Kenangan Pahit dari Jaman Jepang 2
"KEHORMATAN PERTAMA KAMI BERIKAN PADA MAJIKANMU DAN ADIKMU ITU"Kini rekan botak yang bergigi tonggos dan bermata sangat sipit itu yang membentakku
"Tolong tuan aku mohon aku tak bisa menyetubuhi adikku sendiri dan Nonik aku sudah bersumpah pada mendiang tuan mener."aku mencoba mengelak aku tak mungkin menyetubuhi Nonik apalagi adiku sendiri tidak...lebih baik aku mati aku telah membulatkan tekadku."
"JUSTRU UNTUK ITULAH KAMU DIBAWA KESINI BUDAK...!!!"
AYO CEPAT ENTOTIN ANJING BETINA REKANMU ITU...!!!" dengan berkacak pinggang si tonggos ini rupanya tak kalah galaknya dengan si botak
"Tidaaak lebih baik aku mati keparat kau....!!!"Aku bangkit berdiri sambil mengepalkan kedua tanganku ya aku telah siap mati membela kehormatan diriku."http://ceritaserubb.wordpress.com/wp-includes/js/tinymce/plugins/wordpress/img/trans.gif
"BAIK KALAU ITU MAUMU RASAKAN INI HIAAAAT!!!!!"Aku hanya bisa memejamkan mataku. Hawa maut yang kental sudah kurasakan berdesir di wajahku ya aku siap menyambut samurai yang sudah meluncur tepat ke leherku.
"CUKUP......Jangan tuaaan toloooooong aku akan memaksanya agar mau menyetubuhiku."Aku terlonjak kaget bukan kepalang. Tiba-tiba tanpa terduga Nonik meloncat kedepan mencoba menghadang laju pedang yang sudah siap memenggal leherku.
"Tidak non aku tidak mau.... aku sudah bersumpah pada ayahmu lebih baik aku mati!!"Aku masih melangkah maju. Aku tepiskan tubuh Nonik yang berusaha menghalangi langkahku
"Surip cukup ...!! jangan sampai kamu mati konyol. Kalau kamu mati siapa yang akan menjagaku aku sudah tidak punya siapa-siapa lagi" suara Nonik terdengar sedikit melengking.



Langkahku terhenti sesaat. Ada benarnya ucapan Nonik. Tapi aku sungguh tak bisa kalau aku sampai melakukan perbuatan nista itu. Aku akan dikutuk oleh leluhurku yang sejak dulu setia pada keluarga mener. Tidak aku bukan pengkhianat aku kembali membulatkan tekadku
"Surip..!!! aku perintahkan kamu..."Nonik memekik seperti putus asa melihat kebulatan tekadku yang masih nekat tetap melangkah maju
Langkahku tiba-tiba terhenti sesuatu yang sangat berat di selangkanganku serasa membebani langkahku.Rupanya dalam keputus asaannya Nonik tak lagi mempedulikan harga dirinya sebagai wanita tangan gadis cantik itu menggenggam erat erat kemaluanku
Tak cukup sampai disitu, "Oooughshhhzhzhzhh aachhhh sghhhh aough...."Bagai tersengat berjuta-juta volt listrik aku merasakan sesuatu yang hangat basah dan licin menari-nari di leher dan kepala kemaluanku
Uedan rasanya nikmat sekali. Sekujur tubuhku merinding keenakan. Geli yang tak terlukiskan menjalari seluruh tubuhku. Lututku yang semula bertenaga penuh kini serasa kosong tak bertulang bahkan rasanya aku tak sanggup berdiri. Kenikmatan yang seumur hidup tak pernah aku rasakan. Bahkan dalam mimpi sekalipun Kini lidah Nonik yang basah hangat memanjakan ujung gundul kepala penisku yang berbentuk mirip topi baja para serdadu Jepang itu.Rupanya dalam keputus asaannya Nonik rela mengulum kemaluanku. Sungguh besar sekali pengorbanan gadis cantik itu. Tubuhku menggigil hebat baru kali ini kemaluanku bersarang di mulut seorang gadis secantik Nonik. Lidahnya terasa lembut menyapu lubang kencingku nikmatnya luar biasa.
'BWAHAHAHAHA LIHAT MEREKA BWAHAHAHAHA riuh rendah suara tawa prajurit Jepang itu silih berganti bersahut-sahutan
"SUDAH AKU BILANG SEJAK SEMULA KEPARAT ITU CUMA BESAR MULUT."
HEY....JAGOAN KINI KAU SAMA BRENGSEKNYA BAHKAN KAMU LEBIH BEJAT DARI SIAPAPUN
KAMU PENGKHIANAT TERENDAH YANG PERNAH MUNCUL DIMUKA BUMI INI BWAHAHAHAHA."Si botak jelek dan si gigi tonggos sipit itu terus menerus memaki-maki ku.

Mereka memanfaatkan kondisi fisiku yang cacat dan buruk rupa. Mereka hendak mempermalukan para korbannya dengan jalan memaksaku menghamili mereka semua. Para serdadu Jepang itu berpikir kelak anak-anak dari bibitku akan tumbuh sama jeleknya dengan diriku sehingga membuat aib seumur hidup bagi korbanya. Makian para serdadu keparat itu sempat memerahkan telingaku seperti tersadar aku kembali akan melawan
"HEH BUDAK SELANGKAH LAGI KAMU MAJU KAMI AKAN PENGGAL PUTRI MAJIKANMU DAN ADIKMU YANG CANTIK ITU MENGERTI KAMU..!!!!"
Langkahku kembali surut posisiku dalam keadaan yang sulit. Nampaknya prajurit Jepang itu tahu keteguhan hatiku sehingga kini mereka menggunakan nyawa Nonik dan Lastri untuk mengancamku. Nonik tahu niatku, gadis itu takut aku akan nekat melawan para keparat itu sehingga  gadis itu semakin kuat menghisap batang kemaluanku membuyarkan pikiranku yang memang sedang di persimpangan jalan. Semua energiku bagai tersedot kedalam mulutnya aku sudah tak mampu lagi untuk bertahan hingga akhirnya aku jatuh terduduk. Aku telah kalah aku memang pecundang. Terjadi perang batin yang hebat antara kenikmatan yang sedang menjajah selangkanganku dan akal sehatku. Namun rupanya perlahan lahan akal sehatku semakin terpojok dan akhirnya padam. Api amarah yang semula berkobar-kobar, kini berganti wujud menjadi api birahi yang bergejolak hebat bahkan lebih dahsyat dari api amarahku. Mereka memaksa kami bertiga masing-masing menungging. Membentuk sebuah lingkaran. Posisi kami saling membelakangi. Pantat Nonik yang masih memerah berada tepat diwajahku aku dapat melihat anus gadis cantik itu kembang kempis seperti bernafas. Sementara aku dapat merasakan hangat dengus nafas Lastri tepat berada di bagian belakangku. Bagai tersengat listrik, tubuhku melenting saat aku rasakan sesuatu yang basah dan hangat memoles lobang anusku rupanya Lastri mulai menjilati lobang duburku. Rasa geli tak tertahankan menyerang tepat di lobang anusku. Belum sempat aku menyesuaikan keadaan, popor senapan itu dengan kasar mendorong kepalaku memaksaku untuk semakin mendekat ke lobang anus Nonik yang tersaji di wajahku. Sejujurnya aku jijik juga. Ujung lidahku terpaksa menempel di lubang anus Nonik.namun rasa jijik yang semula aku takutkan tidak seburuk yang aku bayangkan. Tidak ada bau atau rasa yang memuakan. Ujung lidahku yang basah dan kasap perlahan menari-nari diatasnya membuat lobang anus Nonik semakin kembang kempis seakan bernafas. Gadis itu mulai menggelinjang kegelian. Aku sejenak berhenti. Sementara gejolak aneh yang berawal di bagian belakangku terus menyerbu secara hebat merambat ke seluruh tubuhku membuat pinggulku bergetar hebat menahan sensasi nikmatnya. Tentara Jepang itu kembali menghardikku untuk terus melanjutkan menjilati lobang anus gadis itu.

