terasa lebih panas dari seharusnya. Kurasakan bajuku hem berkancing yang kupakai dan yang memang sudah basah oleh keringatku semakin membasah dan menempel ke tubuhku yang mencetak jelas lekuk tubuhku yang indah dihiasi dua buah putingku yang menonjol.
"Wah kangen ya? baru beberapa hari berpisah sudah mencari?" kudengar suara yang tidak asing bagi telingaku karena memang baru beberapa hari yang lalu aku mendengarnya. Aku benar-benar kaget dan terkesiap karena menyadari bahwa itu suara Rohimin yang ikut memperkosaku beberapa hari yang lalu dirumah Hendra!
Aku juga mendengar suara tawa bebrapa orang lain dan aku melihat kesekelilingku dan menyadari kalau aku tidak sendirian, aku dikelilingi 4 orang termasuk Rohimin yang ternyata semuanya telanjang bulat tanpa mengenakan pakaian selembarpun. Tampang mereka yang seram seperti preman berkulit gelap semua rata-rata dan bertampang jelek semua, ada yang tonggos ada yang mukanya cacat dan ada pula yang botak. Aku ngeri melihat penis-penis mereka yang mengacung kearahku seperti ikut menertawakan kebodohanku yang mengetuk gubug itu. Penis Rohimin ternyata yang paling kecil diantara kelima orang itu, penis yang terbesar kira-kira sekitar 20 cm ukurannya dan lebarnya sekitar 4 cm!
"Wah min, pacarmu ternyata cantik bagaikan bidadari!"
"Tubuhnya sexy juga, beruntung kaw punya perek kaya gini"
"Toketnya besar sekali, pasti enak nih dikenyot-kenyot"
Mereka berkata-kata mesum mengenai diriku seakan-akan aku tidak ada disana, sungguh menghina sekali, darahku mendidih dan aku segera bangun lalu berteriak
"Bajingan semua kalian, minggir! Aku mau keluar dari sini, jangan hal ...... Aauuwww"
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku ketika si botak yang berpenis paling besar itu mengisyaratkan tanda dan dua orang temannya langsung maju dan memegangi tanganku dikanan dan dikiri. Mereka mendorong pundakku sambil menelikung lenganku lalu memaksaku berlutut sambil si botak menjambak rambutku dan langsung memaksakan penisnya yang besar itu kedalam mulutku.
"Sudah jangan banyak bicara, perek sepertimu memang harus langsung dipekerjakan"
"jang...hmmmhhh.... mmmppphhhh......"
Aku tak sempat menyelesaikan kalimatku saat si botak menjejalkan penisnya kedalam mulutku. Sulit sekali rasanya penis itu masuk kedalam mulutku, aku mulai mengalirkan air mata saat kurasa ada yang merobek bajuku dari belakang, aku akan diperkosa lagi untuk kedua kalinya dalam seminggu, kali ini oleh 4 orang. Bajuku yang sudah dipereteli semua kancing-kancingnya dilolosi dari tubuhku dan dibuang ke sudut gubug itu, tangan-tangan mereka mulai menggerayangi dan meremas-remas kasar payudaraku yang masih terbalut BH. Salah satu dari mereka mengambil sebuah pisau saku dari meja kecil yang ada didekat sana dan mereka mulai merobek-robek BHku, kemudian sisa bajuku dilolosi sehingga aku sekarang topless dengan penis masih menancap dimulutku yang keluar masuk dengan gerakan memompa di mulutku disertai gumaman ku yang tidak jelas. Kurasakan tangan-tangan kasar menggerayangi tubuhku yang putih mulus dan kencang itu dan meremas-remas dadaku yang terguncang-guncang perlahan seiring dengan gerakan kepalaku yang sedang mengulum penis si botak.
"mmmhhh....hhhh....mmmm....." gumamku tak jelas karena mulutku masih tersumpal oleh penis si botak yang menggerak-gerakkan kepalaku maju mundur. Aku masih menangis sambil mengrenyitkan dahiku menahan rasa mualku. Tiba-tiba kurasakan ada tangan lain yang mengelusi pahaku dan naik ke pangkal pahaku untuk kemudian mengelus-elus vaginaku yang masih tertutup celana dalam berwarna pink.
Aku merasakan nafsuku mulai bangkit ketika tangan-tangan mereka secara sinkron meremas-remas payudaraku yang besar dan memilin-milin putingku serta ada pula yang mengelus-elus vaginaku. Si tonggos mulai mengulum-ngulum putingku yang berwarna pink dan menjilati daerah aerolanya yang berwarna kecoklatan sementara temannya meremas-remas induk payudaraku dan menggigit-gigit kecil puting payudara kananku. Tiba-tiba akumembelalakkan mataku dan berteriak tertahan ketika si tonggos menggigit putingku keras-keras, aku berusaha berteriak kesakitan sehingga sedikit mengatupkan mulutku yang masih mengulum penis si botak dan agak tergigitlah penis si botak, kontan si botak menamparku sambil melabrak si tonggos
"hey gila lu jangan keras-keras lu gigit puting dia kalau dia lagi oralin gue, bisa kegigit penis gue" ujarnya yang disambut oleh tawa yang lainnya.
"hey perek siapa yang suruh lu berhenti ngoralin gue?" tegurnya sambil kembali menampar pipiku
Air mataku kian deras mengalir menahan malu dan mual walau tak dapat kupungkiri bahwa aku semakin terangsang juga oleh remasan-remasan dan usapan di vaginaku. Tak kusadari aku mulai menggumam tak jelas karena birahiku yang mulai naik dan memompa darahku agar bergejolak dan membuat ruangan itu tambah panas saja rasanya. Rohimin mengambil inisiatif untuk merobek rokku beserta celana dalamku sehingga aku sekarang bugil. Setelah sekitar 10 menit kuoral, si botak mencapai orgasmenya sambil menekan dan menahan kepalaku sehingga aku terpaksa menelan cairan spermanya yang terlalu banyak itu sehingga mulutku tidak mampu menampungnya dan mengalir lewat pinggiran mulutku. Sisa pakaianku dibuang juga dan tubuhku yang sexy itupun terpampang dengan jelas tanpa ditutupi sehelai benangpun membuat semua orang yang memandangnya menelan ludah dan semakin bernafsu untuk menikmati tubuhku. Rohimin dengan rakusnya langsung memposisikan wajahnya yang jelek itu divaginaku dan lidahnya mulai menjilati clitorisku sambil jari-jarinya ditusuk-tusukkannya di lubang vaginaku yang membuat cairan cintaku semakin membanjir keluar dari vaginaku.
"Hmmm gurih sekali, memang hebat rasa sperma si amoy ini, hmmmm ...." Gumamnya sambil semakin gencar mengocoki lubang vaginaku dan mulai menggigit-gigit kecil clitorisku dan membuatku mulai menggelinjang-gelinjang dan menceracau tak karuan apalagi payudara dan putingku tak henti-hentinya dirangsang oleh teman-teman Rohimin.
