Christine dan aku tertidur tanpa sehelai benangpun hingga pagi hari. Kulihat
Christine disebelahku menggeliat tanda ia terbangun. Badan Christine yang begitu
mulus baru kusadari setelah hampir 2 tahun kukenal dia sebagai teman kerja
praktikum kuliahku. Bagai seorang bocah kecil dielus-elusnya dadaku sambil
matanya terus terpejam, sambil memegang batang kemaluanku dia berbisik baru kali
ini ia mendapatkan kenikmatan yang menjadikan dirinya bagaikan terbang menembus
langit Tangan yang mungil masih terus mempermainkan batang kemaluanku. Kutahu
bahwa ia ingin melakukan sekali lagi, desah nafas tadi malam terdengar kembali
dari bibirnya yang mungil yang kini sedang menciumi dadaku . Kutetap diam untuk
memancing rasa penasaran yang menghinggapinya. Ciuman yang dia berikan sudah
berubah menjadi jilatan-jilatan liar diseluruh tubuhku sambil berkata ingin
seperti kemarin. Badannya yang menggeliat-geliat diatas tubuhku terus menerus
memintaku untuk menggarapnya. Keinginanku memang timbul kembali , tetapi sengaja
tak kuberi respon yang berarti untuk melihat sejauh mana dia meminta padaku.
Tangan yang sebelumnya memegang batang kemaluanku, kini memegang vaginanya
sendiri sambil membalikkan badannya menghadap langit-langit dan tetap berada
diatas tubuhku. Desah nafas dan gerakan menjadi begitu brutal dan tidak
terkendali, sambil terus memegang vaginanya ia bangun dan menempelkan vaginannya
pada bibirku untuk dijilatinya. Badanku yang masih berbaring melihat dengan
begitu jelasnya bagaimana dia mempermainkan clitoris pada vaginanya didepan
bibirku, wangi yang khas dan cairan bening membasahi vaginanya. Kurasa tangan
yang mungil kembali memegang kemaluanku sambil kemudian diisapkan lewat
mulutnya. Kini ia mengulum kemaluanku dengan begitu liar dan tangannya sambil
memegang clitorisnya sendiri yang berada tepat dibibirku. Keinginanku yang
memang sengaja kutahan sudah tidak dapat dikelabuinya. Kini kumulai menjilati
clitoris hingga lubang anus yang berada dihadapanku. Respon yang kuberikan
menjadikan dia menjadi begitu bersemangat, hingga rasanya hampir seluruh batang
kemaluanku habis ditelannya. Kejadian tadi malam dimana dia memasukkan
telunjuknya pada lubang anusku, memberikan ide untuk melakukannya padanya.
Telunjukku yang cukup basah mulai ku usap-usap pada liang anusnya sambil tidak
melepaskan jilatanku pada clitorisnya, kumasukkan telunjukku perlahan pada
lubang anusnya, terdengar geraman nikmat dari dirinya tanda dia menikmati
permainanku. Hampir seluruh telunjukku masuk kedalam anusnya, badannya bergetar
hebat diiringi dengan suaranya bagai seekor kuda pacu dan balasan dari permainan
tangan dan mulutnya pada bagian selangkanganku. Aku sudah benar-benar kehilangan
kontrol kusuruh dia tetap pada posisinya tengkurap dengan pantatnya siap untuk
digarap. Kemaluanku yang cukup besar hampir lima kali telunjukku kuarahkan pada
lubang anusnya yang berada dihadapanku. Terasa seret tapi akhirnya masuk seluruh
batang kemaluanku pada anusnya. Kulihat dia menggigit bantal untuk menahan
birahinya yang sudah tidak terkendali. Saya dimintanya menggenjotnya walaupun
agak sedikit seret, terus kulakukan hingga badanku benar-benar bermandi
keringat, kulihat juga tangannya masih memegang clitorisnya sendiri. Tenaga yang
masih tersisa kuberikan padanya hingga kucapai klimaksku dan kubiarkan air
maniku mengalir didalam lubang anusnya yang mengantarkan ia mencapai klimaknya
sebanyak tiga kali pada pagi ini..