"Maafkan aku Non..." Dengan ragu-ragu aku memeluknya dari belakang ia hanya bisa memejamkan mata. pori-pori tubuhnya dapat kurasakan semakin melebar. Gadis itu mulai melenguh nikmat.
Tak seperti para serdadu itu yang selalu bersikap kasar, kecupan dan belaianku yang lembut akhirnya membuai gadis itu keawang-awang secara perlahan namun pasti, gairah birahi gadis itu mulai terbakar. Tanpa sungkan lagi Nonik mulai aktif menggoyang pinggulnya. Gadis itu berusaha memuaskan rasa geli yang mengaduk-aduk selangkangannya. Baru sekali ini aku sepenuhnya mendapat akses untuk mengekplorasi keindahan lekuk tubuh putri majikanku. Entah ini sebuah kutuk atau berkat aku sendiri tak tahu. Sementara tanganku secara otomatis giat meremas-remas dan memilin-milin puting susu gadis pirang itu. Memainkan dua gunung kembarnya yang lembut menggoda. Seirama dengan hisapan lembut yang menyedot-sedot dua biji pelirku yang sudah bersarang di mulut Lastri.
"Sfghh ahh ahhhh non stopzz Nonn geli....acgh...."Lastri terpekik kegelian.Lidah Nonik menari-nari tepat di selangkangan gadis cantik itu.
Memainkan itil Lastri sehingga menimbulkan sensasi yang tak terlukiskan lagi sehingga organ intim Adiku yang berkulit kuning langsat itu basah kuyup dibuatnya.Tentara laknat itu sengaja memaksa kami bertiga untuk saling menjilati organ intim kami masing-masing
"Aough....sghhh...."Aku menggelinjang ngilu akibat kantung biji pelirku sedikit tergigit oleh adikku.Pinggul Lastri meliuk-liuk liar akibat jilatan-jilatan lidah Nonik yang menyapu bersih area intimnya gelinjang gadis itu sesaat membuatnya lepas kontrol sehingga tanpa sengaja menyakiti biji pelirku yang masih bersarang di mulutnya.
Penisku yang telah mencapai ukuran maksimalnya, kini telah basah berlendir. Cairan-cairan bening kental menetes-netes deras dari ujung kelaminku. Seakan terlepas nyawaku, badanku bergemetar hebat. Rasa hangat nikmat yang berawal dari selangkanganku terus menerus menghancurkan kesadaranku. Pinggulku aktif bergoyang maju mundur dengan teratur. Tanpa sadar batang kemaluanku yang semakin berdenyut-denyut hebat menggesek-gesek ke paha mulus Nonik. Mereka tertawa terbahak-bahak menyaksikan tingkah kami. Sungguh perbuatan mereka sangat biadab mempermalukan dan merendahkan martabat Nonik bahkan lebih rendah dari binatang sekalipun.

Gadis berdarah biru keluarga Eropa itu harus dipaksa mensejajarkan dirinya bahkan lebih rendah daripada seekor binatang dimana tidak pernah terpikirkan sama sekali meski di mimpi terburuknya sekalipun. Sebilah pedang samurai kembali menempel di leherku memaksaku untuk menjilat lebih lanjut ke liang kelaminnya. Di kerimbuan bulu kemaluannya yang berwarna kuning keemasan, secuil daging segar kemerahan yang nampak segar berdenyut-denyut kencang. Tubuh Nonik yang ramping melenting kebelakang saat lidahku menyentuh daging kecil yang menyembul di liang kelaminnya, sehingga dadanya yang semakin membusung mengekspose keindahan sepasang payudaranya yang terayun-ayun indah tanpa penyangga lagi. Selangakangan Nonik menjadi basah kuyup oleh cairan kental yang bening. Rasanya sedikit manis dan gurih. Aku suka dengan rasa dan aromanya yang wangi khas tubuh perempuan. Secara naluriah lidahku semakin giat mengail-ngail klitoris Nonik. Itil gadis pirang itu semakin membengkak. Denyutan-denyutannya semakin kencang terasa bergetar lembut di ujung lidahku. Sementara itu akupun merasakan sesuatu yang semakin bergejolak di selangkanganku akibat penisku yang sedang dikulum-kulum oleh Lastri. Aku terpekik lirih Lastri yang sedang sibuk mengulum-kulum kemaluanku secara tak sengaja menggigit lembut ujung kepala kemaluanku yang telah membengkak seperti topi helm para serdadu Jepang itu. Mungkin Lastri juga sedang kegelian setengah mati akibat permainan lidah Nonik yang juga sedang menguasai area intimnya. Walaupun terasa sedikit sakit tapi entah kenapa aku sungguh ingin Lastri mengulangi perbuatannya itu. Akupun memajukan pinggulku. Rupanya Lastri mengerti entah secara naluriah atau akibat perkosaan para serdadu Jepang itu, membuat Lastri semakin ahli dalam memuaskan kelamin laki-laki. Para serdadu Jepang itu sukses membenamkan kami semua ke kubangan birahi yang tak berdasar. Segala nilai-nilai moral yang telah ditanamkan puluhan tahun runtuh dalam sekejap.Tak bisa kami pungkiri, meskipun dibawah ancaman senjata namun sebenarnya kami juga menikmati permainan keji yang dipaksakan kepada kami. Aku marah namun tak berdaya akal sehat kami telah dikalahkan nafsu birahi mungkin sudah menjadi sifat dasar yang alamiah insting primitif yang lebih dominan.

