Ketika kami tiba di rumah hampir pukul 12 malam, Rully akhirnya bersedia tidur di rumahku karena dia sudah mengerti maksudku. "Rully pernah begituan belum sama laki-laki" aku memancingnya dan ditanggapinya "maksudnya berbuat homoseks, pernah sekali burungku diisep sama temanku mas" akhirnya tanpa menunggu lagi aku menariknya ke kamar yang pernah dipergunakan Marco.
Aku membuka pakainku dan hanya tinggal CD yang menutup penisku, kemudian aku meminta Rully membuka pakaiannya semua juga dan hanya CDnya saja yang tersisa. Aku membaringkan diri di atas kasur kemudian Rully menyusul di sebelahku, sesaat ada "bayangan yang hadir" dan membuat aku takut melakukannya, tetapi nafsuku ingin kusalurkan, tanganku mulai mengerangi tubuh Rully kemudian aku menggenggam penisnya yang sudah menegang dan mulai aku mengocoknya, "rull kamu isepin punya Mas yaa" Rully menuruti "ya mas" kemudian wajahnya diarahkan ke bawah perutku dan dengan tangannya Rully mengangkat sedikit CDku dan penisku terkuak menegang, mulutnya diarahkan ke penisku dan mulai dimasukan kemudian di hisapnya.
Ada suatu "bayangan yang muncul lagi", aku menjadi takut kembali. "rull kamu ngocok di atas perut Mas aja deh" kemudian Rully menghentikan hisapannya, dan mulai memainkan penisnya dan di kocoknya tepat di atas perutku. Aku terdiam hanya memandangi Rully yang merangsang dirinya sendiri, "ehk.. ehk.. ehk" dan ketika kocokkannya makin cepat aku memperhatikan kepala penisnya makin besar dan "crot.. crot.. crot" meluncur di atas tubuhku dan sebagian jatuh ke kasur. Kemudian dengan kedua tangannya Rully melulurkan spermanya di sekitar perutku, tangannya mengelus-elus membangkitkan nafsuku lagi.
Tanpa kuminta Rully mulai mengulum penisku di hisapnya dalam-dalam dan aku sangat kenikmatan. "Bayangan itu muncul lagi" tapi samar-samar kadang menghilang sedangkan isapan Rully makin kuat dan kurasakan spermaku akan keluar. "Bayangan yang hadir" itu makin lama makin jelas "crot.. crot.. crot" kurasakan kenikmatan sewaktu menembakan spermaku tetapi bersamaan dengan tetesan airmataku yang mengalir. Bayangan yang muncul dalam pelupuk mataku dari awalnya tidak jelas tetapi pada saat terakhir aku melihat wajah "seorang bocah meneteskan airmata" bocah yang aku sayangi.
Aku berkata dalam hati "ampuni Kakak, Kakak rindu padamu, kamu jangan menangis lagi". Rully membersihkan sperma di tubuhku dengan tissue sambil berkata "mas maapin Rully yaa, kenapa menangis mas" aku segera bangun dan memakai baju dan berkata padanya "Rull nggak baik kita berbuat begitu, maapin Mas Raffel yaa, Mas janji nggak akan berbuat begitu lagi padamu". Setelah membersihkan diri kami tidur bersama di kamarku.
Pukul 04.00 aku terbangun dengan bunyi alarm dari HP ku, aku melihat Rully masih tertidur lelap di sebelahku. Aku menuju ruang tamu dan memutar nomor telepon tujuan merlbourne, "hallo" suara tante Lily menjawab "pagi tante, tony sudah bangun Raffel pengen ngomong". Tante Lily berbincang sesaat denganku dan menanyakan keadaanku, setelah itu suara tony menyahutku "salam Kakak sayang, pakabar Kakak?" jawabku seperti biasa "salam tony manja yang Kakak rindukan setiap saat, Kakak sehat-sehat aja" dan kuteruskan kembali "semalam tony menangis?" tony menjawab "yaa, karena tony rindu sama Kakak setelah melihat foto Kakak" kataku lagi "ton maapin Kakak yaa mungkin Kakak bersalah pada tony, Kakak telepon tony saat ini karena ka.. Kak sa.. ngat ka.. ngen pa.. da to.. ny" airmataku mengalir tidak tertahan lagi, suara tangisku terdengar oleh tony. "ka.. Kak kenapa?, ka.. Kak ja.. ngan mena.. ngis".
