Kisah ini bermula ketika aku masih duduk dibangku SMA kelas 3, yang pada saat itu aku menjadi anak kost dan ditempat kostku tinggal 5 orang cowok yang berasal dari sekolah yang berlainan dua orang temanku sekolah di STM dan dua orang lagi sekolah di SMAK dan aku sendiri sekolah di SMEA. Dari 5 orang itu menempati dua kamar yang disewakan aku menempati kamar yang lebih kecil dengan kapasitas dua orang sedangkan yang lainnya menempati kamar yang lebih besar dengan kapasitas 4 orang akan tetapi baru terisi 3 orang saja.

Aku tinggal dengan kawanku yang bernama Olan, akan tetapi hubungan kami biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa walaupun kami tinggal sekamar hanya berdua, jadi walaupun tinggal sekamar selama beberapa bulan tidak terjadi hal-hal yang membawa kenangan tersendiri dalam hidupku, karena pada waktu itu aku memang menjaga privasiku walaupun aku sebetulnya ingin lebih akrab lagi, akan tetapi memang Olan bukanlah orang yang menjadi tipe idolaku saat itu sehingga aku dan dia tetap aman-aman saja.

Sehingga suatu hari dia pulang kampung sehingga aku tinggal sendirian aja di kamar dan kebetulan kamar sebelahku yang terisi tiga orang yang masing-masing bernama Antok, Yossi dan Yohan sedang ramai bersenda gurau, maka akupun ikut nimbrung kesana dan ternyata si Antok malam utu sedang tidak enak badan dan ingin beristirahat akan tetapi selalu digodai oleh si Yossi yang memang terkenal agak usil itu bila dibandingkan dengan yang lainnya. Dan nggak tahu bagaimana awalnya sehingga malam itu aku tidur bersama dengan mereka, karena memang kapasitas tempat tidurnya memang untuk 4 orang.

Dan malam itu seperti biasanya si Yossi yang paling usil itu membuat acara dengan menggodai si Yohan dengan cara meremas penisnya, kemudian ditinggal lari sambil tertawa terkekeh-kekeh, demikian diulanginya sampai beberapa kali sehingga si Yohanpun akhirnya mulai panas juga dan kebetulan badan si yohan memang lebih besar bila dibandingkan dengan Yossi. Akhirnya Yossi direbahkan ketempat tidur dan dikunci dengan kakinya sehingga tidak bisa bergerak dan mulai melucuti pakaiannya dan pada saat itu aku yang sedang berada disanapun akhirnya juga merasa gemas juga dengan ulah Yossi sehingga akhirnya aku ikut membantu Yohan untuk melucuti pakaian Yossi, mulanya dia meronta-ronta dengan segala kekuatannya karena tidak mau ditelanjangi.

Akan tetapi karena yang melucutinya dua orang maka akhirnya dia tidak berdaya sampai akhirnya dengan penuh perjuangan Yossi dalam keadaan polos telanjang bulat tanpa selembar pakaianpun dengan penisnya yang mulai ngaceng karena memang sengaja aku kocok-kocok beberapa kali. Akan tetapi dia tidak tinggal diam, sekarang yang jadi sasarannya adalah Yohan yang ganti kami telanjangi, mulanya meronta-ronta, tapi setelah itu dia diam saja dan menjadi pasrah ketika satu demi satu pakaiannya mulai terlepas dari tubuhnya sehingga dua orang yang ada dihadapanku menjadi polos, dan ketika itu sebetulnya penisku sudah ngaceng sedari tadi ketika melucuti Yossi, sekarang mereka ganti mengejar aku untuk ditelanjangi, akan tetapi aku mengatakan kepada mereka.