"Dasar perek lu jawab aja suka kan kita perkosa?" Bentak si botak
"Iya ... suka .... aaaahhhhh ...." jawabku sekenanya yang sedang menikmati jilatan-jilatan Rohimin di klitorisku yang rasanya sudah mulai membengkak itu.
Aku merasa darahku naik ke ubun-ubun dan aku sudah mendekati orgasme, eranganku semakin keras saja dan akhirnya tanpa kusadari aku mencapai orgasmeku yang pertama
"aaaaaaahhhhhhhh...... ooooohhhhh ......"
aku menjerit-jerit histeris sambil mendekap kepala kedua orang yang sedang menikmati payudaraku sehingga semakin menempel di dadaku dan tubuhku bergetar-getar selama beberapa saat sebelum setelah itu aku rubuh karena lemas.
"Heh sini lu, puasin gue pake memek lu" ujar si botak yang rupanya pimpinan geng mereka yang duduk di kursi kayu dan memerintahkanku untuk memuaskannya.
Aku berdiri dan berjalan kearahnya dengan agak gontai karena aku masih lemas, aku bergidik melihat ukuran penisnya yang mungkin lebih besar daripada penis kuda itu, aku takut membayangkan bahwa benda asing itu sebentar lagi akan membelah vaginaku yang masih rapat ini. Walaupun aku sudah tidak perawan lagi aku yakin bahwa aku pasti masih akan kesakitan apabila penis si botak itu masuk ke vaginaku, dan panjangnya .... aku tidak yakin bisa masuk semuanya. Aku memposisikan tubuhku diatas penisnya dan aku mulai menurunkan tubuhku perlahan-lahan. Aku menggigit bibirku sambil mengerang-erang kesakitan saat kurasakan penisnya mulai membelah vaginaku, baru masuk kepalanya saja aku sudah tak tahan lagi rasanya, tubuhku yang sudah mengkilat itu semakin basah saja dibanjiri keringatku yang mengalir deras dari seluruh pori-pori tubuhku. Si botak yang ternyata tidak sabaran itu langsung memeluk tubuhku sehingga menempel di tubuhnya dan dia langsung bangkit berdiri yang menyebabkan penisnya menerojok masuk kedalam vaginaku yang mengirimkan rasa sakit ke syaraf otakku disertai teriakanku yang membahana di seluruh ruangan yang kecil itu.
"AAAAUUUUUU ..... SSAAAAKKKIIIIIITTTTTTTTTT ......AAAAAAAHHHHHHHH ..... lepaskaaaannnnnn" teriakku kesakitan. Aku pun berusaha menaikkan tubuhku yang tanpa hasil yang berarti karena si botak langsung menurunkan tubuhku lagi dengan dibantu oleh gravitasi bumi, lagipula tubuhku yang licin bergesekan dengan tubuh si botak membuatku sulit mempertahankan diriku diatas. Saat aku sudah bisa menaikkan tubuhku sehingga hanya kepala penisnya yang terbenam di dalam liang vaginaku, dia menurunkan tubuhku lagi sehingga penisnya terkocok-kocok keluar masuk vaginaku. Aku hanya bisa berteriak-teriak sambil menggeleng-gelengkan kepalaku karena kesakitan.
Si botak ternyata cukup kuat juga karena posisi itu membutuhkan banyak tenaga tapi ternyata dia bisa bertahan selama sekitar 10 menitan yang membuatku tersiksa selama itu. Tiba-tiba kurasakan ada yang mengelus-elus pantatku yang sekal dan basah itu dan ada jari-jari yang menusuk-nusuk lubang anusku. Aku dilanda kepanikan karena aku tidak mau dianal lagi oleh penis-penis yang menyakitkan. Ternyata si muka rusak yang meraba-raba pantatku dan ketakutanku pun terjadilah, dia memposisikan penisnya di anusku dan mulai mencoba memasukkan penisnya kedalam anusku yang masih sangat sempit itu. Aku sangat tersiksa tetapi si botak langsung mengulum bibirku yang terbuka lebar dan kamipun beradu lidah sementara penis si cacat perlahan-lahan melesak membelah anusku. Akhirnya aku bisa menikmati pemerkosaan itu setelah penis si botak dan si cacat bergantian mengebor lubang-lubangku. Si tonggos tidak mau kalah dan mulai merangsang payudaraku dengan meremas-remasnya. Orgasme demi orgasme kucapai secara bergantian dan aku sudah tidak bisa menghitung lagi berapa kali aku telah mengucurkan cairan cintaku sampai akhirnya semuanya berputar dan gelap, lalu tiba-tiba ......
"Hhhhhaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh .........."
Aku tersentak bangun dari tidurku dengan tubuh basah dibanjiri keringat walaupun AC dikamarku masih menyala, dalam keheningan setelah aku terbangun aku dapat mendengarkan suara hembusan AC dan detak jantungku yang ingin copot saja rasanya.
Aku bersyukur semua ini ternyata hanya mimpi buruk belaka. Aku melihat jam di HP iPhoneku yang menunjukkan jam 3 pagi.
"duh sial sekali bermimpi buruk seperti itu pula, menyebalkan" pikirku.
Setelah beberapa kali membolak-balik tubuhku dan menyadari kalau aku tidak mungkin dapat tertidur kembali, lagipula saat itu sudah jam 4.30 pagi, aku memutuskan untuk fitness saja.
Agar ada bayangan akan rumah yang kutempati ini akan kucoba kugambarkan seperti apa bentuknya. Rumah yang kutempati ini besar sekali aku tidak tahu berapa meter persegi luasnya tetapi terdiri dari dua tingkat, lantai dari tingkat bawah bawah dilapisi marmer, sedangkan lantai dari tingkat atas dilapisi oleh batu granit. Dipojok kanan belakang ruang tamu terdapat tangga melingkar yang lumayan besar dan terbuat dari semen yang dilapisi karpet berwarna merah. Di lantai bawah terdapat ruang multimedia dan akustik (lebih seperti bioskop kecil), ruang fitness, ruang tamu dan dapur yang letaknya agak terpencil di bagian belakang, juga terdapat dua kamar tamu yang masing-masing dilengkapi oleh kamar mandi di dalamnya. Di kamar atas terdapat ruang tenang (ruang kedap suara yang bisa dipakai untuk menyendiri atau menenangkan diri, ada juga dua jenis ruang sauna, yaitu ruang sauna yang dindingnya terbuat dari batu-batu garam dari Himalaya yang panasnya berkisar 70 derajat dan ruang sauna finland yang terbuat dari kayu yang panasnya dapat mencapai 95 derajat. Selain itu di lantai atas terdapat kamar tidur orangtuaku yang biasanya dipakai oleh papa dan ruang tidur tamu yang sekarang dipakai mama kalau dia kembali dan menjengukku. Dan tentunya ada juga kamar tidurku yang dihiasi oleh warna biru muda (aku kurang suka warna pink, terlalu feminin). Di semua kamar diatas terdapat kamar mandi di dalamnya yang dilengkapi oleh bathtub dan Jacuzzi. Di luar terdapat kolam renang yang lumayan luas juga, sedangkan dibagian belakang rumahku ada kamar tidur pembantuku dan didepan di sebelah pos jaga satpam terdapat kamar tidur satpamku. Garasi mobil dirumahku dapat diakses melalui ruang tamu dan bisa dimasuki 6 mobil. Saat ini garasiku masih diisi oleh 2 buah mobil, Toyota Harrier dan Honda S2000ku. Aku ada rencana untuk membeli satu mobil lagi yang tidak terlalu mencolok. Aku sudah diberi ijin oleh ayahku untuk membelinya, mungkin besok lusa aku mampir ke dealer Honda milik temanku untuk membeli Honda Hybrid.