Suara tony terdengar mulai menangis "to.. ny sudah men.. jadi anak baik sekarang, to.. ny nggak pernah ber.. buat macam-macam karena to.. ny ingat pesan ka.. kak, ka.. Kak jangan nangis lagi". Aku berusaha mengatur suaraku agar tidak terdengar menangis agak sulit bagiku "ton Kakak ngantuk mau tidur nanti malam Kakak telepon lagi yaa, dah.. dah" tony menyahutku dengan suara pelan "tony akan baik-baik saja, sekarang tony mau pergi dengan mama, selamat tidur Kakak sayang, dah.. dah". Kututup gagang teleponku dan airmataku terus mengalir, aku menangis menyesali perbuatanku yang selama ini telah kupertahankan akhirnya gagal juga. Aku hanya bisa berjanji dan berjanji agar tidak melakukan perbuatan seperti ini lagi.
Aku membuka album foto dengan cover depannya yang sengaja kubuat tulisan besar ANTONY-14, lembar demi lembar kuperhatikan dan kubayangkan saat saat kejadian dalam foto itu. Saat kuperhatikan lembar foto tony di depan kue ulang-tahunnya yang ke 14, wajahnya tampan, dengan lekuk-tawa dibibirnya giginya yang putih kecil-kecil terlihat jelas dan lesung pipinya yang membuatnya terlihat sangat manis. Ingin kuperhatikan lebih jelas lagi, kubuka plastik penutupnya dan kuangkat foto itu agak lengket dengan albumnya kudekatkan semakin dekat ke mataku.. "Mas fotonya jadi semua? ada yang blank nggak?" sambil kuperhatikan foto ulang-tahun tony yang ke-14 ini waa.. aku suka sekali, wajah tony manis sekali dalam foto ini.
Setelah membayar dan menerima semua foto yang kucetak di Fuji Image Plasa, aku segera berlalu dari counter. "mungkin tony sudah selesai makan" muncul dalam pikiranku, tadi aku meninggalkan tony sendirian di foodcourt karena aku ingin lebih cepat bisa mengambil foto ini dulu. "ton, ayo sudah hampir malam kita harus pulang" kulihat tony sedang mencuci tangan di washtafle. "let's go home, tony udah beres" sahutnya, aku segera mengandeng tangan adikku yang paling aku sayangi seumur hidupku ini. Kemaren tony merayakan ulang-tahun ke-14 bersama teman-temanya di sebuah caf, dan hari ini aku berjanji akan mengajaknya berkeliling mall. Sejak pagi kami sudah mengelilingi tiga mall besar sambil melakukan kegiatan makan, nonton, main game dan berbelanja.
Di dalam mobil tony memperhatikan satu persatu foto ulang-tahunnya, sesekali aku menatapnya sungguh asyik sekali tony memandangi fotonya. Sampai di rumah Pak dudung membuka pintu gerbang dan segera kumasukkan mobilku dalam garasi. "dek Raffel, tadi ibu telepon katanya pulang agak malam urusannya belum beres" Pak dudung menginformasikan padaku. "ya Pak dung, makasih" sahutku. Badanku terasa pegal sudah kubayangkan tubuhku berendam dalam airhangat. Segera aku ke kamar mandi atas sambil membuka pakaianku, sedangkan tony membaringkan tubuhnya di sofa ruang tengah sambil memencet remote TV. "ton Kakak mandi duluan yaa.." teriakku pada tony. "Okey deh!" sahutnya tidak kuperhatikan gerakannya.
