Diperosotkannya sedikit celananya sehingga kontolnya yang sudah menegang itu tersembul keluar. Gideon terpesona menyaksikan kontol cowok macho di hadapannya itu: besar, panjang, berotot dan kepala kontolnya yang bersunat itu berkilat-kilat. Pangkalnya rimbun oleh bulu-bulu keriting yang tumbuh lebat. Kontol HL, seperti pemiliknya, terlihat gagah dan berwibawa.

Sudah berapa cowok yang keperawanannya dijebol oleh kontol itu? Apakah aku akan menambah deretan jumlah cowok yang diperawani oleh kontol itu?, batin Gideon.

"Berlutut!" perintah HL tiba-tiba dengan garang.

Bagai tersihir, Gideon berlutut di hadapan HL mendengar perintahnya. HL menggenggam batang kontolnya dan memukul-mukulkannya ke wajah Gideon. Gideon menjulurkan lidahnya untuk menjilati kepala dan batang kontol HL. Ditelusurinya lubang di ujung kepala kontol itu. Precum mengalir keluar dari lubang tersebut hingga menimbulkan rasa asin di lidah Gideon. Gideon terus menjilati kontol itu sampai ke pangkalnya. Sama seperti yang dilakukannya terhadap bulu ketiak HL, digigitinya pula bulu-bulu keriting yang tumbuh di pangkal kontol HL. Diusap-usapkannya kedua pipinya pada batang kontol itu.

"Buka mulut!" terdengar perintah HL lagi.

Gideon tak mempunyai pilihan selain menuruti perintah HL. Dibukanya mulutnya lebar-lebar. Dengan satu tangan HL menggenggam batang kontolnya, dan dengan tangannya yang lain dia memegangi kepala Gideon agar tetap berada di tempatnya, kemudian dengan perlahan namun pasti pinggulnya melakukan gerakan mendorong sehingga melesaklah batang kontol itu seutuhnya ke dalam mulut Gideon. Hampir saja Gideon tersedak dibuatnya.

Setelah beberapa saat, Gideon mulai terbiasa dengan keberadaan batang panjang itu dalam mulutnya. Kini kedua tangan HL berada di sisi kanan-kiri kepalanya. Pinggulnya bergerak maju mundur, batang kontolnya keluar masuk mulut Gideon.

"Yeah! Take it all down your deep throat," ujar HL.

Gideon menyedot batang kontol HL kuat-kuat sampai pipinya menejadi cekung. HL merasakan kontolnya seperti di-vaccum cleaner.

"Aargh!" erangnya.
"Jangan berhenti, Sayang! Isap kuat-kuat kontolku!"

Gideon menyedot semakin kuat kontol yang berada dalam mulutnya. Tangannya meraba-raba dada HL. Semakin lama Gideon menyedot, semakin besar kontol HL jadinya dan semakin kasar pula sikapnya. Semakin cepat gerakan maju mundur pinggulnya, seperti aus saja rasanya lidah dan langit-langit Gideon tergilas kontol HL. Biji pelirnya yang besar, bulat, dan kencang ikut maju mundur menghantam dagu Gideon setiap kali batangannya bergerak. HL baru berhenti bertindak demikian setelah Gideon mencubit kedua teteknya.

Kini Gideon menciumi dan menjilati perut dan dada HL yang berkeringat. Diisapnya lagi tetek-tetek HL.

"Alangkah indah tubuhmu," puji Gideon sambil memeluk HL. Mereka berciuman lagi.

Dengan lembut HL membaringkan tubuh Gideon di atas lantai yang berkarpet. Dia sendiri melepaskan celananya. Dalam keadaan tanpa busana selembar pun melekat di tubuh, mereka bercumbu bagai sepasang kekasih di atas karpet. HL menciumi dan meninggalkan cupangan pada leher Gideon.

"Berbaliklah, Sayang," pinta HL. Gideon menurut.

Punggung telanjang Gideon pun menjadi sasaran ciuman dan cupangan HL. Ketika melihat gundukan pantat Gideon, HL tidak dapat menahan diri untuk tidak menaboknya. Nyaring sekali bunyi tangan HL beradu dengan pantat Gideon. Berulang-ulang ditaboknya pantat Gideon sampai berwarna kemerahan. Gideon menggigit bibir menahan sakit, namun juga menikmati sentuhan tangan HL. Kemudian, seolah untuk menebus kesalahannya, HL menciumi bongkahan pantat Gideon, dijilatinya pula kedua gundukan daging tersebut. Ketika lidah HL mulai menyusuri belahan pantat Gideon, dia menghentikannya.

"Jangan!" cegahnya.
"Tidak boleh ya? Mengapa? Aku ingin mencicipi lubang keperawananmu sebelum mengentotnya," HL menjelaskan sambil memainkan jarinya di belahan pantat Gideon.
"Aku.. Aku takut.. Aku belum pernah melakukannya," Gideon memberikan alasan.
"Selalu ada saat pertama melakukannya, Sayang," rayu HL lagi.

Karena sebetulnya Gideon sendiri menginginkan hal tersebut ditambah jari-jari HL telah merangsang celah pantatnya, akhirnya Gideon tidak mencegah HL melanjutkan aksinya lebih jauh.

