Riyo Mori: Exotic Woman in Exotic Island
11 September 2008
PERHATIAN (WAJIB BACA DISCLAIMER TERLEBIH DAHULU) :
1. Cerita berikut mengandung unsur seksual, jadi bagi yang merasa belumDEWASA, sudah bosan dengan cerita artis, atau merasa terganggu dengan pilihan artis ini, silahkan tinggalkan halaman ini.
2 Cerita ini hanyalah fiksi semata, kejadian yang terjadi hanyalah FIKSI. Tidak bermaksud membunuh karakter atau apa pun. Ini hanya khayalan jadi sambil membaca tidak perlu dipikirin terlalu keras.
3. Read at your own risk
|
Riyo Mori |
Thanks…
Hari ke-1..pkl. 16.00 WITA
‘Welcome to Bali, Miss Mori..and welcome to our resort..’ sapa seorang receptionist yang berpakaian khas Bali itu dengan ramah.
‘Thank you..’ jawab wanita berumur 21 tahun itu. Wanita itu menggunakan dress warna hitam yang tidak mampu menutupi kaki jenjangnya, sehingga tampaklah pahanya yang putih mulus. Dipadu dengan sebuah bando di kepalanya yg berwarna hitam juga.
‘So, how’s your flight?’
‘Nice..and kinda fast..hehehe’ kata wanita itu sambil tersenyum.
‘Good..please wait a minute ok..’ pria itu tampak sibuk memencet komputer. Ketik sana ketik sini.
‘Ok..’ dengan ramah wanita itu duduk di ruang tunggu. Tidak berapa lama, datang pelayan yang meawarkan welcome drink. Mori tidak menolaknya dan meminumnya. Sambil minum perlahan lahan, ia begitu menikmati pemandangan di Bali yang indah. Angin bertiup dengan sejuknya, ditambah pepohonan yang rimbun, membuat pemandangan itu tidak akan mudah dilupakan. Ini memang bukan untuk pertama kalinya ia berkunjung ke Bali, namun tentu saja berbeda karena waktu itu tujuannya sebagai duta Miss Universe tapi sekarang untuk berlibur. Ia sangat senang bisa berada di Bali untuk kedua kalinya, apalagi kali ini tidak perlu direpotkan oleh wartawan dan kerjaan.
Hari ke-1..pkl. 16.00 WITA
‘Welcome to Bali, Miss Mori..and welcome to our resort..’ sapa seorang receptionist yang berpakaian khas Bali itu dengan ramah.
‘Thank you..’ jawab wanita berumur 21 tahun itu. Wanita itu menggunakan dress warna hitam yang tidak mampu menutupi kaki jenjangnya, sehingga tampaklah pahanya yang putih mulus. Dipadu dengan sebuah bando di kepalanya yg berwarna hitam juga.
‘So, how’s your flight?’
‘Nice..and kinda fast..hehehe’ kata wanita itu sambil tersenyum.
‘Good..please wait a minute ok..’ pria itu tampak sibuk memencet komputer. Ketik sana ketik sini.
‘Ok..’ dengan ramah wanita itu duduk di ruang tunggu. Tidak berapa lama, datang pelayan yang meawarkan welcome drink. Mori tidak menolaknya dan meminumnya. Sambil minum perlahan lahan, ia begitu menikmati pemandangan di Bali yang indah. Angin bertiup dengan sejuknya, ditambah pepohonan yang rimbun, membuat pemandangan itu tidak akan mudah dilupakan. Ini memang bukan untuk pertama kalinya ia berkunjung ke Bali, namun tentu saja berbeda karena waktu itu tujuannya sebagai duta Miss Universe tapi sekarang untuk berlibur. Ia sangat senang bisa berada di Bali untuk kedua kalinya, apalagi kali ini tidak perlu direpotkan oleh wartawan dan kerjaan.
‘Miss, the registration is complete..so..shall we?’
Perkataan itu membuyarkan lamunannya, Riyo Mori pun mengangguk dan pria itu membawakan tas Mori yang meskipun hanya 1 tapi cukup besar karena ia ingin menginap selama 4 hari 3 malam disana. Berjalanlah mereka bersama. Di perjalanan sang receptionist mencoba mengajak ngobrol dengan pembicaraan berbasa basi agar suasana lebih akrab sambil membawakan tas dari Miss Universe 2007 itu. Riyo Mori memang lebih dikenal sebagai seorang Miss Universe 2007, tingginya 174cm, kulitnya putih mulus, sedang rambutnya hitam khas Asia. Tentu saja sebagai seorang ratu kecantikan sejagat, tubuhnya sangat dijaga sekali. Maklum karena baru turun ‘tahta’ ia punya waktu senggang lebih banyak sekarang. Apalagi di saat bukan musim liburan seperti sekarang membuat liburannya lebih nyaman. Suasana sepi membuatnya lebih bisa menikmati pemandangan pantai Jimbaran yang terletak persis di dekat resort itu.
‘This is it..’ kata pria itu.
Mori memang segaja memilih sebuah villa bukan kamar seperti di hotel agar bisa lebih rileks. Ia melihat dari luar kalau villa itu tampak nyaman dengan taman yang bersifat private dan ditumbuhi tanaman tropis khas Indonesia. Tidak berlama lama ia pun masuk ke dalam villa itu. Segera ia menuju ke kamar tidurnya mengikuti si receptionist, tampaklah sebuah kamar yang luar biasa. Kamar itu cukup luas dengan king bed ditutup seprei putih, serta kelambu yang menambah suasana menyenangkan. Keluar sedikit menuju taman maka ia dapat melihat hamparan pantai Jimbaran yang begitu indah dan biru serta sebuah kolam renang dengan tempat berjemur di sebelahnya. Terdapat pula anjungan di taman itu yang bisa digunakan untuk makan malam. Lokasi villa ini pun paling dekat ke arah pantai. Dekorasi khas Bali mulai dari artifak dan patung Bali yang terbuat dari batu menghiasi kamar dan tamannya.
‘Miss, I put your bag here, ok?’ pria itu meletakkan tas Mori di dekat tempat tidur.
‘Ok. Thanks..’ Mori tersenyum sambil memberikan uang tip. Pria itu berlalu sambil berterima kasih serta memberi tahu kalau kuncinya ia letakkan di meja rias. Mori hanya mengangguk dan kembali meneliti fasilitas yang tersedia. Ada LCD, ceiling fan, serta AC melengkapi kamar itu. Kamar mandinya pun besar dengan bathtub yang berwarna putih bersih, terdapat shower pula, sungguh luar biasa. Selain kamar mandi dalam ruangan terdapat outdoor shower untuk membilas diri sehabis berenang.
‘I guess it will be a great holiday..’ kata Mori dalam hati sambil senyum.
Dilihatnya di kiri dan di kanan tampak di villa-villa yang lain, begitu sepi dan tidak ada orang. ‘Hmm..it’s so quiet..nice and I can enjoy my holiday to the fullest..’ ia berpikir dalam hati. Lalu berlalu ke dalam kamarnya.
*********************************
Hari ke-2.. pkl. 09.00 WITA..
|
Tempat menginap Mori |
Pagi-pagi pukul 9, Riyo Mori sudah siap. Ia berpakaian kaos putih ketat, bawahannya ia mengenakan hot pants dari bahan jeans, meskipun hanya mengenakan sandal kamar, itu tidak mengurangi keseksiannya. Rambutnya diikat ke belakang, lehernya pun terpampang dengan bebas. Setelah menyemperotkan parfum dan memakai lipbalm, ia pun berjalan menuju ke restoran tempat ia akan makan pagi.
‘Morning..’ sapa seorang karyawan saat ia berpapasan dengan Mori.
‘Morning..’ jawabnya ramah.
Ia pun berlalu menuju restoran. Setelah sampai, ia mencari tempat yang kosong dan duduk.
‘Would you like coffee or tea, miss ?’ tanya pelayan restoran itu.
‘Hmm..tea please..’ Mori menjawab.
Dituangnya teh itu ke dalam cangkir. ‘Thank you..’ Mori berterima kasih. Karyawan itu tersenyum dan berlalu.
Mori menyeruput teh itu, kemudian berdiri hendak mengambil roti yang dihidangkan. Namun rupanya beberapa turis lain ada yang menyadari bahwa dia adalah sang Miss Universe atau mantan Miss Universe tepatnya, maka mereka pun mulai bertanya ini itu serta minta foto bersama. Mori dengan ramah meladeni mereka satu persatu, suasana makan pagi itu pun menjadi meriah. Setelah selesai sarapan, Mori pun berpamitan kepada mereka. Hari itu ia memang ingin melakukan spa sebagai salah satu fasilitas yang disediakan tempat penginapan. Ia berencana untuk menggunakan fasilitas tempat penginapan hari itu sebaik-baiknya. Ia pun bergegas menuju ke tempat spa.