Kembali ke aku yang tidak bisa tidur lagi. Aku mengganti baju tidurku dengan baju senamku yang lebih mirip baju renang itu dengan bentuk X menutupi dada dan punggungku. Pundakku terbuka begitu pula perutku yang rata dan agak berotot ini. Aku menuju ruang fitnessku dan aku mulai dengan bersepeda ditempat, setelah kira-kira 15 menit aku melakukan pemanasan aku melanjutkan fitnessku dengan latihan beban rutinku yang kira-kira memakan waktu 25 menit. Setelah aku selesai dengan rutinitasku itu aku melanjutkan dengan latihan aerobic yang memakan waktu sekitar satu jam. Latihan aerobic yang intens itu membuatku basah berkeringat sehingga pakaian senam minimku basah kuyup oleh keringatku. Seusai aerobic aku mengambil handuk dan mengelap butir-butir keringat yang menghiasi dahiku dan mengalir menuruni leherku. Tanpa kusadari ternyata ada sepasang mata yang telah agak lama memandangiku yang sedang latihan itu. Satpamku yang curiga karena mendengar suara-suara langsung mengendap-endap dan mengintip dari jendela ruang fitness yang memang kubiarkan terbuka, niatnya baik walaupun tanpa sengaja dia sempat ikut menikmati keindahan tubuhku yang terbalut pakaian minim. Aku yang kecapaian memutuskan untuk bersantai-santai saja, setelah meminum air putih di ruang tamu aku langsung keatas menuju kamarku dan langsung melucuti satu persatu pakaian senamku dan membuka keran Jacuzziku. Setelah Jacuzziku penuh dengan air aku mulai merendam tubuhku dan melepas penat yang kurasakan disekujur tubuhku, apalagi setelah semburan-semburan bubble udara menyemprot dan serasa memijiti tubuhku ini aku benar-benar merasa santai. Hampir satu jam lamanya aku berendam ketika aku sayup-sayup mendengar suara alarm dari HP iPhoneku yang mengalunkan nada-nada lembut. Aku tersentak dan menyadari kalau aku telah terlambat untuk pergi kesekolah, aku segera mengosongkan Jacuzziku dan berlari-lari kecil ke kamarku untuk berganti baju. Aku menyambar tasku dan berlari kebawah, aku cepat-cepat sarapan dan langsung berlari ke garasiku ketika aku mendengar pembantuku berteriak "non, resleting roknya masih terbuka"
Aku segera menutupnya sambil berlari-lari ke Toyotaku yang langsung kustarter dan dengan frustrasi aku menunggu pintu garasi yang terbuka perlahan-lahan. Aku memacu Harrierku dengan kecepatan yang cukup tinggi, untung aku memiliki keahlian menyetir seorang pembalap rally (bukan aku loh yang berkata itu, teman-teman baikku semua berkata kalau aku menyetir pasti tidak kalah dengan anak-anak lelaki lainnya). Ternyata keahlian tinggi tidak dapat mengalahkan sang waktu yang ternyata berpacu bersama-sama denganku, karena aku masih juga terlambat, aku mulai khawatir karena guru pelajaran jam pertama ini lumayan killer juga. Aku dengan mengendap-endap memasuki ruang kelas yang kebetulan pintunya dibelakang, Pak Romin yang sedang menghadap papan tulis ternyata awas juga oleh keberadaanku yang secara diam-diam memasuki ruangan.
"Minami! Kamu terlambat dua puluh menit, waktu istirahat nanti kamu harus segera menghadap saya!" teriaknya dari depan, aku yang tidak menyangka dia sadar aku masuk ke kelasnya langsung tersentak kaget.
"I.... iya pak, siap pak!" jawabku yang langsung disambut tawa seisi kelas.
Sialan pikirku, mau apa lagi nih, dasar apes, gara-gara mimpi buruk tadi pagi sih. Aku mengumpat-umpat sendiri dalam pikiranku, menyesali kejadian tadi.
"Kamu terlambat ngapain aja?" bisik Budi teman sebangkuku.
"Telat bangun tadi, eh ada pe er ngga sih?" jawabku sambil membuka-buka buku agendaku.
"Iya ada tapi bukan untuk pelajaran ini, pelajaran berikutnya"
"Waduh sial, aku lupa buat sepertinya, pinjam pe ermu dong?"
Akhirnya aku mengcopy pe er Budi saat pelajaran pak Romin, untung beliau tidak menyadari kalau aku tidak terlalu memperhatikan pelajaran yang diberikannya.
Akhirnya bel pun berbunyi dan aku langsung keluar dari kelas sambil menolak ajakan Rina untuk makan bersama di kantin karena aku harus menghadap pak Romin. Aku mengambil jalan memutar untuk menuju kantor guru yang masih terletak di gedung lama sekolahku karena jalan pintas yang menuju kantor guru itu melewati bagian lama gedung yang sudah tidak terpakai lagi dan menunggu untuk diambrukkan untuk dibangun ruang olah raga yang baru. Aku bukannya superstitious atau percaya akan cerita-cerita hantu tetapi aku mendengar kalau jalan pintas itu sekarang rawan karena banyak dipakai untuk geng-geng tertentu untuk menggerombol.
Akhirnya aku diomeli pak Romin karena aku sudah beberapa kali terlambat masuk ke kelas, kebetulan pak Romin ini guru pembimbing kelasku sehingga beliau juga mendengar omelan-omelan dari guru-guru lainnya yang mengadu kalau aku telah beberapa kali terlambat masuk kelas, baik pagi hari ataupun setelah istirahat. Sewaktu aku sudah boleh kembali ke kelas ternyata bel tanda masuk sudah berbunyi, aku tidak mau terlambat lagi untuk pelajaran Bu Rosa, jadi aku memutuskan untuk lewat jalan pintas yang melewati gedung lama. Di tengah perjalanan aku mendengar suara beberapa lelaki dan seorang perempuan yang kedengarannya tidak asing lagi bagiku, karena rasa keingintahuanku dan aku juga ingin mengetahui apakah suara itu benar-benar suara yang kukenal, aku memutuskan untuk mengintip sebentar dari celah dipintu. Betapa terkejutnya kala kulihat teman baikku, Sandra sedang dikelilingi oleh 3 anak laki-laki yang tampangnya jelas-jelas tidak sepadan dengan Sandra. Sandra tingginya sepadan denganku, Cantik dan bertubuh putih mulus tanpa cacat sedikitpun, aku sudah beberapa kali mengagumi tubuhnya yang indah itu saat kita bersantai di sauna dirumahku. Payudaranya lebih kecil sedikit daripada aku yaitu 34C, perutnya juga rata dan pantatnya yang membulat padat benar-benar merangsang semua lelaki untuk menjamahnya.