Para serdadu Jepang itu ramai bersiut-siutan. Kami bertiga benar-benar telah tenggelam dalam lautan nafsu birahi yang membelenggu jiwa. Tanpa mempedulikan mereka lagi, kini kami bertiga telah aktif memanjakan kelamin kami masing-masing. Aku dapat membedakan mana hisapan-hisapan yang dibawah ancaman dan hisapan-hisapan yang telah dibumbui nafsu birahi. Hisapan-hisapan Lastri kini jauh berbeda jika dibandingkan waktu awal adiku itu nampaknya cepat belajar.
"Ough....zghhh...ahhhh"Entah untuk yang kesekian kalinya, aku menggeram keenakan.
Lidah Lastri secara liar berputar-putar memoles leher kemaluanku menimbulkan sensasi rasa geli yang tak terperikan. Nafas kami bertiga semakin mendengus keras tak tertahankan.
Aliran darahku berdesir semakin kencang berpacu cepat seirama dengan detak jantungku Hal demikian juga terjadi pada Nonik dan Lastri. Telingaku yang menempel erat di payudaranya yang lembut dan terasa kenyal, dapat menangkap detak jantung gadis pirang itu yang berpacu cepat tak beraturan.Peluh kami yang mengalir deras bercampur menjadi satu membasuh tubuh telanjang kami yang saling membelit.
"PLAAAAK.....!!"Tiba-tiba aku merasakan panas menyengat di pantatku, salah seorang keparat itu secara tiba-tiba menampar keras-keras pantatku.
Mereka memaksa kami berdua  bangkit salah seorang dari mereka kemudian meraih tangan Nonik.dan menyuruh gadis itu untuk meraih kemaluanku  Dengan kasar mereka memaksa gadis itu untuk memasukan kemaluanku yang telah tegang sempurna. Karena tubuhku jauh lebih pendek, Nonik terpaksa menekuk sebagian kakinya sehingga belahan selangkangannya otomatis semakin terbuka lebar. Meskipun telah basah dan licin tetap saja kemaluanku yang besarnya lebih dari ukuran normal, kesulitan untuk masuk kedalam lobang kenikmatan yang paling pribadi milik gadis pirang itu.Untuk beberapa saat tubuh kami berdua terdiam membiasakan kelamin kami yang sedang menyatu. Sementara di bagian bawahku, lidah Lastri tetap rajin menjilati dan mengulum biji pelirku sehingga membuat tubuhku menggigil dahsyat meresapi kenikmatan ganda yang tiada duanya.

Ritual intim indah yang suci yang sepatutnya dilakukan diruang tertutup kini seakan tak ada batas-batas kesuciannya lagi. di depan hidung gerombolan tentara yang setengah mabuk menyiksa para tawanannya, kami dipaksa melakukan aktifitas paling intim yang seharusnya hanya pantas dilakukan sepasang insan yang sudah terikat dalam janji suci pernikahan. Tawa mereka pecah berderai bersahut-sahutan menyaksikan pemandangan yang sangat kontras dan mesum. Ritual intim yang suci ini kini hanya menjadi sebuah konsumsi hiburan cabul para biadab itu untuk mempermalukan kami semua. Dalam posisi setengah berjongkok lama kelamaan Nonik terpaksa membungkuk karena kelelahan menopang berat tubuhnya. Kedua tangannya kini menapak tanah menopang berat tubuhnya sehingga posisi gadis itu kini menungging sesaaat bahkan Nonik hampir terjatuh kepayahan. Aku berusaha menolong gadis itu agar tak terjatuh tapi lagi-lagi bentakan keras dan tamparan yang keras mendarat diwajahku membuatku terpaksa kembali menggenggam kemaluanku sendiri untuk kembali dimasukan kedalam lobang kenikmatan Nonik. Posisi bersetubuh kami yang seperti binatang sedang kawin sungguh sangat mempermalukan kami. Terpaksa aku menuruti kemauan mereka meskipun tubuhku masih mampu menerima siksaan mereka namun tidak dengan Nonik dan Lastri aku memutuskan untuk menuruti kemauan mereka daripada mereka semakin brutal menyiksa kami meskipun kami berdua harus membayar mahal dengan harga diri kami. Tidak cukup sampai disitu mereka bergantian menampari kami mereka memaksa kami mengembik atau mengonggong menirukan suara-suara binatang. Mereka memaksa kami berdua bersetubuh sambil merangkak mengelilingi ruangan. Kami berusaha sedemikian rupa menjaga agar kemaluan kami tidak terlepas setiap kemaluan kami terlepas mereka dengan segera mencambuki kami. Aku merasakan ada sesuatu yang bergejolak di ujung kemaluanku rasanya seperti ingin pipis aku berusaha menahannya aku tidak mau kalau sampai pipis didalam kemaluan Nonik. Tapi akibat kami berdua dipaksa merangkak-rangkak sambil kelamin kami masih tetap lekat menempel, rasa geli luar biasa semakin merayapi batang kelaminku membuatku tak mampu lagi untuk bertahan

"CRROOOOOTZZZZZHHHSSS...CREEEEETTTZZZ....AHHGHH.....OOOOOH"Aku tak dapat menahan  lebih lama lagi. Seperti ada beban yang maha berat terlepas. Bersamaan dengan cairan hangat yang menyemprot secara liar dari ujung kemaluanku.
Aku seperti berasa kencing. Namun tak kujumpai air yang membanjir deras. Aku hanya menemukan cairan putih pekat seperti susu yang membanjir mengalir dari sela-sela selangkangan Nonik yang masih berdenyut-denyut.Sementara beberapa tetes diantaranya masih menetes-netes dari ujung kemaluanku aku merasa malu luar biasa dalam hati aku bertanya-tanya apa yang sebenarnya memancar keluar dari kemaluanku. Bening bola mata Nonik yang berwarna biru menatap sayu diriku yang terkapar lemas.  Tubuh bugil gadis itu tanpa daya diseret dari pelukanku tanpa belas kasihan mereka segera menggumuli Nonik yang sudah kelelahan melayaniku.  Dalam keadaan mabuk berat, birahi para serdadu laknat itu kembali terbakar setelah menyaksikan permainan cinta kami. Mereka segera menindihi tubuh telanjang Nonik yang meronta-ronta lemah. Tanpa menghiraukan tubuh gadis itu yang sudah berlumuran sperma yang sudah mulai mengering, dengan sangat bernafsu lidah-lidah para keparat itu menyapu inchi demi inchi setiap lekuk tubuh Nonik majikanku yang cantik. Kedua payudara gadis malang itu telah tenggelam dibalik dua kepala yang berbeda Masing-masing bagai bayi yang kelaparan, dengan rakusnya menghisap kuat-kuat ujung pentil susu Nonik yang kembali tegang mengacung akibat lidah-lidah nakal yang mengerjainya. Tubuhku terkapar kelelahan tiba-tiba kembali bagai tersengat listrik ribuan volt tubuh telanjangku yang tergolek lemah merasakan sapuan lidah hangat aku memicingkan mata ternyata Lastri dengan menggigil ketakutan dibawah ancaman bayonet yang terhunus sedang mengulum kemaluanku yang nyaris tergolek lemas. Gadis itu nampak tersiksa dipaksa membersihkan sisa-sisa sperma yang bertebaran di batang kelaminku. Tubuh telanjangku lalu disiram air dingin oleh mereka. Rasa kantuk dan lelah yang mulai menyerangku tiba-tiba menguap entah kemana. Dinginnya air yang menusuk tulang memaksaku kembali terjaga. Tubuh kami berdua yang menggigil kedinginan memaksa kami untuk saling berpelukan erat.