‘Hello, Miss Mori..’ wanita di tempat itu menyapa dengan ramah.
****************************
Sementara itu, di kantor manajer hotel
‘David, ini gaji kamu bulan ini..’ kata sang manajer.
‘Kok cuma segini, pak?’
‘Ya kan kamu sempet kasbon waktu kemarin itu..jadi sekarang saya potong..atau kamu pura-pura lupa?’
‘Oh..iya sih, pak..tapi tadinya saya pikir mau dipotong dari gaji saya bulan depan saja..’ jawab David.
‘Ga bisa, Vid…peraturan tempat ini kan begitu.. sudahlah.. oh iya, satu hal lagi.. kamu tau kan kalo Riyo Mori sedang menginap disini?’ tanya si manajer.
‘Tau, pak..’
‘Nah semalam itu dia sempat bilang kalau hari ini dia hendak mencoba surfing..karena Putu sedang tidak masuk hari ini, jadi satu-satunya pengajar kan cuma kamu..jadi sore ini tolong standby disini ya..’
‘Baik, pak..ada lagi pak?’ David menjawab.
‘Ga ada.. kamu boleh kembali ke pantai..’
‘Makasih pak..’ David pun keluar dari ruangan itu.
Sebutlah namanya David. Seorang pemuda asal Jakarta yang merantau jauh sampai ke Bali karena ribut dengan orang tuanya. Ini adalah tahun ke-3 ia tinggal di Bali. Umurnya baru 25. Sebenarnya ia adalah pemuda yang pandai namun wataknya yang keras dan orang tuanya yang selalu bertengkar, membuat ia tidak tahan tinggal di rumah. Ia berprofesi sebagai surfer, ya memang penghasilannya tidak seberapa tapi ia juga terkadang menjadi pelayan di beberapa restoran sebagai pekerja part time. Kulitnya hitam karena terlalu banyak di pantai, rambutnya juga acak-acakan khas anak pantai, tingginya hanya 160-an, namun kalau untuk urusan surfing bisa dibilang ia memang ahli.
‘Dapet berapa, Vid?’ tanya seorang temannya setibanya ia di pantai Jimbaran.
‘Cuma segini..’ katanya seraya menunjukkan isi amplop itu.
‘Ya sudahlah, itu sudah lumayan…mau ikut main?’ tanya temannya lagi yang sedang asik berjudi.
‘Ga dulu deh..kan kau tau, duitku habis gara-gara beli handphone..’
David memang terpaksa menjual handphone nya waktu itu gara-gara kalah judi bola, namun akhirnya ia memutuskan untuk membeli handphone baru. Meskipun bekas tapi masih bagus dan masa kini punya. Karena tanpa handphone ia menjadi sering kehilangan kesempatan kerja.
‘Aku dengar di tempat kau itu sedang kedatangan wanita Jepang cantik ya ?’ tanya seorang temannya.
‘Iya, nanti sore aku ketemu sama dia..’
‘Wah, kita-kita juga mau donk dikenalin, Vid..hahahaha..’ temannya itu tertawa bersama-sama.
David hanya tersenyum sinis. Dalam hatinya, ia memang ingin mencicipi legitnya tubuh mantan Miss Universe itu tapi sendirian tentunya. ‘Ngapain juga gua bagi-bagi sama mereka..rugi..’ pikirnya dalam hati.
***********************************
Tempat penginapan..pkl. 15.00 WITA
Mori sedang berjemur rupanya di luar kamarnya. Ia memang hendak berenang sebentar lagi setelah berjemur. Bikini sudah dikenakannya, warna hitam itu sangat kontras dengan kulit putihnya, sambil memakai kacamata hitam, ia tampak rileks sekali. Setelah dirasanya cukup berjemur, ia melepas kacamata hitamnya dan meceburkan diri ke kolam renang yang ada di sebelahnya. Beberapa gaya ia lakukan dan sesudah beberapa kali bulak-balik, ia pun mengangkat dirinya ke darat, mengambil handuk dan mengeringkan badannya, dilihatnya jam yang ada di handphone nya, ternyata sudah hampir jam 4 sore.
‘Oh no..!! I want to learn surfing at 4 o’clock !! how come I forget…’ katanya dalam hati.
Ia bergegas kembali ke kamar, dibukanya bikini itu dan kembali memakai kaos yang tadi pagi dikenakan. Ia tidak mau langsung mengenakan bikini itu, karena basah dan takut malah ngejiplak di kaos dan celana yang ia kenakan, maka ia berencana untuk ganti nanti di pantai saja.
‘Mana tuh cewek..udah jam 4 lewat kok belum dateng..’ kata David dalam hati. Ia memang sudah menunggu, sejak jam 4 kurang.
Pantai itu memang tidak terlalu ramai, maklum musim sekolah. Hanya ada beberapa bule berjemur dan beberapa orang sedang bermain air laut sambil mendirikan istana pasir.
‘Bisa makin item nih gua..’ David kembali berbicara dalam hatinya. Tiba-tiba…
‘A-are you, David?’ suara lembut dari belakang itu mengagetkannya.
‘Oh..yeah.. and you must be Riyo Mori, right?’ David mengulurkan tangannya.
‘Right..’ Mori membalas jabat tangan itu.
‘How do you know my name?’ tanya David.
‘Mmm, the management told me that my instructor name would be David…and they told me about you..physically I mean..’
‘Ok..that’s good.. have you ever surf before?’ David bertanya sambil mengangkat papan surfingnya.
‘No, this is my first time..’ Mori menjawab sambil menggigit bibirnya.
‘No problem..there’s always first time for everything..right?’
Mori menjawab dengan senyuman. ‘Where should I change?’
‘There..’ David menunjuk sebuah kamar ganti.
‘I’ll be right back..’ Mori pun berlari kecil menuju kesana.
‘This is my chance..’ David mengorek tasnya sendiri, mengambil handphone miliknya kemudian mengikutinya setelah Riyo Mori sudah benar-benar masuk ke ruang ganti tersebut.
Ruang ganti itu memang atasnya terbuka sehingga David pun bisa ambil kesempatan dari sana. Pertama-tama ia mencoba mengambil foto Mori lewat atas sambil lompat-lompat, namun ia tidak berhasil. Namun tidak habis akal ia pun masuk ke ruangan di sebelah Mori, lalu naik ke atas toilet. ‘Nah..bisa nih..’ pikirnya dalam hati.
Sambil jinjit dan menapak di atas toilet, ia berusaha untuk mengintip. Dilihatnya rupanya Mori sedang tanpa busana sama sekali. Diarahkannya handphone nya itu sambil gemetar dan diambilnya lah beberapa gambar. Jantungnya berdebar kencang sekali, karena takut ketahuan dan karena melihat tubuh Mori yang seksi tanpa sehelai benang pun. ‘Kayaknya udah cukup..’ gumamnya dalam hati sambil melihat hasil jepretannya. Ia menunggu hingga suara pintu Mori di sebelah terbuka, baru ia keluar. Penisnya pun berdiri tanpa bisa ia kendalikan, pikiran kotor sudah mulai menguasainya. Jegrekk.. pintu di sebelah didengarnya sudah terbuka. Ia pun memasukkan kembali handphone ke kantongnya dan bersiap keluar. Mori pun kembali ke pantai tanpa menaruh curiga. Namun dilihatnya David tidak ada. Sambil celingukan, ia mencoba mencari. Tiba-tiba David muncul dari belakang, setelah menaruh handphone nya kembali di tas, ia menepuk bahu wanita itu.
‘Hey..where have you been?’ tanya Mori.
‘To-toilet..’ David seketika menjadi gugup.
‘Well..shall we start now?’ kata Mori yang bingung dengan tingkah David yang tiba-tiba berbeda.
‘O-of course..’ David mecoba mengangkat papan surfing itu. Pikirannya tidak bisa berhenti membayangkan Mori yang sedang telanjang. Tapi tentu saja rencananya disimpan untuk nanti malam. Maka ia berusaha profesional dan tetap mengajari Mori cara surfing perlahan-lahan.
Setelah 1 jam berlalu, Mori tampak sedikit lebih baik, keseimbangannya mulai terjaga.
‘Woooo..’ Mori berteriak bangga sambil mengangkat kedua tangannya. Ia cukup gembira karena sudah bisa berdiri di atas papan surfing.
David yang sedang duduk di pinggir pantai hanya tersenyum melihat hal itu.
‘That’s it for today..’ kata pria itu.
‘Ok..thank you so much..’ Mori menjawab sambil menyeret papan surfing itu ke pinggir pantai.
‘Mmmm..miss Mori, can I meet you tonight at 8 o’clock maybe? At you place?’ tanya David sambil membereskan papan surfingnya.