"Tidak, aku tidak mau melayani nafsu bejat kalian!" teriak Sandra
"Begini sayang, ada dua pilihan buatmu" katanya sambil menodongkan pisaunya kearah Sandra.
"Pilihan pertama adalah kamu menurut dan melakukan apa yang kita minta dan setelah itu kamu bisa kembali mengikuti pelajaran. Atau pilihan kedua adalah kami akan memaksa kamu, merobek-robek baju kamu dan memukuli kamu sehingga kamu berakhir di rumah sakit, kami akan mengambil foto-foto bugil kamu dan akan kami tempelkan di papan pengumuman. Sekarang yang mana yang kamu pilih?" Dinan menyeringai dengan senyum jeleknya. Ketiga orang yang mengelilingi Sandra itu cukup terkenal di SMAku, walaupun mereka baru kelas 2 (aku dan Sandra duduk di kelas 3) tetapi reputasi jelek mereka sudah tersebar kemana-mana. Pemimpin mereka, si Dinan bertampang jelek dan mukanya dihiasi jerawat-jerawat yang menjijikkan. Kedua anggota gangnya tidak lebih baik lagi tampangnya, muka mereka hitam-hitam dan yang dipanggil Kuda bergigi tonggos dan berrambut cepak, sedangkan yang dipanggil Kribo berrambut panjang dan keriting.
Sandra yang tidak punya pilihan lain akhirnya mengiyakan.
"Baiklah aku akan menurut" katanya lirih disertai tawa ketiga orang itu.
"Hahaha akhirnya kita menemukan cewe yang pandai juga" jawab si Kuda sambil menyeringai menunjukkan sederetan gigi yang tidak karuan bentuknya.
"Sekarang kamu harus merangsang kami dengan tarian striptease, cewe seperti kamu pasti suka dugem dan pasti bisa menari" kata Dinan dengan nada mengejek.
Si kribo mengeluarkan HP SonyEricsson W810nya yang sudah jelek itu dan mulai memainkan lagu-lagu yang bernada keras. Sambil menggoyangkan tubuh indahnya, Sandra mulai melepaskan kancing bajunya satu persatu. Semua mata memandang dengan tak berkedip ketika Sandra menjatuhkan baju seragamnya ke lantai dan mempertontonkan kedua belah payudara yang menonjol ingin keluar dari BHnya. Sandra kembali bergoyang seirama dengan musik yang menghentak-hentak dan melepaskan roknya yang membuat ketiga orang itu bertepuk tangan.
"lepas sekalian BHnya, ayo lepas, sudah ingin meloncat keluar tuh"
Sambil menahan malu Sandra melepaskan BH nya yang membuat kedua payudara indahnya tergantung dengan bebasnya dan ikut meloncat-loncat seirama goyangan tubuhnya. Ketiga orang itu berdecak kagum memandangi tubuh mulus Sandra yang meliuk-liuk erotis, keringat sudah mengalir deras membasahi tubuh putih mulusnya yang sempurna tanpa cacat bak batu pualam yang dipoles. Setelah Sandra melepaskan celana dalamnya sudah tidak ada lagi pakaian yang melekat di tubuhnya kecuali kalung emas, jam dan sepatu casualnya yang membuat dirinya terlihat lebih sexy lagi. Ketiga berandalan itu mulai mengeluarkan penis mereka yang sudah mengeras dari tadi karena menikmati goyangan Sandra yang indah itu. Mereka satu persatu mulai melepaskan baju mereka sambil menikmati suguhan erotic dance Sandra yang sudah mulai kecapaian, hal itu terlihat dari banyaknya keringat yang mengucur dari tubuhnya.
Dinan mendekati Sandra dan ikut menari bersamanya sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Sandra dan sesekali meremas-remas payudara Sandra dari belakang serta memilin-milin putingnya yang mulai mengeras. Kedua bawahannya belum diperbolehkannya menyentuh Sandra karena dia ingin mencicipi Sandra untuk yang pertama kali. Sandra mulai menggelinjang dan sesekali melenguh-lenguh ketika Dinan memilin-milin putingnya atau menggosok-gosok klitorisnya menandakan bahwa diam-diam Sandra ikut terangsang juga oleh permainan Dinan. Dari posisiku aku dapat melihat Dinan yang mengecupi leher Sandra yang basah kuyup berkeringat itu dan sesekali menjilati dan menggigit-gigit daun telinga Sandra yang dijawab oleh erangan lembut Sandra. Tarian mereka berdua diakhiri oleh pelukan Dinan pada pinggang Sandra sambil tangan kirinya meremas payudara Sandra serta Sandra yang menolehkan kepalanya ke kanan saling beradu lidah dengan Dinan, tangan kanan Sandra memegang penis Dinan dan mengocok-ngocoknya perlahan-lahan. Dinan lalu menurunkan tubuh Sandra dan memaksanya mengulum penisnya yang berdiri tegak seperti tiang mercu suar itu, diameternya begitu lebarnya sampai Sandra harus memeganginya dengan kedua tangannya.
"Jangan, tolong, penis ini tidak akan muat dimulutku"
"Jangan banyak bacot kamu, lakukan saja atau ..." Dinan mengangkat satu tangannya, Sandra yang ketakutan mulai menjilati kepala penis itu dan perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Terlihat kalau dia menahan rasa mual mungkin oleh baunya yang menyengat itu karena dilihat dari tampang mereka, pasti mereka jarang mandi.
Sambil mengrenyitkan dahinya Sandra mulai mengulum-ngulum penis Dinan, karena tidak sabar akhirnya Dinan memaju-mundurkan pinggangnya sambil menahan kepala Sandra yang membuat mulut Sandra terpaksa terbuka lebih lebar dari seharusnya. Aku kasihan melihatnya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya, apalagi ketika aku melihat si kuda mengambil kamera digital dan mengambil foto-foto Sandra yang sedang dipaksa mengulum penis Dinan. Si kuda layaknya fotografer professional mengabadikan adegan-adegan panas itu dengan berbagai gaya sampai badannya menekuk-nekuk dan berguling-guling, lucu juga dilihatnya.