"Oke, kalian nggak usah repot-repot menelanjangi aku"
"Aku akan membuka sendiri pakaianku"

Kemudian mulai kutanggalkan satu demi satu pakaianku sehingga akhirnya akupun dalam keadaan polos tanpa pakaian dengan penis yang ngaceng penuh, dan kuhampiri mereka. Kami bertiga akhirnya bergumul bersama saling menyupang, saling mengocok dan memang pada saat itu aku masih belum pernah melakukan hisap menghisap penis, yaa akhirnya hanya saling mengocok saja. Memang pada waktu itu aku sering nonton bf, akan tetapi yang main cowok-cewek, hingga pada suatu saat aku pernah nonton seorang cewek yang disodomi, sehingga pada waktu itu aku ingin mencoba merasakan gimana sih rasanya disodomi itu. Maka kuambil minyak pelumas secukupnya kulumurkan pada penis Yohan yang lebih kekar dibanding dengan penis Yossi yang lebih besar akan tetapi kelihatan lebih lembek, ketika kucoba untuk memasukkannya dalam lubangku, betapa saat itu aku menjerit karena kesakitan, sehingga akhirnya aku tidak berani untuk meneruskannya karena begitu sakit dan panas yang kurasakan dilubang anusku, Yohanpun tidak memaksaku untuk meneruskannya dan sebagai gantinya akhirnya aku mengocok penis Yohan dan Yossi mengocok penisku sedangkan penis Yossi dikocok oleh Yohan, sampai kami bertiga mencapai kepuasan bersama dan malam itu kami bertiga tidur dalam keadaan telanjang bulat sampai pagi dan saling berangkulan.

Sejak peristiwa itu kami bertiga kalau ada kesempatan saling bermain bersama, kadangkala juga aku bermain dengan salah satunya kalau tidak dengan Yohan ya dengan Yossi, sedangkan terhadap Olan dan Antok aku tetap menjaga privasi kami masing-masing. Hingga pada suatu sore semua penghuni tempat kostku entah kemana semuanya yang aku tahu tinggal aku sendirian di kamarku, dan tiba-tiba kudengan suara kunci pintu dibuka di kamar sebelah, karena memang aku lagi kesepian maka akupun keluar untuk melihat siapa yang datang, ternyata Antoklah yang datang.

"Eh, kamu toh Tok?"
"Yupp"
"Mana yang lainnya?"
"Nggak tahu tuh, pada kluyuran kali," jawabnya dengan seenaknya.

Aklhirnya aku masuk kekamarnya yang sepi itu, aku duduk di depan cermin sambil menyisir rambutku yang awut-awutan karena habis tidur-tiduran di kamarku, tanpa kuduga Antok menghampiri aku dari belakang karena aku bisa melihatnya dari cermin di depanku, kemudian dia membelai rambutku dari belakang dan memang aku paling senang kalau dibelai rambutku. Kemudian setelah beberapa lama dia membelaiku dan aku nggak ada reaksi alias kubiarkan saja dia membelai-belai rambutku, terus dia makin berani juga dengan memelukku dari belakang dan kemudian menciumi cuping telingaku dari belakang, sehingga aku tak tahan dan kudongakkan kepalaku karena aku dalam keadaan duduk sedangkan dia berdiri dibelakangku.

Dia langsung melumat bibirku sampai lama sekali sami saling berpagutan, ketika aku sudah tak tahan lagi akhirnya aku berdiri dan mebalikkan badanku dan langsung berhadapan dengannya kemudian kami lanjutkan pagutan kami sambil tanganku mengerayangi punggungnya, pahanya dan kemudian tanganku mengarah kepenisnya yang ternyata sudah ngaceng, kemudian kubuka kancing celananya, kulorot dan kurebahkan dia ditempat tidurnya, kemudian kulucuti satu persatu pakaiannya hingga polos kemudian akupun juga melucuti pakaianku sendiri. Setelah sama-sama dalam keadaan polos maka kamipun bergumul dengan saling memagut dan bertautan mulut-mulut kami. Setelah kami puas berciuman maka tangan-tangan kami beralih kepenis kami masing-masing sambil mengocok kami kadangkal berciuman sampai kami mencapai puncaknya secara bergantian.