‘Hmm.what is it? Is there something you want to talk about?’ Mori bingung dengan pertanyaan David.
‘Ye-yeah something like that..’
‘Well..let’s meet at the restaurant…’ Mori merasa tidak nyaman jika David harus ke villa nya itu.
‘No, I-I have to meet you at your place..’
‘Why??’ Mori semakin curiga.
‘You’ll find out later..’
‘All right..I’ll report your behavior to your manager..’ Mori merasa terganggu dengan sikap David, ia pun berbalik hendak meninggalkan pria berkulit hitam itu.
‘I won’t do that if I were you..’ David berteriak dari belakang.
Mori pun membalikkan badannya dan mengerenyitkan dahi. David pun menuju ke tas nya sendiri, dikeluarkannya handphone yang ia gunakan tadi. Sambil membukanya, ia tunjukkan foto-foto yang telah ia ambil tadi. Mori sangat kaget melihat dirinya dalam keadaan bugil ada disitu, ia tidak percaya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
‘O-ok.. how much do you want? You want money right?’ suara Mori mulai terdengar bergetar.
‘No..it’s not about the money.. I want you..’ kata David sambil membelai pipi Mori yang mulus. Wanita itu pun secara reflek langsung menampik tangan David.
‘It’s ok if you don’t want..but don’t blame me..tomorrow you’ll find your photo all over in internet..’ David kembali membereskan handphone dan barang bawaannya.
‘Allright..8 o’clock..’ Mori mencoba bernegosiasi.
‘Nice decision..see you later..’ David tersenyum penuh kemenangan dan berlalu. Sementara Mori hanya bisa mematung dan tidak percaya, ia kesana untuk liburan namun malah jadinya harus berurusan dengan pria yang baru dikenalnya. Namun karena tak punya pilihan ia pun menuju ke ruang ganti untuk mengganti pakaian.
****************************
Pukul 20.00 WITA
Sesuai dengan waktu yang telah disepakati, David akhirnya bergegas menuju tempat Mori menginap. Ia tidak sabar lagi setelah dari tadi sore menahan birahi.
‘Miss Mori, I’m here..’ teriak David dari pintu.
‘Ssssstttttt.. lower your voice..’ kata Mori sambil membukakan pintu.
Malam itu ia mengenakan jaket warna putih dengan tank top pink di dalamnya. Serta celana jeans panjang.
‘Sorry..’ David pun menerobos masuk.
Sambil berjalan dari belakang, Mori mencoba memperingatkan agar David tidak berbuat macam-macam apalagi setelah nanti ia kembali ke negaranya. David hanya mengangguk saja dan berjanji kalau setelah tidur dengan Mori, ia akan menghapus semua foto-foto itu.
‘Can I trust your word?’ tanya Mori lagi untuk meyakinkan.
‘Don’t worry, this is my handphone and I’ll let you erase your own photo…deal?’ David berkata sambil mengeluarkan handphone dari kantong celananya.
‘Deal..’
‘Good..now I want to see you naked..’ David mendaratkan dirinya di tempat tidur yang nyaman.
Awalnya Mori tampak ragu-ragu dan berpikir. Ia diam tidak bergerak.
‘Do you change your mind?’ David menegur. Sambil menghela napas, ia pura-pura hendak keluar dari kamar itu. Namun, Mori mencegahnya dan menyuruhnya untuk menyerahkan handphone nya nanti. David mengangguk sambil tertawa penuh kemenangan.
‘Whatever.. I don’t care anything anymore.. Beside, I don’t have any choice right now..’ Mori berkata dalam hati. Ia sebenarnya merasa jengkel namun apa boleh buat.
Mori yang sudah geram dengan kelakuan pria bajingan ini, tanpa disuruh dua kali, ia pun membuka jaketnya. Kemudian dilepasnya tank top beserta bra putihnya. Baru kemudian disusul jeans dan celana dalam putih yang ia lemparkan ke wajah David. Puting Mori yang berwarna pink kecoklatan itu pun terekspos dengan jelas, begitu pula vaginanya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus.
‘hahahaha..’ David begitu senang melihat seorang wanita yang seharusnya posisinya begitu terhormat menjadi tidak berdaya di hadapannya. Ia pun mencium aroma dari celana dalam itu dan menyuruh Mori duduk di pinggir ranjang.
Kemudian ia berdiri di depan Mori, disuruhnya lah wanita pemenang kontes kecantikan itu membuka celana beserta celana dalam yang ia kenakan. Mori pun mulai membuka kancing jeans yang dikenakan David, ditariknya ke bawah celana panjang itu beserta celana dalamnya. Tampaklah penis hitam berukuran besar yang sudah berdiri dengan kepala yang disunat.
Mori cukup kaget juga melihatnya. ‘Do you like it, huh?’ David berkata sambil membelai rambut wanita itu. ‘Suck it..’ perintahnya.
Mori mulai dengan mengocok benda itu, pelan-pelan. Tangannya yang halus membuat David mendengus. Tidak pernah ia bayangkan kalau ia bisa menaklukkan seorang Miss Universe, mimpi pun tidak. Dirasakannya kalau napas sang Miss Japan 2007 itu mulai mendekati penisnya, namun Mori tampak ragu karena bau penis David yang tidak sedap itu. David yang sudah tidak sabar pun tiba-tiba menjejalkan senjatanya itu ke dalam mulut Mori. Wanita itu awalnya kewalahan karena gerakan pinggul David yang cepat dan menyetubuhi mulutnya. Tapi pada akhirnya David berhenti dan membiarkan wanita Jepang itu memainkan lidahnya dan melakukan servis oral.
‘Ouuggghhh.. I guess they should add one more B for next year contest.. it’s bitch..hahaha..’
Wajah Mori merah saat mendengar kata-kata yang menghinanya itu, namun ia tidak peduli lagi dan berharap mimpi buruk ini berakhir. Tangan David tak henti-hentinya mengelus rambutnya itu. Sementara Mori terus memaju mundurkan kepalanya sendiri.
Tak ingin buru-buru David mengeluarkan penisnya dan menyuruh Mori melebarkan kakinya.
Sebelum turun ke daerah kewanitaan itu, ia tidak membuang kesempatan dengan menjulurkan lidahnya ke arah mulut Mori yang masih terbuka setelah melakukan oral. Lidah itu pun masuk tanpa bisa ditahan oleh Mori. Sebaliknya wanita asal Jepang itu malah membelit lidahnya David dan menghisapnya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan statusnya sebagai mantan Miss Universe, Miss Japan, atau apa pun karena birahinya sedang naik sekarang ini. Dalam keadaan sedang berciuman seperti itu, David dapat mencium harumnya parfum yang dikenakan Riyo Mori, sehingga membuatnya tambah bernafsu. Kedua tangannya mulai bergerilya pada daerah payudara Mori. Diremasnya yang kanan dengan tangan kirinya, sementara yang satu lagi dirangsang dengan mencubit putingnya. Agak sakit memang untuk Mori tapi ia juga merasakan nikmat yang tidak disangka sangka. Puas dengan mulut, David menjilati leher Mori yang putih itu, jilatannya terus turun ke arah gunung kembar yang berukuran sedang. Ia pun langsung mencaplok payudara yang kanan dan tetap mempermainkan payudara yang kiri. Terkadang ditariknya puting payudara yang kiri dengan kedua jarinya, sementara puting yang kanan digigitnya.
‘Mmmmhhhh.. David…’ Mori mendesah keenakan sambil menahan kepala pria itu agar tidak pergi. Sesekali akibat rangsangan yang ada, ia menjambak rambut pria itu sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.
Setelah puas, pelan tapi pasti David pun menurunkan jilatannya ke arah perut Mori yang rata dan mulus. Dijilatnya pusar wanita itu dan terus turun ke bawah hingga sampai di bagian yang dari tadi dinantikannya.
‘Is it good?’ tanya David.
Mori merasa malu, ia yang tadinya terpaksa tapi malah menikmati. Sehingga tanpa menjawab ia hanya memalingkan wajah.
‘Answer !!!’ David membentak.
‘Y-yes it’s very good…please don’t stop..’ Mori sudah tidak bisa lagi menahan birahinya. Sehingga tanpa malu-malu ia pun membuka kakinya lebar-lebar.
David kembali tersenyum puas dan dibukanya vaginan yang sudah basah itu dengan kedua jarinya. Dijilatinya sampai sedalam dalamnya. Bahkan terkadang lidahnya ikut mencolok hingga mengenai klitorisnya. Mori pun menikmati perlakuan dari David sambil menahan badannya ke belakang menggunakan kedua tangannya. Sementara kakinya menjepit kepala David yang sedang mengerjai vaginanya.