Sekitar 5 menit Sandra menyepong penis Dinan, karena enaknya sepongan Sandra tampaknya Dinan tidak dapat menahan orgasmenya lagi dan dengan erangan keras menyemburlah lahar panas Dinan didalam mulut Sandra.
"Arggghhh ... enak sekali .... telan semua, jangan sampai ada yang terbuang" perintahnya pada Sandra yang terpaksa menelan semua sperna Dinan. Walaupun Sandra sudah mencoba sebaik mungkin untuk menelannya tetap saja ada yang mengalir di sisi bibirnya.
Plaaaakkkkk .... sebuah tamparan mendarat di pipi Sandra yang diiringi isak tangisnya, yang menamparnya tidak lain adalah Dinan yang merasa kalau Sandra membuang-buang spermanya yang berharga. "Dasar perempuan bodoh, sayang spermaku dibuang-buang begitu saja! Da, kamu boleh sikat dia, habisi saja, kau juga boleh ikut, bo!" si Dinan memberi perintah pada kuda dan kribo untuk menikmati tubuh Sandra yang lunglai terisak-isak sambil terduduk di lantai. Kedua berandalan itu serentak maju dan tanpa dikomando lagi mereka membuka pakaian mereka satu persatu sehingga keduanya bugil, aku terkesiap melihat ukuran penis si Kuda, ternyata dia dipanggil kuda bukan hanya karena gigi-giginya yang tonggos melainkan ukuran penisnya yang seperti penis kuda, benar-benar penis terbesar yang pernah aku lihat. Aku mengira-ira panjangnya sekitar 30 cm dan diameternya 5 cm, aku jadi bergidik membayangkan penis itu akan membobol lubang teman baikku itu. Si kribo menyuruh Sandra untuk bangun dan membalikkan tubuhnya sehingga Sandra menghadap dinding dengan kedua tangannya menopang di dinding kelas itu dengan agak membungkuk sehingga payudaranya tergantung dengan bebasnya dan terlihat lebih besar. Kribo lalu memegang induk payudara Sandra dan mulai meremas-remas payudaranya sedangkan si kuda merenggangkan kaki Sandra dan mulai menjilati gumpalan daging kecil yang bernama klitoris itu sehingga Sandra mulai terdengar berat nafasnya, dia mulai terengah-engah dan mengerang-erang lembut keenakan oleh rangsangan-rangsangan yang diterima oleh tubuhnya. Rupanya akal sehatnya sudah dikuasai oleh birahi sehingga Sandra terlupa kalau dia sedang diperkosa oleh berandalan-berandalan yang tidak sederajat dengan dirinya, anak orang kaya dan bertubuh mulus dan terawat yang sekarang sedang digumuli oleh dua orang berkulit hitam dan jarang mandi itu.
Kribo tidak hanya meremas-remas payudara Sandra, tangannya juga kadang-kadang memilin-milin puting Sandra yang merah muda itu seperti orang mencari gelombang radio sambil mulutnya menciumi punggung Sandra yang sudah mengkilat basah berkeringat itu. Tangan kuda pun tidak tinggal diam, selagi mulut dan bibirnya menikmati vagina Sandra, tangannya kadang-kadang menggosok-gosok vagina Sandra atau meremas-remas bongkahan pantatnya yang indah membulat padat itu. Plaakkkk ... plaakkkk .... terkadang si kuda juga menampar-nampar pantat Sandra yang membuat pemiliknya menjerit kesakitan. Sandra yang sudah terangsang tidak dapat menahan dirinya lagi, dia menggeliat-geliat keenakan serta mengerang-erang dengan nikmatnya tidak memperdulikan jepretan-jepretan foto dari kamera digital yang kini dipegang Dinan. Akhirnya gelombang orgasme yang menyerang dan mendera tubuh Sandra datang juga ....
"ooooooohhhhh ... aaaahhhhhh ..... accckkkkhhhhh......." Sandra mengerang-erang dan melenguh-lenguh kenikmatan, orgasme yang mendera tubuhnya terlalu intens sehingga Sandra terjatuh lemas, Kribo dengan cekatan memeluk perut Sandra sehingga dia tidak terjatuh menindih si Kuda. Kribo menikmati belahan pantat Sandra yang menjepit penisnya yang sudah mengacung tegak itu. Si kuda duduk bersandar di dinding kelas dan menyuruh Sandra untuk memasukkan penisnya ke vaginanya dengan gaya Woman on Top. Dengan dibantu si kribo Sandra sambil bergidik mulai memposisikan dirinya diatas penis si kuda yang benar-benar seperti penis kuda itu. Perlahan-lahan Sandra menurunkan tubuhnya sambil menggigit bibir bawahnya menahan sakit proses penetrasi itu. Sandra mengerang-erang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha menaikkan tubuhnya tetapi Kribo yang menahannya lebih kuat sehingga perlahan-lahan penis itu masuk mengisi liang vagina yang jarang dimasuki penis itu.
"AAAAAAAAAAA...........SAKIIIIIIIITTTTTTTTTT ..... HENTIKAAANNNNN .... AAARRRGGGHHHHH......" tiba-tiba aku tersentak mendengar lolongan pilu Sandra yang menjerit-jerit kesakitan ketika penis kuda tiba-tiba masuk dan membelah vaginanya yang masih sempit itu hanya karena Kribo tidak sabar lagi menanti gilirannya dan memberati tubuh Sandra yang dengan sekali sentak melesak kebawah seperti pasak.
Terlihat darah segar mengalir dari vagina Sandra yang jelas-jelas sudah tidak perawan lagi, sepertinya vaginanya robek karena dipaksa dimasuki penis sebesar pemukul baseball itu. Kribo yang tidak kasihan mulai memasukkan penisnya yang besar (walaupun tidak sebesar milik si kuda, tetap saja ukurannya besar) kedalam lubang anus Sandra yang disertai jeritan-jeritan ngilu pemiliknya. Benar-benar barbar kelakuan ketiga orang itu, darahku mendidih karenanya. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi si Dinan itu anak kepala sekolah, benar-benar aib bagi keluarganya mengingat kakaknya adalah seorang insinyur dan kakak keduanya sedang menjalani program masternya, hanya si Dinan yang seperti produk gagal. Terlihat kribo dan kuda memaju mundurkan penis mereka tanpa ampun di kedua lubang Sandra secara bergantian selama sekitar 10 menit disertai jeritan kesakitan Sandra yang awalnya terdengar memilukan. Erangan-erangan Sandra terdengar semakin lirih dan lama kelamaan jeritannya digantikan oleh erangan-erangan erotis, ternyata Sandra mulai menikmati double penetration itu dan mulai ikut menggerak-gerakkan pinggulnya sambil tangannya bertumpu di dada si kribo yang berbaring dibawahnya. Si kribo menggerakkan tangannya untuk meremas-remas payudara Sandra yang besar menggantung itu dengan gemasnya disertai erangan-erangan erotis sang empunya. Butiran-butiran keringat Sandra makin mengucur deras dan menetes-netes di dada Kribo, tubuhnya yang menggeliat-geliat terlihat sexy sekali dan kontras dengan para pemerkosanya yang rata-rata bertubuh hitam dan bertampang jelek sedangkan Sandra sendiri cantik dan tubuhnya putih mulus berkilat-kilat basah berkeringat bagai batu pualam yang digosok. Setelah agak lama menggeliat-geliat keenakan akhirnya mereka bertiga mencapai orgasme mereka secara bergantian, yang pertama mencapai orgasmenya adalah Kuda yang menyemprotkan spermanya kedalam lubang anus Sandra yang jelas-jelas tidak sanggup menampungnya sehingga terlihat cairan putih kental itu mengalir keluar dari lubang sempit yang terpaksa terbuka lebar.