HL mementang gundukan pantat Gideon sehingga celahnya terbuka lebar. HL membenamkan wajahnya pada belahan pantat itu dan menjilati lubang serta dinding-dindingnya. Gideon mendesah-desah menikmati perlakuan tersebut. Dia tidak menyangka ada seorang pria yang menyukainya sedemikian rupa sampai menganggap lubang pantatnya sebagai suatu kenikmatan. HL sendiri bagai lupa diri menjilati lubang serta kadang-kadang menggigit dinding pantat Gideon. Lama kelamaan pantat Gideon menjadi basah oleh ludah HL dan cairan anal yang mengalir keluar dari dalam karena rangsangan yang hebat. Lidah HL semakin gencar menembusi lubang anus Gideon untuk menikmati cairan tersebut.

Setelah puas, HL memposisikan kontolnya pada mulut lubang anus Gideon dan bersiap untuk mengentotnya. Dia menyuruh Gideon mengangkat sedikit pantatnya. Gideon menurut.

"Bersiaplah jadi istriku dan kehilangan keperawananmu," kata HL sambil menghunjamkan kontolnya menembus lubang anus Gideon dengan bertenaga.

Bles! Kontol itu pun amblas masuk ke dalam lubang yang sempit. Gideon mengerang hebat. Namun HL tidak memberinya kesempatan untuk meredakan sakitnya, dia langsung menggerak-gerakkan pinggulnya maju mundur. Seperti jebol rasanya pantat Gideon. Dia terus mengerang. Tetapi HL tidak juga memperlambat gerakannya, seolah ingin menunjukkan siapa yang memegang kendali dalam persenggamaan itu.

Lama-lama rasa sakit yang dirasakan Gideon mereda. Sekarang justru sensasi yang luar biasa nikmat yang belum pernah dialaminya yang dirasakannya. Kepala dan lehernya terangkat seolah meminta HL menciumnya. HL mengerti keinginan Gideon, lalu menciumi pipi, leher, dan bahunya. Ketika Gideon menolehkan kepalanya ke belakang, bibirnya langsung dilumat oleh HL.

HL terus melakukan gerakan memompa pantat Gideon. Kontolnya keluar masuk lubang anus Gideon. Sesekali dipukulnya pantat Gideon sehingga otot-ototnya berkontraksi menjepit kontol HL. Gideon membayangkan dirinya bagaikan kuda betina putih yang sedang disetubuhi kuda jantan hitam.

"Fuck me!" pintanya dengan suara parau.
"Make me your slut, fuck me, please!"

Sejenak kemudian HL mencabut kontolnya dari pantat Gideon dan menyuruh Gideon membalikkan tubuhnya. Gideon berbaring telentang dan baru saja hendak bernafas lega ketika HL segera kembali menghunjamkan kontolnya ke dalam lubang pantatnya. Dengan kejam HL menghunjam-hunjamkan batang pelirnya. Tubuhnya yang besar menindih tubuh Gideon yang lebih kecil sampai Gideon merasa seluruh tulang-tulangnya dilolosi dari tubuhnya. Keringat HL mengalir dari leher turun ke dada menetes ke tubuh Gideon. Gideon memejamkan matanya. Kepalanya bergoyang-goyang mengikuti irama persetubuhan mereka.

Bibirnya sedikit terbuka seperti minta dikecup. HL mendaratkan ciuman hangat di bibir Gideon. Gideon membuka matanya. Tampak olehnya wajah HL yang basah oleh keringat. Tiba-tiba terlintas suatu pikiran liar dalam dirinya.

"Rape me!" pintanya.
"Rape me hard!" pintanya lagi.

HL hampir tak percaya mendengar perkataan Gideon. Namun ketika Gideon mengulangi permintaannya, tanpa ragu-ragu lagi HL bertindak. Dia berdiri dan mengangkat tubuh Gideon dari atas karpet sambil batang kontolnya tetap menancap pada pantat Gideon. Tangannya menopang pantat Gideon. Gideon melingkarkan kakinya pada pinggul HL sementara tangannya diletakkan di bahu HL. Dalam keadaan berdiri seperti itu HL memperkosa Gideon. Gideon megap-megap seperti kehabisan nafas diperkosa seperti itu.

"Take this and that! Take it, take it all, you slut!" racau HL.

Tiba-tiba HL memeluk Gideon lebih erat lagi. Tubuhnya bergetar. Gerakan memompanya tersendat. Gideon merasakan cairan yang hangat dan kental menyemprot dari kontol HL memenuhi lubang pantatnya. Banyak sekali sperma HL sampai mengalir keluar dari pantat Gideon.

HL membaringkan kembali tubuh Gideon. Dicabutnya kontolnya dari lubang pantat Gideon. Kontol itu masih menyemburkan sperma yang muncrat ke paha dan perut Gideon. Gideon sendiri mengalami orgasme meskipun tanpa ejakulasi. Matanya nanar menatap langit-langit, pantatnya terasa lega. Terkoyak namun lega. HL menjatuhkan tubuhnya ke atas tubuh Gideon. Dikecupnya bibir, pipi, dan ujung hidung Gideon. Tangan Gideon mengusap punggungnya yang berkeringat.

"Ambil poseku saat sedang orgasme seperti ini," pinta Gideon. Tanpa membuang waktu lagi HL segera mengambil kameranya dan membidik pose Gideon seperti itu beberapa kali.

Setelah selesai, HL dan Gideon berpelukan.

"Kerja tim yang bagus, kita harus lebih sering melakukannya," kata HL.
"Kerja tim berikutnya akan lebih bagus lagi," timpal Gideon. Lalu mereka berciuman.

*****

Semenjak saat itu Gideon sering menjadi model dan berpose bagi HL. Dan meskipun HL masih sering meniduri cowok modelnya yang lain, Gideon tetap menjadi kekasih favoritnya.

Tamat