‘Gila nih cewek udah basah banget..’ David bergumam dalam hati sambil lidahnya terus bermain main. Tangannya mulai membelai paha Mori yang halus, tangan David ang kasar membuat Mori merasakan sensasi yang berbeda saat pahanya dibelai oleh pria hitam itu.
‘Nggghhh..aaaaaaahhhhhhh…..’ Mori tidak bisa menahan lagi laju cairan kewanitaannya itu. Sambil orgasme , ia menjepit kepala David. David pun dengan rakus menjilati cairan itu sampai bersih. Baru pernah ia merasakan cairan kewanitaan dari seorang ratu kecantikan sejagat.
‘It’s damn good..’ kata David sambil berdiri.
Mori masih terengah-engah setelah mengalami orgasme. Dilihatnya David mengambil posisi tiduran di belakangnya. Sambil menepuk pahanya sendiri, David menyuruh Mori untuk tiduran di atas penisnya. Mori pun tidak melawan dan meletakkan kepalanya di selangkangan David.
‘Wah rambutnya alus banget.. bener-bener udah kayak mimpi neh gua..’
David menggunakan kedua tangannya untuk meremas payudara yang kiri dan kanan. Ia kembali mempermainkan gunung kembar itu. Birahi Mori pun kembali naik, ia mulai mendesah tiap kali David mencubit putingnya yang sudah mengeras itu. David membimbing agar posisi tidur Mori lebih naik sehingga sekarang punggung Mori berhimpit dengan dadanya yang bidang itu. Dalam posisi begini, ia bisa mencium bibir Mori yang seksi itu. Sambil satu tangan di payudara kanannya, yang satu lagi sedang mengerjai vagina wanita itu. Jarinya keluar masuk dan mengorek.
‘Mmmhhh..mmmhhh…’ sambil menikmati percumbuan itu, Mori mulai menggunakan tangan kirinya untuk mengocok penis David. Digenggamnya senjata itu sambil terus dimaju mundurkan.
David menyuruhnya untuk berhenti sebentar dan mengatur posisi kembali. Mori pun menyibak rambutnya yang sudah berantakan. David mengambil posisi tiduran dan membiarkan Mori naik ke atasnya. Dengan dua jari, ia membuka vaginanya sendiri dan masuklah penis hitam itu hingga ke dalam.
‘Ooohhh…’ begitu yang keluar dari mulut wanita itu begitu penis itu amblas.
Tanpa perlu dikomando, Mori langsung menggerakan pinggulnya sendiri naik turun secara cepat sambil tangannya bersandar di dada bidang David. Pria itu terus menambah rangsangan dengan meremas gunung kembar milik Mori. Bunyi kecipak kecipok dan desahan dari Mori memenuhi ruangan itu. Rangsangan yang datang dari David membuat pertahanannya kembali jebol. David merasakan kalau cairan kewanitaan dari Mori membasahi penisnya. Ia pun tersenyum puas. Mori akhirnya ambruk di atas tubuh David. Sementara si pria masih terus menggerakkan pinggulnya. Dipeluknya tubuh Mori yang basah karena keringat sambil membelai rambut hitam yang panjang dari wanita itu.
‘Miss Mori can you face that way…’ David mencoba mengarahkan Riyo Mori.
Mori menuruti kemauan pria itu dengan posisi jongkok ia sekarang memunggungi David namun dengan posisi penis tertancap di vaginanya. David kembali meyetubuhinya, dengan posisi demikian ia benar-benar bisa merasakan vagina sang mantan Miss Universe seutuhnya. Dirasakannya jepitan dan pijatan dari vagina itu. Sambil menyodok dari belakang, tangannya tidak pernah absen dari kedua payudara yang empuk.
‘Arrrgghhhh… ooouuggghhh,..’ croootttt..crooottt…
David tidak bisa bertahan dan mengeluarkan spremanya di dalam liang kewanitaannya Mori sambil meremas kedua gunung kembar itu dari belakang. Mori pun turut ambruk ke belakang. Keduanya terengah-engah. Setelah dirasakannya penisnya mulai mengecil, David mengeluarkan penisnya sendiri.
‘David..your handphone please..’ kata Mori seraya rebahan di atas tubuh David.
‘No, I’m not finish yet..’ kata David yang masih terengah-engah.
Diturunkannya tubuh Mori, ia pun berjalan menuju ke arah celananya yang tergeletak di lantai. Ia mengorek kantongnya dan mengeluarkan seutas tali. Mori pun heran.
‘Hands up..’ David memberi perintah pada Mori.
‘What?’ Mori tampak heran dan enggan.
‘Hands up !!!’ David membentak sambil menyatukan kedua tangan Mori dan mengangkatnya ke atas.
‘Aaaaakkkkhhhh…’ pergelangannya terasa sakit karena perlakuan kasar dari David.
Diikatnya pergelangan tangan itu menjadi satu kemudian ujung tali itu diikat ke besi yang ada di atas tempat kelambu diatas tempat tidur itu. Setelah selesai dengan semua persiapannya, David berdiri di atas ranjang itu dan membantu Mori untuk berdiri juga. Dengan tangan terikat keatas membuat tubuh wanita itu semakin membangkitkan birahi David.
‘You look so sexy..’ komentar David sambil menyibak rambut Mori yang menutupi wajahnya.
Setelah diciumnya dada Mori yang satu, ia kembali turun dan mengambil ikat pinggang dari celana jeansnya sendiri. Mori segera mengetahui apa yang akan menimpa dirinya. Sambil geleng-geleng ia berkata, ‘No..no.. please don’t..’
Ctttaaaaaaaarrrrr.. sebuah sabetan dari ikat pinggang itu menghampiri punggung Mori yang mulus sampai meninggalkan bekas kemerahan. Mori hanya bisa menggigit bibirnya sambil menahan sakit. Tiba-tiba satu sabetan kembali menghajar pantatnya. Panas dirasakannya dan tanpa disadari air matanya mulai keluar.
‘Aaahhh…’ Mori kembali berteriak saat satu sabetan kembali mengenai punggungnya.
David pun menjambak rambut wanita itu yang sedang meringis, lalu dijilatinya ketiak kiri dari Mori, dihisapnya bahkan digigitnya.
‘Awww..aaahh.. David what are you doing?’ Mori mencoba bertanya pada pria itu.
David pun berpindah ke depan Mori, sambil mengangkat kaki kiri wanita itu, ia kembali menjejalkan penisnya yang hitam dan berurat ke dalam vaginanya. Dihentakannya pinggulnya sendiri dengan brutal. Sambil terus menyetubuhi dengan posisi berdiri, tangannya meremas payudara kiri Mori dengan keras seperti orang meremas santan. Sementara mulutnya menjelajahi ketiak kanan Mori.
‘Aaaaaahhhh…ahhh…’ Mori hanya bisa mendesah saat diperlakukan kasar.
Tangannya yang menjuntai ke atas memang membuatnya semakin tidak berdaya. Ia memeluk David dengan kedua kakinya sehingga saat ia dalam keadaan melayang.
‘Ini kesempatan emas..kesempatan emas..kesempatan emas…’ begitulah pikiran David dalam hatinya.
Setelah puas, ia mencabut penisnya dan berpindah ke belakang. Dilihatnya Mori sudah penuh dengan keringat. Perutnya yang rata itu tampak mengkilap, ia pun memutari Mori dan mengambil posisi di belakangnya. Dilihatnya, punggung putih mulus itu pun sudah berkeringat. Didorongnya punggung Mori hingga menungging.
‘Ennnggghhhh..’ Mori merasakan tangannya terasa pegal karena haru menungging dengan tangan terikat.
Tapi rasa itu tidak berlama-lama karena David segera menyetubuhinya kembali dari belakang. Tangannya meremas kedua payudara Mori. Terkadang ditamparnya juga pantat wanita itu agar ikut bergerak mengimbangi gerakan David. Mori pun mulai menggerakkan pinggulnya sendiri.
‘Aaaahhhh…ahhh..’ Mori pun kembali mendesah.
Disaat yang tanggung, David mencabut penisnya. Mori pun cukup heran, padahal saat itu dia sudah mau orgasme. Wajahnya pun sudah merah merona. David kembali ke depannya.
‘Please, David.. I-I’m about to come..’ Mori mencoba memohon.
‘Hahaha.. so you really like my penis, huh?’ David berkata sambil memencet putingnya yang kanan.
‘Sssshhhh..ye-yes…’ Mori merapatkan kakinya sambil mendesis.
‘Say this : please, make me come, master..’
Mori enggan untuk melakukannya tapi karena dorongan birahi yang melandanya ia pun mengalah.
‘Ple-please make me come, master..’ kata Mori sambil memalingkan wajahnya.