Berikutnya adalah giliran Sandra yang mencapai orgasmenya dengan berteriak keenakan
"aaahhhhh ..... aaarrrgghhhh ..... uuuufff ....." terdengar suara Sandra yang terengah-engah kecapaian dan keenakan, tubuhnya bergetar dan menikmati orgasmenya selama setengah menit. Beberapa saat kemudian terlihat si kribo yang mengerang-erang dan akhirnya menumpahkan semua isi spermanya dalam vagina Sandra yang sudah tergolek lemas dipelukannya.
Saat itu juga iPhoneku berdering sehingga semua orang di dalam ruangan itu kaget dan mencari sumber suara sedangkan aku langsung berlari sambil mematikan Hpku. Untung aku sempat berbelok ke gang sebelum mereka sempat keluar dari ruang kelas itu sehingga mereka tidak sempat melihatku yang hampir bertabrakan dengan Pak Rahmat, guru BP yang hendak kembali ke ruangannya yang segera menyuruhku masuk ke ruang kelas karena jam istirahat sudah lama berselang. Sepulang sekolah aku menelepon Sandra dan kutanyakan dimana dia kok tidak mengikuti pelajaran, dia menjawab bahwa dia merasa tidak enak badan dan pulang rumah lebih awal, dia bertanya apakah dia boleh datang ke rumahku karena dia tidak merasa enak di rumahnya sendiri yang sering kosong itu, aku memperbolehkannya dan menyuruhnya datang lebih dulu, toh dia punya remote control untuk membuka pintu gerbang rumahku. Sesampainya aku dirumah aku langsung dipeluk oleh Sandra sambil menangis sesenggukan, dia langsung menanyakan apakah aku melihat segalanya, dia mengenali ringtone iPhoneku karena ringtone itu dia yang mengeset untukku. Aku mengelus-elus rambutnya dan mencium pipinya, sambil menenangkan Sandra aku juga menceritakan kejadian aku diperkosa di calon tempat lesku. Sandra memeluk tubuhku sambil bergetar karena dia masih takut, ternyata mereka tadi tertangkap oleh Pak Rahmat dan ketiga berandal pemerkosa Sandra itu dikeluarkan dari sekolah saat itu juga. Aku mengajak Sandra untuk berendam di jacuzzi. Kami berdua berjalan bergandengan ke kamar mandiku dan sama-sama melolosi pakaian yang masih melekat ditubuh kami. Aku memeperhatikan tubuh Sandra yang putih mulus itu dan nafsuku mulai bangkit, sudah tak ada lagi selembar benangpun yang melekat di tubuh kami, kudekati Sandra yang memunggungiku dan kulingkarkan tanganku memeluk tubuhnya dari belakang, payudaraku yang besar ini menekan lembut punggung Sandra yang polos. Aku yang sedikit lebih tinggi dari Sandra mencium pipinya dan berbisik dengan lembut di telinganya
"Kamu cantik, sayang ........."
To be continued .....
By: Minami Kawashima
"Tidak, aku tidak mau melayani nafsu bejat kalian!" teriak Sandra
"Begini sayang, ada dua pilihan buatmu" katanya sambil menodongkan pisaunya kearah Sandra.
"Pilihan pertama adalah kamu menurut dan melakukan apa yang kita minta dan setelah itu kamu bisa kembali mengikuti pelajaran. Atau pilihan kedua adalah kami akan memaksa kamu, merobek-robek baju kamu dan memukuli kamu sehingga kamu berakhir di rumah sakit, kami akan mengambil foto-foto bugil kamu dan akan kami tempelkan di papan pengumuman. Sekarang yang mana yang kamu pilih?" Dinan menyeringai dengan senyum jeleknya. Ketiga orang yang mengelilingi Sandra itu cukup terkenal di SMAku, walaupun mereka baru kelas 2 (aku dan Sandra duduk di kelas 3) tetapi reputasi jelek mereka sudah tersebar kemana-mana. Pemimpin mereka, si Dinan bertampang jelek dan mukanya dihiasi jerawat-jerawat yang menjijikkan. Kedua anggota gangnya tidak lebih baik lagi tampangnya, muka mereka hitam-hitam dan yang dipanggil Kuda bergigi tonggos dan berrambut cepak, sedangkan yang dipanggil Kribo berrambut panjang dan keriting.
Sandra yang tidak punya pilihan lain akhirnya mengiyakan.
"Baiklah aku akan menurut" katanya lirih disertai tawa ketiga orang itu.
"Hahaha akhirnya kita menemukan cewe yang pandai juga" jawab si Kuda sambil menyeringai menunjukkan sederetan gigi yang tidak karuan bentuknya.
"Sekarang kamu harus merangsang kami dengan tarian striptease, cewe seperti kamu pasti suka dugem dan pasti bisa menari" kata Dinan dengan nada mengejek.
Si kribo mengeluarkan HP SonyEricsson W810nya yang sudah jelek itu dan mulai memainkan lagu-lagu yang bernada keras. Sambil menggoyangkan tubuh indahnya, Sandra mulai melepaskan kancing bajunya satu persatu. Semua mata memandang dengan tak berkedip ketika Sandra menjatuhkan baju seragamnya ke lantai dan mempertontonkan kedua belah payudara yang menonjol ingin keluar dari BHnya. Sandra kembali bergoyang seirama dengan musik yang menghentak-hentak dan melepaskan roknya yang membuat ketiga orang itu bertepuk tangan.
"lepas sekalian BHnya, ayo lepas, sudah ingin meloncat keluar tuh"
Sambil menahan malu Sandra melepaskan BH nya yang membuat kedua payudara indahnya tergantung dengan bebasnya dan ikut meloncat-loncat seirama goyangan tubuhnya. Ketiga orang itu berdecak kagum memandangi tubuh mulus Sandra yang meliuk-liuk erotis, keringat sudah mengalir deras membasahi tubuh putih mulusnya yang sempurna tanpa cacat bak batu pualam yang dipoles. Setelah Sandra melepaskan celana dalamnya sudah tidak ada lagi pakaian yang melekat di tubuhnya kecuali kalung emas, jam dan sepatu casualnya yang membuat dirinya terlihat lebih sexy lagi. Ketiga berandalan itu mulai mengeluarkan penis mereka yang sudah mengeras dari tadi karena menikmati goyangan Sandra yang indah itu. Mereka satu persatu mulai melepaskan baju mereka sambil menikmati suguhan erotic dance Sandra yang sudah mulai kecapaian, hal itu terlihat dari banyaknya keringat yang mengucur dari tubuhnya.