 "Lastri Maafkan aku....."Baru kali ini aku terisak-isak. Aku menyetubuhi adikku sendiri hanya binatang yang bisa melakukan hal terkutuk seperti itu dan faktanya kini aku melakukannya, meskipun dibawah ancaman. Mereka semua terkekeh-kekeh kegirangan menyaksikan kami berdua
"Aouugh....sghhh....ahhh...aaah....aaahhh.."Entah bagaimana perasaan Lastri saat itu dengan terpaksa kemaluanku yang telah kembali tegak dipaksa menjejali liang kewanitaannya yang sempit. Tubuh Lastri terguncang-guncang keras menyambut sodokan pinggulku.
"Maafkan...maafkan aku Lastri ..."Sambil terus menggoyangkan pinggulku aku berbisik di telinga Lastri Gadis itu sepenuhnya telah memasrahkan dirinya padaku.
Lobang kenikmatan adiku itu terasa licin namun aku merasakan bibir kemaluannya tak cukup lebar untuk menerima penisku. Aku tak berani memasukan seluruh batang kemaluanku. Beruntung para tentara yang sudah setengah mabuk itu tak terlalu memperhatikannya. Tak bisa kubayangkan jika batang kemaluanku terhunjam sepenuhnya ke lobang kelamin adiku itu Sebagai gadis ras asia postur Lastri tidak sebangkok Nonik. 
"Ngga papa Rip aku ngerti koq.."Entah pura-pura atau benar-benar menikmatinya, geliatan Lastri terasa semakin liar Batang kemaluanku serasa diremas-remas. Sedikit terasa ngilu mungkin akibat air maniku yang sudah tersedot habis sebelumnya. Beberapa saat kemudian Lastri sudah tak mampu lagi membendungnya gadis itu melolong panjang mengakhiri kenikmatan terlarang yang menjalari tubuh telanjangnya.
"Tidak....tidak....!!!" tanpa memberiku kesempatan beristirahat, seorang gadis kembali diseret kehadapanku kali ini rupanya Mei-Mei.
Wajah gadis itu pucat pasi. Matanya terbelalak menatap ke selangkanganku gadis cantik itu begitu ketakutan menyaksikan kemaluanku yang besar bukan kepalang pasti benda sebesar itu terasa sangat menyakitkan jika menjejali kemaluannya.
"Ci maafin aku ci....aku tak bermaksud ......"Aku benar-benar tak tega terhadap gadis ini. Aku tahu betul penderitaannya. Gadis itu meronta-ronta mencoba melepaskan dirinya. 3 orang tentara sekaligus membekuk tubuh bugil Mei-Mei. Memaksa gadis putih itu menungging di hadapanku
"Cuih...."Aku kaget setengah mati gadis cantik itu meludahiku. Matanya yang bening nampak berkilat-kilat marah melotot ke arahku aku menyadari dirinya pantas marah seperti itu tetapi sungguh aku sama sekali tak bermaksud mengambil kesempatan darinya.

"BWA...HA....HA.....GALAK JUGA NIH GADIS HEH ANJING KAU HARUS BALAS PERBUATAN BETINA INI MENGERTI KAU...!!"
"Arrgh...."Aku terpekik kesakitan dengan kasar mereka menarik rambutku. Dengan kasarnya wajahku diusap-usapkannya ke selangkangan Mei-Mei. Pipiku serasa sedikit gatal perih sisa-sisa bulu kemaluan gadis itu terasa tajam di wajahku bagaikan sebuah parutan yang menggosok pipiku.
"HAYO CEPETAN...!!!"Usahaku untuk melawan sia-sia tenagaku tak cukup kuat untuk mematahkan para serdadu laknat itu.
"Ci maaf ci aku benar-benar tak bermaksud..."Suaraku bergetar putus asa aku merasa sangat berdosa kepada gadis ini.
"HEH KAU BANTU KAKAKMU INI ATAU AKU POTONG KONTOLNYA CEPAT..!!"Jemari Lastri mengocok-ngocok batang kemaluanku sehingga mau tak mau penisku kembali tegang mengacung. Lastri dengan ketakutan membimbing kemaluanku ke liang kewanitaan Mei-Mei.
'TIDAK....!!! BUKAN DISITU.....DISINI....YA DISINI.....!!" Ujung bayonet itu menekan tangan Lastri untuk membimbing penisku naik lebih ke atas lagi.
"Ya Tuhan Tidaaaaak jangan disitu tidaaaak muat tolong...!!!."Mei-Mei menjerit-jerit histeris.Gadis itu bergidik ngeri saat kemaluanku terasa hangat menempel di lobang anusnya.
"HA...HA....ANGKAT DIA DAN DUDUKAN ANJING BUDUK INI..."Tubuh Mei-Mei diangkat oleh empat orang sekaligus.
Dua orang memegangi pahanya dan merenggangkannya lebar-lebar. Mereka lalu mendudukan gadis itu dipangkuanku yang tak berdaya dengan penisku yang kembali sudah mengacung tegak akibat rangsangan-rangsangan Lastri. Berat tubuh gadis itu bersinergi harmony dengan gaya gravitasi bumi sehingga memaksa tubuh mungil Mei-Mei meluncur tak tertahan lagi semakin menekan penisku yang sudah siap sedia di mulut anusnya.

"Arrgh....aoww...aooww" tanpa bisa dicegah lagi kemaluanku melancap sepenuhnya ke anus Mei-Mei. Jeritan gadis cantik itu semakin serak matanya melotot menahan nyeri luar biasa yang menyerang duburnya
"Hegh...ghhh...aaahhh...aoughh..."Aku melenguh.
Batang penisku seperti diremas-remas.Usaha Mei-Mei untuk mengejan berusaha mengeluarkan kemaluanku dari lubang duburnya ternyata malah semakin membuat penisku masuk lebih dalam lagi. Pijatan duburnya lebih sempurna daripada pijatan lobang vaginanya. Sehingga aku merasakan nikmat luar biasa akibat kemaluanku dipijat oleh lobang anus yang sangat sempit. Mei-Mei melolong histeris tubuh gadis itu benar-benar tak berdaya lagi menggelosor lemas dalam posisi menungging lobang anusnya masih terbuka lebar nampak darah segar menetes diantara selangkangannya. Aku tak sempat memperhatikannya lebih lanjut sebelum tubuh bugil gadis lain kembali diseret untuk aku setubuhi. Entah sudah berapa lubang kelamin wanita yang aku setubuhi, mataku sedikit berkunang-kunang tapi secara keseluruhan pikiranku masih tersadar. Kemaluanku rasanya ngilu sekali. Hampir seluruh tentara yang menyiksa kami secara sexual tergolek berserakan menindihi tubuh bugil para gadis-gadis itu yang juga sebagian besar pingsan. Aku berusaha mencari Nonik. Beruntung aku segera berhasil menemukan gadis malang itu. Tubuk moleknya tergolek lesu dibalik pelukan salah seorang serdadu Jepang yang nampaknya tertidur pulas. Gadis itu terisak-isak tanpa daya ditindih tubuh seorang perwira tentara Jepang yang bertubuh tambun mirip babi. Dengan hati-hati kusingkirkan tubuh bugil perwira bejad yang menindih Nonik Jantungku serasa berhenti berdetak ketika ia berdehem. Jika ia memergokiku kepalaku ini pasti segera menggelinding ke tanah beruntung Nonik tidak histeris. Ia lalu bahkan membantuku menyingkirkan salah satu tentara yang menindih tubuh Lastri. Adiku nampaknya sangat shock namun beruntung kesadarannya masih bagus tanpa sempat berbusana lagi, kami memutuskan untuk kabur dari kamp jahanam ini dengan mengendap-endap kami mencoba berputar menghindari penjagaan tentara yang bersiaga penuh.