‘Hahaha… Ok.. here we go.. oh wait a minute..’ rupanya David kembali mengeluarkan handphone nya dan memotret Mori yang dalam keadaan tidak berdaya itu.
Mori hanya bisa berusaha memalingkan wajahnya namun tentu saja sia-sia. Setelah beres dengan urusan foto memfoto ia pun kembali beraksi.
David jongkok di depan wanita itu sambil senyum penuh kemenangan. Dimasukkannya dua jari ke dalam vagina Mori yang sudah basah kuyup. Dikeluar masukkan kedua jari itu dengan cepat, ditusuknya, dan dikocoknya. Selama 2-3 menit ia terus mengocoknya.
‘Ahhhh… ahhhhh…aaaaahhhhhh…’ yang empunya pun tidak bisa bertahan lagi dan mengeluarkan cairan cinta yang membanjiri jari jemari David.
Ia pun menyodorkan cairan itu ke mulut Mori dan wanita itu pun membuka mulutnya dan membersihkan jari David sampai tidak bersisa lagi cairan kewanitaannya itu. Setelah itu David mengambil gunting dan memotong tali yang mengekang lengan Mori. Sekarang wanita itu pun terbebas dari rasa pegal yang mengekang.
‘Here..’ David mengatur agar Mori tidur terlentang.
Lalu diarahkannya penisnya itu ke arah wajah wanita Jepang itu. Sambil mengocok penisnya sendiri , David pun mengerang tidak karuan. Apalagi disaat Mori mulai membantunya mengocok.
‘Wow, udah kayak di film JAV aja nih..’ pikir David dalam hati.
Setelah 5 menit, David pun memuntahkan seluruh pelurunya di muka Mori yang putih itu. Dikeluarkannya hingga habis, bahkan sebagian ada yang mengenai rambut Mori. David pun mencolekkan spermanya yang menempel di pipi Mori itu dan menyodorkannya ke mulut wanita itu. Mori pun menghisap dan membersihkan sisa yang lainnya yang masih menempel di wajahnya. Akhirnya kedua insan itu tertidur setelah persetubuhan yang melelahkan.
****************************
Hari ke-3..pkl. 10.00 WITA
‘Hmph..jam berapa nih..’ kata David dalam hati.
Ia pun mencoba membuka matanya saat dirasakannya matahari menyilaukan itu menggannggu penglihatannya. Ia melihat jam di dinding ternyata jam 10 pagi. Yang membuatnya heran adalah Riyo Mori yang sudah tidak ada lagi di kamar itu. Tasnya pun sudah tidak ada.
‘Kemana ya tuh cewek..’ katanya dalam hati.
Ia pun turun dari ranjang hendak memungut pakaiannya, tapi ia sungguh terkejut saat tidak menemukan pakaiannya sama sekali.
‘Wah, kemana nih baju dan celana gua..’ gumamnya.
Saat ia sedang panik dan melihat kesana kemari, rupanya ada sebuah surat di atas meja rias itu.
‘David, maybe right now you’re so confuse about where is your clothes and where am I.. well I tell you something, don’t worry about that.. Your handphone is already mine.. Your clothes? Why don’t you take a look outside..if you’re lucky you can find it at the beach.. because I throw it down there.. now I’ll give you my B..brainless…’
David pun langsung merobek surat itu dan membuangnya. Ia sungguh marah, untung saat ditengoknya keluar, pakaiannya masih tergeletak di pantai.
‘Wah brengsek..kasbon lagi deh gua..handphone ilang lagi..’ katanya dalam hati sambil terduduk di lantai.
Sementara itu Mori kembali ke negaranya dengan menggunakan pesawat penerbangan yang paling pertama. Ia masih bisa tersenyum karena tahu bahwa paling tidak foto-fotonya itu akan aman.
By : FanFicsHolic
‘Morning..’ sapa seorang karyawan saat ia berpapasan dengan Mori.
‘Morning..’ jawabnya ramah.
Ia pun berlalu menuju restoran. Setelah sampai, ia mencari tempat yang kosong dan duduk.
‘Would you like coffee or tea, miss ?’ tanya pelayan restoran itu.
‘Hmm..tea please..’ Mori menjawab.
Dituangnya teh itu ke dalam cangkir. ‘Thank you..’ Mori berterima kasih. Karyawan itu tersenyum dan berlalu.
Mori menyeruput teh itu, kemudian berdiri hendak mengambil roti yang dihidangkan. Namun rupanya beberapa turis lain ada yang menyadari bahwa dia adalah sang Miss Universe atau mantan Miss Universe tepatnya, maka mereka pun mulai bertanya ini itu serta minta foto bersama. Mori dengan ramah meladeni mereka satu persatu, suasana makan pagi itu pun menjadi meriah. Setelah selesai sarapan, Mori pun berpamitan kepada mereka. Hari itu ia memang ingin melakukan spa sebagai salah satu fasilitas yang disediakan tempat penginapan. Ia berencana untuk menggunakan fasilitas tempat penginapan hari itu sebaik-baiknya. Ia pun bergegas menuju ke tempat spa.
‘Hello, Miss Mori..’ wanita di tempat itu menyapa dengan ramah.
****************************
Sementara itu, di kantor manajer hotel
‘David, ini gaji kamu bulan ini..’ kata sang manajer.
‘Kok cuma segini, pak?’
‘Ya kan kamu sempet kasbon waktu kemarin itu..jadi sekarang saya potong..atau kamu pura-pura lupa?’
‘Oh..iya sih, pak..tapi tadinya saya pikir mau dipotong dari gaji saya bulan depan saja..’ jawab David.
‘Ga bisa, Vid…peraturan tempat ini kan begitu.. sudahlah.. oh iya, satu hal lagi.. kamu tau kan kalo Riyo Mori sedang menginap disini?’ tanya si manajer.
‘Tau, pak..’
‘Nah semalam itu dia sempat bilang kalau hari ini dia hendak mencoba surfing..karena Putu sedang tidak masuk hari ini, jadi satu-satunya pengajar kan cuma kamu..jadi sore ini tolong standby disini ya..’
‘Baik, pak..ada lagi pak?’ David menjawab.
‘Ga ada.. kamu boleh kembali ke pantai..’
‘Makasih pak..’ David pun keluar dari ruangan itu.
Sebutlah namanya David. Seorang pemuda asal Jakarta yang merantau jauh sampai ke Bali karena ribut dengan orang tuanya. Ini adalah tahun ke-3 ia tinggal di Bali. Umurnya baru 25. Sebenarnya ia adalah pemuda yang pandai namun wataknya yang keras dan orang tuanya yang selalu bertengkar, membuat ia tidak tahan tinggal di rumah. Ia berprofesi sebagai surfer, ya memang penghasilannya tidak seberapa tapi ia juga terkadang menjadi pelayan di beberapa restoran sebagai pekerja part time. Kulitnya hitam karena terlalu banyak di pantai, rambutnya juga acak-acakan khas anak pantai, tingginya hanya 160-an, namun kalau untuk urusan surfing bisa dibilang ia memang ahli.
‘Dapet berapa, Vid?’ tanya seorang temannya setibanya ia di pantai Jimbaran.
‘Cuma segini..’ katanya seraya menunjukkan isi amplop itu.
‘Ya sudahlah, itu sudah lumayan…mau ikut main?’ tanya temannya lagi yang sedang asik berjudi.
‘Ga dulu deh..kan kau tau, duitku habis gara-gara beli handphone..’
David memang terpaksa menjual handphone nya waktu itu gara-gara kalah judi bola, namun akhirnya ia memutuskan untuk membeli handphone baru. Meskipun bekas tapi masih bagus dan masa kini punya. Karena tanpa handphone ia menjadi sering kehilangan kesempatan kerja.
‘Aku dengar di tempat kau itu sedang kedatangan wanita Jepang cantik ya ?’ tanya seorang temannya.
‘Iya, nanti sore aku ketemu sama dia..’
‘Wah, kita-kita juga mau donk dikenalin, Vid..hahahaha..’ temannya itu tertawa bersama-sama.
David hanya tersenyum sinis. Dalam hatinya, ia memang ingin mencicipi legitnya tubuh mantan Miss Universe itu tapi sendirian tentunya. ‘Ngapain juga gua bagi-bagi sama mereka..rugi..’ pikirnya dalam hati.
***********************************
Tempat penginapan..pkl. 15.00 WITA
Mori sedang berjemur rupanya di luar kamarnya. Ia memang hendak berenang sebentar lagi setelah berjemur. Bikini sudah dikenakannya, warna hitam itu sangat kontras dengan kulit putihnya, sambil memakai kacamata hitam, ia tampak rileks sekali. Setelah dirasanya cukup berjemur, ia melepas kacamata hitamnya dan meceburkan diri ke kolam renang yang ada di sebelahnya. Beberapa gaya ia lakukan dan sesudah beberapa kali bulak-balik, ia pun mengangkat dirinya ke darat, mengambil handuk dan mengeringkan badannya, dilihatnya jam yang ada di handphone nya, ternyata sudah hampir jam 4 sore.