Setelah semuanya selesai kutanya pada Antok, tentang bagaimana dia mengetahui aku kalau mau diajak main-main.

"Eh. Tok darimana sih kamu tahu kalau aku mau diajak gituan?" tanyaku.
"Apa kamu nggak ingat ketika aku sakit, kalian bertiga khan main bareng-bareng khan," jawabnya.
"Bukannya kamu malam itu tidur pulas?"
"Siapa bilang aku tidur, karena badanku sakit semua sehingga aku nggak bisa tidur. Sehingga aku bisa mendengar perkataan kalian bertiga dan apa yang kalian lakukan malam itu aku mendengarnya semua" jawabnya.
"Kenapa kalau tahu kamu nggak ikutan sekalian, biar tambah rame," tanyaku.
"Seandainya aku nggak sakit maka akupun akan ikut nimbrung"

Sejak peristiwa itu aku, Antok, Yossi dan Yohan sering bermain baik itu bareng-bareng atau bergantian akan tetapi dengan Olan aku masih merahasiakan dan itu sudah menjadi komitmen kami berempat untuk saling menjaga rahasia dan hanya kami berempatlah yang boleh berbicara secara bebas tentang apa yang saja yang kami lakukan, jadi sudah nggak ada rahasia lagi seandainya aku main sama Yohan, maka Yossi dan Antok juga tahu karena memang kami saling bercerita kalau habis melakukannya. Sehingga aku jarang sekali tidur di kamarku sendiri, akan tetapi selalu bergabung dengan mereka di kamar satunya lagi, karena sewaktu-waktu bisa main dengan yang lagi membutuhkan untuk melepaskan hasrat.

Sampai pada suatu hari ada penghuni baru di kamar mereka, dan penghuni baru itu bernama Ali yang sekolah di SMAM, dan dia tidak bisa terlibat dengan hobbi kami, maka sejak saat itu kami tidak lagi melakukan baik bersama-sama ataupun secara bergantian, dan tidak ada lagi cerita-cerita seru lagi diantara kami, sesuai dengan komitmen kami semua, sampai akhirnya kami saling berpisah satu dengan yang lainnya karena ujian akhir telah usai dan kami sibuk untuk mencari sekolah lanjutan kami masing-masing. Tinggallah kenangan manis yang hanya bisa kutuangkan dalam tulisan ini.

Dimanakah kamu sekarang Yossi, Yohan dan Antok, apakah merekapun masih mengenang masa-masa manis seperti itu lagi atau sudah lupa dan terkubur dalam-dalam tanpa kenangan sedikitpun. Karena sejak kami berpisah tidak pernah saling kontak satu dengan yang lainnya.

Dan pada saat yang lain aku juga punya pengalaman berfantasi lewat telepon dengan orang yang belum pernah bertemu muka dengan muka dan inilah kisahnya:

Phone Sex

Aku mengenal dia dari e-mail yang masuk kemail boxku, dan dia tahu alamat mail boxku juga dari membaca cerita-ceritaku yang nampang disalah satu situs yang ada di internet, karena asyik atau karena terkesan dengan ceritaku, akhirnya dia memberikan komentar atas ceritaku lewat e-mail. Sebetulnya banyak sekali e-mail yang masuk ke dalam mail boxku untuk memberikan komentar atas cerita-ceritaku, akan tetapi kebanyakan hanya sekedar basa-basi saja setelah kubalas sekali dua kali akhirnya tidak ada kabar beritanya lagi. Sedangkan yang satu ini lain daripada yang lain. Disamping dia tetap setia membalas e-mail yang kukirimkan juga selalu membalasnya setiap ada kesempatan.