Dinan mendekati Sandra dan ikut menari bersamanya sambil menempelkan tubuhnya ke tubuh Sandra dan sesekali meremas-remas payudara Sandra dari belakang serta memilin-milin putingnya yang mulai mengeras. Kedua bawahannya belum diperbolehkannya menyentuh Sandra karena dia ingin mencicipi Sandra untuk yang pertama kali. Sandra mulai menggelinjang dan sesekali melenguh-lenguh ketika Dinan memilin-milin putingnya atau menggosok-gosok klitorisnya menandakan bahwa diam-diam Sandra ikut terangsang juga oleh permainan Dinan. Dari posisiku aku dapat melihat Dinan yang mengecupi leher Sandra yang basah kuyup berkeringat itu dan sesekali menjilati dan menggigit-gigit daun telinga Sandra yang dijawab oleh erangan lembut Sandra. Tarian mereka berdua diakhiri oleh pelukan Dinan pada pinggang Sandra sambil tangan kirinya meremas payudara Sandra serta Sandra yang menolehkan kepalanya ke kanan saling beradu lidah dengan Dinan, tangan kanan Sandra memegang penis Dinan dan mengocok-ngocoknya perlahan-lahan. Dinan lalu menurunkan tubuh Sandra dan memaksanya mengulum penisnya yang berdiri tegak seperti tiang mercu suar itu, diameternya begitu lebarnya sampai Sandra harus memeganginya dengan kedua tangannya.
"Jangan, tolong, penis ini tidak akan muat dimulutku"
"Jangan banyak bacot kamu, lakukan saja atau ..." Dinan mengangkat satu tangannya, Sandra yang ketakutan mulai menjilati kepala penis itu dan perlahan-lahan memasukkan penis itu kedalam mulutnya. Terlihat kalau dia menahan rasa mual mungkin oleh baunya yang menyengat itu karena dilihat dari tampang mereka, pasti mereka jarang mandi.
Sambil mengrenyitkan dahinya Sandra mulai mengulum-ngulum penis Dinan, karena tidak sabar akhirnya Dinan memaju-mundurkan pinggangnya sambil menahan kepala Sandra yang membuat mulut Sandra terpaksa terbuka lebih lebar dari seharusnya. Aku kasihan melihatnya tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegahnya, apalagi ketika aku melihat si kuda mengambil kamera digital dan mengambil foto-foto Sandra yang sedang dipaksa mengulum penis Dinan. Si kuda layaknya fotografer professional mengabadikan adegan-adegan panas itu dengan berbagai gaya sampai badannya menekuk-nekuk dan berguling-guling, lucu juga dilihatnya.
Sekitar 5 menit Sandra menyepong penis Dinan, karena enaknya sepongan Sandra tampaknya Dinan tidak dapat menahan orgasmenya lagi dan dengan erangan keras menyemburlah lahar panas Dinan didalam mulut Sandra.
"Arggghhh ... enak sekali .... telan semua, jangan sampai ada yang terbuang" perintahnya pada Sandra yang terpaksa menelan semua sperna Dinan. Walaupun Sandra sudah mencoba sebaik mungkin untuk menelannya tetap saja ada yang mengalir di sisi bibirnya.
Plaaaakkkkk .... sebuah tamparan mendarat di pipi Sandra yang diiringi isak tangisnya, yang menamparnya tidak lain adalah Dinan yang merasa kalau Sandra membuang-buang spermanya yang berharga. "Dasar perempuan bodoh, sayang spermaku dibuang-buang begitu saja! Da, kamu boleh sikat dia, habisi saja, kau juga boleh ikut, bo!" si Dinan memberi perintah pada kuda dan kribo untuk menikmati tubuh Sandra yang lunglai terisak-isak sambil terduduk di lantai. Kedua berandalan itu serentak maju dan tanpa dikomando lagi mereka membuka pakaian mereka satu persatu sehingga keduanya bugil, aku terkesiap melihat ukuran penis si Kuda, ternyata dia dipanggil kuda bukan hanya karena gigi-giginya yang tonggos melainkan ukuran penisnya yang seperti penis kuda, benar-benar penis terbesar yang pernah aku lihat. Aku mengira-ira panjangnya sekitar 30 cm dan diameternya 5 cm, aku jadi bergidik membayangkan penis itu akan membobol lubang teman baikku itu. Si kribo menyuruh Sandra untuk bangun dan membalikkan tubuhnya sehingga Sandra menghadap dinding dengan kedua tangannya menopang di dinding kelas itu dengan agak membungkuk sehingga payudaranya tergantung dengan bebasnya dan terlihat lebih besar. Kribo lalu memegang induk payudara Sandra dan mulai meremas-remas payudaranya sedangkan si kuda merenggangkan kaki Sandra dan mulai menjilati gumpalan daging kecil yang bernama klitoris itu sehingga Sandra mulai terdengar berat nafasnya, dia mulai terengah-engah dan mengerang-erang lembut keenakan oleh rangsangan-rangsangan yang diterima oleh tubuhnya. Rupanya akal sehatnya sudah dikuasai oleh birahi sehingga Sandra terlupa kalau dia sedang diperkosa oleh berandalan-berandalan yang tidak sederajat dengan dirinya, anak orang kaya dan bertubuh mulus dan terawat yang sekarang sedang digumuli oleh dua orang berkulit hitam dan jarang mandi itu.
Kribo tidak hanya meremas-remas payudara Sandra, tangannya juga kadang-kadang memilin-milin puting Sandra yang merah muda itu seperti orang mencari gelombang radio sambil mulutnya menciumi punggung Sandra yang sudah mengkilat basah berkeringat itu. Tangan kuda pun tidak tinggal diam, selagi mulut dan bibirnya menikmati vagina Sandra, tangannya kadang-kadang menggosok-gosok vagina Sandra atau meremas-remas bongkahan pantatnya yang indah membulat padat itu. Plaakkkk ... plaakkkk .... terkadang si kuda juga menampar-nampar pantat Sandra yang membuat pemiliknya menjerit kesakitan. Sandra yang sudah terangsang tidak dapat menahan dirinya lagi, dia menggeliat-geliat keenakan serta mengerang-erang dengan nikmatnya tidak memperdulikan jepretan-jepretan foto dari kamera digital yang kini dipegang Dinan. Akhirnya gelombang orgasme yang menyerang dan mendera tubuh Sandra datang juga ....