‘Oh no..!! I want to learn surfing at 4 o’clock !! how come I forget…’ katanya dalam hati.
Ia bergegas kembali ke kamar, dibukanya bikini itu dan kembali memakai kaos yang tadi pagi dikenakan. Ia tidak mau langsung mengenakan bikini itu, karena basah dan takut malah ngejiplak di kaos dan celana yang ia kenakan, maka ia berencana untuk ganti nanti di pantai saja.
‘Mana tuh cewek..udah jam 4 lewat kok belum dateng..’ kata David dalam hati. Ia memang sudah menunggu, sejak jam 4 kurang.
Pantai itu memang tidak terlalu ramai, maklum musim sekolah. Hanya ada beberapa bule berjemur dan beberapa orang sedang bermain air laut sambil mendirikan istana pasir.
‘Bisa makin item nih gua..’ David kembali berbicara dalam hatinya. Tiba-tiba…
‘A-are you, David?’ suara lembut dari belakang itu mengagetkannya.
‘Oh..yeah.. and you must be Riyo Mori, right?’ David mengulurkan tangannya.
‘Right..’ Mori membalas jabat tangan itu.
‘How do you know my name?’ tanya David.
‘Mmm, the management told me that my instructor name would be David…and they told me about you..physically I mean..’
‘Ok..that’s good.. have you ever surf before?’ David bertanya sambil mengangkat papan surfingnya.
‘No, this is my first time..’ Mori menjawab sambil menggigit bibirnya.
‘No problem..there’s always first time for everything..right?’
Mori menjawab dengan senyuman. ‘Where should I change?’
‘There..’ David menunjuk sebuah kamar ganti.
‘I’ll be right back..’ Mori pun berlari kecil menuju kesana.
‘This is my chance..’ David mengorek tasnya sendiri, mengambil handphone miliknya kemudian mengikutinya setelah Riyo Mori sudah benar-benar masuk ke ruang ganti tersebut.
Ruang ganti itu memang atasnya terbuka sehingga David pun bisa ambil kesempatan dari sana. Pertama-tama ia mencoba mengambil foto Mori lewat atas sambil lompat-lompat, namun ia tidak berhasil. Namun tidak habis akal ia pun masuk ke ruangan di sebelah Mori, lalu naik ke atas toilet. ‘Nah..bisa nih..’ pikirnya dalam hati.
Sambil jinjit dan menapak di atas toilet, ia berusaha untuk mengintip. Dilihatnya rupanya Mori sedang tanpa busana sama sekali. Diarahkannya handphone nya itu sambil gemetar dan diambilnya lah beberapa gambar. Jantungnya berdebar kencang sekali, karena takut ketahuan dan karena melihat tubuh Mori yang seksi tanpa sehelai benang pun. ‘Kayaknya udah cukup..’ gumamnya dalam hati sambil melihat hasil jepretannya. Ia menunggu hingga suara pintu Mori di sebelah terbuka, baru ia keluar. Penisnya pun berdiri tanpa bisa ia kendalikan, pikiran kotor sudah mulai menguasainya. Jegrekk.. pintu di sebelah didengarnya sudah terbuka. Ia pun memasukkan kembali handphone ke kantongnya dan bersiap keluar. Mori pun kembali ke pantai tanpa menaruh curiga. Namun dilihatnya David tidak ada. Sambil celingukan, ia mencoba mencari. Tiba-tiba David muncul dari belakang, setelah menaruh handphone nya kembali di tas, ia menepuk bahu wanita itu.
‘Hey..where have you been?’ tanya Mori.
‘To-toilet..’ David seketika menjadi gugup.
‘Well..shall we start now?’ kata Mori yang bingung dengan tingkah David yang tiba-tiba berbeda.
‘O-of course..’ David mecoba mengangkat papan surfing itu. Pikirannya tidak bisa berhenti membayangkan Mori yang sedang telanjang. Tapi tentu saja rencananya disimpan untuk nanti malam. Maka ia berusaha profesional dan tetap mengajari Mori cara surfing perlahan-lahan.
Setelah 1 jam berlalu, Mori tampak sedikit lebih baik, keseimbangannya mulai terjaga.
‘Woooo..’ Mori berteriak bangga sambil mengangkat kedua tangannya. Ia cukup gembira karena sudah bisa berdiri di atas papan surfing.
David yang sedang duduk di pinggir pantai hanya tersenyum melihat hal itu.
‘That’s it for today..’ kata pria itu.
‘Ok..thank you so much..’ Mori menjawab sambil menyeret papan surfing itu ke pinggir pantai.
‘Mmmm..miss Mori, can I meet you tonight at 8 o’clock maybe? At you place?’ tanya David sambil membereskan papan surfingnya.
‘Hmm.what is it? Is there something you want to talk about?’ Mori bingung dengan pertanyaan David.
‘Ye-yeah something like that..’
‘Well..let’s meet at the restaurant…’ Mori merasa tidak nyaman jika David harus ke villa nya itu.
‘No, I-I have to meet you at your place..’
‘Why??’ Mori semakin curiga.
‘You’ll find out later..’
‘All right..I’ll report your behavior to your manager..’ Mori merasa terganggu dengan sikap David, ia pun berbalik hendak meninggalkan pria berkulit hitam itu.
‘I won’t do that if I were you..’ David berteriak dari belakang.
Mori pun membalikkan badannya dan mengerenyitkan dahi. David pun menuju ke tas nya sendiri, dikeluarkannya handphone yang ia gunakan tadi. Sambil membukanya, ia tunjukkan foto-foto yang telah ia ambil tadi. Mori sangat kaget melihat dirinya dalam keadaan bugil ada disitu, ia tidak percaya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya.
‘O-ok.. how much do you want? You want money right?’ suara Mori mulai terdengar bergetar.
‘No..it’s not about the money.. I want you..’ kata David sambil membelai pipi Mori yang mulus. Wanita itu pun secara reflek langsung menampik tangan David.
‘It’s ok if you don’t want..but don’t blame me..tomorrow you’ll find your photo all over in internet..’ David kembali membereskan handphone dan barang bawaannya.
‘Allright..8 o’clock..’ Mori mencoba bernegosiasi.
‘Nice decision..see you later..’ David tersenyum penuh kemenangan dan berlalu. Sementara Mori hanya bisa mematung dan tidak percaya, ia kesana untuk liburan namun malah jadinya harus berurusan dengan pria yang baru dikenalnya. Namun karena tak punya pilihan ia pun menuju ke ruang ganti untuk mengganti pakaian.
****************************
Pukul 20.00 WITA
Sesuai dengan waktu yang telah disepakati, David akhirnya bergegas menuju tempat Mori menginap. Ia tidak sabar lagi setelah dari tadi sore menahan birahi.
‘Miss Mori, I’m here..’ teriak David dari pintu.
‘Ssssstttttt.. lower your voice..’ kata Mori sambil membukakan pintu.
Malam itu ia mengenakan jaket warna putih dengan tank top pink di dalamnya. Serta celana jeans panjang.
‘Sorry..’ David pun menerobos masuk.
Sambil berjalan dari belakang, Mori mencoba memperingatkan agar David tidak berbuat macam-macam apalagi setelah nanti ia kembali ke negaranya. David hanya mengangguk saja dan berjanji kalau setelah tidur dengan Mori, ia akan menghapus semua foto-foto itu.
‘Can I trust your word?’ tanya Mori lagi untuk meyakinkan.
‘Don’t worry, this is my handphone and I’ll let you erase your own photo…deal?’ David berkata sambil mengeluarkan handphone dari kantong celananya.
‘Deal..’
‘Good..now I want to see you naked..’ David mendaratkan dirinya di tempat tidur yang nyaman.
Awalnya Mori tampak ragu-ragu dan berpikir. Ia diam tidak bergerak.
‘Do you change your mind?’ David menegur. Sambil menghela napas, ia pura-pura hendak keluar dari kamar itu. Namun, Mori mencegahnya dan menyuruhnya untuk menyerahkan handphone nya nanti. David mengangguk sambil tertawa penuh kemenangan.
‘Whatever.. I don’t care anything anymore.. Beside, I don’t have any choice right now..’ Mori berkata dalam hati. Ia sebenarnya merasa jengkel namun apa boleh buat.