Aku penuhi bathtube dengan air dingin kemudian kucampur dengan air panas setelah terasa hangat aku berendam di dalam dengan hanya mengunakan celana dalam, aku bermalas-malas sambil tiduran, terasa hangat sekali tubuhku yang lelah ini. Tok.. tok.. tok "Kakak, tony masuk yaa.." suara tony terdengar dari depan pintu kamar mandi. "yaa..!" sahutku pelan karena hampir tertidur, aku jarang mengunci kamar mandi bila sedang mandi karena sudah terbiasa. Pada awalnya karena sering diganggu tony jika aku sedang mandi, sebentar-sebentar ia ingin ke kamar mandi buang air kecil walaupun aku sedang mandi di dalam, ada saja alasannya tapi aku tidak pernah risih.
Seperti biasa kupikir kali ini tony ingin kencing, pintu di buka dan tony hanya menggunakan celana dalam saja "Kakak tony mau mandi juga yaa" sahutnya, sambil membuka mata aku membalas "ooh.. tony mau mandi juga ya sudah". Kuperhatikan tony menghidupkan shower dan mandi berpancuran. "ton kesini rendam air hangat bersama Kakak" mendengar perintahku tony segera masuk ke dalam bathtube dan sekarang kami sudah bersama di dalam bathtube duduk berseberangan.
Kumainkan jari-jari kakiku ke pinggang dan ketiak tony "hehehe..hahaha..ka.. kak.. tony geli nggak tahan.. hehehe" tony tertawa kegelian. Saat kulepaskan tony merendam wajahnya ke dalam air kemudian wajahnya terangkat lagi dengan pipi mengembung tepat di arahkan ke wajahku dan "phuu.." air dari mulut tony disemburkan ke wajahku. "tony nakal" kataku, kulihat tony ingin mengulanginya lagi, saat wajahnya dicelupkan ke dalam air, secepat mungkin aku menangkap tubuhnya dan kuangkat, sekarang tony dalam dekapanku dan wajahnya tepat dalam tatapanku, pipinya menggembung mulutnya telah terisi air, kutatap kedua bola mata tony demikian juga tony mengarahkan tatapannya ke bola mataku, kutatap lebih dalam lagi menelusuri isi hatinya yang telah menjadi milikku.
Kunantikan semburan berikutnya, "Kakak sudah siap, semburkan sekuat tenagamu sayang, Kakak senang menerima permainan ini jika hati tony bersuka cita karenanya" ucapan dalam hatiku, lama kunantikan tidak disemburkan juga, kulihat tony memejamkan matanya. Urat-urat kecil di pipinya terlihat jelas karena terlalu lama menahan air di dalam mulutnya, kulitnya terlihat seakan transparan. Seperti tertarik magnet mulutku langsung menyumbat bibirnya yang merah, kurasakan air dalam mulut tony mengalir pelan melalui mulutku dan terus terdorong masuk ke tenggorokanku, kubiarkan lolos masuk ke dalam perutku walaupun air bekas rendaman tubuh kami yang penting berasal dari mulut tony yang aku cintai.
Sesaat kami terdiam kemudian kutatap kembali wajah tony yang cakep ini, matanya kembali tertuju padaku semakin dekat persaanku terhanyut dan kutempelkan bibirku dengan bibirnya. Tony membalas, lidahnya dimasukkan dalam mulutku akhirnya kami saling melumat, suara desah kami diringi dengan suara air yang ber-adu terkena gesekan kami. Kuangkat tony sampai berdiri kemudian aku berlutut di depannya kubuka CDnya dan terlihat penisnya yang besar sudah menegang, mulai kuhisap dengan hitungan yang kuatur, dan kukulum dalam-dalam seakan ingin merasakannya sampai habis.
Tony merintih kenikmatan "ahk.. ahk.. ahk" aku semakin menguatkan hisapanku, aku ingin balas kekalahanku semalam. Semalam aku tidak berhasil menelan sperma tony karena kerongkonganku tersedak penis tony sehingga aku muntah, hari ini aku ingin mendapatkannya. Ketika penis tony semakin keras aku mempermainkan lidahku di ujung penisnya dan tony semakin mendesah "akk..akk.ahk" dan akhirnya kurasakan "crot.. crot.. crot" sperma hangat menembak kerongkonganku, langsung kutelan dan kujilati sisa-sisa yang tertinggal di penis tony hingga bersih.