"ooooooohhhhh ... aaaahhhhhh ..... accckkkkhhhhh......." Sandra mengerang-erang dan melenguh-lenguh kenikmatan, orgasme yang mendera tubuhnya terlalu intens sehingga Sandra terjatuh lemas, Kribo dengan cekatan memeluk perut Sandra sehingga dia tidak terjatuh menindih si Kuda. Kribo menikmati belahan pantat Sandra yang menjepit penisnya yang sudah mengacung tegak itu. Si kuda duduk bersandar di dinding kelas dan menyuruh Sandra untuk memasukkan penisnya ke vaginanya dengan gaya Woman on Top. Dengan dibantu si kribo Sandra sambil bergidik mulai memposisikan dirinya diatas penis si kuda yang benar-benar seperti penis kuda itu. Perlahan-lahan Sandra menurunkan tubuhnya sambil menggigit bibir bawahnya menahan sakit proses penetrasi itu. Sandra mengerang-erang sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan berusaha menaikkan tubuhnya tetapi Kribo yang menahannya lebih kuat sehingga perlahan-lahan penis itu masuk mengisi liang vagina yang jarang dimasuki penis itu.
"AAAAAAAAAAA...........SAKIIIIIIIITTTTTTTTTT ..... HENTIKAAANNNNN .... AAARRRGGGHHHHH......" tiba-tiba aku tersentak mendengar lolongan pilu Sandra yang menjerit-jerit kesakitan ketika penis kuda tiba-tiba masuk dan membelah vaginanya yang masih sempit itu hanya karena Kribo tidak sabar lagi menanti gilirannya dan memberati tubuh Sandra yang dengan sekali sentak melesak kebawah seperti pasak.
Terlihat darah segar mengalir dari vagina Sandra yang jelas-jelas sudah tidak perawan lagi, sepertinya vaginanya robek karena dipaksa dimasuki penis sebesar pemukul baseball itu. Kribo yang tidak kasihan mulai memasukkan penisnya yang besar (walaupun tidak sebesar milik si kuda, tetap saja ukurannya besar) kedalam lubang anus Sandra yang disertai jeritan-jeritan ngilu pemiliknya. Benar-benar barbar kelakuan ketiga orang itu, darahku mendidih karenanya. Saat itu aku tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi si Dinan itu anak kepala sekolah, benar-benar aib bagi keluarganya mengingat kakaknya adalah seorang insinyur dan kakak keduanya sedang menjalani program masternya, hanya si Dinan yang seperti produk gagal. Terlihat kribo dan kuda memaju mundurkan penis mereka tanpa ampun di kedua lubang Sandra secara bergantian selama sekitar 10 menit disertai jeritan kesakitan Sandra yang awalnya terdengar memilukan. Erangan-erangan Sandra terdengar semakin lirih dan lama kelamaan jeritannya digantikan oleh erangan-erangan erotis, ternyata Sandra mulai menikmati double penetration itu dan mulai ikut menggerak-gerakkan pinggulnya sambil tangannya bertumpu di dada si kribo yang berbaring dibawahnya. Si kribo menggerakkan tangannya untuk meremas-remas payudara Sandra yang besar menggantung itu dengan gemasnya disertai erangan-erangan erotis sang empunya. Butiran-butiran keringat Sandra makin mengucur deras dan menetes-netes di dada Kribo, tubuhnya yang menggeliat-geliat terlihat sexy sekali dan kontras dengan para pemerkosanya yang rata-rata bertubuh hitam dan bertampang jelek sedangkan Sandra sendiri cantik dan tubuhnya putih mulus berkilat-kilat basah berkeringat bagai batu pualam yang digosok. Setelah agak lama menggeliat-geliat keenakan akhirnya mereka bertiga mencapai orgasme mereka secara bergantian, yang pertama mencapai orgasmenya adalah Kuda yang menyemprotkan spermanya kedalam lubang anus Sandra yang jelas-jelas tidak sanggup menampungnya sehingga terlihat cairan putih kental itu mengalir keluar dari lubang sempit yang terpaksa terbuka lebar.
Berikutnya adalah giliran Sandra yang mencapai orgasmenya dengan berteriak keenakan
"aaahhhhh ..... aaarrrgghhhh ..... uuuufff ....." terdengar suara Sandra yang terengah-engah kecapaian dan keenakan, tubuhnya bergetar dan menikmati orgasmenya selama setengah menit. Beberapa saat kemudian terlihat si kribo yang mengerang-erang dan akhirnya menumpahkan semua isi spermanya dalam vagina Sandra yang sudah tergolek lemas dipelukannya.
Saat itu juga iPhoneku berdering sehingga semua orang di dalam ruangan itu kaget dan mencari sumber suara sedangkan aku langsung berlari sambil mematikan Hpku. Untung aku sempat berbelok ke gang sebelum mereka sempat keluar dari ruang kelas itu sehingga mereka tidak sempat melihatku yang hampir bertabrakan dengan Pak Rahmat, guru BP yang hendak kembali ke ruangannya yang segera menyuruhku masuk ke ruang kelas karena jam istirahat sudah lama berselang. Sepulang sekolah aku menelepon Sandra dan kutanyakan dimana dia kok tidak mengikuti pelajaran, dia menjawab bahwa dia merasa tidak enak badan dan pulang rumah lebih awal, dia bertanya apakah dia boleh datang ke rumahku karena dia tidak merasa enak di rumahnya sendiri yang sering kosong itu, aku memperbolehkannya dan menyuruhnya datang lebih dulu, toh dia punya remote control untuk membuka pintu gerbang rumahku. Sesampainya aku dirumah aku langsung dipeluk oleh Sandra sambil menangis sesenggukan, dia langsung menanyakan apakah aku melihat segalanya, dia mengenali ringtone iPhoneku karena ringtone itu dia yang mengeset untukku. Aku mengelus-elus rambutnya dan mencium pipinya, sambil menenangkan Sandra aku juga menceritakan kejadian aku diperkosa di calon tempat lesku. Sandra memeluk tubuhku sambil bergetar karena dia masih takut, ternyata mereka tadi tertangkap oleh Pak Rahmat dan ketiga berandal pemerkosa Sandra itu dikeluarkan dari sekolah saat itu juga. Aku mengajak Sandra untuk berendam di jacuzzi. Kami berdua berjalan bergandengan ke kamar mandiku dan sama-sama melolosi pakaian yang masih melekat ditubuh kami. Aku memeperhatikan tubuh Sandra yang putih mulus itu dan nafsuku mulai bangkit, sudah tak ada lagi selembar benangpun yang melekat di tubuh kami, kudekati Sandra yang memunggungiku dan kulingkarkan tanganku memeluk tubuhnya dari belakang, payudaraku yang besar ini menekan lembut punggung Sandra yang polos. Aku yang sedikit lebih tinggi dari Sandra mencium pipinya dan berbisik dengan lembut di telinganya
"Kamu cantik, sayang ........."
To be continued .....
By: Minami Kawashima