Mori yang sudah geram dengan kelakuan pria bajingan ini, tanpa disuruh dua kali, ia pun membuka jaketnya. Kemudian dilepasnya tank top beserta bra putihnya. Baru kemudian disusul jeans dan celana dalam putih yang ia lemparkan ke wajah David. Puting Mori yang berwarna pink kecoklatan itu pun terekspos dengan jelas, begitu pula vaginanya yang hanya ditumbuhi bulu-bulu halus.
‘hahahaha..’ David begitu senang melihat seorang wanita yang seharusnya posisinya begitu terhormat menjadi tidak berdaya di hadapannya. Ia pun mencium aroma dari celana dalam itu dan menyuruh Mori duduk di pinggir ranjang.
Kemudian ia berdiri di depan Mori, disuruhnya lah wanita pemenang kontes kecantikan itu membuka celana beserta celana dalam yang ia kenakan. Mori pun mulai membuka kancing jeans yang dikenakan David, ditariknya ke bawah celana panjang itu beserta celana dalamnya. Tampaklah penis hitam berukuran besar yang sudah berdiri dengan kepala yang disunat.
Mori cukup kaget juga melihatnya. ‘Do you like it, huh?’ David berkata sambil membelai rambut wanita itu. ‘Suck it..’ perintahnya.
Mori mulai dengan mengocok benda itu, pelan-pelan. Tangannya yang halus membuat David mendengus. Tidak pernah ia bayangkan kalau ia bisa menaklukkan seorang Miss Universe, mimpi pun tidak. Dirasakannya kalau napas sang Miss Japan 2007 itu mulai mendekati penisnya, namun Mori tampak ragu karena bau penis David yang tidak sedap itu. David yang sudah tidak sabar pun tiba-tiba menjejalkan senjatanya itu ke dalam mulut Mori. Wanita itu awalnya kewalahan karena gerakan pinggul David yang cepat dan menyetubuhi mulutnya. Tapi pada akhirnya David berhenti dan membiarkan wanita Jepang itu memainkan lidahnya dan melakukan servis oral.
‘Ouuggghhh.. I guess they should add one more B for next year contest.. it’s bitch..hahaha..’
Wajah Mori merah saat mendengar kata-kata yang menghinanya itu, namun ia tidak peduli lagi dan berharap mimpi buruk ini berakhir. Tangan David tak henti-hentinya mengelus rambutnya itu. Sementara Mori terus memaju mundurkan kepalanya sendiri.
Tak ingin buru-buru David mengeluarkan penisnya dan menyuruh Mori melebarkan kakinya.
Sebelum turun ke daerah kewanitaan itu, ia tidak membuang kesempatan dengan menjulurkan lidahnya ke arah mulut Mori yang masih terbuka setelah melakukan oral. Lidah itu pun masuk tanpa bisa ditahan oleh Mori. Sebaliknya wanita asal Jepang itu malah membelit lidahnya David dan menghisapnya. Ia sudah tidak peduli lagi dengan statusnya sebagai mantan Miss Universe, Miss Japan, atau apa pun karena birahinya sedang naik sekarang ini. Dalam keadaan sedang berciuman seperti itu, David dapat mencium harumnya parfum yang dikenakan Riyo Mori, sehingga membuatnya tambah bernafsu. Kedua tangannya mulai bergerilya pada daerah payudara Mori. Diremasnya yang kanan dengan tangan kirinya, sementara yang satu lagi dirangsang dengan mencubit putingnya. Agak sakit memang untuk Mori tapi ia juga merasakan nikmat yang tidak disangka sangka. Puas dengan mulut, David menjilati leher Mori yang putih itu, jilatannya terus turun ke arah gunung kembar yang berukuran sedang. Ia pun langsung mencaplok payudara yang kanan dan tetap mempermainkan payudara yang kiri. Terkadang ditariknya puting payudara yang kiri dengan kedua jarinya, sementara puting yang kanan digigitnya.
‘Mmmmhhhh.. David…’ Mori mendesah keenakan sambil menahan kepala pria itu agar tidak pergi. Sesekali akibat rangsangan yang ada, ia menjambak rambut pria itu sambil menggigit bibir bawahnya sendiri.
Setelah puas, pelan tapi pasti David pun menurunkan jilatannya ke arah perut Mori yang rata dan mulus. Dijilatnya pusar wanita itu dan terus turun ke bawah hingga sampai di bagian yang dari tadi dinantikannya.
‘Is it good?’ tanya David.
Mori merasa malu, ia yang tadinya terpaksa tapi malah menikmati. Sehingga tanpa menjawab ia hanya memalingkan wajah.
‘Answer !!!’ David membentak.
‘Y-yes it’s very good…please don’t stop..’ Mori sudah tidak bisa lagi menahan birahinya. Sehingga tanpa malu-malu ia pun membuka kakinya lebar-lebar.
David kembali tersenyum puas dan dibukanya vaginan yang sudah basah itu dengan kedua jarinya. Dijilatinya sampai sedalam dalamnya. Bahkan terkadang lidahnya ikut mencolok hingga mengenai klitorisnya. Mori pun menikmati perlakuan dari David sambil menahan badannya ke belakang menggunakan kedua tangannya. Sementara kakinya menjepit kepala David yang sedang mengerjai vaginanya.
‘Gila nih cewek udah basah banget..’ David bergumam dalam hati sambil lidahnya terus bermain main. Tangannya mulai membelai paha Mori yang halus, tangan David ang kasar membuat Mori merasakan sensasi yang berbeda saat pahanya dibelai oleh pria hitam itu.
‘Nggghhh..aaaaaaahhhhhhh…..’ Mori tidak bisa menahan lagi laju cairan kewanitaannya itu. Sambil orgasme , ia menjepit kepala David. David pun dengan rakus menjilati cairan itu sampai bersih. Baru pernah ia merasakan cairan kewanitaan dari seorang ratu kecantikan sejagat.
‘It’s damn good..’ kata David sambil berdiri.
Mori masih terengah-engah setelah mengalami orgasme. Dilihatnya David mengambil posisi tiduran di belakangnya. Sambil menepuk pahanya sendiri, David menyuruh Mori untuk tiduran di atas penisnya. Mori pun tidak melawan dan meletakkan kepalanya di selangkangan David.
‘Wah rambutnya alus banget.. bener-bener udah kayak mimpi neh gua..’
David menggunakan kedua tangannya untuk meremas payudara yang kiri dan kanan. Ia kembali mempermainkan gunung kembar itu. Birahi Mori pun kembali naik, ia mulai mendesah tiap kali David mencubit putingnya yang sudah mengeras itu. David membimbing agar posisi tidur Mori lebih naik sehingga sekarang punggung Mori berhimpit dengan dadanya yang bidang itu. Dalam posisi begini, ia bisa mencium bibir Mori yang seksi itu. Sambil satu tangan di payudara kanannya, yang satu lagi sedang mengerjai vagina wanita itu. Jarinya keluar masuk dan mengorek.
‘Mmmhhh..mmmhhh…’ sambil menikmati percumbuan itu, Mori mulai menggunakan tangan kirinya untuk mengocok penis David. Digenggamnya senjata itu sambil terus dimaju mundurkan.
David menyuruhnya untuk berhenti sebentar dan mengatur posisi kembali. Mori pun menyibak rambutnya yang sudah berantakan. David mengambil posisi tiduran dan membiarkan Mori naik ke atasnya. Dengan dua jari, ia membuka vaginanya sendiri dan masuklah penis hitam itu hingga ke dalam.
‘Ooohhh…’ begitu yang keluar dari mulut wanita itu begitu penis itu amblas.
Tanpa perlu dikomando, Mori langsung menggerakan pinggulnya sendiri naik turun secara cepat sambil tangannya bersandar di dada bidang David. Pria itu terus menambah rangsangan dengan meremas gunung kembar milik Mori. Bunyi kecipak kecipok dan desahan dari Mori memenuhi ruangan itu. Rangsangan yang datang dari David membuat pertahanannya kembali jebol. David merasakan kalau cairan kewanitaan dari Mori membasahi penisnya. Ia pun tersenyum puas. Mori akhirnya ambruk di atas tubuh David. Sementara si pria masih terus menggerakkan pinggulnya. Dipeluknya tubuh Mori yang basah karena keringat sambil membelai rambut hitam yang panjang dari wanita itu.
‘Miss Mori can you face that way…’ David mencoba mengarahkan Riyo Mori.
Mori menuruti kemauan pria itu dengan posisi jongkok ia sekarang memunggungi David namun dengan posisi penis tertancap di vaginanya. David kembali meyetubuhinya, dengan posisi demikian ia benar-benar bisa merasakan vagina sang mantan Miss Universe seutuhnya. Dirasakannya jepitan dan pijatan dari vagina itu. Sambil menyodok dari belakang, tangannya tidak pernah absen dari kedua payudara yang empuk.