"Adduuuh.......!!!!!, Lari Rip Lari.......jangan pedulikan aku!!!!"Lastri kurang berhati-hati sebelah kakinya terkilir sementara lampu sorot yang sangat menyilaukan langsung menyinari kami.
Pekik kesakitan Lastri rupanya terdengar salah satu penjaga. Dalam sekejap sirine berbunyi meraung-raung. Rentetan suara miltrayul senapan mesin dengan garang bersahut-sahutan memecah kesunyian malam.
"Lastriiiii...........tidaaaaakkkkk......!!!" tanpa sempat mengaduh, aku menyaksikan tubuh bugil Lastri tumbang diterjang ratusan timah panas yang meluncur tanpa ampun. Lastri adikku tercinta telah dijemput maut.
"Sudah...sudaaah.....Surip......larii....!!!"Nonik berusaha sekuat tenaga menyeret tubuhku yang mematung.
Dengan berat hati aku terpaksa meninggalkan Lastri aku dan Nonik terus berlari menembus kegelapan malam dan lebatnya hutan diiringi dengan rentetan peluru yang berdesingan. Kaki kami terus melangkah jauh masuk kedalam jantung hutan. Rasa takut kami kepada pasukan laknat itu mengalahkan segalanya. Hutan perawan yang katanya sangat angker tanpa ragu-ragu kami terobos. Dalam keadaan normal pasti kami tak akan berani memasukinya jangankan malam hari siang hari bolongpun kami tak bakal mau untuk memasuki kawasan terlarang itu tapi justru tempat yang katanya angker inilah yang menyelamatkan kami. Aku tak bisa lagi menyembunyikan kesedihanku yang teramat dalam kehilangan satu-satunya keluargaku.Baru sekali ini aku menangis terisak-isak. Nonik berusaha untuk menghiburku walaupun tak lama kemudian tangisnya bahkan lebih kencang dari ku gadis malang ini kembali teringat ke keluarganya yang dalam waktu singkat habis terbantai. Kami berpelukan erat masing-masing berusaha menghapus segala kenangan terburuk yang ada. Tanpa mempedulikan keadaan sekitar, kami berdua terlelap tidur kelelahan dihamparan semak-semak hutan. Untuk sesaat tidur yang lelap menghapus segala kejadian buruk yang menimpa kami sepanjang hari ini.

Sinar sang surya pagi hari yang cerah menyilaukan mata membuat kami terjaga. Entah siapa yang memulai ketika terjaga, tubuh bugil kami berpelukan rapat. Wajah Nonik merona merah bermandikan cahaya matahari. Setelah melewati malam yang melelahkan baru kami tersadar tak selembar benangpun menutupi tubuh kami. Nonik mencoba menutupi organ intimnya dengan kedua tangannya. Begitupula dengan diriku. Di tengah hutan ini tak ada sesuatupun yang bisa digunakan untuk menutupi tubuh telanjang kami.
"Maaf...maaf  Non..."Tergagap aku jadi salah tingkah menatap tubuh bugil gadis  cantik di depanku.
"Ngga apa-apa Rip..."Suara Nonik meskipun lirih terdengar sangat merdu gadis itu tertunduk malu tak berani menatapku.
Mataku menyapu keadaan sekitar. Aku berusaha keras menemukan sesuatu yang mungkin bisa kami gunakan untuk menutupi tubuh kami. Sungguh risih dan sangat tidak nyaman dalam keadaan bugil seperti ini.Aku hanya menemukan semacam pohon perdu yang merambat tumbuh liar membungkus sebuah pohon besar yang nampaknya sudah sangat tua. Aku segera mencabuti sulur-sulur tanaman itu dan  mencoba merangkaikannya untuk menutupi tubuh kami. Yah walaupun seadanya, namun cuma inilah satu-satunya yang bisa kami kenakan.
 
"Adduhh....Rip gatal sekali aduuh..."belum lama Nonik membalutkan tanaman itu ke tubuhnya, tiba-tiba Nonik merasakan gatal-gatal luar biasa di sekujur tubuhnya.
"Iya Non saya juga aargh.....aduuuuuhhhh....!!!!"Kami tak mengetahui kalau getah tanaman itu mengandung racun yang menimbulkan rasa gatal. Tak seberapa lama kulit kami timbul ruam-ruam merah gatal sekali rasanya.
Lebih celaka lagi rasa gatal itu menyerang organ paling pribadi kami, karena memang tujuan semula kami menggunakan tumbuhan itu memang untuk menutupi organ intim kami. Kami menjadi kelabakan karenanya. Karena tak tahan lagi akhirnya terpaksa kami membuang pakaian darurat tersebut, sehingga kami berdua kembali telanjang bulat. Setidaknya itu lebih baik daripada harus menderita gatal di sekujur tubuh. Beruntung tak begitu jauh kami menemukan sebuah telaga. Dengan terbirit-birit kami berdua segera segera berendam didalamnya

Airnya yang bening dan dingin nyaman sekali rasanya. Setelah beberapa hari dalam tawanan, kami tidak bisa mandi. Segarnya air telaga yang jernih paling tidak memulihkan sebagian tenaga kami. Awalnya kami merasa malu ketika saling bertatap mata.. Bagaimanapun juga telanjang bulat di depan lawan jenis yang bukan siapa-siapa kita tentu saja sangat tidak nyaman rasanya. Tapi rasa canggung itu tak berlangsung lama, toh kami sudah saling kenal sebelumnya dan lagi pula tak ada siapa-siapa lagi diantara kita.
 