Hingga suatu saat dalam e-mailnya dia meminta nomer telepon atau nomer HP-ku, dan akhirnya aku memberikan nomer HP-ku. Aku tidak menyangka kalau malam itu juga dia menghubungi aku setelah sorenya aku membuka mail-boxku dan memberikan nomer HP-ku. Dalam pembicaraan telepon interlokal yang biasanya dilakukan hanya beberapa menit saja, akan tetapi kali ini aku menerima telepon interlokal selama kurang lebih 40 menit lamanya. Karena posisiku ada di Malang sedangkan dia ada di Jakarta. Hampir setiap hari aku menerima telepon darinya, dan akupun merasa jadi salah tingkah kalau tidak menerima telepon darinya dan mendengar suaranya.

Waktu berjalan dengan sangat cepatnya, dan kalau malam hari kadang aku merasakan kesepian yang amat sangat, maka kucoba untuk menghubunginya sekedar mendengar suaranya dan kalau kebetulan dia sedang berada ditempat akhirnya kami ngobrol berlama-lama karena tidak ingin saling mengakhir pembicaraan. Walaupun kita belum pernah berjumpa muka dengan muka akan tetapi kami merasakan begitu akrab dan sudah tidak ada yang perlu disembunyikan lagi dalam pembicaraan kami.

Sampai akhirnya pada suatu malam dia menghubungi aku lagi disaat aku benar-benar mengharapkan telepon darinya dan saat aku merasakan kesepian, bagaikan pucuk dicinta ulampun tiba. Karena malam itu aku sudah mau tidur akan tetapi tidak bisa memejamkan mata karena begitu kangennya padanya, maka sambil melamun aku mengocok-ngocok penisku yang sedari tadi terus menegang dan setelah aku mendapatkan telepon darinya maka aku tidak dapat mengendalikan diri untuk terus meracau mulutku dengan desahan-desahan penuh berahi yang membangkitkan nafsunya juga, maka pada malam itu terjadilah yang dinamakan phone-sex, desahan demi desahan nafas penuh berahi saling berpacu lewat telpon dan tangan kami masing-masing saling mengocok penis kami, sehingga akhirnya aku tak kuat lagi dan..

"Ooohh, oohh, yaanngg"
"Cepet doonngg sayyaanng"
"Aku mau lagi sayang"
"Oke, kocok lebih cepet lagi sayang" kataku.
"Bentar lagi keluar, yaangg"
"Aku mau lagi sayang, aku sudah tegang lagi sayang"
"Kita keluarin bareng-bareng lagi yaa yaangg" kataku lagi.
"Oke sayaanngg"
"Aaauucchh, oohh, oohh"

Akhirnya dia keluar juga dan tak berapa lama akupun juga ngecrot lagi, setelah saling memberikan cumbuan dan ngobrol lagi akhirnya kami saling mengakhir pembicaraan lewat telepon dan pada HP-ku tertera waktu bicara selama 51 menit, dengan kepuasan yang dapat kami rasakan walaupun hanya melalui suara-suara di telepon, akan tetapi kerinduanku sudah terobati dan malam itu aku bisa tidur dengan nyenyak dan keesokkan harinya aku bangun pagi dengan badan yang agak lemas akan tetapi merasa sangat puas dengan pertemuan dan ML lewat telepon yang kami lakukan semalam.

Setelah kami sering bertemu lewat telepon dan juga lewat e-mail, maka kami berjanji untuk saling bertemu muka bila ada kesempatan diantara kami. Kalau ada kesempatan ada tugas ke Jakarta maka aku akan mengunjunginya dan sebaliknya dia akan datang ke Malang kalau ada kesempatan untuk cuti dari tempat kerjanya. Hari demi hari berjalan dengan amat lambat menunggu akan datangnya kesempatan untuk dapat saling bertemu, akan tetapi harapan-harapan itu seakan sirna ditelan kenyataan. Karena setiap waktu yang kami janjikan untuk bertemu terus berjalan dan berlalu tanpa ada kenyataan, sehingga kadangkala aku makin tersiksa dengan keadaan ini, akan tetapi karena kita masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri ditempat kerja kami. Sehingga mau tidak mau harus mengalahkan kepentingan pribadi untuk saling bertemu.

Bersambung . . . .