‘Arrrgghhhh… ooouuggghhh,..’ croootttt..crooottt…
David tidak bisa bertahan dan mengeluarkan spremanya di dalam liang kewanitaannya Mori sambil meremas kedua gunung kembar itu dari belakang. Mori pun turut ambruk ke belakang. Keduanya terengah-engah. Setelah dirasakannya penisnya mulai mengecil, David mengeluarkan penisnya sendiri.
‘David..your handphone please..’ kata Mori seraya rebahan di atas tubuh David.
‘No, I’m not finish yet..’ kata David yang masih terengah-engah.
Diturunkannya tubuh Mori, ia pun berjalan menuju ke arah celananya yang tergeletak di lantai. Ia mengorek kantongnya dan mengeluarkan seutas tali. Mori pun heran.
‘Hands up..’ David memberi perintah pada Mori.
‘What?’ Mori tampak heran dan enggan.
‘Hands up !!!’ David membentak sambil menyatukan kedua tangan Mori dan mengangkatnya ke atas.
‘Aaaaakkkkhhhh…’ pergelangannya terasa sakit karena perlakuan kasar dari David.
Diikatnya pergelangan tangan itu menjadi satu kemudian ujung tali itu diikat ke besi yang ada di atas tempat kelambu diatas tempat tidur itu. Setelah selesai dengan semua persiapannya, David berdiri di atas ranjang itu dan membantu Mori untuk berdiri juga. Dengan tangan terikat keatas membuat tubuh wanita itu semakin membangkitkan birahi David.
‘You look so sexy..’ komentar David sambil menyibak rambut Mori yang menutupi wajahnya.
Setelah diciumnya dada Mori yang satu, ia kembali turun dan mengambil ikat pinggang dari celana jeansnya sendiri. Mori segera mengetahui apa yang akan menimpa dirinya. Sambil geleng-geleng ia berkata, ‘No..no.. please don’t..’
Ctttaaaaaaaarrrrr.. sebuah sabetan dari ikat pinggang itu menghampiri punggung Mori yang mulus sampai meninggalkan bekas kemerahan. Mori hanya bisa menggigit bibirnya sambil menahan sakit. Tiba-tiba satu sabetan kembali menghajar pantatnya. Panas dirasakannya dan tanpa disadari air matanya mulai keluar.
‘Aaahhh…’ Mori kembali berteriak saat satu sabetan kembali mengenai punggungnya.
David pun menjambak rambut wanita itu yang sedang meringis, lalu dijilatinya ketiak kiri dari Mori, dihisapnya bahkan digigitnya.
‘Awww..aaahh.. David what are you doing?’ Mori mencoba bertanya pada pria itu.
David pun berpindah ke depan Mori, sambil mengangkat kaki kiri wanita itu, ia kembali menjejalkan penisnya yang hitam dan berurat ke dalam vaginanya. Dihentakannya pinggulnya sendiri dengan brutal. Sambil terus menyetubuhi dengan posisi berdiri, tangannya meremas payudara kiri Mori dengan keras seperti orang meremas santan. Sementara mulutnya menjelajahi ketiak kanan Mori.
‘Aaaaaahhhh…ahhh…’ Mori hanya bisa mendesah saat diperlakukan kasar.
Tangannya yang menjuntai ke atas memang membuatnya semakin tidak berdaya. Ia memeluk David dengan kedua kakinya sehingga saat ia dalam keadaan melayang.
‘Ini kesempatan emas..kesempatan emas..kesempatan emas…’ begitulah pikiran David dalam hatinya.
Setelah puas, ia mencabut penisnya dan berpindah ke belakang. Dilihatnya Mori sudah penuh dengan keringat. Perutnya yang rata itu tampak mengkilap, ia pun memutari Mori dan mengambil posisi di belakangnya. Dilihatnya, punggung putih mulus itu pun sudah berkeringat. Didorongnya punggung Mori hingga menungging.
‘Ennnggghhhh..’ Mori merasakan tangannya terasa pegal karena haru menungging dengan tangan terikat.
Tapi rasa itu tidak berlama-lama karena David segera menyetubuhinya kembali dari belakang. Tangannya meremas kedua payudara Mori. Terkadang ditamparnya juga pantat wanita itu agar ikut bergerak mengimbangi gerakan David. Mori pun mulai menggerakkan pinggulnya sendiri.
‘Aaaahhhh…ahhh..’ Mori pun kembali mendesah.
Disaat yang tanggung, David mencabut penisnya. Mori pun cukup heran, padahal saat itu dia sudah mau orgasme. Wajahnya pun sudah merah merona. David kembali ke depannya.
‘Please, David.. I-I’m about to come..’ Mori mencoba memohon.
‘Hahaha.. so you really like my penis, huh?’ David berkata sambil memencet putingnya yang kanan.
‘Sssshhhh..ye-yes…’ Mori merapatkan kakinya sambil mendesis.
‘Say this : please, make me come, master..’
Mori enggan untuk melakukannya tapi karena dorongan birahi yang melandanya ia pun mengalah.
‘Ple-please make me come, master..’ kata Mori sambil memalingkan wajahnya.
‘Hahaha… Ok.. here we go.. oh wait a minute..’ rupanya David kembali mengeluarkan handphone nya dan memotret Mori yang dalam keadaan tidak berdaya itu.
Mori hanya bisa berusaha memalingkan wajahnya namun tentu saja sia-sia. Setelah beres dengan urusan foto memfoto ia pun kembali beraksi.
David jongkok di depan wanita itu sambil senyum penuh kemenangan. Dimasukkannya dua jari ke dalam vagina Mori yang sudah basah kuyup. Dikeluar masukkan kedua jari itu dengan cepat, ditusuknya, dan dikocoknya. Selama 2-3 menit ia terus mengocoknya.
‘Ahhhh… ahhhhh…aaaaahhhhhh…’ yang empunya pun tidak bisa bertahan lagi dan mengeluarkan cairan cinta yang membanjiri jari jemari David.
Ia pun menyodorkan cairan itu ke mulut Mori dan wanita itu pun membuka mulutnya dan membersihkan jari David sampai tidak bersisa lagi cairan kewanitaannya itu. Setelah itu David mengambil gunting dan memotong tali yang mengekang lengan Mori. Sekarang wanita itu pun terbebas dari rasa pegal yang mengekang.
‘Here..’ David mengatur agar Mori tidur terlentang.
Lalu diarahkannya penisnya itu ke arah wajah wanita Jepang itu. Sambil mengocok penisnya sendiri , David pun mengerang tidak karuan. Apalagi disaat Mori mulai membantunya mengocok.
‘Wow, udah kayak di film JAV aja nih..’ pikir David dalam hati.
Setelah 5 menit, David pun memuntahkan seluruh pelurunya di muka Mori yang putih itu. Dikeluarkannya hingga habis, bahkan sebagian ada yang mengenai rambut Mori. David pun mencolekkan spermanya yang menempel di pipi Mori itu dan menyodorkannya ke mulut wanita itu. Mori pun menghisap dan membersihkan sisa yang lainnya yang masih menempel di wajahnya. Akhirnya kedua insan itu tertidur setelah persetubuhan yang melelahkan.
****************************
Hari ke-3..pkl. 10.00 WITA
‘Hmph..jam berapa nih..’ kata David dalam hati.
Ia pun mencoba membuka matanya saat dirasakannya matahari menyilaukan itu menggannggu penglihatannya. Ia melihat jam di dinding ternyata jam 10 pagi. Yang membuatnya heran adalah Riyo Mori yang sudah tidak ada lagi di kamar itu. Tasnya pun sudah tidak ada.
‘Kemana ya tuh cewek..’ katanya dalam hati.
Ia pun turun dari ranjang hendak memungut pakaiannya, tapi ia sungguh terkejut saat tidak menemukan pakaiannya sama sekali.
‘Wah, kemana nih baju dan celana gua..’ gumamnya.
Saat ia sedang panik dan melihat kesana kemari, rupanya ada sebuah surat di atas meja rias itu.
‘David, maybe right now you’re so confuse about where is your clothes and where am I.. well I tell you something, don’t worry about that.. Your handphone is already mine.. Your clothes? Why don’t you take a look outside..if you’re lucky you can find it at the beach.. because I throw it down there.. now I’ll give you my B..brainless…’
David pun langsung merobek surat itu dan membuangnya. Ia sungguh marah, untung saat ditengoknya keluar, pakaiannya masih tergeletak di pantai.
‘Wah brengsek..kasbon lagi deh gua..handphone ilang lagi..’ katanya dalam hati sambil terduduk di lantai.
Sementara itu Mori kembali ke negaranya dengan menggunakan pesawat penerbangan yang paling pertama. Ia masih bisa tersenyum karena tahu bahwa paling tidak foto-fotonya itu akan aman.
By : FanFicsHolic