"Non kedinginan ya non....?"
Kulihat tubuh polosnya menggigil kedinginan aku jadi tak tega melihatnya. Tapi untuk mencoba membantu memeluknya aku juga tak berani karena takut ia marah menyangkaku memanfaatkan kesempatan. Aku coba memberikannya seonggok semak-semak yang sudah mengering.
"Ngga mau Surip nanti tubuhku gatal-gatal lagi..."Ia menggelengkan kepala.Tubuhnya nampak indah walaupun sedang meringkuk menggigil kedinginan. Meskipun ia berusaha melipat tubuhnya sedemikian rupa namun tentu saja dalam keadaan telanjang bulat seperti itu tak mungkin mengusir dinginnya udara.
"Ngg...Maaf Non kalau boleh... aku peluk bagaimana Non....?? Mungkin bisa sedikit mengusir hawa dingin."Hati-hati aku mencoba menawarkan bantuan. Sungguh tak ada maksud apapun. Aku cuma merasa iba. Bibir Nonik sudah mulai membiru gemetaran
Sebenarnya aku juga kedinginan tapi entah kenapa menatap tubuh Nonik yang polos tanpa sehelai benangpun membuat jantungku berdebar keras memaksa darahku mengalir lebih cepat yang berakibat menimbulkan hawa hangat dalam diriku. Aku tertunduk tak berani menatapnya langsung. Aku mengira Nonik akan segera memaki-makiku. Beberapa saat suasana hanya hening. Aku beranikan meliriknya dengan ekor mataku. Nampak wajah jelitanya bersemu merona kemerahan. Mata kami akhirnya bertemu Nonik tak menjawabnya hanya mengangguk. Tubuhku menggigil saat kulit kami bergesekan. Bukan karena kedinginan. Entah sesuatu gejolak aneh merambat pelan tapi pasti. Sungguh dalam mimpi sekalipun tak pernah terpikirkan akan seberuntung ini.Kulit gadis cantik itu begitu lembut dan halus sangat kontras dengan kulitku yang kasar.

Untuk beberapa saat kami membisu terdiam tak sepatah katapun meluncur dari mulut kami. Entah apa yang Nonik pikirkan aku sendiri tak tahu perasaanku saat itu. Semilir angin yang menyapu tubuh-tubuh polos kami membuat kami secara otomatis semakin merapatkan tubuh kami. Dapat kurasakan detak jantung gadis itu semakin berdetak kencang. Payudaranya yang kenyal menghimpit dadaku nyaman sekali rasanya. Aku beranikan diri memeluk putri majikanku itu semakin erat. Harum rambutnya semerbak membuai indera penciumanku. Nonik hanya melenguh perlahan nampaknya ia juga menikmatinya. Entah siapa yang memulainya lebih dahulu, kurasakan tangan Nonik dengan lembut aktif membelai punggungku akupun memberanikan diri untuk semakin mempererat pelukanku dengus nafasnya mulai memburu.Gadis pirang itu nampak semakin cantik dengan rambutnya yang masih basah. Sudah menjadi naluri bagi setiap insan berlainan jenis. Birahi dan insting primitif akan selalu muncul sebagai respon jika diharuskan berduaan apalagi dalam kondisi tanpa busana seperti kami. Segala pilu lara seakan terlupakan sesaat oleh bara api birahi yang mulai berkobar mengusir kebekuan kalbu.Tubuh putri majikanku ini memang sedikit bongkok udang yang baru aku ketahui kemudian, bahwa wanita yang berpostur seperti itu, api birahinya mudah berkobar-kobar.
Entah mitos atau fakta, kenyataannya saat ini, seakan lupa akan statusnya, Nonik semakin berani mengekspresikan isi hatinya. Tanpa disadari, Nonik melenguh semakin keras Gadis pirang ini terbuai oleh usapan lembut tanganku pada punggungnya. Rintihannya semakin merdu ditelingaku. Tubuhku menggelinjang hebat, ketika tanpa aku duga jemari putri majikanku itu merabai kantung biji kemaluanku. Secara perlahan, jari jari lentik itu menari-nari merambat naik dan mengocok maju mundur secara lembut batang kemaluanku yang tentu saja mulai mengacung tegang. Jemari lentik gadis cantik itu tak cukup lebar untuk menggengam seluruh kemaluanku yang memang berukuran abnormal. Meskipun demikian belaian lembut jemarinya semakin membuat nafasku mendengus tak beraturan. Nonik menggelinjang kegelian saat lidahku menyapu ketiaknya. Aku tak mempedulikan lagi rengekan manjanya. Bahkan aku semakin menurunkan lidahku tepat ke payudaranya yang bulat kencang.

Bagai tersengat listrik ribuan volt, tubuh Nonik semakin liar menggelinjang ketika ujung lidahku menari-nari 360 derajat berotasi secara bergantian di aerolea dan pentil susunya yang berwarna coklat kemerahan. Dari sekedar desahan, gadis cantik itu semakin merengek. Mengerang nikmat meresapi aktifitasku mengakibatkan pentil susu gadis itu kini telah mencapai ukuran maksimalnya.

"Hmpfhh....hmpffff....sini Rip....sebelah sini....oooooughhhh" setengah berbisik, tanganku dibimbingnya menuju ke tepat area selangkangannya.
Secara naluriah tanpa disuruhpun jemariku otomatis segera menjelajahi rimbunnya bulu kemaluan Nonik yang menghiasi selangkangannya yang mulai lembab. Tanpa kesulitan segera kurabai secuil daging yang tepat berada diujung kemaluannya gadis cantik itu semakin menggelinjang histeris begitu itilnya secara stimultan aku pilin-pilin tanpa henti kekanan dan kekiri. Dalam sekejap liang kemaluan gadis cantik itu telah basah lembab oleh cairan kenikmatannya
"Ouch....awww..awwww...aarghhhh..."Aku mengernyit kesakitan kurasakan kuku Nonik menghunjam punggungku. Sepasang buah dadanya yang padat membusung segera membekap mulut jelekku yang nyaris memekik kesakitan akibat hunjaman kukunya yang tajam.
"Hmmmph....sssgh......aaahhh....aaahhh..."Gadis itu sangat menikmati mulutku yang asyik mengunyah-ngunyah pentil susunya yang semakin tegang memanjang. Lingkaran aeroleanya seakan memang diciptakan hanya untukku begitu pas sempurna. Dengan ukuran bibirku..
Nafsu birahi liar yang memuncak hingga ubun-ubun membuat kami lupa segalanya. Bagaikan binatang liar, tiba-tiba nonik mendorong tubuhku hingga rebah ketanah. Posisi tubuh kami membentuk posisi 69 memudahkan kami masing-masing untuk memuaskan syaraf kelamin kami masing-masing. Dengan segera wajahku disuguhi selangkangannya. Aroma khas wanita menjejali indera penciumanku, membuaiku ke awang-awang. Cairan bening yang menetes-netes dari liang kelamin putri majikanku itu begitu legit terasa dilidahku.Bulu-bulu kemaluannya yang tumbuh liar tanpa permisi menggelitiki hidungku yang tepat berada dibawahnya. Aku mengejan keenakan ujung kepala penisku terasa basah dan hangat. Lidah Nonik meluncur keluar dari mulut mungilnya memberikan sensasi nikmat surgawi menyapu liar ke seluruh ujung kepala kemaluanku, yang secara perlahan-lahan berdenyut-denyut kencang.