Tony juga menginginkan bagiannya, aku duduk di atas pinggiran bathtube dengan posisi melebarkan kedua pahaku. Wajah tony mendekati selangkanganku dan lidahnya mulai menjilati penisku yang mulai mengeluarkan precum. Kemudian mulutnya mulai mengulum, penisku terasa hangat di dalam mulutnya. Aku mendesah kenikmatan tidak tahan lagi dan "crot.. crot.. crot" semburan spermaku di dalam mulutnya dan semuanya bersih ditelannya. Aku memeluknya lagi mengelus wajahnya, menciumnya dan kukatakan "ton, Kakak sangat sayang padamu".
Aku mendekap tubuhnya kuat sekali dengan tatapan senyum manisnya yang penuh dengan rasa manja. Masih berendam di bathtube aku membopong tubuhnya seperti seorang bayi kudekatkan ke dadaku, membelai rambutnya dan mengecup keningnya, tony memejamkan mata sambil menikmati dekapan hangat Kakaknya yang sangat memanjakannya. Kupeluk erat sekali kemudian kubisikkan "tony adalah segala-galanya bagi Kakak". Aku ingin mendekapnya terus, tak ingin kulepaskan lagi..
Terdengar suara motor berhenti di depan pintu, segera kumasukkan kembali foto ulang tahun tony ke dalam album dan kutempelkan kembali plastik pelindungnya. Secepat mungkin aku membereskan album foto ANTONY-14 ini dan kusimpan, aku kedatangan tamu istimewa. Rully masuk ke dalam, seperti seorang prajurit menyerahkan scroll pada raja "ini Mas aku serahkan kotak wasiatnya" aku menerima kotak CD film seri yang dipinjam ayahnya sambil tertawa "hehehe kamu.. kaya ketemu raja saja". Sejak kejadian dengannya, Rully sering bermain ke rumahku, dia tidak sendiri bahkan adik-adiknya sekarang juga sedang bermain game playstation di kamar.
Rully mempunyai dua orang adik niko berusia 13 tahun dan mia berusia 11 tahun. Mereka semua sudah akrab denganku dan aku sering membeli makanan dan kuoleh-olehkan padanya. Walau kadang-kadang aku berhayal ingin bermain seks dengan laki-laki tapi aku tidak pernah punya niat melakukannya dengan Rully yang teryata laki-laki normal. Aku menganggap mereka sebagai adik-adikku jadi mereka sangat bebas bermain di rumahku. Bahkan Rully sudah seperti saudaraku dia sering membantuku. Setelah menetap setahun lebih di perumahan ini aku berniat pindah ke sebuah apartemen yang kubeli sendiri dengan sebagian uang dari mamaku.
Kubenahi baju-bajuku dan kumasukkan ke dalam koper, adikku semuanya sibuk membantu memasukkan barang-barang kecil milikku ke dalam dus-dus agar mudah di bawa. Rully juga sibuk mengatur barang-barangku ke dalam mobil box. Hari ini aku akan pindah ke apartemenku, lokasinya cukup jauh dari rumah yang kutinggalkan sekarang. Aku menjabat tangan Rully sambil mengucapkan terima kasih, dan aku mengelus pundaknya "Rull, jaga adik-adikmu baik-baik, jangan sampai mereka jadi anak-anak nakal, Mas Raffel akan telepon kamu sewaktu-waktu" pesanku.
Kemudian aku mengelus kepala niko dan mia "jadi anak baik-baik yaa dan rajin belajar" mereka mengangguk "terima kasih Mas Raffel, niko akan rawat PS-nya" sahut niko. Aku menghadiahkan mereka playstation karena kasihan mereka selalu ke rumahku untuk bermain. Kemudian aku bersalaman dengan kedua orangtua Rully "makasih yaa nak Raffel jangan lupa main-main kemari lagi" ucapan dari ayah Rully.

Bersambung . . . .