Bagaikan seekor ular, batang kemaluanku kini mulai menggeliat tegang seakan bagai sang naga terbangun dari tidur panjangnya. Akupun tak mau kalah, lidahku secara frontal mulai bergerilya lebih jauh ke area anus gadis cantik itu.yang berdenyut-denyut kencang bagaikan bernafas, lobang anus yang sempit itu semakin giat kembang kempis ketika ujung lidahku mulai menyapunya. Entah kenapa bagian inilah yang begitu menarik perhatianku aku suka dengan reaksi Nonik yang menggelinjang kegelian setiap ujung lidahku menjelajahinya. Nonik meronta kegelian. Namun gadis cantik itu tak berdaya. Pinggulnya yang ramping berisi telah aku kunci erat-erat-dengan kedua lenganku. Dengan merintih putus asa akhirnya Nonik hanya bisa pasrah merelakan lobang anusnya dijajah lidahku yang kasap. Cairan cinta gadis cantik itupun semakin deras membanjiri selangkangannya. Aku membiarkan gadis itu memutar tubuh bugilnya. Pentil susunya yang tegang mengacung terasa nyaman seolah menggelitiki dadaku. Untuk beberapa saat kami saling menatap matanya terlihat sayu. Bibirnya yang merah merekah basah sedikit terbuka seolah menantangku untuk mengulumnya. Tanpa membuang waktu lagi aku segera menjulurkan lidahku. Lidah kami saling membelit liar. Gairah birahi yang meledak-ledak membungkus tubuh bugil kami yang tergolek bebas dibawah langit. Tangan Nonik yang mungil mengenggam erat batang kemaluanku yang mengacung kokoh bagaikan batang kayu. Ia lalu membimbingnya dengan lembut tepat ke mulut kelaminnya. Sesaat digosok-gosokannya kepala penisku yang sudah berdenyut-denyut ke bibir kemaluannya. Gadis cantik itu mendesah merdu. Wajahnya sedikit mengernyit ketika ujung kelaminku menerobos liang kewanitaannya untuk beberapa saat aku membiarkan pijatan-pijatan nikmat yang membuai batang kemaluanku. Bulu kemaluannya yang lebat menggelitiki batang  kemaluanku. Seakan ada ratusan semut yang menggerayangi batang kemaluanku. Rasanya sangat geli menimbulkan sensasi yang tak bisa dilukisakan oleh kata-kata. Putri majikanku itu semakin erat memeluk pinggangku seolah memaksaku untuk lebih dalam lagi membenamkan kejantananku.aku mulai menggoyangkan pinggulku naik turun secara teratur. Bagaikan lokomotif, gerakan pinggul ku semakin lama semakin cepat membuat tubuh bugil gadis itu terguncang-guncang menerima sodokan kelaminku.

Aku berhenti sesaat. Kurasakan kini pinggul gadis yang aku tindih itulah yang aktif menggantikan kerjaku. Pipi Nonik merona merah padam melihatku tersenyum padanya Aku melenting kaget. Dengan gemas pinggangku dicubitnya. Gadis itu merasa malu padaku menyadari dirinya yang kini begitu menikmati permainan cintaku Sesuatu yang bergejolak seakan meledak aku rasakan di ujung kemaluanku. Semakin aku coba menahan ,rasanya semakin nikmat. Namun pijitan-pijitan dinding kemaluan Nonik yang semakin agresif, membuatku tak mampu untuk menahannya lebih lama lagi. Cairan hangat kurasakan memancar dari ujung kepala penisku bersamaan dengan sensasi nikmat yang nyaman di selangkanganku.
"Creeetz...croootszz...crooootszz...Ahhh....ahh.....haah....enaaak....enaaak...sekali...Rip..."Nonik terpekik lirih. Gadis itu menggigit kuat-kuat bahuku tubuh kami masing masing melenting kearah yang berlawanan. Memaksa kelamin kami untuk menyatu semakin dalam.
Bagaikan terbang ke langit ke tujuh, seluruh tulang belulang kami serasa lepas aku mengakhiri pekikan nikmatnya dengan menyumpal mulut manisnya dengan lidahku. Mata gadis itu terpejam meresapi ciumanku sungguh pemandangan yang sangat kontras tubuh telanjang Nonik yang cantik jelita bisa berada dalam pelukan tubuhku yang hitam kerdil. Perlahan batang kejantananku mulai mengecil aku membiarkanya tetap berada di vagina Nonik. Setelah beberapa lama, secara otomatis penisku terlepas dari liang kenikmatan putri majikanku yang cantik. Suara menderu-deru terdengar mengglegar membelah angkasa.mengganggu kemesraan kami. Penisku sejenak terhenti di lobang kenikmatan Nonik yang kini meskipun belum resmi, telah menjadi istriku.

*******************************
 "Papa itu apaan....?" Sentot putra kami yang lucu terpelongo menatap angkasa bocah 2,5 tahun itu takjub dengan benda raksasa mirip burung yang terbang rendah berputar-putar tepat diatas kami.
"Hgh....hgh...ah...Ng...ga.. tahu sayang  dulu kakekmu pernah cerita itu katanya pesawat. Mami kamu yang pernah lihat agh...ahh.." aku menjawab sekenanya. Kenikmatan lobang kemaluan Nonik yang sedang meremas-remas batang kemaluanku membuatku tak konsen dalam menjawab pertanyaan anakku
"Hgh....ah....ah.....Sentot...oh...ahhh...ugh....mainnya jangan ja...uh ....jauuuuuh...ogh....aaahhh." dengan terengah-engah Nonik memanggil putranya. Bocah cilik itu tak mempedulikan kami yang tengah bersetubuh. Teriknya matahari pagi sama sekali mengganggu aktifitas kami. Saat ini perut Nonik kembali membuncit entah sejak tubuhnya semakin berisi gairah birahi istriku itu semakin tak terbendung aku harus melayaninya kapanpun ia menginginginkannya. Semua yang dulu pernah di katakan Warto sepenuhnya benar untuk hal yang satu ini ia sama sekali tak pernah bohong.
"Hore...hore...!!"Bocah cilik itu kegirangan berlarian kian kemari memunguti beberapa lembar kertas yang bertebaran dari badan benda asing itu.

*****************************
Sementara itu beberapa kaki dari permukaan tanah

"What......!!! Impossible....what the fuck.....??"Mayor William seorang komandan resimen ke 8 pasukan sekutu terheran-heran dengan penglihatannya. Bagaimana mungkin di tengah hutan belantara ini ada seorang gadis bule berkulit putih yang cantik dalam keadaan tanpa busana sedang ditunggangi seorang pria berkulit gelap yang nampaknya penduduk pribumi.
"Hey pilot coba putar lagi....!!! Kemarikan teropongnya...!!!"Pria itu masih belum mau percaya begitu saja dengan penglihatannya diraihnya teropong berlensa 8 mm carl zeis.
"Holly shit bagaimana mungkin.....!!"Pria itu menatap takjub pemandangan indah yang sedang terjadi dibawah.
"Hey...hey....awas...!!!"Pilot terkejut badan pesawat mendadak oleng dan nyaris menghantam ujung pohon  jati yang tumbuh menjulang tinggi.
"Hey you yang bener ya....kita semua bisa mampus gara-gara kalian mengerti...sekarang lemparkan brosurnya mudah-mudahan mereka membacanya."Mayor William memarahi anak buahnya yang berebutan ingin turut menyaksikan pemandangan indah itu sehingga mengakibatkan badan pesawat oleng kekiri.
"Mama....Sentot lapar mau mik cucu."Bocah cilik nampak kelelahan usai memunguti kertas-kertas yang berceceran dari badan pesawat.
"Ya..ya... sudaaaah sini...sini...nenen mama...ogh....jangan nakal ya hgh...ah...ahhh.."Sambil terengah-engah  menahan nikmat Nonik menyodorkan pentil susunya yang langsung disambut dengan rakusnya oleh mulut mungil bocah bermata sipit itu.
Sentot putra pertama kami memang sedikit berbeda dengan diriku dan Nonik. Bocah cilik itu lebih mirip dengan para serdadu Jepang itu. Sembilan bulan sejak kami berhasil melarikan diri dari pasukan Jepang itu, Nonik mengalami perubahan fisik yang drastis.
Perut gadis pirang itu semakin membuncit dari hari kehari. Kedua gunung kembarnya semakin membesar dan kenyal. Puting susunya juga makin melebar dan menghitam. Sampai pada suatu hari seorang bayi mungil yang lucu muncul dari selangkangan Nonik yang terengah-engah kesakitan. Sejak saaat itu, waktu aku hisap putting Nonik dari pentilnya yang panjang keluar cairan putih yang terasa gurih dan enak

Aku tak mempedulikan lagi dengan benda asing yang melayang berputar-putar diatas kami. Aku lebih berfokus ke penisku yang semakin serasa mau meledak seperti biasa denyutan-denyutan kencang pada batang kemaluanku menandakan masa klimaks ku sudah semakin dekat demikian juga dengan Nonik selangkangan istriku itu kini telah basah kuyup dibanjiri cairan lendir. Aku tak bisa menindihi tubuh Nonik seperti biasanya. Kini tubuh Nonik kembali sedang membuncit. Istriku itu meracau merengek-rengek keenakan diatas pangkuanku sebelah tangannya mendekap Sentot yang tengah asyik menyusu.
"I,,,ih udah ah geli...Rip....lihat tuh Sentot jadi terganggu"Nonik menggelinjang kegelian saat pentil susu sebelah kirinya aku mainkan. Aku lalu menurunkan tanganku Perlahan aku elus lembut perutnya yang membuncit. Dapat kurasakan gerakan bayi yang bergerak didalam perutnya Nonik nampaknya sangat nyaman dengan elusanku di perutnya Ibu muda ini nampak bahagia dengan kebersamaan kami.
"Ini apaan non....?"Aku menunjukan selembar kertas yang dipungut Sentot. Maklum aku ini buta huruf.
"Oh ini isinya tentara Jepang sudah kalah dan diminta menyerah..."Wajah Nonik berseri-seri girang
"Hah kalau begitu tadi yang ada diatas ada orangnya ya....?"Wajahku bersemu memerah. Nonik mengangguk.
"Pantas saja benda itu berputar-putar terus jangan-jangan mereka mengintip kita"Kulihat wajah Nonik juga memerah mungkin istriku itu malu ketika baru menyadari ada yang mengintipnya.
"Tapi yang penting tentara Jepang yang kejam itu telah dikalahkan..."Nonik kembali tersenyum gembira.
"Asyik...... artinya sebentar lagi kita bisa pulang ke rumah."Aku bersorak kegirangan

Tak terasa sudah hampir 3,5 tahun kami bersembunyi di dalam hutan. Banyak suka duka kami selama ini. Beruntung kami tak pernah dipergoki patroli pasukan Jepang meskipun gua tempat kami bersembunyi pernah dimasuki para serdadu laknat itu. Aku beruntung bisa mencuri tas ransel milik salah seorang serdadu Jepang yang tergeletak di pinggir hutan. Meskipun pisau dan api bisa aku temukan untuk alat bertahan hidup, namun aku tetap tak berhasil memperoleh pakaian atau kain untuk menutupi ketelanjangan kami. Beruntung selama kami didalam hutan, meskipun tanpa busana sama sekali kami tidak pernah mengalami sakit penyakit yang berarti. 15 Agustus 1945 pendudukan teror Jepang resmi berakhir setelah dua bom nuklir menghajar 2 kota besarnya. Tak pelak teror pendudukan yang berada di Indonesiapun turut berakhir.

*************************
Masih seperti dulu, hanya nampak kotor dan tak terawat beruntung rumah tempat kami dulu tidak terlalu parah kerusakanya kami sekeluarga bersyukur bisa kembali hidup normal kembali. Desa ini kembali aman tentram entah untuk berapa lama aku menutup buku lusuh yang baru selesai aku bacakan.
"Aku ingat....," tiba-tiba Nonik menyahut." lalu kita bersama-sama mengecat kembali rumah kita...anak-anak kita....Surip....Surip....Jangan tinggalkan aku lagi..."Air mata kebahagian menetes dari sudut matanya yang telah berkerut.
"Tidak...tidak akan .....Aku mencintaimu Julia..."Aku memeluk tubuhnya Ia nampak nyaman dalam pelukanku. Aroma rambutnya masih sewangi dulu jari-jemariku memainkan rambut pirangnya yang kini telah memutih. Aku mengecup keningnya. Wajah yang telah berhias kriput itu nampak terpejam damai.
"Aku lelah Rip...lelah..." Nonik melenguh pelan. Keningnya terus aku hujani dengan kecupan mesra.
Aku mengusap kening istriku itu. Seperti biasa Nonik meraih batang kelaminku yang menggantung bebas dibalik kain sarung. Dibelainya benda kenyal yang pernah berjaya di masanya itu dengan penuh perasaan. Aku membiarkannya memainkan benda kebanggaanku. Nonik mempunyai kebiasaan membelai kemaluanku sebagai pengantar tidurnya.Aku merebahkan tubuh tuanya di hamparan rumput taman yang menghijau Bersama-sama kami berpelukan entah untuk berapa lama. Sama seperti yang terjadi 65 tahun yang lalu. Gemericik air kolam seakan mengantar memory kami. Membuai kami berdua melayang menembus ruang dan waktu kembali ke masa-masa terindah kami di dalam hutan.

The end

By: Brainwash



© Karya Brainwash